Terjerat Overdosis Cinta
Tangan tak tahan lagi untuk memegangi payung yang sembari tadi selalu bergerak-gerak akibat tiupan angin yanng begitu kencang. Hujan yang begitu derasnya telah menguyur membasahi tubuhku, saat diri ini tengah mematung atas pilihan hidup ini. Air sungai yang begitu derasnya mengalir tak membuat nyaliku ciut untuk segera mundur. Lelehan airmata telah mengalir bercampur baur menjadi satu dengan tetesan air hujan. Kutatap langit-langit awan kelam yang nampak begitu gelapnya, dengan cara mendongakkan kepala ke atas mencoba bertanya-tanya atas dorongan hati yang ingin bunuh diri.
"Wahai langit dan hujan, apakah aku harus melakukan ini semua demi kebahagiaan orang lain? Apakah aku bisa menjalani ini semua disaat umurku belum bisa menjalankan ini semua? Aku begitu rapuh sekarang, aku benar-benar tak bisa menghadapi lingkaran kehidupan yang kujalani dimasa depan nanti. Oh hujan, bantulah aku menjawab semua kegundahan ini!" gumanku dalam hati saat risau akan melakukan bunuh diri.
"Kenapa engkau diam saja, hujan? Apakah diamnya engkau juga binggung memberikan solusi untukku? Suara hembusan angin oleh aura hujanmu, kini telah berhasil membisikkan sesuatu padaku hingga aku mengerti jawaban apa yang tepat untiuk semua ini?" tutur hati telah mantap.
"Aku harus melakukan ini semua, agar semua orang bahagia dan tak tersusahkan oleh orang hina sepertiku, yaitu yang selalu saja membuat mereka kerepotan karena tingkah polahku? Iya, aku harus melakukan ini," ucapku dalam hati dengan lelehan airmata yang sudah menganak sungai, yang tak henti-hentinya mengalir membasahi pipi bersamaan dengan rintikkan hujan.
Kebimbanganku telah lenyap seketika, saat bisikan-bisikan ditelinga telah hadir untuk membantuku melakukan tindakan bunuh diri segera. Kaki sudah melangkah melewati pembatas besi sungai, yang terlihat sungai kian lama kian mengkeruhkan airnya. Netra mencoba melihat sekali lagi ke arah dasar sungai yang sudah mengalir begitu cepatnya bercampur oleh air hujan. Badan sudah mulai bergemetaran saat menatap bawah, namun niat hati yang begitu mengebu tak mengurungkan niatku untuk segera bunuh diri. Sebelum benar-benar terjun kebawah, tangan masih sibuk memegang pembatas besi milik sungai.
"Maafkan aku Ma, pa, kak Adrian. Jasa-jasamu yang telah merawat dan menyayangiku tak akan pernah kulupakan walau kita nanti sudah berada dialam yang berbeda yaitu atas kematianku," ucapku dalam hati dengan hati sudah tersayat pilu kembali mengenang keluarga tercinta.
"Maafkan aku kak Adrian, yang tak bisa menjaga amanah yang telah engkau tanamkan padaku. Aku sungguh mencintaimu tapi nak berkata apa lagi, saat kak Yona telah dipilih oleh tuhan untuk dijadikan pasangan hidupmu. Maafkan aku kak, aku menyayangimu melebihi hidupku, tapi inilah jawaban atas semua kisah jalinan hidup kita akibat tak bisa bersatu. Mungkin aku tak akan bisa menyentuhmu lagi, tapi semoga saja aku bisa berdampingan denganmu walau dunia kita telah berbeda. Terima kasih kak Adrian, aku mencintaimu," ucapku pilu sedih dengan bulir-bulir airmata yang tiada henti-hentinya terus mengalir.
Hati tampak hampa dalam keheningan suara.
Hanya hembusan nafaslah yang bisa kudengar kini.
Aku terbakar, aku haus, aku tersiksa.
Aku begitu memiliki nafas yang tercekik.
Benci dan cinta merupakan kenangan yang terindah dalam sanubariku.
Namun semua telah hancur berkeping-keping saat dia tak bisa kegenggam erat tangannya.
Hati yang terbakar kini telah berubah warna oleh kebencian.
Oh, cinta. Dimanakah engkau berada? Hingga aku tak bisa menyentuhmu lagi.
Semua orang-orang telah datang dan pergi.
Dan inilah kisah cinta bertepuk sebelah tangan kita, yang terhenti dari dunia fana ini.
Kamu dan akulah yang telah ikhlas terhenti oleh perpisahan ini.
Aku tak akan bisa lagi mengapaimu dan menyentuhmu.
Maafkan aku dan terima kasih kakakku tersayang, kak Andrian.
Hujan terus saja bergulir menguyur tubuhku. Namun aku tak pedulikan itu semua, sebab tujuan utama sudah didepan mata untuk mengakhiri semuanya. Tangan perlahan-lahan telah kulepas dari gangang besi, dengan langkah perlahan-lahan mulai maju. Tatapan kosongpun telah hadir hanya bisa melihat kearah pepohonan pinggiran sungai.
Tiupan angin begitu kencangnya, hingga tubuh yang ringan ini telah goyah kekiri kanan, yang seakan-akan ingin mendukungku untuk segera mengakhiri hidup ini. Kaki kanan telah kumajukan duluan agar tubuh ini hilang keseimbangan supaya cepat mencebur ke dalam sungai.
"Maaf ... maaf ... maaf ... maafkan aku orang yang menyayangiku. Selamat tinggal semuanya. Aku akan merindukan kalian, i miss you," ujarku yang kini siap-siap untuk melepaskan kaki kanan supaya bisa masuk ke dalam sungai secepatnya.
**********
Di Novel ini ada sambungan karya
ISTRIKU YANG HILANG
Cerita tak kalah menarik. Banyak bucin cinta seorang suami pada istrinya yang sudah enam tahun tidak bertemu akibat sang suami telah tega berselingkuh dengan pacarnya.
Yuk ikuti terus novel ini, dijamin tambah seru dan banyak kisah cinta yang haru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 304 Episodes
Comments
•§¢ 🆂ᵃᵍᶦᵗᵃʳᶦᵘˢ🆂ˢ⍣⃟ₛ 🤎🍒
lah ko bisa karin mau bunuh diri, jangan atuh soo bunih diri tuh dosa, lagian kenapa juga mau bundir loncat di jembtn gitu, apa gak takut dosa, ada apa dengan abg adrian sih, kenapa haruss seperti ini, 🤔hmmm
2024-11-06
0
❤️⃟Wᵃf 🐬Aisyah Ais
saat² dalam rasa putus asa, kita pasti hilang pedoman, berasa di sakiti, seolah² hidup sudah tak ada gunanya lagi. disinilah syaitonirojim menguasai akal yang waras.
2024-11-07
0
❤️⃟Wᵃf Abang⃠nya ell ꫞
Hai Kak Thor aku kembali hadir buat dukung karya mu lagi ☺ .... seperti nya seru nih baru bab ke1 aja udah bikin penasaran sama YG mau tiba2 bundir. lanjut yuuks 🥰
2024-11-06
0