NovelToon NovelToon
GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Anak Yatim Piatu / Teen School/College / Romantis / Cintamanis / Idola sekolah
Popularitas:370.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Devan kaget saat tiba-tiba seseorang masuk seenaknya ke dalam mobilnya, bahkan dengan berani duduk di pangkuannya. Ia bertekad untuk mengusir gadis itu, tapi... gadis itu tampak tidak normal. Lebih parah lagi, ciuman pertamanya malah di ambil oleh gadis aneh itu.

"Aku akan menikahi Gauri."

~ Devan Valtor

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusan Devan

Devan tampak kesal dan tidak puas. Gino bilang tidak ada cctv. Ia sudah cari bahkan bertanya pada petugas villa. Katanya cctv rusak dua minggu lalu dan belum di perbaiki.

"Apa yang kau pikirkan?" Gino bertanya. Devan masih setia duduk di samping Gauri yang tertidur pulas sambil memeluk lengannya. Gino duduk di kursi dekat ranjang. Sesekali menatap Gauri.

"Aku tidak yakin Gauri jatuh sendiri. Aku seperti punya firasat." ucap Devan. Bukan menuduh, tapi dia hanya merasakan seperti tidak mungkin saja kalau Gauri akan jatuh sendiri ke dalam air.

"Firasat? Maksudmu ada yang berbuat jahat padanya? Tapi siapa? Tidak mungkin ada yang seberani itu kan? Dia bisa meninggal kalau kau tidak menemukannya dengan cepat." Gino merasa kalau memang ada yang berniat jahat pada Gauri, itu keterlaluan sekali.

Devan hendak bicara lagi, tapi Gauri bergerak dalam tidurnya. Gadis itu menarik Devan kencang dan bersandar di dada pria itu. Gino tertawa kecil.

"Aku keluar dulu. Aku takut melihat kegiatan dewasa secara langsung." katanya setengah menggoda. Devan langsung melemparinya dengan bantal. Video dewasa apanya, dasar sahabat laknat.

Devan hanya mendengus ketika bantal itu mengenai dada Gino. Lelaki itu tertawa pelan, mengangkat kedua tangan seolah sedang menyerah, lalu berjalan keluar kamar sambil masih menahan tawanya. Begitu pintu tertutup dan keheningan kembali mengambil alih, Devan menunduk. Pandangannya jatuh pada wajah Gauri, tenang, polos, dan sama sekali tidak menunjukkan jejak ketakutan yang tadi sempat membuat jantungnya berpacu.

Namun justru itulah yang membuat hatinya tidak tenang.

Ia mengusap rambut Gauri perlahan, memastikan napas gadis itu stabil.

Devan menegakkan tubuh, menatap pintu sejenak, memastikan Gino benar-benar sudah pergi, lalu kembali memandang Gauri.

"Kalau benar ada yang menyakitimu, Siapa pun itu …" gumamnya pelan, suaranya hampir tidak terdengar,

"Akan ku buat menyesal."

Seolah mendengar kata-kata itu, Gauri menggeliat kecil. Matanya tidak terbuka, tapi tangannya mencengkeram kerah kaus Devan kuat-kuat, seperti seorang anak yang takut kehilangan pegangan. Tubuh mungilnya bergerak mencari kehangatan hingga akhirnya setengah memeluk Devan, pipinya menempel di dada pria itu.

Devan membeku sejenak.

Meski sudah berkali-kali melihat sisi manis Gauri yang begitu polos, setiap gerakan spontan gadis itu selalu saja membuatnya kehilangan napas. Ia menunduk, memperhatikan bulu mata Gauri yang masih basah bekas air kolam, lalu menepikan sedikit rambut gadis itu ke belakang telinga.

"Tenang saja. Aku tidak akan ke mana-mana, aku akan selalu di sampingmu." ucapnya serendah mungkin.

Ia bahkan tidak sadar saat ponselnya bergetar di saku. Baru ketika getaran kedua muncul, ia meraihnya dengan satu tangan, berusaha tidak menggoyahkan posisi Gauri yang masih bersandar erat.

Telpon dari Agam. Devan mengangkatnya.

"Halo?" katanya menempelkan ponsel di telinga. Tangannya yang bebas terus mengusap-usap rambut Gauri.

"Gauri gimana? Lagi ngapain? Maaf, dari kemarin aku full operasi seharian sampai hari ini. Baru bisa menelpon sekarang. Dia tidak mencariku kan?"

Tanya Agam dari seberang.

"Dia suruh aku telpon kamu tadi pagi. Tapi aku sudah bilang kau ada operasi besar seharian. Sekarang aman. Dia sedang tidur."

Devan bisa dengar Agam bernafas lega di seberang.

"Syukurlah. Untung ada kamu."

"Tadi dia jatuh ke kolam, hampir tenggelam." Devan langsung melapor. Dia tidak ingin menutupi apa pun dari Agam. Agam yang mendengarnya kaget luar biasa.

"A-apa?"

Devan menjelaskan kronologinya. Tentu Agam khawatir bukan main. Dia langsung mengubah panggilan mereka jadi panggilan video.

"Aku ingin melihat keadaannya sekarang."

Suara Agam terdengar khawatir sekali. Devan memindahkan posisi ponselnya sedikit, mengarahkan kamera ke wajah Gauri yang masih tertidur sambil menempel erat di dadanya. Dalam layar, Agam tampak kaget sekaligus hati-hati, dahi berkerut, bibirnya terkatup rapat seperti menahan rasa panik.

"Dia kelihatan capek banget…" gumam Agam pelan, hampir seperti bicara pada dirinya sendiri.

"Tapi napasnya stabil kan?'

"Mm. Dia baik-baik saja sekarang," jawab Devan sambil mengelus punggung Gauri, memastikan gadis itu tidak terbangun.

"Tadi sempat batuk-batuk, tapi sudah reda."

Agam mengangguk, tapi sorot mata itu jelas belum tenang.

"Kalau ada apa-apa langsung hubungi aku." katanya lagi. Devan mengangguk. Kemudian ia tiba-tiba terpikirkan sesuatu. Sesuatu yang akan dia bilang ke Agam. Yang telah dia pikirkan baik-baik sekitar tiga puluh menit yang lalu.

Tiga puluh menit adalah waktu yang cukup baginya untuk mengambil keputusan besar itu. Keputusan yang pasti akan membuat Agam kaget. Tadi saja Devan masih belum percaya dengan keputusannya. Namun setelah berpikir berulang kali, dia sudah siap dan yakin sekali dengan keputusannya.

"Agam, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu." ucap Devan serius.

"Katakan saja. Kau mau bilang apa?"

"Aku akan menikahi Gauri."

Agam langsung terdiam di seberang sana, seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

"A-apa?"

"Aku akan menikahi Gauri, bukan main-main. Aku akan bertanggungjawab dengan hidupnya, menjaga dan melindungi dia." tekad Devan benar-benar bulat. Seorang Devan kalau sudah mengambil keputusan, dia tidak akan pernah menariknya kembali.

"Kau tahu keadaannya seperti apa kan? Kau tahu Gauri bahkan kesulitan mengurus dirinya sendiri. Kalau kau menikahinya hanya karena kasihan ..."

"Bukan kasihan." potong Devan cepat.

"Kau kenal aku Gam. Aku tidak mungkin mengorbankan hidupku hanya karena kasihan pada seseorang. Aku ... Aku hanya ingin dia selalu di sisiku, agar bisa aku lindungi dengan leluasa. Sepertinya, aku memang sudah jatuh hati padanya."

Agam menutup mulutnya, ia butuh beberapa detik untuk benar-benar bisa bicara lagi. Suaranya terdengar lebih pelan, lebih hati-hati, seolah masih memastikan bahwa ia tidak salah dengar.

"Devan … kau yakin? Yakin sekali?'

"Seratus persen." jawab Devan tanpa ragu.

Agam menarik napas panjang. Ekspresi yang tadi tegang perlahan berubah, bukan menjadi senang atau menolak, tapi lebih seperti seseorang yang sedang mencoba menerima kenyataan besar yang datang tiba-tiba. Bukan karena ia tidak percaya pada Devan, tapi karena ia tahu betul apa arti keputusan itu.

"Kalau kau menikahinya… hidupmu akan berubah total." gumam Agam pelan.

"Gauri bukan gadis biasa, Van. Dia manis, iya. Dia lembut, iya. Tapi dia juga rapuh. Dia sakit, entah kapan dia sembuh dari sakitnya dan menjadi normal lagi."

Devan menatap wajah Gauri. Gadis itu mengerang kecil dalam tidurnya, lalu memeluknya lebih erat, seolah tubuhnya mencari rasa aman yang hanya Devan bisa berikan. Dada pria itu menghangat, perasaan yang baru ia kenali beberapa hari terakhir namun justru terasa paling benar.

"Ya," jawabnya lirih.

"Aku tahu. Tapi justru karena itu aku ingin melakukan ini. Aku ingin ada di sampingnya di saat dia berada titik paling rapuh."

Agam mengusap wajahnya, lalu tertawa.

"Kau gila. Tapi aku suka. Hanya saja, kau harus bertanya sendiri pada Gauri. Dia mungkin akan bertanya apa itu menikah. Tugasmu adalah menjelaskannya. Kalau Gauri setuju, kau bisa menikahinya."

Devan terkekeh pelan.

"Dia suka menempel padaku, mana mungkin aku di tolak."

Agam tertawa lagi. Dia masih tidak percaya Devan mengatakan akan menikahi Gauri.

1
shenina
bunda vini uda g sabar nimang cucu 😁
dnr
bagaimana dg kakek devan ? apakah setuju devan nikah sma gauri?
Septi
Devan Minggu depan juga oke-oke aja kan..
btw ini Devan keluarganya gimana? perasaan belum di ceritain, atau aku lupa ya 😅, taunya Rumah Sakit tempat Agam kerja itu punya ayahnya Devan.
Septi
bersyukur Gauri disayangi semua keluarga Agam
Al Fatih
AQ ikut berbahagia utk kak Devan dan Gauri.
TriAileen
gimana dgn keluarga Devan
faridah ida
pasti siap ya Dev ...😂😂😂
semoga pernikahan kalian lancar tidak ada pengacau ..
hansen
jika diberi shok terapi ingatan Gauri kembali nga yah🤭
hansen
kapan sembuh nya Gauri thor
ari sachio
mgkn akn sedikit mengadung bawang merah bila gauri punya ank sdngkn mentalny blm sembuh.mgkn saat it bg gauri anknya akan dianggap boneka
Rita
smg dilancarkan,otw sah on
Santi Nuryanti
ud jgn lma2 klo bs mgg dpn🤣🤣🤣
Dwi Winarni Wina
lebih cepat lebih baik niat devan menikahi gauri, smg ingatan gauri kembali dan gauri sembuh...

tapi gauri tidak akan menolak disentuh sm devan telah jadi suami istri, gauri menempel terus sm devan...
Dengan tulus dan telaten devan akan merawat gauri sampai sembuh, keadaan gauri sakit aja mampu membuat hati devan dingin dan datar luluh...

keadaan gauri sakit devan menerima gauri apa adanya, devan mencintai gauri sangat tulus, sabar ya devan nanti jadi suami istri pelan-pelan aja ajarin gauri😀
RiriChiew🌺
yuhuuu tiba² aja udh mauu nikahh, dan siapa tau Devan bisa dgn pelan² jadi obatt buat Gauri sembuhh . duh gak sabarr bnget 😁
Munasiyah Kiy
akhirnya yg di tunggu² up jga
Ita rahmawati
boleh disentuh dg perlahan tp ya jgn dulu dijadiin cucu dong bun 🤦‍♀️
gimana ceritanya gauri yg sprti anak² tetiba hamil eh tp sapa tau sg bgtu sakitnya bisa sembuh 🤣🤣
Dian Rahmawati
wah devan salah tingkah 🤣🤣
Hanima
👍👍
Fitria Syafei
semoga dengan menikah Gauri sembuh dan sehat ya KK ☺️ KK yang baik kereen 😍😍
~HartiWyn_Dee_
benar lebih baik di percepat dan semoga Gauri cepat pulih setelah menikah dan bahagia sama Devan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!