NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Sang CEO

Takdir Cinta Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Ibu Mertua Kejam / Ibu Tiri
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: relisya

Aruna Nareswari, seorang wanita cantik yang hidup sebatang kara, karena seluruh keluarganya telah meninggal dunia. Ia menikah dengan seorang CEO muda bernama Narendra Mahardika, atau lebih sering dipanggil Naren.
Keduanya bertemu ketika tengah berada di tempat pemakaman umum yang sama. Lalu seiring berjalannya waktu, mereka berdua saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah.
Mereka berharap jika rumah tangganya akan harmonis tanpa gangguan dari orang lain. Namun semua itu hanyalah angan-angan semata. Pasalnya setiap pernikahan pasti akan ada rintangannya tersendiri, seperti pernikahan mereka yang tidak mendapatkan restu dari ibu tiri Naren yang bernama Maya.

Akankah Aruna mampu bertahan dengan semua sikap dari Maya? Atau ia akhirnya memilih menyerah dan meninggalkan Narendra?

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca ya, terima kasih...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon relisya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11

Aruna yang dipanggil pun bergegas menghampiri Maya, Diandra dan Haikal yang sedang berdiri di depan rumah.

Ketika Aruna sudah berdiri sedikit jauh dari Maya, wanita paruh baya tersebut malah menariknya lalu merangkulnya dengan tersenyum manis ke arah sang keponakan.

"Ini Aruna, istrinya Narendra," ucap Maya memperkenalkan Aruna kepada Haikal.

Lalu Maya beralih menatap ke arah Aruna, "Aruna, ini Haikal keponakan mama. Kamu harus bersikap baik kepada dia,"

"Iya ma," jawab Aruna dengan tersenyum.

"Kenalin gue Haikal Dhafino, lo bisa panggil gue Haikal." Laki-laki tinggi dan tampan tersebut mengulurkan tangannya ke hadapan Aruna dengan tersenyum manis.

Aruna yang ingin menerima uluran tangan tersebut pun masih berpikir. Ia terlihat ragu untuk menerimanya, namun tidak akan sopan jika dia menolaknya.

Maya yang mengetahuinya pun langsung mencubit pinggang Aruna, lalu membisikkan sesuatu tepat di telinga gadis itu, "Mentang-mentang istri CEO bukan berarti kamu bisa bersikap sombong! Cepat balas uluran tangan keponakan mama!"

Aruna yang sedikit takut dengan sang mertua pun akhirnya langsung membalasnya, "Aruna,"

Haikal tak langsung melepaskan tangan Aruna, ia menahannya dengan pandangan tertarik kepada gadis itu, "Lo cantik, tapi sayang udah jadi istri Narendra,"

"Hehehe, terima kasih," jawab Aruna yang mencoba melepaskan tangannya, dan akhirnya berhasil juga.

"Ma, Aruna ke dalam dulu ya? Mau bersihin badan," pamitnya yang tidak betah berada di sana.

"Hmm... Jangan lupa nanti makan malam," ucap Maya yang terlihat lembut.

"Iya ma." Jawab Aruna yang sedikit kebingungan dengan tingkah laku sang mama.

Tak mau berpikir macam-macam, akhirnya Aruna pun bergegas pergi meninggalkan halaman rumah tersebut, dengan penuh tanda tanya. Yah, sikap Maya malam ini memang sedikit berbeda dari biasanya.

"Mama kenapa ya? Aneh banget sikapnya." Batin Aruna yang berjalan menuju ke dalam rumah.

Setelah kepergian Aruna, Maya langsung mengajak Diandra dan Haikal untuk masuk ke dalam. Lalu ia menyuruh Bi Ainur untuk mengantarkan pria itu ke kamarnya yang berada tepat di samping kamar miliknya.

Sedangkan Maya dan Diandra sendiri menunggu Aruna dan Haikal untuk makan malam bersama di ruang tamu.

.

Kini Aruna, Maya, Diandra dan Haikal sudah berada di ruang makan. Dan Maya juga sengaja menyuruh sang keponakan untuk duduk di samping Aruna, agar keduanya bisa segera dekat. Mereka semua juga sudah mulai memakan makanan masing-masing.

"Oh iya Na, lo kerja apa?" tanya Haikal yang penasaran.

Aruna melirik ke arah Maya yang sedang makan dengan tenang. Mau menjawab pun dirinya takut dimarahin Maya, tidak menjawab pun pasti dia akan dikira sombong.

"Kalo ada yang tanya tuh jawab! Punya mulut kan?!" lontar Diandra yang sedikit ketus.

"Hmm... Jangan jadi sombong Aruna! Nggak ada yang perlu kamu sombongin!" sahut Maya.

Aruna yang mendengarnya sedikit terkejut, karena baru kali ini keduanya mengobrol ketika sedang makan. Padahal ketika ada Narendra, pasti mereka akan diam dan tidak ada yang berani untuk berbicara.

"Tau tuh, orang gue cuma pengen berteman, masak lo nggak mau sih?!" lontar Haikal seraya menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

Aruna terlebih dahulu menelan makanan yang ada di mulutnya, "Gue kerja di butik Alfee,"

Haikal yang mendapatkan jawaban pun langsung menoleh ke arah Aruna dengan tersenyum senang, "Kapan-kapan ajak gue ke sana ya? Siapa tau aja ada baju yang cocok buat gue,"

"Nggak bisa, gue sibuk," Aruna mencoba menolaknya.

"Mulai besok kamu diantar Haikal saja. Kasihan Narendra kalo harus nganterin kamu dulu. Bisa-bisa dia selalu telat datang ke kantor," celetuk Maya, lalu menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Tapi ma-,"

"Jangan manja deh Na! Jangan jadiin kak Naren sebagai supir pribadi lo! Dia itu juga punya pekerjaan sendiri, nggak ngurusin lo terus!" Diandra sedikit meninggalkan suaranya.

"Kebetulan gue nggak ada kerjaan Na, jadi gue nggak akan repot kalo antar jemput lo kerja," Haikal mencoba meyakinkan Aruna.

"Mama suruh Haikal ke sini ya untuk bantu kamu berangkat ke butik, biar kamu ini nggak nyusahin Narendra terus." Imbuh Maya lagi.

Aruna yang tidak tahu harus menjawab apa pun memilih untuk diam. Saat ini dirinya benar-benar sendiri, tidak akan ada yang bisa membantunya keluar dari permasalahan itu.

Aruna masih tetap diam sampai pada akhirnya mereka semua selesai makan malam bersama. Bahkan sampai saat itu dia masih bingung harus menjawab apa.

"Pokoknya mulai besok Haikal yang akan antar jemput kamu! Tidak ada penolakan!" tegas Maya tak terbantahkan.

Aruna menghela napasnya dalam, lalu membuangnya perlahan, "Nanti Aruna minta izin sama Narendra dulu ma,"

"Nggak perlu! Pasti Narendra ngizinin. Apalagi ini mama sendiri yang suruh. Dia nggak akan membantah mama!" tegas Maya dengan percaya diri.

"Udahlah Na! Lagian gue cuma anter jemput lo dan mau berteman sama lo doang. Kenapa harus takut coba?" tanya Haikal.

"Tau tuh! Dasar bisanya jadi beban kak Naren aja!" cetus Diandra dengan kata-kata yang cukup pedas.

Tanpa menjawab, atau mengeluarkan kata-kata lagi, Aruna bangkit dari duduknya lalu bergegas kembali masuk ke dalam kamarnya. Hari ini ia sudah lelah menunggu Narendra cukup lama, sesampainya di rumah malam dibuat seperti ini.

Maya, Diandra dan Haikal sendiri berpindah ke ruang keluarga untuk mengobrol. Mereka acuh tak acuh dengan sikap yang ditunjukkan oleh Aruna barusan.

.

Di dalam ruang keluarga, Diandra langsung menyalakan televisi dengan volume sedikit lebih keras agar tidak ada yang mendengar percakapan mereka bertiga nanti.

"Maksud tante sebenarnya apa sih? Kenapa suruh Haikal antar jemput dia?" tanyanya begitu penasaran, walaupun sebenarnya ia sangat senang.

"Oke, tante langsung bilang intinya saja. Tante mau kamu dekati dia!" ungkap Maya to the point.

Haikal yang mendengarnya pun langsung terkejut, "Apa tan?! Nggak! Haikal nggak mau! Nanti bisa-bisa aku dihajar habis sama Narendra!"

"Masalah Narendra biar tante yang urus," jawab Maya.

"Tapi tan-,"

"Emang kamu nggak mau dapetin dia? Dia itu cantik, putih, idaman kamu kan? Tante dukung deh kalo kamu mau sama dia," Maya menyela ucapan sang keponakan, dan terus mengomporinya.

"Ini tante seriusan?" lontar Haikal meyakinkan.

"Kalo tante nggak serius, nggak mungkin tante suruh kamu cepat-cepat datang ke sini," ujar Maya.

"Iya kak, pokoknya kakak pepet aja terus. Nanti pasti lama-lama dia akan suka sama kakak," imbuh Diandra ikut mendukung perbuatan salah sang mama.

"Oke kalo kalian berdua sudah bilang seperti ini." Jawab Haikal tersenyum smirk.

Bagi Haikal, lumayan juga bisa mendapatkan Aruna yang memang memiliki paras cantik. Walaupun sudah bekas Narendra, baginya sama sekali tidak masalah, yang terpenting ia mendapatkan wanita yang cantik.

.

Setelah Aruna menyadari tidak adanya sang kucing kesayangan, ia pun bergegas kembali ke bawah untuk menemui Bi Ainur yang saat ini masih beres-beres di dapur.

"Bi, Lily di mana ya? Kok sejak tadi aku nggak lihat dia di kamar? Apa dia ada di kamar bibi?"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!