NovelToon NovelToon
Regresi Jadi Boss Dungeon

Regresi Jadi Boss Dungeon

Status: sedang berlangsung
Genre:Kultivasi Modern / Sistem / Mengubah Takdir
Popularitas:46
Nilai: 5
Nama Author: Ray Nando

Suara klik tetikus yang hening namun cepat memenuhi ruangan itu. Cahaya biru dari layar monitor menjadi satu-satunya penerangan di kamar sempit berukuran 3x4 meter di pinggiran Shanghai.


Chen Yu, pemuda kurus dengan kantung mata tebal, menatap layar dengan tatapan kosong. Di layar itu tertulis: "GAME OVER. Server akan ditutup selamanya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray Nando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Login Terakhir: Kebangkitan Sang Boss

(Ruang Sempit dan Bau Mie Instan)

Suara klik tetikus yang hening namun cepat memenuhi ruangan itu. Cahaya biru dari layar monitor menjadi satu-satunya penerangan di kamar sempit berukuran 3x4 meter di pinggiran Shanghai.

Chen Yu, pemuda kurus dengan kantung mata tebal, menatap layar dengan tatapan kosong. Di layar itu tertulis: "GAME OVER. Server akan ditutup selamanya."

Chen Yu bukan orang penting. Dia hanya seorang dai-lian—joki game—yang menghabiskan 18 jam sehari di depan komputer untuk menaikkan level akun orang kaya. Hidupnya hanya seputar mie instan, tagihan listrik yang menunggak, dan dunia virtual bernama Eternal Realm. Namun, malam ini berbeda. Malam ini adalah hari kiamat bagi dunianya. Bukan dunia nyata, tapi dunia game yang ia cintai.

Tiba-tiba, sebuah rasa sakit yang tajam menusuk dadanya. Jantungnya berdegup kencang, seolah ingin meledak. Chen Yu mencengkeram dadanya. Napasnya tersengal. "Apakah ini... mati karena kelelahan? Konyol sekali," batinnya. Pandangannya menggelap. Tubuhnya merosot dari kursi gaming murahan yang sudah terkelupas kulitnya.

Gelap.

Hening.

Lalu, suara alarm yang memekakkan telinga berbunyi.

"Bip! Bip! Bip! Waktunya bangun, Chen Yu! Pesanan joki level 50 menunggu!"

Chen Yu tersentak bangun. Ia terengah-engah, keringat dingin membasahi punggungnya. Ia melihat sekeliling. Bungkus mie instan rasa sapi pedas masih berserakan di meja. Kipas angin tua masih berputar dengan suara berderit yang menyebalkan.

Ia melihat ponselnya. Tanggal yang tertera di layar retak itu membuatnya membeku.

23 November 2025. Pukul 23:50.

"Sepuluh menit..." bisik Chen Yu, suaranya serak. "Sepuluh menit sebelum Event Bencana dimulai."

Ingatannya kembali utuh. Di kehidupan sebelumnya—atau mungkin masa depan yang baru saja ia tinggalkan—tepat pukul 12 malam, dunia nyata dan Eternal Realm bergabung. 

Monster berdatangan, sistem game muncul di dunia nyata, dan manusia dipaksa berevolusi atau musnah. Chen Yu mati di gelombang pertama karena ia terlalu takut untuk keluar dari kamarnya.

"Aku kembali," gumamnya, tangannya gemetar bukan karena takut, tapi karena adrenalin. "Aku kembali ke titik awal."

Dia menatap layar komputernya. Iklan pre-register game itu masih berkedip. Chen Yu tahu rahasia yang tidak diketahui orang lain. Mereka yang memegang "senjata" saat sinkronisasi terjadi akan mendapatkan Class (Pekerjaan) awal yang berhubungan dengan benda itu.

Di kehidupan lalu, tetangganya menjadi 'Swordsman' karena sedang memegang pisau dapur saat memotong buah. Chen Yu? Dia sedang memegang tetikus. Hasilnya? Dia tidak mendapat senjata apa pun.

Chen Yu melompat dari kursinya. Dia punya 8 menit. Dia tidak butuh pisau. Dia tidak butuh pistol. Dia tahu meta (taktik paling efektif) dari game ini.

Dia berlari ke sudut ruangan, membongkar tumpukan barang rongsokan, dan menarik sebuah benda panjang yang tertutup debu. Sebuah tongkat pel dari besi tua yang ujung kainnya sudah copot, menyisakan batang logam yang kokoh.

"Jangkauan serangan luas, daya tahan tinggi, dan bisa dimodifikasi," gumam Chen Yu sambil menyeringai. Dia melilitkan lakban hitam di ujung tongkat itu untuk pegangan yang lebih baik.

Jam di dinding menunjukkan pukul 23:59.

Chen Yu berdiri di tengah ruangan, memegang tongkat pel itu seperti seorang jenderal memegang tombak pusaka.

Detik berganti.

5... 4... 3... 2... 1...

DENG!

Suara lonceng raksasa terdengar bukan dari luar jendela, tapi langsung di dalam kepalanya. Langit-langit kamarnya seolah menjadi transparan, memperlihatkan langit malam Shanghai yang kini dihiasi retakan-retakan ungu bercahaya.

Sebuah kotak teks hologram berwarna biru muncul di depan wajahnya.

[Sinkronisasi Dimulai.]

[Mendeteksi Player: Chen Yu.]

[Item Terdeteksi: Batang Besi (Common).]

[Class Ditetapkan: Spearman (Lancer).]

Chen Yu tersenyum lebar. "Permainan dimulai."

(Koridor Apartemen yang Mencekam)

Suara jeritan mulai terdengar dari unit apartemen sebelah. Bukan jeritan kesakitan, tapi jeritan kaget.

[Tutorial Dimulai: Bersihkan Area Awal.]

[Musuh: 0/5 Tikus Mutan.]

Lantai apartemen bergetar. Dari celah ventilasi udara di dinding kamar Chen Yu, asap hitam mengepul keluar. Asap itu memadat, membentuk makhluk seukuran kucing dewasa dengan mata merah menyala dan gigi-gigi tajam. Tikus Mutan.

Di kehidupan sebelumnya, Chen Yu akan bersembunyi di bawah selimut. Tapi sekarang? Bagi Chen Yu, ini hanyalah mob level 1. Poin pengalaman gratis.

"Kritikal hit ada di bagian leher belakang," gumam Chen Yu. Matanya bukan lagi mata pemuda pecandu game yang lelah, tapi mata seorang predator.

Syuut!

Tikus itu melompat menerjang. Gerakannya cepat, tapi bagi Chen Yu yang sudah hafal pola serangan monster ini dari ribuan jam bermain, gerakan itu seperti tayangan lambat.

Chen Yu hanya menggeser kakinya sedikit ke kiri. Side-step.

DOR!

Tongkat pel besinya menghantam punggung tikus itu dengan tepat saat makhluk itu masih melayang di udara. Tidak ada darah. Tubuh tikus itu pecah menjadi butiran piksel cahaya biru dan menghilang.

[Exp +10]

[Koin +5]

"Sistem pertarungannya responsif," komentar Chen Yu santai, seolah sedang me-review game baru. "Tapi staminaku di dunia nyata sangat buruk. Aku harus efisien."

Dia keluar dari kamarnya, menuju koridor apartemen yang remang-remang. Lampu neon di lorong berkedip-kedip, menciptakan suasana horor yang sempurna.

Di ujung lorong, Nyonya Zhang, tetangga yang galak dan suka menagih iuran sampah, sedang terpojok oleh dua ekor Tikus Mutan. Dia memegang sapu lidi, gemetar hebat.

"Menyingkir, Nyonya Zhang!" teriak Chen Yu.

Sebelum wanita tua itu sempat menjawab, Chen Yu sudah berlari. Dia tidak berlari sembarangan. Dia menggunakan teknik cancel-animation—bergerak dalam pola zigzag pendek untuk meminimalkan jeda langkah.

Dia meluncur di lantai keramik yang licin, menyodokkan tongkat besinya ke depan. Ujung tongkat menembus Tikus Mutan pertama. One hit kill.

Tikus kedua berbalik, mencicit marah. Chen Yu memutar tongkatnya, menggunakan momentum untuk memukul makhluk itu ke dinding.

Bam! Pecah menjadi piksel.

Nyonya Zhang melongo, mulutnya terbuka lebar. "Chen... Chen Yu? Bocah pemalas dari kamar 304?"

Chen Yu tidak menoleh. Dia menatap layar hologramnya.

[Level Up! Anda sekarang Level 2.]

[Poin Atribut tersedia: 5]

"Semuanya ke Agility (Kelincahan)," perintah Chen Yu dalam hati. Dia tidak butuh kekuatan besar sekarang. Dia butuh kecepatan. Di game ini, siapa yang cepat, dia yang menguasai ritme.

"Masuk ke dalam, kunci pintu," kata Chen Yu datar pada Nyonya Zhang tanpa menoleh. "Dan jangan buka untuk siapa pun kecuali ada notifikasi sistem berwarna hijau."

"Sistem? Apa yang kau bicarakan?" Nyonya Zhang bingung, tapi melihat sorot mata Chen Yu yang dingin, dia segera menurut dan membanting pintu.

Koridor kembali sunyi. Hanya suara dengungan listrik dan napas Chen Yu yang terdengar.

"Sisa dua musuh untuk tutorial," gumamnya. "Tapi kenapa perasaanku tidak enak?"

Getaran di lantai semakin kuat. Ini bukan langkah Tikus Mutan. Ini langkah sesuatu yang lebih berat.

(Kejutan di Tangga Darurat)

Chen Yu berjalan menuju tangga darurat. Lift sudah pasti mati atau menjadi jebakan maut. Saat dia membuka pintu tangga darurat, angin dingin berhembus.

Di bordes tangga lantai bawah, berdiri sesosok makhluk setinggi dua meter. Kulitnya abu-abu pucat, mengenakan baju satpam yang sudah robek-robek. Wajahnya rata, tanpa mata atau hidung, hanya sebuah mulut vertikal yang lebar.

[Peringatan! Elite Monster Terdeteksi: The Silencer (Level 5)]

Mata Chen Yu membelak. "Tunggu dulu. Ini bug! Elite Monster tidak seharusnya muncul di area tutorial! Ini monster zona industri!"

Makhluk itu, The Silencer, memutar kepalanya yang aneh ke arah Chen Yu. Meski tidak punya mata, ia bisa merasakan getaran.

"Sialan. Pengembang game ini benar-benar sadis," umpat Chen Yu, tapi bibirnya menyunggingkan senyum miring. Jantungnya berpacu, bukan karena takut, tapi karena tantangan. Melawan musuh Level 5 saat dia baru Level 2? Ini adalah jenis konten yang akan viral di kanalnya dulu.

"Baiklah, Jelek. Mari kita menari."

The Silencer meraung tanpa suara, gelombang kejut tak kasat mata terlempar ke arah Chen Yu.

Chen Yu melompat ke atas pegangan tangga besi. Dia berseluncur turun, menghindari gelombang kejut yang menghantam dinding di belakangnya hingga retak.

Makhluk itu mengayunkan tangannya yang panjang dan kurus seperti cambuk.

"Pola serangan A: Sapuan Horizontal," analisis Chen Yu cepat.

Dia menunduk (crouch). Tangan monster itu melesat di atas kepalanya, memotong angin dengan suara wussh.

"Sekarang!"

Chen Yu menusukkan tongkat besinya ke arah lutut makhluk itu.

Clang!

Suara logam beradu. Kulit makhluk itu sekeras batu. Tongkat Chen Yu bergetar hebat, membuat tangannya kesemutan. Bar darah musuh di atas kepalanya hanya berkurang sedikit.

Ok

[HP Musuh: 98%]

"Keras sekali! Pertahanan fisiknya terlalu tinggi untuk senjata sampah ini," pikir Chen Yu cepat. Dia mundur, menjaga jarak.

Makhluk itu maju, langkahnya berat membuat tangga berguncang. Chen Yu terdesak. Di belakangnya adalah dinding buntu.

Dia butuh strategi. Dia melihat sekeliling. Ada kotak pemadam kebakaran (APAR) di dinding.

Otak gamernya berputar cepat. Environment Kill.

Chen Yu memancing makhluk itu. "Hei! Sini!" Dia melempar sepatu kets-nya ke arah wajah makhluk itu.

Monster itu marah. Ia menerjang maju, bersiap menghantam Chen Yu menjadi bubur.

Pada detik terakhir, Chen Yu melakukan roll ke samping. Tinju monster itu menghantam dinding, tepat di sebelah kotak APAR.

Chen Yu tidak memukul monsternya. Dia memukul tabung pemadam kebakaran itu sekuat tenaga dengan ujung tongkat besinya.

PSSSSTTT!

Busa putih dan gas bertekanan tinggi menyembur keluar langsung ke "wajah" The Silencer.

Makhluk itu meraung, mundur sempoyongan, bingung dan buta arah karena tekanan gas.

[Status Musuh: Blinded (Buta) & Stunned 

(Pusing)]

[Durasi: 5 Detik]

"Lima detik. Cukup untuk mengakhiri ini," desis Chen Yu.

Dia tidak menyerang tubuhnya. Dia melompat ke atas punggung monster yang sedang merunduk kesakitan itu, lalu mengincar satu-satunya titik lemah yang dia tahu dari forum diskusi di kehidupan sebelumnya: Titik di belakang telinga, pusat saraf motorik.

Chen Yu menggenggam tongkat besinya terbalik, seperti memegang belati, dan menghunjamkannya sekuat tenaga ke titik lunak itu.

CRITICAL HIT!

Angka merah raksasa muncul di udara.

Makhluk itu kaku seketika. Tubuh besarnya bergetar, lalu perlahan retak seperti keramik pecah. Cahaya biru terang meledak dari dalam tubuhnya.

The Silencer hancur menjadi ribuan partikel cahaya yang indah, menerangi tangga darurat yang gelap itu seperti kembang api.

Chen Yu mendarat di lantai dengan napas tersengal. Tangannya gemetar hebat. Tongkat besinya bengkok.

[Selamat! Anda mengalahkan Elite Monster Solo.]

[Prestasi Dibuka: Giant Killer.]

[Level Up! Level 3... Level 4!]

[Mendapatkan Item Drop: Sarung Tangan Bayangan (Rare).]

Chen Yu tertawa kecil, menyeka keringat di dahinya. "Siapa bilang gamer tidak punya otot? Kami punya timing."

Dia memungut item yang jatuh—sepasang sarung tangan hitam tipis yang melayang sedikit di atas lantai. Saat dia memakainya, rasanya ringan seperti udara, tapi dia bisa merasakan kekuatan mengalir ke lengannya.

Tapi perayaan itu tidak berlangsung lama.

Sebuah notifikasi sistem baru muncul. Kali ini warnanya bukan biru. Tapi Merah Darah. Dan ukurannya menutupi seluruh pandangannya.

[TUTORIAL SELESAI.]

(Kebenaran di Atas Atap)

Chen Yu berjalan naik ke atap gedung apartemen. Dia ingin melihat kondisi kota Shanghai.

Pemandangan di hadapannya menakjubkan sekaligus mengerikan. Kota metropolis itu kini dipenuhi pilar-pilar cahaya yang turun dari langit. Gedung-gedung pencakar langit yang ikonik kini terlilit akar-akar raksasa bercahaya. Suara sirene dan ledakan terdengar di kejauhan.

Tapi ada yang aneh.

Chen Yu melihat ke bawah, ke jalan raya. Dia melihat orang-orang berlarian. Dia melihat monster-monster mengejar mereka. Tapi... kenapa monster-monster itu memiliki nama berwarna hijau di atas kepala mereka?

Warna hijau berarti... Teman? Atau Sekutu?

Dan ketika dia melihat ke arah sekelompok manusia yang sedang melawan monster dengan senjata api dan sihir, di atas kepala manusia itu terdapat tulisan berwarna Merah: 

[Enemy Unit].

Chen Yu mengerutkan kening. "Tunggu... kenapa sistem menandai manusia sebagai musuh?"

Tiba-tiba, sebuah layar sistem besar muncul di langit, terlihat oleh semua orang di kota itu. Suara robot wanita yang dingin bergema di seluruh penjuru langit.

"Selamat kepada Player Nomor 001, Chen Yu, karena telah menyelesaikan Tutorial 'First Blood' dengan peringkat SSS."

Chen Yu merasa bangga sesaat. Namanya disebut di seluruh kota.

Namun, kalimat berikutnya membuat darahnya membeku.

"Proses Kalibrasi Peran Selesai."

"Menganalisis Pola Perilaku: Ruthless (Kejam), Efficient (Efisien), Solitary (Penyendiri)."

"Menetapkan Fraksi..."

Sebuah simbol tengkorak hitam muncul di depan wajah Chen Yu.

[Anda telah ditetapkan sebagai: DUNGEON BOSS - Area Shanghai.]

Chen Yu terdiam. Angin malam yang dingin menerpa wajahnya.

"Apa?" bisiknya.

Sistem melanjutkan penjelasannya, teks merah bergulir cepat.

[Tugas Anda: Lindungi Inti Dungeon di Apartemen ini.]

[Musuh Anda: Para 'Pahlawan' (Manusia).]

[Hadiah Bertahan Hidup: Keabadian.]

[Hukuman Kegagalan: Penghapusan Permanen.]

Chen Yu mundur selangkah. Dia melihat ke bawah lagi. Kelompok manusia di jalan raya tadi... mereka bukan sedang menyelamatkan diri. Mereka sedang melihat ke arah gedungnya. Ke arah Dungeon-nya.

Salah satu dari mereka menunjuk ke atap, ke arah Chen Yu.

Chen Yu melihat ke tangannya. Sarung tangan hitam yang baru didapatnya kini mengeluarkan aura gelap. Tongkat pel besinya berubah bentuk, memanjang, menjadi sebuah Tombak Hitam dengan mata pisau yang memancarkan aura kematian.

Dia bukan pahlawan yang kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan dunia.

Dia kembali untuk menjadi ujian terakhir bagi umat manusia.

Sebuah tawa kecil lolos dari bibirnya. Tawa itu berubah menjadi tawa keras yang menggema di atap gedung. Ironis. Sangat ironis. Dia yang paling mencintai game ini, kini menjadi musuh bersama seluruh pemain.

Chen Yu memutar tombak hitamnya, lalu menghentakkannya ke lantai atap. Gelombang energi hitam menyebar, menciptakan kubah pelindung di sekitar gedung apartemen kumuh itu.

Dia menatap cakrawala, menatap jutaan "Pahlawan" yang akan segera datang memburunya. Dia menyeringai, seringai seorang gamer yang baru saja menemukan tingkat kesulitan Hardcore.

"Baiklah," katanya pelan, matanya bersinar ungu. "Kalian ingin raid? Kalian ingin loot legendaris?"

Chen Yu mengambil posisi bertarung, siluetnya berlatar bulan yang retak.

"Datanglah. Aku akan menunjukkan pada kalian, kenapa kalian tidak akan pernah bisa mengalahkan Developer."

1
𝗜𝗿𝗲𝗻𝗲
alur ceritanya seru, rapi dan enak dibaca/Good/
hnya saja aku mnemukan sdikit kejanggalan...
Ray void: eiit santai
total 6 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!