Halsey Diana, itu namaku sebenarnya aku cukup dini untuk menikah karena aku baru saja beranjak usia 17 tahun dan aku juga masih duduk dibangku SMA kelas 3 semester akhir. Bukan, bukan aku bukan hamil duluan seperti kebanyakan dari pernikahan dini.
Aku menikah dengan seorang pria 15 tahun lebih tua dariku, aku ingatkan kembali aku menikah bukan karena hamil atau jadi simpanan om-om namun ini karena perjodohan orang tuaku.
Tapi, mampuhkan aku bertahan didalam pernikahan dengan pria 32 tahun itu. Aku atau dia yang akan gagal mempertahankan pernikahan ini atau pernikahan ini akan berhasil sampai aku menua dengannya.
Ayo lanjutkan membaca ceritaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon safira a, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28 (END)
Hari ini aku sama mas Irwan bangunnya siang sekitar jam 9 nan, aku kesekolahnya siang toh setelah 12 siang.
Aku sama mas Irwan lagi di kamar mandi, nggak boleh mikir yang nggak-nggak aku lagi sikat gigi begitupun mas Irwan. "Mas potong kumis sama janggutnya yah" ucapku sambil menatap pria itu dari pantulan kaca begitupun pria itu masih diam sehabis kumur-kumur.
"Memang kenapa ? Saya jelek yah kalau ada kumis sama janggutnya ?" Pertanyaannya itu loh, narsis juga ternyata mas Irwan aku menggeleng dan membalik menantap langsung pria itu. "Bukan gitu mas, cuman pas mas cium aku geli banget" aku menangkup kedua pipi mas Irwan dan memainkan tanganku di bulu-bulu tipis yang berada di sekitar wajahnya.
"Iya" ucapku sambil menaikan kedua halisku "dicukur yah" dia mengangguk dan mengambil pisau cukurnya dan krim cukurnya.
Dalam hal ini aku juga ikut adil, mas Irwan mendudukkan aku di wastafel dan membantu mencukur setelah selesai aku mengelapnya menggunakan kain handuk yang disediakan untuk wajah.
Aku tersenyum lebar dan kembali meletakan tanganku di kedua pipi pria itu. "Tampan sekali sih suami aku" nggak tau sih tiba-tiba lolos gitu aja aku nggak ada niatan buat ngomong gitu tapi benar-benar keluar sendiri.
"Sudah berani yah kamu muji-muji didepan saya langsung" mas Irwan melayangkan kecupan di bibirku beberapa kali dan kami terkekeh bersama. Entahlah sejak kemari aku mudah melihat pria itu tersenyum dan tertawa setelah masalah kami selesai.
Kali ini mas Irwan menaruh tangannya di belakang tengkuk ku memperdalam ciuman itu. Beberapa saat ciuman itu selesai dan nafasku berantakan begitupun dengan dia. "Memang kenapa jika aku memuji suamiku di depannya ?" Tanyaku setelah nafasku teratur, tak ada jawaban dia hanya tersenyum saja sambil menatapku dengan intens.
"Tidak papah, lanjutkan jika kamu ingin saya menyukainya" malu itu yang baru aku sadari. "Mas turunin aku, aku mau masak buat sarapan" dia menurunkan ku dari atas wastafel setelahnya dia membututiku sampai dapur.
*****
"Mas tolong cobain lagi" ucapku sambil menyuapinya yang berada di belakangku dia memelukku seperti biasa dari belakang. "Hmm ini sudah pas" aku mengangguk dan mematikan kompor itu.
Saat aku telah selesai memasak mas Irwan membantuku membawa masakan itu ke meja makan. Kami makan sambil sesekali mengangkat sebuah topik yang membuat kami semakin dekat.
Ternyata mas Irwan juga tidak sulit didekati. Sikap mas Irwan yang lebih berteman ini membuatku semakin nyaman bahkan dia tak sungkan lagi tersenyum untukku.
"Mas bisakan Anka tinggal bersama kita ?" Aku yang sedang menyuci piring sedangkan mas Irwan yang mengelap piring-piring itu menatapku. "Apa kamu suka banget sama anak itu ?" Tanyanya sedangan tatapan sulit aku baca.
"Aku ? Aku jelas suka banget sama dia, Anka itu anak yang baik,penurut dan sopan dia nggak pernah nyusahin aku sama Vernatta saat diarpatemen nya dia benar-benar anak baik ?" Mas Irwan hanya mengangguk-angguk aja.
"Ini juga bisa di jadiin simulasi kita sebagai orang tua ? Yah mas ?" Aku mengelap tanganku pakai kain kering. Dan mengalungkan tanganku di leher mas Irwan sama kaya di drama Korea yang aku liat buat bujuk pasangannya.
"Lalu, kamu ngapain hm ?" Mas Irwan menatapku datar atas perlakuanku. "Emang kenapa ada yang salah hah ?" Aku tersenyum polos padanya mas Irwan mengusap wajahnya kasar.
Dia mengulurkan tangannya meloloskannya memeluk tubuhku, aku tersenyum saat dia menarik tubuhku agar lebih menempel pada tubuhnya. "Saya turutin kemauan kamu, tapi tolong kamu jangan melakukan hal ini lagi yah" mas Irwan berbisik di telinga ku dan melepas pelukanku pada lehernya.
Aku menatapnya bingung saat dia pergi begitu saja ke kamar mandi. Aku menunggu lama banget agar mas Irwan keluar dari kamar mandi, aku kira dia marah padaku ternyata dia mandi tapi kok lama banget yah.
****
Aku sudah ganti baju dengan seragam sekolah untung aku menaruhnya di koper yang aku bawa jadi aku bisa tetap sekolah hari ini di bagikan hasil dari ujian Nasional dan itu membuatku berdebar.
"Mas, kenapa sih setiap aku tawarin buat hak mas. Mas selalu menghindar ? Apa aku tidak semenarik itu yah buat mas ?" Ini lah yang ingin aku tanyakan sejak tadi malam. Saat ini kami sedang dalam perjalanan menuju ke sekolah dan mas Irwan akan ke kantornya jadi mengantarkan aku terlebih dahulu.
"Kenapa ?" Mas Irwan ini kadang suka pura-pura budeg kayanya. "Mas ih" aku membuang muka kearah jendela menatap jalanan yang aku lewati.
"Kamu masih terlalu kecil, saya takut membuat kamu mengandung di usia kamu yang masih muda jadi saya bisa menunggu usia kamu cukup" aku kaget sih denger ucapan itu dari mas Irwan. "Mas Irwan mau puasa lagi sampe 3 tahun berarti sampe usia mas Irwan 35 tahun" ucapku terlalu jujur sampe buat mas Irwan menatapku horor.
"Jangan bahas itu lagi yah, kita sudah sampai di sekolah kamu sana masuk" mas Irwan kayanya ngusir aku. Sebelum aku keluar aku mencium pipi mas Irwan dan keluar dari mobil.
*****
Aku pulang sekitar jam 17:00 aku buru-buru beres-beres rumah yang belum sempat siang aku bereskan jadi aku lanjut pekerjaan itu sebelum mas Irwan pulang.
Aku masak seperti biasa, jam 18:00 tiba-tiba saja lampu padam itu buat rumah ini gelap dan sedikit menyeramkan.
Aku nyalakan lilin yang ada, aku main ponsel aja nggak bisa nggak ada sinyal. Saat aku diam duduk di meja makan aku ketiduran mungkin karena aku tidak melakukan apapun atau karena pas malam aku tidur dini hari jadi sekarang sudah mengantuk.
Pas aku buka mata aku kaget liat banyak lilin yang nyala sampe naikin keatas tangga, aku bingung siapa yang lakuin itu aku ikutin keatas pertamanya aku kaget ada kelopak bunga mawar banyak juga.
Lilin itu membawa ke kamar tidurku dan mas Irwan, pertamanya aku kaget tapi pas aku tau pelakunya aku tersenyum dan mengikuti permain nya.
Dan benar mas Irwan ada didalam sana sedang memegang satu pucuk mawar putih tanpa pelastik hanya tangkalnya.
"Mas" panggilku dia tersenyum menyambut ku. Ruangan itu telah didekorasi sedemikian rupa tampak begitu indah dan romantis.
"Mari kita jalani rumah tangga yang sungguhan dan memulainya dari awal" aku menatapnya berbinar-binar dia membawaku berdiri dihadapannya.
"Saya bukan orang yang bisa berkata romantis, tapi saya bisa membuktikannya pada kamu..." Aku masih terdiam mendengarkannya, pria itu menaikan tangannya menangkup pipiku.
"Saya akan membuat kamu menjadi wanita bahagia di dunia ini, saya tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi pada kamu. I love you" mas Irwan mendekatkan wajahnya dan berakhir dengan mencium bibirku.
"I love you to" balasku.
Tidak ada hal yang lebih menyenangkan dan mengharukan ketika Cintamu terbalaskan dan kamu tahu tidak ada celah yang akan memisahkan kamu dan dia kecuali sudah hilangnya rasa kepercayaan dan takdir tuhan. Tapi, ketika cinta sejati bertemu maka yang akan memisahkannya adalah kematian.
...End...
___________________________________________
[Jum'at, 31 Desember 2021]
Author : Safira Aulia Hamidah
Wtpd : Safira Auliya Hamidah
Instagram : Safira19989
Author : Akhirnya beres juga, Maaf sekali jika akhirnya tidak sesuai ekspektasi kalian. Tenang saja masih ada 1 epilog dan 1 bonus mungkin jika saya rindu dengan alur cerita ini saya akan sering memberikan sebuah rekaan disini saya tidak janji ! Sebelum nya saya pernah buat versi diambil dari sudut pandang si cowoknya mungkin kalau beres dalam Minggu ini saya akan tambahkan sebagai epilog atau bonus. Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih atas apresiasinya dari pembaca setia cerita ini.
Terima kasih telah baca