NovelToon NovelToon
Ibuku Selingkuhan Suamiku

Ibuku Selingkuhan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: rafizqi

“Dikhianati suami, ditikam ibu sendiri… masihkah ada tempat bagi Andin untuk bahagia?”

Andin, seorang wanita sederhana, menikah dengan Raka—pria miskin yang dulu ia tolong di jalan. Hidup mereka memang pas-pasan, namun Andin bahagia.

Namun kebahagiaan itu berubah menjadi neraka saat ibunya, Ratna—mantan wanita malam—datang dan tinggal bersama mereka. Andin menerima ibunya dengan hati terbuka, tak tahu bahwa kehadiran itu adalah awal dari kehancurannya sendiri.

Saat Andin mengandung anak pertamanya, Raka dan Ratna diam-diam berselingkuh.

Mampukah Andin menghadapi kenyataan di depannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Malam turun dengan sunyi yang aneh.

Langit gelap, dan hujan gerimis jatuh perlahan, menimbulkan suara lembut di atap rumah Andin. Lampu-lampu di ruang tamu menyala temaram. Ia baru pulang dari lokasi syuting, tubuhnya lelah, tapi pikirannya masih dipenuhi naskah dan jadwal yang menumpuk.

Andin membuka pintu rumah perlahan.

Semua tampak normal — sampai langkahnya memasuki ruang tengah.

Ia berhenti.

Bantal sofa berserakan di lantai, vas bunga pecah, dan kaca jendela sedikit terbuka padahal tadi pagi ia yakin telah menutup semuanya rapat-rapat. Napasnya memburu. Ia berusaha menenangkan diri, berpikir mungkin ada kucing liar masuk dari jendela. Tapi instingnya berkata lain.

Ia menunduk, melihat bekas sepatu di lantai kayu yang bukan miliknya. Bekas itu mengarah ke tangga menuju lantai atas.

“Andin… tenang,” bisiknya lirih pada dirinya sendiri. Menatap kearah bekas sepatu itu melangkah.

“Mungkin cuma salah ingat…” gumamnya lagi mencoba menenangkan diri.

Langkahnya perlahan menapaki tangga satu per satu. Setiap langkah terasa berat dan menegangkan. Rumah yang biasanya terasa hangat, kini berubah menjadi tempat asing yang mengancam.

Ketika tiba di depan kamar, ia mendapati pintunya terbuka sedikit. Hembusan angin membuat tirai kamar bergerak pelan. Andin menelan ludah, lalu mendorong pintu itu dengan hati-hati.

Dan di sanalah dia melihatnya.

Tulisan besar di dinding kamarnya — tergores dengan lipstik merah menyala, membentuk kalimat yang membuat darahnya berhenti mengalir.

“Selamat datang, Andin. Aku kembali.”

Andin berdiri kaku. Wajahnya memucat, tubuhnya bergetar hebat.

Jantungnya berdetak begitu cepat hingga terasa menyakitkan di dada. Ia melangkah mundur perlahan, tangan menutup mulutnya agar tidak berteriak.

Lipstik itu… baunya masih baru.

Seseorang baru saja berada di dalam kamarnya.

Dengan tangan gemetar, Andin meraih ponselnya. Ia segera menekan nomor Hans.

Tapi layar ponsel menunjukkan tulisan “Tidak ada jaringan.” Ia mencoba lagi—tapi tetap gagal.

Sinyalnya hilang, padahal rumahnya berada di pusat kota.

Andin menatap sekeliling dengan napas memburu.

“Siapa di sana!?” teriaknya, suaranya bergetar, antara ketakutan dan keberanian yang dipaksakan.

Tak ada jawaban. Semuanya hening.

Hanya suara derit lembut dari arah dapur.

Andin menoleh perlahan. Cahaya redup dari lampu koridor membuat bayangan panjang di lantai. Ia melangkah mendekat dengan kaki yang gemetar, meraih tongkat besi yang biasa ia simpan di dekat lemari.

Ketika ia menoleh ke arah dapur, suara sesuatu jatuh terdengar keras.

Andin terlonjak, lalu menahan napas.

Ia maju beberapa langkah… dan menemukan sebuah cermin kecil di atas meja makan.

Cermin itu… milik Clara — cermin yang pernah digunakan di lokasi syuting dulu, sebelum Clara dipecat.

Andin terdiam, tubuhnya gemetar tak terkendali.

“Tidak… ini tidak mungkin…”

Lalu tiba-tiba, lampu rumah padam.

Andin menjerit pelan.

Semua gelap. Hanya kilat dari luar jendela yang sesekali menyinari ruangan. Dan di pantulan kaca jendela itu… samar-samar, terlihat bayangan seorang wanita berdiri di belakangnya, rambutnya panjang, dan bibirnya merah menyala.

Andin menoleh cepat — tapi tak ada siapa-siapa.

Hanya suara hujan yang kini turun lebih deras.

Suasana semakin mencekam. Ia berlari ke ruang tamu, bersembunyi di balik sofa, tubuhnya gemetar hebat.

“Siapa pun kau…” bisiknya, suaranya hampir hilang, “…aku tidak takut…”

Namun hatinya tahu — malam itu, seseorang benar-benar kembali. Entah siapa pun itu, Andin benar-benar merasa takut.

Beberapa detik kemudian. Suara langkah kaki terdengar dari arah pintu.

"Andin"

"Kamu bersembunyi?" Ucapnya dengan terus melangkah masuk. Matanya menyusuri sudut dengan senyum miring.

Andin gemetar. Dibalik sofa, digelapnya malam, Andin menutup mulutnya sendiri. Menahan agar dirinya tidak bersuara.

langkah itu semakin mendekat. Andin benar-benar ketakutan hingga tubuhnya bergetar.

"Andin.... jangan takut. Kamu bisa melakukan ini" batin Andin mencoba menyemangati diri sendiri.

Ketika langkah itu terasa semakin dekat. Andin sekuat tenaga memegang tongkat besi ditangannya, bersiap memukul orang itu ketika mendekat.

Hingga saat tibanya, Andin berdiri, mengayunkan tongkat besi itu dan siap memukul.

Namun, tubuhnya membeku. Matanya melebar seketika....

.

.

.

Bersambung.

1
Asyatun 1
lanjut
Ambu Purwa
janga2 anak andin ga meninggal
Ambu Purwa
laki2 yg biadab itu adalah si raka pas berteman clara yg notabennya pecundang
Ambu Purwa
babak.cerita yg bikin jengkel
Ambu Purwa
ko sekilat tulisan lipstik.langsung bersih,pasti mengira andin sedikit gila
Ambu Purwa
orang yg berbuat jahat ga mungkin selalu mulus pasti alan tersandung juga
Ambu Purwa
kereeen andin
Ambu Purwa
bagus andin laki2 licik hanya unruk wanita picik kaya ibunya
Ambu Purwa
andin jangan mau dimbodohin apalagi di ladalin usir3
Ambu Purwa
dasar laki2 picik and licik
Ambu Purwa
siapa pula yg mau merebut si raka kampret makan tu wanita sundel
Ambu Purwa
kmealah menuesal.kenapa saat mengusir dan menyebut anakmu mati ga sadar.jangan sampai mau kembali
Ambu Purwa
maumu apa nene sihir
Ambu Purwa
tetap baik ya jangan pernah berubah
Ambu Purwa
si clara mulai berekting
Ambu Purwa
penolong yg tepat
Ambu Purwa
goood andi maju terus jadi wanita terhormat
Ambu Purwa
jangan sampai salah jalan walau masuk.ke dunia artis tetep hodup terhormat ya andin
Ambu Purwa
berjuang secara elegan perlihatkan sama penghianat itu awas kalau masi mengakui ibumu
Ambu Purwa
bereskan dulu dengan di raka penghianat baru dengan hans
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!