NovelToon NovelToon
Mama Untuk Alleta

Mama Untuk Alleta

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Cinta setelah menikah / Anak Genius / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Keluarga / Menikah Karena Anak
Popularitas:1.1M
Nilai: 5
Nama Author: ALphino

Apa kamu pernah mendengar, bahwa Tuhan memberi rasa sedih kepada manusia dalam takaran yang sama jadi jika hari ini kamu menghabiskan rasa sedihmu, maka esok hari yang tersisa hanya bahagia.

Ehmm, mungkin itu yang di alami Raina, hidup melarat selama puluhan tahun, berbagai cobaan telah mendera keluarganya, namun dia tetap percaya, bahwa Tuhan bekerja dengan caranya sendiri.

Pertemuan Raina dengan keluarga Sebastian mengubah hidupnya, juga mengubah hidup orang-orang di sekitarnya, hingga dia harus menjadi ibu dari seorang gadis kecil yang bernama Aleta.

Lalu bagaimana rasanya menjadi ibu tanpa mengandung, tapa melahirkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ALphino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 : Spinocerebellar Ataxia.

Berbeda lagi dengan Raina, dirinya yang sama sekali belum pernah memiliki hubungan khusus dengan laki-laki karena terlalu sibuk menimbang-nimbang dirinya yang tidak pantas untuk siapapun tiba-tiba tertarik pada Allan.

Laki-laki dengan perawakan tinggi tegap, gagah dan berwibawa itu mencuri hatinya sejak pertama bertemu, bahkan Raina sering memperhatikan Allan setelah mereka serumah.

Meski sedang bermain dengan Aleta namun ekor matanya terus mengawasi Allan, perlahan rasa cemburu menyusup saat dia melihat Allan dan Monica bersama, dengan menggunakan Aleta sebagai alasan dia selalu menegur Allan agar tidak bermesraan di depan matanya, padahal itu demi dirinya sendiri.

Setelah menikah, Raina sering merasakan pelukan Allan ketika bangun tidur, namun dia tidak pernah menolak, disamping karena takut kepada hal tidak terlihat yang dia sebut dosa, itu juga karena dia menikmati pelukan hangat Allan meski pelakunya sendiri tidak sadar telah melakukannya.

-

Sebulan berlalu, Allan kembali pulang saat dini hari, Raina yang sudah bertukar nomor ponsel dengan Valencia selalu memastikan bahwa Carter juga melakukan hal yang sama.

Raina selalu menunggu, bahkan meski dengan terkantuk-kantuk.

Malam ini, Raina menunggu Allan di kamar Aleta, karena Bu Lidya telah kembali ke Malang.

Anak gadisnya itu belakangan sedang tidak bersemangat, entah kenapa, saat di sekolahpun dia terus meletakkan kepalanya di atas meja, saat dirumah juga jarang sekali bermain.

Suara pintu terbuka membuat Raina kembali terjaga setelah sepersekian detik memejamkan mata.

"kamu belum tidur rain?" sapa Allan saat melihat istrinya mengangkat kepala dan melihat ke arah pintu.

"kamu baru pulang mas? mandi dulu, aku bikinin kopi". Allan mengangguk.

Dengan gontai Raina menuruni satu persatu anak tangga, tangan kecilnya segera meraih cangkir dan mengisinya dengan kopi dan air panas, tak lupa satu potong cheesecake yang dia buat sendiri tadi pagi.

Tetes demi tetes air mengalir dari rambut Allan yang basah, menuruni setiap inci kulit punggungnya yang terbuka. Pria itu hanya melilitkan handuk sebatas lutut saat keluar dari kamar mandi, karena lupa tidak membawa baju ganti.

"kamu capek sayang?" tanya Raina sembari membelitkan tangannya di tubuh Allan yang masih sedikit basah, Raina memang selalu terpesona dengan Allan yang baru selesai mandi, sabun kecantikan miliknya yang beraroma mangga membuatnya semakin tidak tahan untuk lebih dekat dengan suaminya itu.

"hai, kamu sedang menggodaku rain?" kata Allan saat menyadari istrinya mengecupi bagian tubuh belakangnya.

"aku kangen".

Wajah Allan memerah, dia menghentikan aktivitasnya yang sedang memilih baju.

"kangen banget". seru Raina lagi, Allan semakin tidak tahan dengan godaan Raina, dia membalikkan badan, sayangnya handuk yang dia pakai terlepas dan jatuh begitu saja.

"ihhh, mas Allan". pekik Raina sambil menutup mata dengan kedua tangannya. Menyadari ada sesuatu yang telah berdiri membuatnya malu sendiri.

"salah sendiri, godain macan yang lagi tidur". Allan terkekeh, tanpa membenarkan handuknya dia menuntut pertanggung jawaban dari Raina. Meski tubuhnya lelah, namun selalu ada cadangan tenaga ekstra untuk membuat istrinya tidak tidur semalaman.

"mas, bulan depan Aleta ada pertunjukan balet di sekolahnya, yang tadinya mau di Adain bulan kemarin, tapi diundur itu lhoh".

"lalu?"

"kamu harus datang ya, Aleta pengen banget tampil di depan kamu". Kata Raina sembari merapatkan dirinya pada Allan yang mulai menyalakan rokok elektriknya.

"iya, aku pasti datang, kan aku udah janji sama kalian kalo sekarang hidup aku cuma buat kamu dan Aleta". Allan mencium kening Raina, membelai rambut istrinya itu dengan lembut.

"sayang". bisik Raina.

"hemm".

"i love you". kata Raina, lalu dia terkekeh karena perkataanya sendiri.

"apa?" Allan mengernyit, merasa heran dengan istrinya yang lebih agresif hari ini.

"ngga ada siaran ulang". Masih dengan tawa kecil Raina beranjak, menyambar bajunya yang tadi di lempar Allan begitu saja.

"dasar nakal". Allan mencekal lengan Raina, menariknya dengan lembut, hingga kini Raina telah duduk di atas pangkuannya.

"siapa yang mengajarimu?" bisik Allan dengan gemas.

"Cia". Jawab Raina singkat

"istrinya Carter?"

"iya".

"bagus, ngga sia-sia aku minta kamu berteman sama dia". kini giliran Allan yang terkekeh.

-

Malam telah berganti pagi, Raina sibuk dengan aktivitas di dapur, menyiapkan sarapan untuk Aleta, satu piring nasi goreng sosis dan telur mata sapi setengah matang.

"anak papa, hari ini papa antar sekolah ya?". terdengar suara Allan yang sedang menuruni tangga bersama Aleta.

"papa nggak kerja?"

"papa bisa libur buat nganter Aleta".

"yaaay". sorak gembira Aleta menyejukkan hati Raina.

"Hayo, mau kemana? kenapa mama ngga dia ajak". Raina menggoda Aleta, gadis kecil itu segera berlari dan memeluk mamanya.

"hari ini papa anterin Aleta, mama juga ya?".

"tentu, mama udah mandi, udah siap buat nganterin Alleta".

-

Bruk

Aleta jatuh saat berjalan memasuki kelas, bukan tersandung tapi dia terjatuh sendiri, Allan segera bangkit dan menolong anaknya.

"sayang, kamu kenapa?"

"ngga apa-apa kok papa". senyum ceria kembali terbit dari bibir kecilnya saat menyadari papanya ada untuk menolongnya.

"lain kali hati-hati ya".

"siap papa".

Setelahnya Allan kembali ke dalam mobil bersama Raina. Mereka memilih duduk di belakang meski tidak membawa sopir, karena di depan mereka tidak bisa bermesraan.

Allan menatap dalam-dalam mata Raina, mengarahkan wajahnya mendekati wajah Raina.

"ini di tempat umum sayang". Raina menutup bibir Allan dengan telapak tangannya.

"dari luar ngga keliatan sayang".

"ada yang pengen aku omongin mas".

"apa?"

"tentang Aleta".

"ada apa?"

"akhir-akhir ini, dia keliatan lemes, terus gaya berjalannya jadi aneh, dia juga sering jatuh kaya tadi padahal ngga ada apa-apa, paling parah kemarin siang waktu latihan balet, gerakannya jadi ngga karuan mas, selama ini kan orang tua di larang lihat ke ruang latihan cuka di kasih rekaman sama miss-nya, tapi kemarin di ijinkan, jadi aku bisa lihat langsung".

"lalu?"

"aku ngga kuat bayangin kalau dia kenapa-kenapa mas, ketakutan ku bukan tanpa alasan, aku kemarin juga kaget waktu belajar dan ternyata tulisan tangan Aleta jadi berantakan padahal tadinya udah rapi mas".

"kita ke dokter nanti".

"aku takut dia kena Spinocerebellar Ataxia".

"apa itu rain".

"buka google aja mas, biar mas Allan paham". Tanpa komando, Allan segera membuka ponselnya, mencari apa yang di katakan oleh Raina, tentu saja Raina yang mengetiknya.

"ya Tuhan". Allan membelalakkan matanya, semua yang di katakan Raina adalah gejala awal penyakit tersebut, bibirnya menjadi kelu, air mukanya berubah keruh, Allan hampir menangis.

"bukan saatnya kita sedih mas, kita harus segera memastikannya".

"iya Rain". Raina memeluk suaminya yang terlihat sangat terpukul dengan kondisi yang di alami anak mereka, meski Raina sendiri juga mengalami kekalutan yang sama, tapi dia tidak ingin terlihat lemah di depan Allan.

1
Happy Family
tak guna air mata C Allan tu ... sakit hati aku....hahahahaha
Happy Family
aku tak berasa sedih baca kisah Allan yg sedih menitiskan air matanya... aku nyampah dgn perwatakan c Allan... hahahahaha ... mcm dia pulak yg tersakiti,konon sedih sudah buat hidup anak org kucar kacir .. entah kenapa,aku Tk dpt selami watak c Allan ni .. maaf sudah terlanjur tk suka Dr awal sih... watak Rain, Aletta, bapak Rain aku sedih....
Happy Family
air mata buaya tu C Allan.... sikit² nangis ... konon sedih.... tp tak insaf²... pooodhaaaa
Ruzita Ismail
Luar biasa
Wiwik Andayani
Alan orang Situbondo ko spt opa korea
Happy Family: penduduk Situbondo orgnya seperti apa Dek?
total 1 replies
23. Satrio Gumelar
wih,kampung rawa jakarta,itu mah rumah masa kecil ane,sebelah mana nya mba rain
Mamma Miauw
Luar biasa
Lendra Wati
bagus dan menarik
Lilis Chandra
bagus
Nia Yusniah
awal yg sedih
Mia Sukatmiati
aneh kok mamanya Allan kayak gak ada sayang sayangnya sama Aleta,,pdhl begitu sayang dan welcome sama Raina yg bukan siapa siapanya,,ada apa dengan Aleta
Happy Family: adu domba si Marni kali....
total 1 replies
sherly
pelakor ngelunjak perlu diceburin ke laut
sherly
Allan ini bego apa pura2 bego..
sherly
jijiklah rain tidur dikasur bekas kamu dan selingkuhanmu.. ngk punya hati kamu allan
sherly
ya ampun hidup apa yg kamu jalanin Raina, tega banget Allan...
sherly
papamu gatel
sherly
ngk modal kamu Allan kalo mau gituan Ama Monic di hotel donk, ngk punya hati kamu emang sialan
sherly
geli aku Ama karakter Allan, katanya mantan aparat tp kok kyk gt, blm lg BPKnya jenderal hadew
sherly
Monica dokter gadungan
sherly
Allan sialan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!