El-Syakir namanya. kehidupannya biasa saja sama seperti manusia pada umumnya. hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan dan akhirnya ia dapat melihat mereka yang tidak terlihat
mata batinnya terbuka dan bahkan banyak dari mereka yang meminta bantuan padanya. berbagai rangkaian kejadian ia alami.
ia bertemu dengan hantu anak remaja laki-laki yang akan mengikutinya kemanapun ia pergi.
"bantu aku mencari siapa pembunuhku dan aku akan membantumu untuk menolong mereka yang meminta bantuan"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30
"bawa dia ke rumah sakit" ucap Adam
El segera menggendong starla keluar dari toko bunga dan mencari taksi. Vino dan Leo menyusul namun mereka ditahan oleh Adam.
"tunggu" ucap Adam
"apa...?" tanya keduanya
"melati aku mana...?" Adam mengadahkan tangannya di depan mereka berdua
"ampun daaaaam, keadaan genting begini masih juga elu ingat melati" Vino menepuk jidatnya
"apapun keadaannya, melati nggak akan pernah ku lupakan. mana...?"
"noh, pungut sana" Leo menunjuk kantung di lantai berisikan bunga melati
"kenapa kalian simpan di lantai. ckckck, oh melatiku, aku datang" Adam melayang mengambil kantung melatinya
"jangan kabur kamu ya" ucap Adam melihat arwah wanita itu
"hei... kalian tidak bisa pergi begitu saja, tanggung jawab karena telah mengacaukan toko kami" teriak bapak itu
grrrrrrrr.....
arwah wanita itu dengan penuh kemarahan menatap bapak itu. entahlah, dia sepertinya punya dendam kepada pasangan suami istri itu.
"ini uang ganti rugi sekaligus membayar bunga melati yang kami beli" Leo memberikan beberapa lembar uang merah kepada bapak itu
dengan cepat bapak itu mengambil uang Leo dengan sedikit kasar. istrinya sudah tidak berdaya. ia lemas dan bersandar di tubuh suaminya.
"kita pergi" ajak Leo kepada Vino dan Adam
mereka keluar dan menaiki motor masing-masing. saat datang El bersama starla dan Leo bersama Vino. namun karena kedua teman mereka naik taksi, maka mereka mengendarai motor masing-masing sekarang.
"elu mau bawa dia juga...?" tunjuk Vino ke arah arwah wanita yang terus di pegang tangannya oleh Adam
meskipun takut namun Leo dan Vino berusaha membuang ketakutan itu dan memberanikan diri menatap wanita itu.
"kalian akan tau alasanku kenapa aku membawa dia" jawab Adam
"dengan wujudnya yang seperti itu, gue merasa nggak nyaman. bisa ubah wujudmu seperti saat kamu masih hidup" ucap Vino
wanita itu hanya menatap nyalang ke arah mereka. ia marah karena Adam memaksanya untuk ikut bersama mereka.
"oke, lupakan. kamu tambah menyeramkan" Vino segera menyalakan motornya
"sampai ketemu di rumah sakit" Adam menghilang bersama wanita itu
"andai saja gue punya ilmu menghilang" ucap Leo yang segera menyalakan motornya dan menyusul Vino yang sudah jalan terlebih dahulu
setibanya di rumah sakit, El berteriak meminta tolong kepada suster yang ada di sekitar itu.
"sus, tolong temanku sus" ucap El
"dia kenapa...?" tanya suster
"dia...dia pingsan" El tidak mungkin menjawab bahwa starla baru saja mengalami kerasukan
suster itu pun mengarahkan El ke ruang perawatan. tidak lama datanglah seorang dokter yang akan memeriksa starla.
"mohon tunggu di luar ya" ucap dokter
"baik dok"
El keluar sehingga di dalam hanya dokter dan suster yang akan memeriksa keadaan starla. sekitar 30 menit merekapun keluar.
"bagaimana dokter...?" El menghampiri dokter
"dia hanya kelelahan, energinya terkuras habis. saya sudah menginfus dia. kalau yang saya lihat, di mulutnya tidak ada luka sama sekali tapi kenapa mulutnya berdarah. apa dia muntah darah...?" ucap dokter
"iya, tadi dia muntah darah" jawab El cepat. ia tau darah itu sebenarnya keluar karena wanita yang merasuki starla mulutnya robek dan terus mengeluarkan darah, makanya itu mulut starla berdarah
"kalau begitu saya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, mungkin saja dia punya penyakit dari dalam. untuk sekarang biarkan dulu dia istrahat"
"terimakasih dokter"
dokter dan suster meninggalkan El. El segera masuk ke ruang perawatan starla. gadis itu sedang terlelap dengan selang infus di tangannya.
drrrrtttt.... drrrrtttt
📞 El
halo Assalamualaikum
📞 Leo
alaikumsalam. dimana lu, kita udah di rumah sakit nih
📞 El
di kamar rawat mawar
📞 Leo
oke
tuuuuut... panggilan dimatikan.
"ck, kebiasaan main matiin aja" cebik El
cek lek
pintu terbuka, muncullah Leo dan Vino. mereka mendekati ranjang starla.
"gimana keadaannya...?" tanya Vino
"dia kelelahan. energinya terkuras oleh hantu wanita itu" jawab El
"kasian sekali" Vino menatap gadis itu dengan rasa kasihan
"gimana kalian membereskan masalah di sana...?" tanya El
"sepertinya memang benar apa yang dikatakan Andri. mereka itu gila uang. gue beri uang banyak aja langsung diam berkotek" jawab Leo
"tapi ya, gue penasaran sama arwah wanita itu. sebenarnya siapa dia sampai dia segitu marahnya sama tantenya Andri dan suaminya itu" ucap El
"kalian dengar nggak wanita itu bilang apa pada saat merasuki tubuh starla...?" ucap Vino
"*minggir kamu, akan aku bunuh wanita pembunuh itu"
"tidak akan sebelum aku membuat dia meregang nyawa sama seperti yang dia lakukan padaku*"
"pembunuh" ucap El, mengingat kejadian tadi
"iya. wanita itu bilang akan membunuh tantenya Andri yang telah menjadi pembunuh. bukankah dari apa yang dia katakan, ada unsur di balik itu. nggak mungkin kan wanita itu menyerang mereka dengan menggunakan tubuh starla tanpa ada sebabnya" ucap Vino
"apa mungkin tantenya Andri yang telah membunuh wanita itu...?" tanya Leo
"mungkin saja. tapi itu belum tentu karena kita nggak tau apa-apa" timpal El
"ngomong-ngomong Adam mana...?"
"aku di sini"
Adam muncul tiba-tiba dihadapan mereka. ia tepat di belakang El.
"aaaaa bughhh" El terjatuh dari kursinya karena kaget. bagaimana tidak, saat berbalik yang ia lihat adalah arwah wanita itu yang sangat dekat dengan dirinya, membuat dirinya kaget dan refleks melompat namun naasnya dia malah terjatuh
"aaawww... kampret lu dam" El mengusap sikunya yang menghantam lantai
"lah memangnya apa salah Dan dosaku" ucap Adam dengan wajah polos
"ya salam dia lagi, elu berubah dulu kenapa sih" Vino memalingkan wajahnya
Leo menutup matanya namun masih tetap mengintip dengan membuka sedikit matanya.
"kenapa elu bawa dia ke sini...?" tanya El yang berdiri dan memperbaiki kursinya untuk ia duduki lagi
"tolong" ucap wanita itu
"nah itu jawabannya. dia minta tolong" ucap Adam
"perbaiki dulu wujudmu baru kita tolong. itu mulut kasi cantik sedikit kek. biar gue berdebar karena kagum bukan karena berdebar mau jantungan" ucap Vino enggan untuk menoleh
asap putih berkumpul dan menutupi tubuh wanita itu. setelahnya asap itu menghilang dan nampaklah wanita tadi.
mulut yang sudah tidak robek, perut yang sudah tidak tertusuk. wujudnya sekarang adalah wujud pada saat dirinya masih hidup. wanita itu berubah menjadi cantik. kulit putih dan mulus, rambut sebahu dan mata sipit serta gigi gingsulnya sangat menawan. ia menggunakan baju dress warna putih sampai di lutut.
mereka semua takjub dengan perubahan itu. Vino sampai mengucek matanya karena tidak percaya. wanita yang tadi menyeramkan kini berubah menjadi seperti bidadari.
"nah, begitu kan cantik" ucap Leo
"cantik banget, sampai-sampai dunia gue teralihkan" timpal Vino
puuukkk... Leo menggeplak kepala Vino
"sakit Le" ringis Vino
"mata lu itu terlalu jelalatan. gue colok lama-lama, mau" ancam Leo dengan tatapan tajam
"jangan" Vino menggeleng cepat dan memegang kedua matanya
"boleh tau siapa namamu...?" tanya El
"Nadia" jawabnya
"terus apa yang bisa kami bantu...?" lanjut El
"pegang tangannya" timpal Adam
"apakah ini sama seperti nenek Sukarti. kami akan melihat apa yang terjadi padanya...?" tanya Vino
"iya" jawab Adam
mereka semua duduk melingkar di ruangan itu. El menyimpan tangannya di lantai diikuti Leo dan Vino kemudian wanita itu menaruh tangannya di atas tangan mereka. semuanya menutup mata.
"bagaimana sudah kamu bereskan rem mobilnya...?" tanya ibu Jumi
"sesuai perintah anda. aku sudah melakukannya. mana upahku untuk pekerjaanku...?"
"nih, aku rasa segitu cukup" memberikan amplop coklat berisikan uang
laki-laki itu memeriksa isi yang ada di dalamnya.
"sangat cukup" ia mencium amplop itu
"ya sudah pergi sana. jangan datang lagi"
"baik"
laki-laki itu pergi meninggalkan ibu Jumi yang sedang tersenyum puas karena rencananya pasti akan berjalan dengan mulus.
"selamat datang di alam akhirat Nining, Sukandar. hahahaha" ibu Jumi tertawa puas
dengan angkuhnya ia kembali masuk ke dalam toko bunganya melayani para pembeli.
di tempat lain, sebuah keluarga sedang bersenda gurau di ruang keluarga.
"Dede ikut ya" ucap Andri
"kamu kan sekolah sayang" ibu Nining mengelus kepala putranya
"tapi Dede pengen ikut" rengeknya
"ayah sama ibu pergi kerja nak. nanti deh kalau ayah dan ibu pulang, kita pergi berlibur bersama" ucap pak Sukandar
"janji ya...?" Andri mengangkat jari kelingkingnya
"janji" Nadia langsung mengaitkan jarinya ke jari Andri
"ish, Dede kan mau buat janji sama ayah bukan sama kakak" ucap Andri
"kakak yang mewakili ayah. iya kan yah" ucap Nadia
"ih, maunya" ucap Andri monyong
"ini bibir seksi banget sih, macam bibir ikan. kakak cium boleh" goda Nadia
"tidak" Andri menggeleng dan menutup mulutnya
ibu Nining dan ayah Sukandar terkekeh melihat kelakuan putra putri mereka.
"kak, kamu kuliahnya gimana...?" tanya pak Sukandar
"baik yah, tinggal satu langkah lagi in shaa Allah kakak udah mau wisuda" jawab Nadia.
"syukurlah, di luar perkiraan ya. kamu selesai dengan cepat" ucap pak Sukandar
"semua berkat doa ayah dan ibu" jawab Nadia
"Dede tidak mau kuliah" ucap Andri.
"loh kenapa...?" tanya ibu Nining
"pokoknya tidak mau. Dede mau menghabiskan saja uang ayah yang banyak" jawab Andri
"kamu tidak punya cita-cita...?" tanya ibu Nining
"cita-cita Dede nanti, menikah, punya anak, liburan" jawab Andri.
"nikah butuh duit dek" timpal Nadia
"kan ada uang ayah" jawab Andri.
"terus kalau udah nikah, kamu tidak kerja. mau makan apa istri dan anakmu" ucap Nadia
"aku kan punya kartu sakti yang memuntahkan banyak uang" Andri memperlihatkan kartu saktinya
"terserah kamu daaah" Nadia mengalah. adiknya itu memang tidak ingin dibantah sama sekali
pagi harinya pak Sukandar dan ibu Nining segera bersiap untuk ke luar kota. sebenarnya hanya pak Sukandar yang akan bekerja sedangkan ibu Nining hanya menemani suaminya itu.
"ayah sama ibu berangkat dulu ya" ucap pak Sukandar
"hati-hati" Nadia mencium tangan kedua orang tuanya
"dek" panggil ibu Nining kepada Andri
"cepat pulang ya, nanti Dede rindu" Andri memeluk ibunya
"jangan nakal ya. patuh sama kakak" pesan ibu Nining
"iya" angguk Andri
setelah siap, pak Sukandar dan ibu Nining masuk ke dalam mobil dan meninggalkan pekarangan rumah mereka.
Nadia dan Andri melambaikan tangan kemudian masuk ke dalam rumah.
"tidak sekolah...?" tanya Nadia
"sekolah" jawab Andri dengan lesu
"kok tidak semangat gitu sih. gini aja, pulang sekolah kita jalan-jalan menghabiskan uang ayah. gimana...?"
"hemmm" angguk Andri
Nadia berangkat kuliah sedang Andri berangkat sekolah. meski Andri sudah duduk di bangku SMA kelas XI, namun sikapnya kepada kakak dan kedua orang tuanya sangatlah beda dengan sikapnya di luar rumah. di rumah ia akan sangat manja namun di luar dirinya sangat dingin.
📞 Nadia
halo tante Jumi, ada apa
📞 ibu Jumi
Nadia, jemput Andri sekarang di sekolah. orang tua kalian mengalami kecelakaan. mereka di rumah sakit sekarang
📞 Nadia
a-apa...b-baik Tante
dengan deraian air mata Nadia menjalankan mobilnya menuju sekolah Andri. kini mereka berdua telah berada di kamar mayat dimana jasad orang tua mereka terbaring tanpa nyawa.
"ayah...ibu" Andri teriak histeris melihat jasad orang tuanya
"ayah...ibu, bangun...jangan tinggalkan Dede" Andri mengguncang tubuh orang tuanya
"hiks...hiks...ayah ibu" Isak Nadia tidak sanggup melihat kedua orang tuanya
"ayah...ibu, kalian janji kalau pulang kita akan liburan. hiks....hiks...kenapa malah pergi ninggalin Dede, terus Dede bagaimana" Andri meraung-raung
"dek" Nadia mendekap Andri
"kak, ayah dan ibu telah pergi. hiks...hiks...kita gimana kak" Isak Andri pilu
kedua orang tua mereka di kebumikan. Isak tangis Nadia dan Andri sangat pilu melepas kepergian pak Sukandar dan ibu Nining untuk selamanya.
setelah kematian pak Sukandar dan ibu Nining, semuanya berubah. kehidupan Nadia dan Andri bagai dalam neraka. seluruh warisan pak Sukandar diambil oleh ibu Jumi dan suaminya. bahkan sekarang mereka tinggal di rumah dimana pak Sukandar membelikan untuk Andri putranya namun kedua orang yang tamak akan harta itu malah merebutnya dengan tidak tau malu.
setiap harinya mereka di suruh berkerja seperti babu. Nadia menjadi pembantu di rumah sendiri karena ART di rumah itu telah dipecat oleh ibu Jumi.
Andri menjaga toko bunga. dan saat salah sedikit saja maka tubuh mereka menjadi sasaran amukan ibu Jumi dan suaminya.
berapa kali mereka harus disiksa lantaran hanya masalah kecil. bahkan mereka berdua tidak diberi makan sebagai hukumannya.
hingga suatu saat kejadian naas itupun terjadi
"ini cantik tidak dek...?" Nadia memperlihatkan baju dress warna putih sampai di lutut.
"cantik. memangnya kakak mau kemana...?" tanya Andri
"mau kencan"
"kalau ketahuan Tante bagaimana...?".
"supaya nggak ketahuan kamu jangan bilang-bilang"
"t-tapi"
"kakak janji tidak akan lama"
Andri dengan terpaksa mengiyakan. dengan sembunyi-sembunyi, Nadia keluar dari kamarnya lewat pintu belakang. ia berhasil keluar dari rumah itu.
Andri uring-uringan di tempat tidur karena memikirkan kakaknya sampai akhirnya ia tertidur.
pukul 23.00 Nadia pulang diantar oleh Nathan kekasihnya. setelah mencium kening wanita itu, Nathan meninggalkan Nadia.
Nadia kembali ke pintu belakang untuk masuk ke dalam rumah. lampu sudah dimatikan pertanda orang rumah sudah tidur. dengan pelan ia melangkah.
klik
lampu menyala seketika, tubuh Nadia terpaku ditempatnya. di depannya sudah ada bapak Aji suami dari ibu Jumi.
"bagus ya, baru pulang. darimana saja kamu...?"
"a-aku"
melihat penampilan Nadia, pak Aji menjadi bernafsu. ia mendekati Nadia dan berusaha menciumnya namu Nadia mendorongnya dengan keras sehingga ia tersungkur ke lantai.
plaaaaak... tamparan keras mendarat di wajah Nadia. dengan kejam pak Aji menarik rambut Nadia dan membawanya ke meja makan. ia berusaha membuka baju Nadia untuk menikmati tubuh wanita itu.
"jangan om, lepaskan" teriak Nadia memberontak
"layani aku ******"
pak Aji membuka paksa dress yang dipakai Nadia.
buuukkk....
Andri memukul kepala pak Aji dengan kayu. pria itu terjatuh di lantai dengan kepala yang berdarah.
"bapak" teriak ibu Jumi menghampiri suaminya. ia yang mendengar suara teriakan keluar kamar
"kurang ajar, anak sialan. mati kau" ibu Jumi mengambil pisau yang ada di meja makan dan menyerang Andri
jleb...
"kakak"
Nadia mengorbankan dirinya yang tertusuk. wanita itu ambruk di lantai.
"kak, kakak...." Andri menangis histeris melihat keadaan Nadia
"dek...l...l-lari" ucap Nadia menahan sakit
"tidak, Dede tidak akan meninggalkan kakak" Andri menggeleng cepat
"kakak sayang Dede...l-lari dek"
"sini kamu anak brengsek" ibu Jumi ingin menyerang Andri kembali namun Nadia memegang kakinya hingga wanita itu terjatuh
"lari dek" teriak Nadia
sreeeeet...ibu Jumi merobek mulut Nadia dengan pisau yang di pegangnya sehingga wanita itu meregang nyawa di tempat. pak Aji bahkan gemetar melihat kekejaman istrinya
Andri menangis histeris melihat kakaknya namun ia harus segera kabur dari rumah itu. ia berlari menaiki anak tangga dengan cepat ia masuk ke dalam kamarnya mengambil dompet dan kunci motornya. dia ambil kain dan mengikatnya membentuk simpul. ia kabur lewat balkon kamarnya. pak Aji mengejarnya namun ia gagal. Andri sudah berada di bawah sana dan kabur menyalakan motornya
jasad Nadia dikuburkan oleh mereka berdua di belakang rumah dekat pohon mangga. tidak ada yang tau kejadian itu selain mereka berdua dan Andri.
"bagaimana kalau Andri lapor polisi Bu" ucap pak Aji
"kita cari anak itu dan kita bunuh sekalian" jawab ibu Jumi dengan mata menyala