Ragil yang sedang menyamar menjadi seorang duda dan laki-laki yang buta harus dipertemukan dengan seorang gadis yang menyebalkan baginya dan hampir saja membuat gagal rencananya.
"Sekali lagi kamu mengganggu saya. Saya akan m3m6unuhmu!" Ragil.
"Ayo kita menikah, Om duda!" Adele.
Ragil merasa geram karena Adele seperti tidak takut dengan dirinya.
Apakah Ragil akan berhasil dengan semua rencananya atau justru berakhir takhluk dengan gadis lugu seperti Adele yang sifatnya seperti anak kecil.
Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria_azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FINA AND THE GENGS
Suasana mencekam masih terasa di rumah kedua orang tuanya Fina. "Apa maksud ucapan Anda. Kami tidak mengerti?" ujar papanya Fina yang bernama Rion.
"Di mana Fina putri kalian? Panggil dia ke sini!" ucap sang anak buah.
"Baik akan saya panggilkan," jawab mamanya Fina yang bernama Jingga.
Jingga langsung masuk ke dalam untuk mencari Fina dan tidak lama mereka datang.
"Ada apa ini?" tanya Fina.
"Ada apa, Ma?" tanyanya lagi sangat kebingungan karena ada banyak orang di rumahnya.
"Seharusnya Mama dan Papa yang tanya sama kamu."
"Apa yang sudah kamu perbuat sampai menyinggung mereka semua untuk datang ke sini!" tegas mama Jingga.
"Fina nggak melakukan apa-apa, Ma," jawab Fina.
"Kamu boleh mengelak, tapi bagaimana dengan mereka," kata sang anak buah.
"Bawa masuk," perintahnya.
Lalu masuklah Dina dan Kia bersama kedua orang tuanya masing-masing.
Mata Fina melotot melihat kedua teman beserta kedua orang tuanya datang ke rumahnya.
"Kalian," ucap Fina.
"Tolong jelaskan semuanya kepada kami?"
"Ada apa ini sebenarnya? Kami beneran tidak mengerti," ucap Rion.
"Fina, Dina, Kia. Cepat jelaskan apa yang sudah kalian lakukan kepada gadis kesayangan majikan kami!" kata sang anak buah.
"Ka-Kami tidak melakukan apa-apa, Tuan," jawab ketakutan dari Kia.
"Kami tidak mengerti kenapa kami dibawa ke sini," kata Dina.
"Sebenarnya kalian siapa dan kenapa membuat rusuh di rumah saya?" tantang Fina kepada para anak buah.
"Ehem ... " tiba-tiba ada yang berdeham dan baru saja masuk ke dalam rumah. Dia adalah Arfan.
"Fina, Dina dan Kia."
"Kalian gadis kecil yang salah berurusan dengan seseorang," ucap Arfan sambil berdiri di hadapan mereka.
Semua orang pada diam dan memperhatikan Arfan. "Kalian pasti mengenal Adele 'kan?"
"Bukankah dia teman satu kelas kalian?" kata Arfan.
"Sekarang jelaskan apa yang sudah kalian lakukan kepadanya?" tegas Arfan sambil menatap tajam ketiga gadis yang berdiri di depannya.
Fina, Dina dan Kia ketakutan. "Ka-Kami tidak melakukan apa-apa," jawab Kia.
Arfan tersenyum tipis. "Iya. Kami tidak tahu apa-apa," kata Dina.
"Kami tidak bersalah," ucap Fina.
Prok!
Prok!
Prok!
Arfan bertepuk tangan untuk kebohongan mereka. "Kalian seharusnya sekolah khusus artis, karena kalian sudah pintar berdrama dan berbohong." Ucapnya.
"Rion, Jingga, Lukas, Salsa, Zidan dan Lulu."
"Kalian berenam orang tua mereka bertiga."
"Putri kalian sudah berani membully gadis kesayangan majikan kami hingga lengannya lebam dan membiru," ucap Arfan membuat para orang tua sangat terkejut.
"Saya tidak mengenal kalian, tapi mudah bagi saya untuk mencari informasi tentang kalian."
"Tidak! Adele sudah memfitnah kami," sanggah Fina.
"Fitnah?"
"Ternyata kamu masih berani membantah," kata Arfan.
"Lalu siapa yang mendorong Adele hingga dia jatuh di kamar mandi?" tegas Arfan sambil berdiri di depannya.
"Siapa yang suka melototin Adele dan mengancam Adele untuk jangan dekat-dekat sama laki-laki yang sok tampan itu!" tegas Arfan.
"Lalu siapa yang sudah mengancam Adele untuk jangan jujur kepada keluarganya jika tidak mau ditelan74ngi!"
"Jawab!" bentak dan teriak super keras dari Arfan.
Fani menunduk ketakutan termasuk Dina dan Kia.
Arfan menengadahkan tangannya kepada salah satu anak buahnya. Lalu sang anak buah mengeluarkan pistol untuk diberikan kepadanya.
"Mau jujur dan mengaku sendiri atau satu peluru ini menembak kerongkonganmu, Fina!" ancam Arfan membuat lutut Fina bergetar karena takut.
Fina langsung berlutut di kakinya Arfan. "Ampun, Tuan. Maafin kami. Kami akui sudah melakukan itu semua kepada Fina." Ucapnya sambil menangis.
"Kamu masih kecil suka menindas orang yang lemah!" kata Arfan.
"Jika pintu maaf mudah terbuka lebar, penjara akan kosong."
Para orang tua sangat terkejut sekali mendengar pengakuannya Fina.
"Saya tidak akan mudah memaafkan kalian bertiga."
"Jika tidak mau peluru ini menembus otak kalian termasuk kedua orang tua kalian, besok kalian semua harus mau menerima hukumannya!" tegas Arfan.
"Saya tidak takut kalian melaporkan kejadian petang ini kepada polisi, karena polisi tidak akan bisa menangkap kami."
"Awas saja kalau kalian semua berani kabur. Besok kalian bertiga termasuk kalian para orang tua harus wajib datang ke sekolahan."
"Jika sampai ketahuan kabur, siap-siap saja akan menerima akibatnya!" ancam Arfan.
"Ayo pergi!" ajak Arfan kepada para anak buahnya.
Mereka semua lalu pergi dari rumah kedua orang tua Fina. Dan ketika mereka semua sudah pada pergi, para orang tua langsung pada menampar Fina, Dina dan Kia.
"Kalian kami sekolahkan biar pintar malah mengusik anak orang berpengaruh seperti mereka!" marah para papa kepada anak-anaknya.
Bersambung ....
😁🤭🤭
ngk salah kamu dika
kurang sadis dek🤣🤣