Ardan Kael tumbuh di Akademi Aetherion — sekolah elit bagi para pengguna kekuatan elemental.
Tapi di usia 16 tahun, hasil ujiannya menunjukkan “nol energi.” Ia dicap Reject, dibuang dari akademi, dan diusir dari keluarganya sendiri.
Namun, pada malam ia hendak bunuh diri di tebing Aetherion, ia mendengar suara aneh dari bayangannya sendiri:
“Kau gagal bukan karena lemah... tapi karena kekuatanmu terlalu kuat untuk dunia ini.”
Suara itu membangkitkan sesuatu yang telah lama tersegel dalam dirinya — Void Energy, kekuatan kegelapan yang bisa menelan seluruh elemen.
Dari situ, Ardan bersumpah untuk kembali ke akademi, bukan sebagai murid...
Tapi sebagai mimpi buruk bagi semua orang yang pernah merendahkannya.
“Kalian menyebutku gagal? Baiklah. Aku akan menunjukkan arti kegagalan yang sebenarnya.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Nuraida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 – Pengungkapan Rahasia
Ruang Dewan di Menara Aetherion adalah tempat yang dingin dan megah, dilapisi marmer putih dan batu rune kuno. Itu adalah ruang di mana keputusan paling kejam dan paling rahasia Akademi dibuat.
Grandmaster Solan Caelum duduk di kursinya, tidak dengan ketenangan seorang pemimpin, tetapi dengan kemarahan yang membara. Di depannya, berdiri Elandra Morwyn. Profesor Chronomancy itu, meskipun ia adalah seorang manipulator ulung, kini tampak sangat tenang, seolah ia sudah lama menantikan momen ini.
Solan tidak lagi bermain-main dengan basa-basi. Serangan di festival dan kehancuran Crystal of Origin sudah terlalu parah untuk diabaikan.
"Cukup, Elandra," kata Solan, suaranya rendah dan penuh bahaya. "Jangan gunakan Chronomancy untuk memanipulasi kami lagi. Aku tahu kau menyembunyikan sesuatu, sejak bertahun-tahun yang lalu. Dan itu telah kembali menghantuiku."
Elandra hanya menghela napas. "Katakan saja apa yang kau inginkan, Solan. Waktu kita singkat. Besok malam adalah penyerbuan Ruang Inti."
"Penyerbuan, ya? Kau tahu tentang rencana itu," Solan menyeringai tajam. "Aku merasakan aura itu di festival. Void, dikombinasikan dengan teknik Wind Weaving yang sangat spesifik. Teknik yang hanya diajarkan di Klan Caelum pada Abad Kegelapan."
Solan membanting tangannya ke meja, membuat rune di ruangan bergetar. "Aku tahu Umbra adalah keturunan Kael the Abyssal. Tapi aku juga tahu dia berhubungan denganmu. Dan aku tahu, Elandra, siapa dia sebenarnya."
Solan mendekat, mata Klan Angin-nya menyipit. "Aku ingat malam Gerhana Pertama, dua puluh tahun yang lalu. Malam ketika bayi dari Klan Caelum lahir, bayi yang memiliki Tanda Void di dadanya, dan yang seharusnya dibuang di Desa Tersisih sesuai perintah Dewan."
Wajah Elandra tidak menunjukkan reaksi.
"Bayi itu tidak dibuang. Bayi itu dicuri. Kau mencurinya, Elandra," Solan menuding. "Kau, sang Chronomancy Master, memiliki akses ke catatan kelahiran yang dipalsukan. Kau menyelamatkan bayi itu. Kau memalsukan catatannya sebagai Reject yang dibuang secara resmi, Ardan Kael."
Elandra tersenyum tipis. Itu bukan senyum kemenangan, melainkan senyum kebenaran. "Akhirnya, Solan. Kau ingat. Aku pikir kau telah menyegel memori itu di balik rune Wind Weaving-mu."
"Jadi bocah itu masih hidup..." desis Solan, kata-katanya penuh kebencian. "Dan dia kembali ke sini, berani-beraninya dia menyusup ke Akademi dengan identitas palsu! Kau, Elandra, bersekongkol dengan musuh terbesar Aetherion!"
"Aku tidak bersekongkol dengan musuh, Solan," Elandra membalas dengan tegas. "Aku bersekongkol dengan kebenaran. Ardan Kael adalah keturunan Kael the Abyssal, yang berarti dia adalah kebenaran yang kau segel. Kau menciptakan sistem yang membuangnya, dan kau yang mengajarinya cara membenci tatanan ini."
"Aku akan menangkapnya. Aku akan mengungkap Kael Umbren, dan aku akan menyegelnya selamanya di Menara Void!" ancam Solan.
"Kau tidak bisa menyegelnya," kata Elandra, menggelengkan kepalanya perlahan. "Dia bukan bocah lagi, Solan. Dia adalah Umbra. Dia adalah bayangan yang tak bisa kau hancurkan. Kau hanya akan mengubahnya dari pembalas dendam menjadi martir bagi semua Reject."
Solan terdiam sejenak. "Mengapa kau membocorkan rencana Ruang Inti kepadanya? Mengapa kau mengirimnya ke sini?"
"Aku mengirimnya ke sini untuk menyelesaikan apa yang dimulai Kael the Abyssal: menghancurkan tatanan Menara Waktu dan Menara Cahaya, agar monopoli klanmu runtuh," jawab Elandra. "Aku tahu kau menyiapkan Segel Penyerap Energi di Ruang Inti besok malam. Itu adalah jebakanmu. Tapi aku telah memberinya rencana untuk mengubah jebakanmu menjadi senjata melawanmu sendiri."
Elandra berjalan mendekat, mendekati Solan, menatapnya dari jarak dekat.
"Kau tidak akan menangkapnya, Solan. Karena aku telah melatihnya untuk menjadi lebih cerdas darimu. Kau hanya melihat Api. Dia melihat kekosongan yang diizinkan oleh Api itu."
Solan tertawa, tawa yang kering dan pahit. "Kau meremehkanku, Elandra. Aku tahu kau tidak hanya memberinya rencana. Kau juga menyiapkan Pecahan Void sebagai rencana cadangan, bukan? Kau ingin mengendalikan Dewa Void yang kau ciptakan itu, jika ia menjadi terlalu kuat."
Elandra tersentak. Ia tidak menyangka Solan mengetahui keberadaan Pecahan Void.
"Pecahan Void adalah artefak yang kau dan aku cari selama bertahun-tahun, Elandra," Solan menyeringai. "Inti energi yang akan memberikan kendali atas Void Energy. Kau mencari Pecahan itu untuk mengendalikan Ardan, bukan untuk menyelamatkannya. Tapi kau terlambat. Pecahan Void sudah ada di tanganku."
Solan mengangkat tangan kirinya. Sebuah kristal kecil, tidak lebih besar dari ibu jari, berdenyut dengan cahaya ungu yang mengerikan, tersembunyi di balik rune penyegel.
"Aku mencurinya dari arsip rahasia Kael the Abyssal saat Gerhana Pertama, setelah kita menyegelnya. Aku menyimpannya sebagai senjata pamungkas untuk hari ini. Dengan ini, Elandra, aku tidak perlu lagi menangkap Ardan. Aku hanya perlu mengaktifkan Segel Penyerap Energi besok malam. Pecahan Void ini akan menarik semua energinya keluar, dan ia akan kembali menjadi Nol."
Elandra Morwyn, sang manipulator ulung, kini benar-benar panik. Rencananya untuk menetralkan Segel Solan dengan benih Void Ardan akan gagal. Ardan akan langsung lumpuh, dan Solan akan memenangkan permainan politik dan sihir ini.
"Kau tidak boleh menggunakannya!" Elandra berteriak, maju selangkah. "Itu terlalu berbahaya! Itu bisa merusak tatanan sihir Valenforge selamanya!"
"Risiko yang harus diambil," jawab Solan, matanya berkilat gila. "Pecahan ini akan memberikan kendali atas Void Energy, dan aku akan menghapus Ardan Kael selamanya."
Elandra sadar waktunya hampir habis. Ardan akan memasuki Ruang Inti dalam beberapa jam ke depan, tidak menyadari bahwa Solan telah memegang kunci untuk melumpuhkannya.
"Kau harus tahu kebenarannya, Solan," kata Elandra, mencoba taktik terakhir. "Kael the Abyssal tidak menciptakan Menara Void sebagai sistem kontrol. Dia menciptakan Menara itu sebagai penyimpan pengetahuan bagi keturunannya. Dia ingin kehancuran, tapi kehancuran yang terstruktur. Kau hanya melihat api. Kau tidak melihat strategi di baliknya."
"Aku hanya melihat pengkhianatan di matamu, Elandra," balas Solan dingin. "Sekarang, aku memiliki Pecahan Void. Dan besok malam, Ardan Kael akan kembali menjadi Nol, dan kau akan dipenjara."
Elandra tahu ia harus bertindak. Ia berbalik dan melarikan diri dari Ruang Dewan. Ia harus menemukan Ardan.
"Ardan harus tahu kebenaran sebelum Solan menemuinya. Dia harus tahu Pecahan Void ada di tangan Solan," gumam Elandra, berlari melewati koridor Aetherion yang sunyi.
Pengkhianatan yang paling besar telah terungkap, dan nasib Ardan Kael kini bergantung pada seberapa cepat ia bisa mengalahkan Solan, mentornya, Ravel, dan bahkan Elandra sendiri.