Gadis Polos Kesayangan Tuan Al

Semua mata langsung saja tertuju ke Delissa yang sedang di apit kedua pemuda tampan di kanan dan kirinya. Semua orang menatap haru kedekatan calon Nyonya muda keluarga Kusuma dengan pengawal kepercayaan keluarga Kusuma.

Di ikuti dua bidadari cantik yang berjalan di belakang Delissa. Ayu dan Nana berjalan degan anggunnya hingga membuat gemas semua orang yang melihat mereka.

Aldyanta langsung saja mengulurkan tangannya kepada Delissa. Dewa dan Fadli langsung saja menyerahkan tangan Delissa ke Aldyanta sehingga Aldyanta langsung langsung saja membawa Delissa ke altar pernikahan untuk mengucap janji bersama.

Aldyanta langsung saja memegang tangan pak penghulu lalu mengucapkan ijab kobul dengan begitu tegas dan lantang.

Sah....

Sah.....

Aldyanta langsung saja tersenyum berbinar ketika dia dan Delissa akhirnya sah menyadi suami istri. Status yang telah lama dia inginkan akhirnya terwujut. Dia berjanji akan selalu membahagiakan Delissa dan membuat hari hari gadis malang itu akan selalu berwarna.

Tak hanya Aldyanta tapi semua orang merasa bahagia termasuk seluruh karyawan, pengawal dan juga pelayan Aldyanta. Mereka semua bersyukur karna akhirnya mereka memiliki Nyonya muda sebaik dan seramah Delissa.

Walaupun baru tinggal di mension keluarga Kusuma tapi Delissa telah berhasil mengambil hati seluruh pelayan dan juga pengawal yang ada di sana.

"Akhirnya Tuan muda melepas maja lajangnya bersama Nyonya muda yang begitu cantik dan baik hati" gumam Ervan tersenyum menatap sepasang pengantin yang sangat cantik dan tampan yang berada di altar pernikahan.

Sedangkan Dewa terus saja mengawasi Ayu dan Nana yang sedang sibuk bermain kesana kemari sambil mencicipi kue hidangan. Fadli sedang berada di ruang cctv untuk mengawasi setiap tamu undangan yang mencurigakan.

Dia tidak mau acara yang bahagia ini akan hancur karna kehadiran penyusup dan akan membuat onar. Aldyanta adalah pembisnis ternama bahkan nomor satu di negaranya. Maka dia akan memiliki bayak musuh baik itu dari kalangan saingan bisnis maupun orang yang ingin menduduki posisinya.

"Sayang, kamu cantik sekali hari ini" ucap Aldyanta menatap Delissa yang duduk di sampingnya.

"Jadi selama ini aku jelek?" ucap Delissa menatap tajam Aldyanta.

"Siapa yang bilang jika istri kesayanganku jelek?"

"Kakak tadi"

"Mana ada"

"Ada"

"Kapan?"

"Tadi kakak bilang jika hari ini aku sangat cantik. Jadi selama ini aku jeleklah"

Mendengar ucapan Delissa, Aldyanta langsung saja terkekeh kecil.

"Kamu hari ini sangat cantik. Tapi, selama ini kamu juga cantik. Bedanya hari ini kamu sudah sah jadi istri Tuan muda Al, jadi aku sebagai suamimu sudah bebas ngelakuin apapun bersamamu" ucap Aldyanta mencubit hidung Delissa.

Namun kebahagiaan Aldyanta kembali redup ketika melihat seorang pria paru baya datang menghampirinya.

"Selamat Tuan Al. Semoga kamu bahagia dengan pernikahan ini" ucap Ringgo Dirgantara tersenyum ramah.

"Terima kasih sudah mau meluangkan waktu anda untuk hadir di pernikahan saya" ucap Aldyanta tersenyum lalu memberi kode kepada Ervan untuk semakin memperketat penjagaan.

"Tidak masalah. Walaupun anda tidak jadi menikah dengan putri saya. Tapi, saya akanb terap mengangapmu sebagai putra saya karna Deddymu sudah mempercayakanmu kepada saya" ucap Ringgo tersenyum sambil menatap tajam wajah Aldyanta.

Tapi tak ada kegentaran sedikitpun di hati Aldyanta ketika melihat tatapan Ringgo yang menandakan sebuah ancaman. Aldyanta malah kembali membalas tatapan Ringgo dengan tatapan yang lebih menyeramkan.

Melihat keberanian Aldyanta, Ringgo langsung saja tersenyum puas. Dari tatapan Aldyanta, Ringgo sudah tau jika Aldyanta sudah mulai mencurigainya. Namun, Ringgo berusaha terlihat baik baik saja tanpa ada masalah sedikitpun.

"Selamat Nyonya Muda Kusuma. Saya harap anda bisa mengunakan nama itu dengan baik" ucap Ringgo tersenyum sinis menatao wajah polos Delissa.

"Tentu saja istri saya akan mengunakan namanya dengan sangat baik. Karna dia adalah wanita yang sangat istimewa yang pantas menyandang gelar itu" ucap Aldyanta langsung saja merangkul mesra pinggang Delissa.

"Saya harap perkataanmu benar" ucap Ringgo kembali menatap Delissa dari atas sampai bawah sambil tersenyum.

Melihat Delissa dia langsung saja memikirkan sesuatu. Tapi, ntah apa yang ada di dalam pikiran manusia keji dan tak punya hati nurani itu. Sedangkan Aldyanta langsung saja tau arti tatapan yang di lontarkan Ringgo kepada istrinya.

Aldyanta langsung saja mengepalkan tangannya geram ingin sekali dia menghajar habis wajah Ringgo karna berani menatap istrinya seperti itu. Namun, Aldyanta berusaha untuk menahan emosinya dia tidak mau acara pernikahannya hancur karna dia bertindak gegabah.

"Al, kenapa kau tidak menunggu mama. Apa kau tidak mengangap mama sebagai mamamu Al" ucap Julia langsung saja memasang topengnya.

Waktu liburan mereka seharusnya ada beberapa hari lagi. Namun, karna mengetahuk pernikahan Aldyanta dan Delissa mereka memilih untuk kembali untuk melancarkan rencana mereka.

"Ia kak. Apa kami tidak berharga buat kakak? sehingga kakak tidak mengabari kami tentang pernikahan kakak. Ingat kak, Mama adalah istri dari mendiang Deddy kakak" ucap Heri dengan penuh kekecewaan karna Aldyanta tidak memberitau mereka tentang pernikahannya.

Mendengar ucapan Heri dan Julia semua tamu undangan langsung saja berbisik bisik. Karna selama ini mereka tau jika hubungan Aldyanta dengan ibu dan Adik tirinya baik baik saja. Bahkan Ibu dan adik tiri Aldyanta itu terlihat sangat menyayangi Aldyanta.

"Maaf saya tidak memberitau kalian. Karna saya tidak mau mengangu liburan kalian" ucap Aldyanta.

"Tapi, liburan kami tidak ada artinya di banding pernikahanmu sayang. Kami bisa melanjutkan liburan kami kepan kapan. Tapi, pernikahanmu"ucap Julia memasang wajah kecewa kepada Aldyanta.

"Maaf Nyonya besar. Saya telah berusaha untuk mengabari anda. Tapi, ponsel anda tidak bisa di hubungi. Bahkan saya juga mencoba menghubungi Tuan Heri dan juga Nyonya Vina tapi hasilnya sama saja. Jadi saya rasa anda tidak perlu mempemasalahkannya lagi. Lagian pula sekarang kita semua sudah berkumpul di sini" ucap Ervan langsung saja mencoba meredakan kericuhan yang di lakukan ibu dan anak itu.

"Tapi" ucap Julia terus saja mencari masalah agae nama Aldyanta di pandang buruk oleh para rekan bisnisnya.

"Sudahlah, Ma. Apa yang di katakan Ervan itu benar apa adanya. Yang terpenting kita semua sudah berkumpul di sini. Sekarang lebih baik kuta lanjutkan pestanya" ucap Aldyanta langsung saja memerintahkan Ervan untuk melanjutkan pesta itu tanpa memperdulika Julia yang terus saja mengoceh.

Di tengah tengah keramaian pesta yang begitu meriah tiba tiba Dewa langsung saja panik. Karna terkecoh dengan keributan yang di buat Julia dia malah hilang pengawasan terhadap Nana dan Ayu.

"Nona kecil kemana? padahal tadi mereka sedang makan kue di sini" ucap Dewa mengacak acak rambutnya frustasi.

Dewa terus saja mencari keberadaan Ayu dan Nana di tengah tengah kemeriahan pesta. Tiba tiba mata Dewa langsung saja tertuju kepada seorang pria yang sedang berbicara dengan pelayan dengan gerak gerik yang sangat mencurigakan.

Bersambung....