NovelToon NovelToon
Oh My Savior

Oh My Savior

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:280.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Whidie Arista

Aku menyukaimu! Tapi, Aku tahu Aku tak cukup pantas untukmu!

Cinta satu malam yang terjadi antara dia dan sahabatnya, membawanya pada kisah cinta yang rumit. Khanza harus mengubur perasaannya dalam-dalam karena Nicholas sudah memiliki seseorang dalam hatinya, dia memilih membantu Nicholas mendapatkan cinta sang gadis pujaannya.

Mampukah Khanza merelakan Nicholas bersama gadis yang di cintai nya? Atau dia akan berjuang demi hatinya sendiri?

Ayo ikuti kisah romansa mereka di sini! Di Oh My Savior

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 : Ciuman perpisahan

Setiap orang berharga, bagi dia yang menyayanginya.

~*~

Tuk...Tuk...

Suara sepatu hells mengetuk lantai terdengar menggema, seorang wanita dengan pakaian minim masuk kedalam sebuah kamar bernuansa merah temaram, dia berjalan berlenggak-lenggok bagaikan tengah berada di red karpet. Dia mendudukkan diri di pangkuan seorang pria kisaran umur 50+.

"Sayang kamu datang, apa ini masih sakit?" dia mencium lengan gadis itu yang masih terbungkus perban.

"Tidak, ini sudah baik-baik saja." Gadis itu lekas menarik tangannya dan menyembunyikan di balik punggungnya.

"Aromamu wangi sekali, parfum apa yang kamu pakai?" Pria itu mengendus aroma tersebut di ceruk leher Wanita itu.

Wanita itu adalah Cherry kekasih Nic, dan pria yang menunggunya di depan pintu adalah David, "tu-tunggu Tuan, a-aku," Cherry menghentikan aksi pria itu yang mulai mencumbunya.

"Katakan saja, aku mendengarkan." Pria itu tak mau menghentikan kegiatannya, dia terus melakukannya tanpa ingin di jeda.

"Tu-tuan, semua su-sudah berjalan se-suai rencana. A-aku--," Pria itu mengangkat tubuh Cherry dan melemparnya ke atas ranjang.

"Oke lalu," ucapnya masih menekuni kegiatannya, dia menelusuri setiap jengkal tubuh Cherry dengan bibirnya.

"Ka-kami akan segera bertunangan!" Suara Cherry sudah tak karuan, akibat ulah pria itu.

"Bagus lanjutkan, buat dia menikahmu." Seringai tipis muncul di wajahnya.

"Tapi Tuan, mengapa anda ingin melakukan semua ini, anda bahkan tidak mengenal Nic sama sekali, hmp!" Bibir Cherry langsung di sergap membuat dia bungkam seketika.

Diluar Ruangan, David berdiri dengan tangan mengepal, ingin rasanya dia menerobos masuk dan menghajar pria tua yang tengah bertindak tak senonoh pada Cherry. Namun, tatapan dari dua orang pria bertubuh dua kali lipat lebih besar darinya membuat nyalinya ciut seketika, dia sudah dapat membayangkan nasibnya bila dia tetap memaksa menerobos masuk, bukannya berhasil menyelamatkan Cherry, dia justru akan berakhir di alam baka.

Suara-suara yang timbul dari kamar berisikan pasangan beda usia itu, membuat telinga David panas. Dia ingin pergi merendam kepalanya di bak mandi rasanya, cemburu, marah, kesal, dan perasaan tak berdaya meliputi dirinya tiap kali Cherry di panggil oleh dia yang di panggil 'Master One'.

Bukan tanpa alasan Cherry terikat pada orang yang berpengaruh dalam dunia gelap tersebut, Master One lah yang membuat Cherry bisa berdiri di atas panggung sebagai model. Jika bukan karena dia, Cherry saat ini tak akan pernah memiliki, harta atau status apa pun, David sendiri tahu betul saat Cherry terpuruk setelah kepergian kedua orang tuanya.

Selepas beberapa saat, pintu pun terbuka Cherry keluar dengan wajah lesu, rambutnya acak-acakan, tanda merah memenuhi ceruk leher hingga kebagian pangkal dua belahan dadanya. David membuang muka, dia melepas jaketnya dan mengenakan kain hangat tersebut padanya. David menggandeng Cherry dan membawanya menjauh dari tempat terkutuk itu.

Cherry diam termangu selama perjalanan, rahangnya terkatup rapat, matanya memandang kosong jalanan, pikirannya berkelana entah kemana.

~*~

Orang-orang berlalu lalang, ada yang membawa vas bunga, hiasan, dekorasi dan lain sebagainya. Khanza berjalan dengan mimik wajah heran, dia bertanya-tanya dalam hati, sebenarnya ada acara apa? Namun dia menyimpan pertanyaan tersebut dan masuk ke dalam. Tampak Shelia, wanita paruh baya itu tengah duduk sembari berbincang dengan seorang wanita sebayanya, entah apa yang tengah mereka bahas, wajahnya nampak serius.

Shelia menyadari kehadiran Khanza, dia tersenyum lemah dan melambaikan tangan menyuruhnya mendekat.

"Mami, ini ada acara apa?" Khanza bertanya seraya mengedarkan pandangan ke sembarang arah.

Shelia menghela napas sembari menggenggam tangan Khanza, "Nic akan bertunangan," ucapnya dengan ekspresi wajah prihatin.

Khanza terdiam, dia sudah tidak terkejut dengan apa yang di dengarnya, "Itu bagus Mami, mereka pasangan yang cocok." Khanza tersenyum, namun di balik senyum itu hatinya bergetar.

"Kamu gak papa Kan?"

"Aku, aku kenapa Mami. Aku baik, sangat baik." Khanza mengulas senyum tulus di bibirnya.

"Nic dimana Mami?" tanya Khanza sembari memandang ke lantai atas.

"Dia di kamarnya, sejak dia mengatakan akan bertunangan dengan Cherry, dia lebih banyak diam dan mengurung diri di kamar."

"Kalau begitu aku akan menemuinya," Khanza beranjak, dia naik ke lantai atas tempat kamar Nic berada.

Khanza mengetuk pintu dua kali, lantas membuka pintu, "Nic, kau di dalam?" Khanza melongokkan kepalanya sebelum masuk.

"Masuklah." Nic berujar pelan. Khanza pun masuk, nuansa kamar Nic memang sederhana tak banyak yang Ia punya selain deretan buku di lemari dan sebuah sopa bundar berwarna abu.

"Kau sedang apa Nic?" Khanza menghampiri Nic yang tengah berdiri di balkon dengan sebatang rokok yang mengepul di apit kedua jemarinya.

"Hey kau mabuk?!" Khanza melihat botol wine tergeletak di atas meja.

"Tidak, siapa yang mabuk." Nic berkilah.

"Itu apa?!" Khanza menunjuk botol wine yang teronggok di meja.

"Aku, tidak mabuk!" Nic bersikukuh, dia menoleh dan menaruh kepala di pundak Khanza, "aku bilang aku tidak mabuk, tidak." Ucapnya meracau.

"Tidak mabuk, tapi mulutmu bau." Keluh Khanza kesal.

"Tidak bau, coba kau cium." Nic menarik wajah Khanza, cup... Tiba-tiba Nic menciumnya, membuat tubuh Khanza seketika mematung. Nic menciumnya penuh perasaan, itu yang Khanza rasakan, ciuman lembut itu cukup lama terjadi hingga kesadaran Khanza kembali pulih.

"Nic, apa yang kau lakukan?" Khanza mendorong Nic, serta mengelap bibirnya yang basah.

"Lakukan, apa?" Nic nampak bingung seolah apa yang terjadi barusan hilang dari kepalanya.

"Kau harus berendam, kau benar-benar mabuk Nic. Mandi sana!" Diluar dugaan Nic malah menggendong Khanza dan menaruhnya di atas ranjang.

"Hey Nic," protes Khanza dengan pupil mata melebar. Namun Pria itu tak menggubrisnya, dia malah membaringkan diri di samping Khanza dan memeluk erat tubuhnya.

"Nic, kau gila ya. Lepaskan aku, bagaimana kalau Mami datang kemari!" Nic tetap tak merespon, dia malah tidur namun tetap tak melepaskan Khanza dari dekapannya.

Khanza terdiam, dia melirik wajah Nic yang nampak teduh saat matanya terpejam.

'Mengapa Nic, mengapa kau selalu melakukan hal yang tak terduga, sebenarnya apa yang kau pikirkan, tindakanmu yang tanpa kau sadari ini, kau tahu, ini membuatku semakin sulit melupakanmu. Tapi, biarlah ini untuk yang terakhir kalinya kita bersama, anggap ini hadiah perpisahan dariku. Semoga kau bahagia dengan kehidupanmu nanti Nicholas. Aku menyayangimu!' Khanza mendaratkan ciuman di dahi Nic.

Deg...Deg... Debaran jantung Nic tak mampu Ia tahan, Ia ingin bertahan untuk tetap pada posisinya saat ini. Dia takut Khanza tahu, jika dia hanya berpura-pura mabuk, sikap lembut Khanza dan sentuhan bibirnya di dahi Nic, membuat air mata meleleh dari kedua sudut matanya. Nic seketika berbalik, membelakangi Khanza, membuat wanita itu merasa heran.

"Nic?"

1
Ririn Nursisminingsih
nick ini ceo kok boodinng banget yaa grgeten a
Muna Junaidi
Hadir thor💃💃💃
Whidie Arista 🦋: Terimakasih kak. semoga suka sama ceritanya 😊
total 1 replies
Zikran Zikran
Luar biasa
Madura Sby
akhirnya masalah selesai jugaa
Waseng Susanti
crt yg menarik
Mom Q
super
Ndhut
.
Anonymous
bukannya tes dna biasany bth wkt 2 mgg an kan?
Whidie Arista 🦋: dalam dunia halu apa sih yang gak mungkin kak wkwk🤭
total 1 replies
mudah hartatik
suka ceritanyA... sepertinya bagus..
Nuraeni Nur
menarik
Kadek Bella
terima kasih thoor,,, ceritanya nggak bertele-tele
Whidie Arista 🦋: sama2 kak, makasih juga udah mampir di karya aku 😊
total 1 replies
Devina Siregar
top
Nabilah Afifah
min kok gaada novel yg ini
Whidie Arista 🦋: kalau minta Kakak bisa baca nove aku yang lain, terima kasih🙏
Whidie Arista 🦋: Mohon maaf ya Kak🙏 novel ini gak jadi aku lanjutin jadi aku hapus🙏😊
total 2 replies
Doraita Veriani
aku padamu Risa....meleleh air mataku
Agus Tina
Luar biasa
Tris Santini
bonchap nya thor
Rus Siana
pPpPpppppPpp
Uswatun Hasanah
lanjut cerita yg lain dong
Whidie Arista 🦋: kalau bikin sekuel novel ini kayanya belum ada ide kak Wkwk
Whidie Arista 🦋: Cerita yang lain yang mana Kak?
total 2 replies
Anonymous
Terima kasih thor 😍🥰
Whidie Arista 🦋: sama2 Kak😊 Makasih juga buat Kakak yang sudah mendukung novel aku yang satu ini🙏
total 1 replies
Uswatun Hasanah
tamat tamat ending
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!