NovelToon NovelToon
Dendam Putri Pengganti

Dendam Putri Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu / Balas dendam pengganti / Romansa / Mengubah Takdir
Popularitas:46k
Nilai: 5
Nama Author: eka zeya257

Asa terkejut saat membuka matanya semua orang justru memanggilnya dengan nama Zia Anggelina, sosok tokoh jahat dalam sebuah novel best seller yang menjadi trending topik paling di benci seluruh pembaca novel.

Zia kehilangan kasih sayang orang tua serta kekasihnya, semua terjadi setelah adiknya lahir. Zia bukanlah anak kandung, melainkan anak angkat keluarga Leander.

Asa yang menempati raga Zia tidak ingin hal menyedihkan itu terjadi padanya. Dia bertekad untuk melawan alur cerita aslinya, agar bisa mendapat akhir yang bahagia.

Akankah Asa mampu memerankan karakter Zia dan menghindari kematian tragisnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Pertanyaan Zia membuat Haris tertegun dengan wajah memerah.

"Zia, gue..." Ia menggaruk belakang kepalanya gugup, benar-benar tidak menyangka Zia ternyata mengetahui perasaannya.

Zia menghela napas panjang. "Kalau lo benar-benar suka sama gue, gue minta maaf, Haris. Karena gue gak bisa bales perasaan lo dan gak bisa ngasih lo kesempatan."

Haris tertegun, kelopak matanya bergetar mendengar ucapan Zia. Hatinya berdenyut nyeri, inikah rasanya ditolak bahkan sebelum berjuang? Haris memalingkan wajah merasakan dadanya seperti ditimpa ribuan besi karena rasanya sangat sesak.

Zia tahu dirinya jahat, tapi ia harus mengatakan ini sebelum semuanya semakin rumit. Ia tidak mau Haris menaruh harapan lebih kepadanya. Kehidupannya di sini sudah penuh dengan masalah dan ia tidak mau menambah masalah dengan menanggung perasaan orang lain, ia tidak sebaik itu.

"Kenapa lo gak bisa ngasih gue kesempatan, Zi?" Haris menatap Zia lekat, tapi mengusap tangannya gadis itu.

"Maafin gue, Haris," ucap Zia lirih.

Haris tersenyum getir mendengar itu.

"Ikut gue!"

TRANG!

Sendok yang ada di mangkuk terpental jatuh karena tersenggol siku Zia ketika sebuah tangan tiba-tiba saja mencengkeram kasar pergelangan tangannya. Hal yang membuat Zia kaget, ternyata yang melakukan itu adalah Arza.

"Lo apa-apaan sih?" Zia berusaha melepaskan cekalan tangan Arza, tapi tidak bisa.

"Ikut gue!" tekan Arza sambil menarik lengan Zia.

Namun Haris menahan tangan Zia yang satunya."Lepasin dia, Arza!"

"Minggir! Lo gak usah ikut campur!" geram Arza.

Mata Zia mengerjap linglung dengan situasi yang saat ini ia hadapi. Kenapa malah seperti adegan drama Korea yang dulu pernah ia tonton sih?

"Gue berhak ikut campur! Di sini Zia sama gue berarti dia tanggung jawab gue," sahut Haris sambil berusaha menarik lengan Zia agar terlepas dari cengkeraman Arza.

Tanggung jawab? Urat-urat di leher Arza menonjol karena emosi, ia melepaskan lengan Zia lalu tanpa aba-aba ia langsung menghampiri Haris dan memukul wajah cowok itu begitu saja.

"Bangsat!"

Bugh!

Karena tidak siap Haris langsung tersungkur jatuh ke lantai. Zia terkesiap dengan mata membola kaget, ia kemudian menatap marah Arza sengit.

"Lo gila!" Bentaknya tak percaya.

Semua orang yang ada di sana langsung membeku ketika menyaksikan Arza meninju Haris secara mendadak. Bahkan teman-teman Arza terpaku tidak percaya di meja mereka.

Napas Zia naik turun penuh emosi, ia menoleh kepada Haris yang tengah menyeka darah di sudut bibirnya. Zia bergerak ingin membantu, tapi sekali lagi tangannya ditahan. Bukan hanya ditahan, tapi ditarik paksa pergi dari sana.

"Lepasin gue sialan!" Sentak Zia.

Arza tidak menyahut ia malah semakin mencengkeram kuat pergelangan tangan Zia dan melangkah lebar ke luar kantin.

Haris meringis perih dan sekali lagi menyeka darah yang mengalir dari sudut bibirnya seraya menatap nanar punggung Zia yang mulai menghilang dari pandangannya. Nyatanya, sampai kapan pun ia hanya akan menjadi pengagum.

***

Arza masih memasang wajah keras dengan tangannya menarik lengan Zia agar mengikuti langkahnya. Di belakangnya Zia tidak berhenti memberontak dan mengumpat sepanjang jalan, kaki pendeknya lumayan kesulitan menyeimbangkan langkah Arza di depannya, ia beberapa kali hampir terjatuh.

"Sial!" Umpat Zia ketika hampir saja ia tersungkur jatuh karena mengikuti langkah lebar Arza.

Seolah mengetahui kesulitan Zia, Arza sedikit memperpendek langkah kakinya, tetapi tidak dengan cengkeraman tangannya. Mereka berhenti di gudang sekolah, Arza membawa masuk Zia ke sana dan satu kakinya diayunkan ke belakang untuk menutup pintu gudang itu.

BRAK!

"Lo apa-apaan sih?!" sentak Zia ketika melihat pintu gudang yang tertutup rapat. "Lo ngapain bawa gue ke sini? Terus tadi kenapa lo malah mukul Haris?"

Kepala Zia serasa ingin pecah mengingat adegan di kantin tadi.

Arza masih diam dengan rahang mengeras.

"Kalau ada masalah sama gue jangan bawa-bawa orang lain, apalagi Haris. Dia gak tahu apa pun! Sekarang lo minggir, biarin gue pergi, gue harus ngeliat kondisi Haris di—"

"Haris! Haris! Haris!" geram Arza dengan gigi menggeretak menahan emosi. "Gue gak suka lo nyebut nama cowok sialan itu di depan gue, Zia."

Zia meringis pelan merasakan cengkeraman Arza semakin kuat pada pergelangan tangannya. "Cowok sialan? Di sini yang paling sialan itu lo, Arza! Ada hak apa lo larang gue, hah? Mau mulut gue sebut nama Haris atau siapa pun itu hak gue!"

Bibir Arza menipis, ia mendorong bahu Zia sedikit kasar hingga membentur tembok lalu mengurung tubuh gadis itu dengan satu tangannya. Wajah Zia mengernyit ketika merasakan nyeri di punggungnya. Ia mendongak dan matanya langsung bertemu dengan sepasang mata Arza yang menatapnya dingin.

Ada keheningan tajam setelah Zia mengatakan itu.

"Gue gak suka," kata Arza tiba-tiba, menahan napas dulu sebelum akhirnya menatap Zia. Wajahnya mendekat hingga napasnya yang hangat menerpa wajah Zia.

"Udah gue bilang lo gak bisa ke mana-mana lagi, Zia." Bisik Arza penuh penekanan.

Zia mengernyit samar. "Gak usah basa-basi, langsung perjelas kalimat lo!"

Arza menyentuh wajah gadis itu dan mengusapnya lembut. "Gue gak suka lo natap cowok lain, gue gak suka lo senyum sama cowok lain selain gue. Gue gak suka lo sama cowok lain, Zia. Kenapa lo bingung? Kenapa? Karena sejak lama gue satu-satunya cowok yang lo liat?" ucapnya dengan nada rendah, begitu rendah hingga Zia terpaku mendengarnya.

"Masih punya malu lo ngomong kayak gini sama gue?" tanya Zia sarkas sambil menepis kencang tangan Arza. "Arza, bahkan gue masih inget jelas setiap kali penolakan yang lo ucapkan sama gue. Apa perlu gue beberin satu per satu, huh?"

"Gue tahu, gue tahu, tapi tolong lihat gue lagi Zia, cuma gue." lirih Arza.

Zia tertawa hambar. "Lo memang jenis cowok paling brengsek yang pernah gue kenal, bajingan gak tahu diri!"

Arza terdiam kaku.

Zia menurunkan tangan Arza yang ada di wajahnya sebelum berkata, "Arza! Lo harus paham ini, gue gak sebaik hati itu masih mau buka pintu untuk orang yang udah memporak-porandakan perasaan gue. Tolong sadar diri, jadi manusia jangan gak tahu malu," katanya dengan nada rendah.

Arza memalingkan wajah berusaha meredam denyut sakit di hatinya. Ada gumpalan rasa sesak yang membuatnya kesulitan bernapas setelah mendengar ucapan Zia. Namun, setelah semua itu tidak sedikit pun ia ingin mengalah atau menyerah.

"Gimana kalo gue ... Mau lo kembali seperti du–"

Bugh!

Zia menendang perut Arza sampai cowok itu mundur beberapa langkah, Zia terkekeh mengejek. "Nggak mau, dan nggak akan pernah mau. Jangan lo pikir gue nggak bisa mukul wajah lo yang sok kecakepan itu."

Setelah mengatakan itu Zia segera pergi dari gudang tersebut, tanpa sedikit pun menoleh lagi pada Arza.

Egois? Arza tertawa miris dalam hatinya. Ya, mulai hari ini ia akan memperlihatkan kepada Zia seberapa egois dirinya.

Ia menginginkan Zia dan itu akan ia dapatkan dengan cara apa pun.

1
Amriati Plg
Ngk ada, cctv apa di kantin
Masha 235
maksudnya apa ni? anak pungut? apa zia bukan anak kandung damoan?
Zee✨: ada di dunia nyata, kalo sekarang zia tuh anak yatim piatu yg di adopsi sama damian dan istri pertamanya yg udh meninggal
total 3 replies
Heni Mulyani
lanjut author 💪
Heni Mulyani
lanjut
Aretha Shanum
bosen boosennn
Wahyuningsih
emang jln critanya terlalu ber tele2 gk sat set sat set q jdi males bacanya thor kpn zia bahagia
Luvqaseh😘😘
bosan...xde perubahan...
nur janah567
ber tele" ceritanya keseel tapi penasaran banget . pengennya tuh nya tu gaby ketahuan belangnya biar mampus tu orang bikin gedeg banget
🌸 azaLea🌸
teruss kapan terungkapnya 😪
Zee✨: y nnti sekarang baru mau masuk pertengahan alur😄
total 1 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
gaby, gaby si drama queen semoga cepet ketahuan kebusukan hatinya gaby
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ: kesabaran aq setipis tissu thor🤭
total 2 replies
Rossy Annabelle
👏👏👏👏bagus jangan kasih kendor zi🤯
🌸 azaLea🌸
🥱
silvia da luz
gue suka banget sama kata" lo kevin👍
Heni Mulyani
lanjut author
Rizky Fathur
bikin damian jantungan bikin kena sakit parah bikin mcnya tidak mau mengurusnya
Heni Mulyani
lanjut author 💪
Erni Wati
terus semangat berkarya Thor,,,,
Zee✨: siap, makasih dah mampir kak😍
total 1 replies
Raine
banyak debat aja,, keburu wafat tanpa tindakan tegas, keluar aja kek dari tu keluarga, udah tau nyesel mungut dia tapi masih aja tinggal
🌸 azaLea🌸: terlalu menye2 thorrr..
kurang suka 😪
total 2 replies
Heni Mulyani
lanjut author 💪
Murni Dewita
double up lah thor
Zee✨: besok yah, hari ini cape bgt soalnya nyambi kerja 🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!