NovelToon NovelToon
Rahim Pengganti

Rahim Pengganti

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat
Popularitas:1.2M
Nilai: 5
Nama Author: dewi widya

Rahim pengganti atau disebut sewa rahim atau dalam bahasa inggrisnya surogasi, satu kalimat yang sangat ilegal dilakukan di Indonesia tapi legal di luar negeri.

Menceritakan sebuah keluarga yang menantikan kehadiran buah hati selama hampir 5 tahun menikah.

Karena tak kunjung hamil dan sang mertua yang selalu menanyakan apakah sang menantu sudah ada tanda-tanda kehamipan apa belum.

Akhirnya dia meminta sang suami untuk mencari ibu pengganti untuk disewa rahimnya atau disebut rahim pengganti.

Ntah nanti akan dilakukan dengan cara surogasi tradisional ataupun surogasi gestasion.

Simak yuk kisahnya antara Nayra Arasyid, Devandra Ayasi, dan Maya Wardani.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi widya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana gagal

"Bagaimana keadaannya, Dokter?" tanya Devan pada Dokter perempuan yang baru selesai memeriksa Nayra.

"Pasien baik-baik saja, dia hanya kekurangan cairan dan sepertinya pasien dalam keadaan m*nstru*si, karena tidak ada sesuatu yang berbahaya." Devan bernafas lega setelah mendengarkan penjelasan dari Dokter.

"Kelihatannya pasien tadi sempat mengalami gejala nyeri diperutnya." dilihat dari wajah pucat dan keringat dingin yang dialami Nayra, Dokter perempuan itu sudah bisa menebaknya.

"Nyeri perut." cicit Devan kaget. Nyeri perut, Devan merasa dejavu. Dulu Maya juga sering mengeluh nyeri perut ketika m*ns. Bahkan Maya dulu sempat di diagnosa Endometriosis dan sempat melakukan operasi Endometriosis dengan Laparoskopi.

"Iya..biasanya itu terjadi sebelum m*nstruasi sampai hari kesatu sampai kedua. Itu hal yang wajar terjadi bagi sebagian wanita yang mengalami m*nstruasi."

"Tapi kalau itu terjadi berkepanjangan sampai selesai m*nstruasi atau bahkan diluar dari itu, maka harus ada pemeriksaan lanjut." jelas Dokter perempuan itu.

"Apa bisa diperiksa sekarang saja, Dok?" Devan khawatir jika Nayra juga mengalami hal seperti Maya.

"Maaf Tuan, itu bukan wewenang saya. Saya hanya dokter umum yang berjaga di IGD." jawab Dokter

"Untuk pemeriksaan lebih lanjut nanti bisa dilakukan oleh dokter yang berpengalaman dalam bidangnya. Pasien nanti akan saya rujuk untuk menemui Dokter SPog.(K)Fer. Beliau jadwal prakteknya besok pagi. Jadi besok anda bisa bawa pasien langsung ke tempat prakteknya." lanjutnya.

"Baik, Dok." Devan mengangguk paham

"Ini surat rujukannya, anda besok bisa langsung ke tempat prakteknya." Dokter menyerahkan selembar surat rujukan kepada Devan.

"Dan lebih baik pasien dirawat inap saja biar lebih mudah lagi besok dalam pemeriksaannya." sambung Dokter itu.

"Baik, Dok. Terimakasih." Dokter mengangguk dan berlalu pergi.

"Saya sudah menuliskan resep obatnya, tolong segera ditebus dan setelah pasien sadar tolong segera dikasih obatnya supaya segera diminum." suster memberikan secarik kertas resep ke Devan.

"Dan sekalian anda urus rawat inap pasien supaya pasien bisa istirahat dengan nyaman." Devan mengangguk mengiyakan. Suster tersebut pamit undur diri.

"Sayang, kamu disini dulu ya jaga Nayra." pinta Devan pada Maya yang sedari tadi diam saja memperhatikan kekhawatiran Devan terhadap Nayra.

Maya tersenyum dan mengangguk mengiyakan.

Devan memandang Nayra kembali, dia mengelus tangan Nayra lembut.

"Aku tinggal dulu. Cepat sadar Ra." ucap Devan dalam hati.

Maya mendekat ke brankar tempat Nayra berbaring.

"Segitu khawatirnya Devan terhadapmu, Nay." Maya berbicara lirih dengan Nayra yang masih pingsan.

"Dia tidak pernah khawatir pada orang asing ataupun orang yang baru di temuinya." lanjutnya.

"Dan baru kamu orang asing dan baru datang di kehidupan Devan beberapa hari tapi sudah membuat Devan perhatian, peduli bahkan khawatir sama kamu." sambungnya masih dengan suara lirih.

Maya menatap Nayra sendu. Dia sedih karena merasa kalau Devan sudah membagi cintanya dengan Nayra.

Devan yang terlihat jelas begitu perhatian pada Nayra, walau hal sekecil apapun itu. Dan itu pernah Maya alami saat-saat awal pertama mereka nikah.

Meski sampai detik ini Devan juga masih perhatian sama dia, tapi Maya merasa kalau perhatian yang Devan berikan kepadanya telah berkurang semenjak Nayra masuk ke rumahnya dan semakin berkurang setelah Nayra menjadi madunya.

Maya tersenyum kecut, dia menertawakan akan nasibnya.

Aku yang memintanya

Aku yang memohon kepadanya

Aku pula yang menyetujuinya

Kenapa sekarang aku yang tersakiti?

Kenapa aku sekarang yang sedih?

Dimana letak kesalahanku?

Aku hanya ingin mewujudkan keinginanku.

Huffff...Maya membuang nafas kasar.

"Kenapa aku begitu bodoh. Segitu takutnya kah aku kehilangan Devan?" gumam Maya lirih.

"Permisi Nyonya.."

"Ehhh..." Maya terlonjak kaget melihat dua suster perawat datang tiba-tiba tanpa terdengar suara apapun.

Suster perawat satu yang memiliki tubuh kecil tersenyum. "Maaf Nyonya, kami akan memindahkan pasien ke ruang rawat inap." ucapnya

"Oh iya silahkan." Maya menggeser tubuhnya supaya memudahkan tugas dua suster perawat itu.

"Tolong Nyonya cek dulu kalau ada barang yang ketinggalan belum terbawa." kata suster perawat yang lain dengan postur tubuh besar.

Maya yang merasa tidak membawa apa-apa hanya mengiyakan saja tanpa mengecek terlebih dulu.

Maya mengikuti dua suster perawat yang mendorong brankar Nayra dari belakang.

"Nyonya..kalau terjadi sesuatu anda bisa memecet tombol hitam yang" ada disana." suster perawat yang berpostur tubuh besar itu menunjuk tombol hitam yang menempel didinding di atas brankar.

"Kalau begitu kami permisi dulu Nyonya." Maya mengangguk mengiyakan.

"Devan lama banget sih...Mana lapar lagi. Tadikan belum sempat makan." gerutu Maya kesal

"Mana tadi sudah capek-capek bikin makanan kesukaan Devan..ehh malah berakhir dirumah sakit dalam keadaan perut kosong." Maya geram karena rencana menyenangkan Devan gagal gara-gara Nayra.

Ceklek

Maya melihat kearah pintu yang terbuka, dilihatnya Devan sudah kembali dengan membawa paper bag.

"Sempat-sempatnya dia keluar beli baju." pikir Maya.

"Sudah pindah dari tadi sayang?" Devan meletakkan paper bag yang dia bawa diatas meja dekat sofa yang Maya duduki.

"Hhmm lima belas menitan yang lalu." jawab Maya lirih karena lesu belum makan dari tadi siang.

"Nayra sudah siuman tadi?" Devan mendekat ke brankar tempat Nayra tidur.

"Belum." jawab Maya singkat sedikit ketus.

"Kamu kenapa sih May?" Devan belum menyadari perubahan raut wajah Maya yang sudah semakin kesal bercampur amarah.

"Aku tuh lapar Devan..Dari tadi siang setelah kamu mengajak ku berolahraga aku belum makan sampai sekarang." kilah Maya, padahal dia marah dia kesal kenapa Nayra terus yang ditanya.

"Maaf.." Devan berjalan kembali ke arah sofa tempat Maya duduk. Dia duduk disamping Maya yang sudah mengubah ekspresi wajahnya menjadi cemberut.

"Ayo kita makan, tadi aku keluar sekalian cari makan buat kita." Devan membuka paper bag yang ternyata isinya makanan siap saji.

"Jadi ini tadi isinya makanan?" tanya Maya heran.

"Iya..emang kamu pikir apa isinya? Baju.." Maya mengangguk, menyengir malu.

Devan tertawa kecil mengetahui jika Maya menganggapnya membeli baju disituasi seperti ini.

"Aku gak sempat beli baju, sudah malam juga banyak toko yang sudah tutup. Jadi beli makan saja buat kita." Devan menyerahkan satu bungkus makanan siap saji ke Maya.

"Maaf ya kita makan ini saja malam ini. Cuma ini tadi yang dekat dari sini dan tidak terlalu ramai." Devan segera menggigit kebab berukuran jumbo.

"Tapi kenapa belinya besar banget." Maya membolak-balikkan bungkus kebab yang dia pegang. Mana habis aku, pikirnya.

"Gak apa..biar kenyang dan nanti kuat." jawab Devan pendek

"Kekenyangan iya..yang ada bukannya kuat malah tambah lemas." celetuk Maya kesal, akhirnya digigit juga itu kebab yang berukuran jumbo. Daripada kelaparan, pikirnya

Devan tertawa mendengar celotehan Maya. "Lemas kalau kamu ada dibawah kendaliku saat diatas ranjang." ucapan Devan membuat kedua pipi Maya memerah.

"Cieee blushing." goda Devan tertawa melihat Maya yang malu.

"Ichhh, apa-apaan sih kamu Dev." Maya memalingkan wajahnya menyembunyikan senyum manisnya. Kenapa panas dingin gini sih, batin Maya.

"Eehhhmmmm." Devan dan Maya menoleh ke arah brankar Nayra.

"Nayra........"

1
Upriyanti II
atau jangan2 kak devan jatuh cinta sma kak nayra
sweetpurple
Luar biasa
Sari Maya
ternyata ada sesuatu Rahasia,Maya tak sebaik itu
Zahra Aqilanoviana
a
Morna Simanungkalit
Tetap semangat ya thor ....ceritanya menarik lanjut ya thor.
Qilla
jadi seolah para perempuan disini gag ada harga dirinya semua ya
Qilla
memulikan pelakor dong intinya dan dilakukan generasi ke generasi
Muh Nur
jangan egois nayra biar gimanapun devan pernah menyelamatkanmu di saat keluaegamu blm menemukanmu memberimu tempat tinggal yg layak
EndRu
ga seru ah
EndRu
part kutang kerjaan ini Kak. aneh
EndRu
lhaaah malah pisah lagi
EndRu
masa lalu yang rumit
EndRu
😭😭😭😭😭😭
EndRu
makin lebar ini jalan ceritanya
EndRu
waaaah seruuu
EndRu
luar biasa Mata... bodohnya Devan
EndRu
Maya... tiba saatnya kehancuran mu
EndRu
ke mana tujuan Nayra
EndRu
huuaaaaa .. nangis2 Devan. nyesel kan
EndRu
adiknya Aska ya Nayra istrimu itu Dev
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!