NovelToon NovelToon
Petani Hebat Dengan Sistem

Petani Hebat Dengan Sistem

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / System / Militer
Popularitas:5.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Dyoka

Seno adalah seorang anak petani yang berkuliah di Kota. Ketika sudah di semester akhir, ia menerima kabar buruk. Kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan bus.

Sebagai satu-satunya laki-laki di keluarganya, Seno lebih memilih menghentikan pendidikannya untuk mencari nafkah. Ia masih memiliki dua orang adik yang bersekolah dan membutuhkan biaya banyak.

Karena dirinya tidak memiliki ijasah, Seno tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi. Mengandalkan ijasah SMA-nya pun tidak jauh berbeda. Maka dari itu, Seno lebih memilih mengelola lahan yang ditinggalkan mendiang kedua orang tuanya.

Ketika Seno mulai menggarap ladang mereka, sebuah kejutan menantinya.

----

“Apa ini satu buah wortel dihargai tujuh puluh ribu.” Ucap seorang warganet.

“Mahal sekali, melon saja harga lima puluh ribu per gramnya. Ini bukan niat jualan namanya tapi merampok.” Ucap warganet yang lainnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyoka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PH 29 Penanda Tanganan Perjanjian (Revisi)

Jam sepuluh pagi Seno sudah berada di sebuah kafe yang ada di pusat kota. Ia akan bertemu dengan Danial dan juga pengacaranya untuk membahas kerja sama mereka kali ini. Ketika Seno sampai di kafe tempat mereka janjian, ia belum menemukan keberadaan Danial.

“Sepertinya Pak Danial belum datang.” Gumam Seno.

Laki-laki itu lalu mendekati salah satu pelayan yang ada di sana. Jika tidak salah ingat, kafe ini memiliki ruang VIP yang bisa memberikan privasi lebih kepada pengunjungnya. Mungkin saja Danial sudah datang duluan dan sudah memesan tempat.

Jika begitu, Seno akan pergi ke ruangan yang sudah di pesan Danial. Jika belum, Seno akan memesan ruang VIP untuk pertemuan mereka. Dengan begini, isi dari percakapan mereka tidak akan didengar oleh orang lain.

“Permisi Mbak, apakah ada ruang VIP yang dipesan atas nama Danial?” Tanya Seno pada pelayan di sana.

“Oh sebentar saya cek terlebih dahulu Mas.” Ucap pelayan tersebut. Setelah itu, pelayan tersebut mengecek daftar nama pemesan ruang VIP di sana.

“Maaf Mas, setelah saya cek, tidak ada satu pun ruangan VIP yang dipesan atas nama Danial.”

“Hem… kalau begitu, masih adakah ruangan VIP yang kosong? Kalau ada aku pesan satu.”

“Kebetulan hanya tinggal satu ruangan yang kosong Mas. Jadi Mas mau ambil? Setiap jamnya di sana dikenakan charge lima ribu rupiah, lalu pembelian minimum di sana adalah tiga ratus ribu rupiah.” Jelas pelayan tersebut.

Jika ini adalah sebelum Seno memiliki pendapatan yang cukup besar dari berjualan sayuran, maka ia tidak akan mau memesan ruangan yang membuatnya mengeluarkan uang sebanyak itu. Uang segitu bagi Seni sebelumnya dapat menghidupi dirinya selama seminggu.

Tetapi, sekaranguang segitu tidak terdengar cukup besar lagi di telinga Seno. Jadi, tentunya Seno tidak keberatan dengan uang yang perlu ia keluarkan untuk memakai ruangan VIP tersebut.

“Tidak masalah untukku. Oh ya, kalau nanti ada orang yang bernama Danial datang kemari, arahkan saja beliau ke ruangan yang sudah aku pesan.” Jelas Seno.

Setelahnya Seno diarahkan oleh salah satu pelayan yang ada di sana menuju ke ruangan VIP yang sudah ia pesan. Seno juga memesan sebuah espresso dan beberapa camilan hingga pesanannya memenuhi batas minimum pemesanan.

Baru lima belas menit setelah kedatangannya, pintu ruangan VIP di mana Seno berada terbuka. Di sana ia melihat Danial bersama dengan seorang laki-laki umur tiga puluh tahunan. Keduanya lalu memasuki ruangan VIP itu.

“Apakah Kamu menunggu terlalu lama?” Tanya Danial setelah dia duduk di salah satu kursi yang ada di sana.

“Tidak Pak Danial. Kita janjian setengah sebelas di sini. Aku yang datang lebih awal dari waktu yang sudah kita janjikan.” Jelas Seno.

Danial mengangguk pelan. “Kalau begitu kita mulai saja pembahasan kita.”

“Apa Pak Danial dan Pak….” Seno menjeda perkataannya sembari melihat ke arah laki-laki yang tadi datang bersama dengan Danial.

“Ah aku lupa memperkenalkan kalian. Seno ini Mirza, pengacaraku, dan Mirza ini Seno, orang yang akan bekerja sama menjual sayur-sayurnya kepadaku.” Ucap Danial memperkenalkan mereka.

Seno dan Mirza pun saling berjabat tangan dan memperkenalkan diri mereka masing-masing.

“Pak Danial dan Pak Mirza nggak pesen minum dulu? Aku tadi belum memesan minuman untuk kalian karena tidak tahu apa yang ingin kalian minum sekarang.” Jelas Seno.

Mirza mengibaskan sebelah tangannya. “Tidak usah melakukannya. Sebelum ke sini, aku dan Danial sudah memesan minuman kepada pelayan. Jadi, sekarang kita bisa langsung melakukan pembahasan mengenai hal ini.” Jelas Mirza.

“Jadi seperti itu. Baiklah kita akan langsung membahas semuanya.”

Setelah itu, Mirza terlihat mengeluarkan sebuah berkas dari dalam tas jinjing yang ia bawa. Berkas tersebut memilki salinan yang sama persis. Satu ia serahkan kepada Danial, dan satunya ia serahkan kepada Seno.

“Itu adalah perjanjian yang sudah aku susun untuk kerja sama kalian. Tolong baca baik-baik semua klausul yang tertuang dalam perjanjian itu. Jika ada yang kurang jelas atau ada yang ingin kalian ubah, kalian bisa mengatakannya.” Jelas Mirza.

Setelah menerima berkas tersebut, Seno membaca dengan cermat apa yang tertulis di sana. Ia perlu teliti dalam membaca perjanjian seperti ini. Jika ia kurang cermat, bisa-bisa akan ada klausul dari perjanjian ini yang bisa saja merugikan dirinya nanti.

Seno membaca pasal demi pasal yang terdapat di perjanjian tersebut. Setelah membaca berulang kali isi dari perjanjian tersebut, Seno merasa puas. Perjanjian ini juga memberitahu dengan jelas apa saja yang akan menjadi force majeure dari perjanjian mereka ini.

“Aku tidak masalah dengan perjanjian ini. Semua hak dan kewajiban para pihak sudah terpampang jelas di sini.” Jelas Seno sembari memandang dua laki-laki di depannya.

“Jika begitu, kita bisa langsung menanda tangani perjanjian ini supaya ini sudah memiliki kekuatan hukum dan mengikat para pihak.” Jelas Mirza.

Seno dan Danial pun menanda tangani perjanjian tersebut. Setelahnya, mereka saling berjabat tangan.

“Semoga kerja sama kita berjalan dengan baik.” Ucap Danial.

“Ya. Aku harap kerja sama di antara kita berjalan dengan baik. Tiga hari lagi Pak Danial bisa langsung mengirim orang untuk mengambil sayur-sayur itu dariku. Setelah ini aku akan mempersiapkan semuanya.”

Dalam perjanjian mereka, Seno diharuskan mengemas sayuran yang akan ia jual kepada Danial. Jika begini, Seno tidak bisa langsung mengirimkan sayuran dalam keranjang sayur seperti yang biasa terjadi di pasar tradisional.

Setelah ini, Seno perlu mencari beberapa pekerja untuk membantunya dalam mengemas semua sayur tersebut. Tidak hanya pekerja saja yang perlu Seno pikirkan, tetapi juga tempat untuknya melakukan semua pengemasan itu. Jadi, Seno perlu menyewa sebuah gudang untuk melakukan hal ini.

Sebelum datang kemari, Seno sudah mencari informasi mengenai gudang yang disewakan yang letaknya tidak jauh dari rumahnya. Jadi, setelah pertemuannya dengan Danial Seno bisa langsung mendatangi beberapa gudang yang ada dalam daftarnya untuk menanyakan sewa tersebut.

Seno masih mengobrol selama setengah jam dengan Danial membahas mengenai hal-hal teknis mengenai kerja sama mereka. Setelah itu, Seno mengendarai motor miliknya menuju ke gudang pertama yag ada dalam daftarnya.

Gudang ini terletak lima kilo meter dari rumahnya. Hitungannya tidak terlalu jauh juga tidak terlalu dekat. Sayangnya, pemilik gudang tidak sedang menyewakan gudang tersebut. Ia akan menjualnya.

Jelas saja Seno tidak sanggup jika harus membelinya. Meski pendapatannya cukup besar dan isi dari rekeningnya bertambah banyak setiap harinya, tetapi, Seno belum sangup mengeluarkan uang lima milyar rupiah untuk membeli gudang tersebut.

Sistem miliknya adalah sistem pertanian, bukan sistem kekayaan yang bisa membuatnya menjadi orang kaya dalam waktu cepat. Jadi, Seno memilih lokasi gudang lainnya.

Gudang kedua dari daftar miliknya memiliki jarak dua belas kilo meter dari rumahnya. Beruntung Seno gudang ini tengah di sewakan. Tetapi, pemilik gudang meminta Seno untuk langsung menyewa gudang tersebut selama lima tahun kedepan.

Itu juga cukup memberatkan bagi Seno. Pasalnya harga sewa untuk satu tahun dari gudang ini adalah delapan puluh juta rupiah satu tahunnya. Jika Seno ingin menyewa tempat ini, maka ia perlu menyiapkan uang empat ratus juta rupiah.

Itu masihlah angka yang cukup besar untuk Seno. Sekarang saja uang di tabunganya hanya seratus juta lebih. Itu pun dirinya masih memiliki hutang kepada Ferdi karena Seno sudah meminjam uang temannya itu untuk membangun pagar kebunnya.

Setelah berkeliling dan mendatangi lima buah gudang, pada akhirnya apa yang Seno lakukan belum juga membuahkan hasil.

Kebanyakan dari pemilik gudang meminta Seno menyewa gudang mereka lebih dari satu tahun. Paling sedikit adalah tiga tahun. Sedangkan uang yang Seno miliki saat hanya sanggup untuk menyewa gudang selama satu tahun.

“Ternyata ini tidak mudah. Sebelumnya aku bingung dalam mencari pelanggan untuk sayur-sayur milikku ini. Sekarang, setelah mendapatkan pelanggan tetap yang bisa memberiku pendapatan besar, masih saja ada kesulitan lainnya yang perlu aku hadapi.” Gumam Seno dalam hati.

Jika begini, yang bisa Seno lakukan sekarang hanyalah pulang ke rumahnya. Ia akan memikirkan lagi nati. Jika memang sangat mendesak dan Seno tidak juga menemukan gudang pada besok sore, maka proses pengemasan akan ia lakukan di rumahnya.

Sebenarnya untuk awalan seperti ini, Seno tidak perlu menyewa gudang. Ia masih bisa melakukannya di rumah. Hanya saja, jika semua ia lakukan di rumah, pasti akan ada yang mempertanyakan asal usul sayuran sebanyak itu.

Tetapi, jika Seno menyewa sebuah gudang, ia bisa beralibi bahwa sayuran yang dikirim ke sana berasal dari luar kota. Juga, tidak akan ada tetangganya yang melihat semua proses itu.

1
Sampah Satu
semangaaat
Anonymous
Cerita konyolnya ini…mana ada dizaman hukum sudah berjalan orang bisa berbuat seenaknya….dasar author kotor otaknya….
Anonymous
Author begho taiklah….bikin cerita kok kek gini dasar
Sampah Satu: bagus kok ceritanya. ada bagian realistisnya
total 1 replies
acid
lagi dan lagi.. kalimat yang paling kubenci...
Go Anang
Luar biasa
Khasna
sayangnya cuma Seno yang bisa mengalahkan inti dimensi itu.....🤭🤭
Pi Man
alah rj banyak bacot
Pi Man
alah bacot kau yuce
Pi Man
author peak atau gimana sih , ya kali kekuatan segitu gitu aja , padahal udh beberapa kali dapat poin kekuatan
Pi Man
jual lah brokoli ke militer
Pi Man
kalah sama kangkung wkwkwk
Khasna
siap² aja jadi tawanan 🤣🤣
Khasna
🤣🤣🤣 kecebong yang meresahkan...
Khasna
perjuangan Seno untuk calon keluarga SenDiRa (Seno Dina miRanda) 💪💪🥰🥰
S.NK.W❇️
bukannya kebun sama lebahnya level 7??....
Travel Diaryska
udah bagus2 cewe nya 1 dina aja, malah ditambahin mira hadehh
Elok Fauziah
Aduh ceroboh seno
Elok Fauziah
sebesar kalkun mungkin atau bahkan sebesar burung unta
Jai Nuri
Luar biasa
Elok Fauziah
buncis thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!