Jadi Istri Om Duda!

"Kali ini, saya hanya meminta pada kamu kali ini saja Den. Saya minta tolong berikan kesempatan pada saya untuk membuktikan pada kamu dan juga Rahayu, kalau saya bisa menjaga dan membahagiakan Riri." Bastian menatap penuh harap pada sahabatnya.

"Saya bukan meragukan kamu, Den. Saya tau betul kamu lelaki yang baik. Tapi jujur saja, saya sama sekali tidak pernah terpikir kalau kamu yang akan menjadi menantu saya. Terlebih lagi, saat ini Rahayu menyalahkan saya karena membuat Riri semakin dekat dengan kamu karena pekerjaannya. Saya berada di posisi yang serba salah, Den. Dan sulit untuk saya mengambil keputusan ini. Tolong kamu mengerti." Raden memijit pangkal hidungnya, beban pikiran tentang masalah ini sungguh membuatnya pusing.

"Kalau begitu, berikan saya waktu untuk meyakinkan kamu dan Rahayu. Saya mengerti kekhawatiran kalian, jadi tolong berikan saya waktu agar kalian bisa lihat seberapa serius saya terhadap Riri." Bastian meletakkan kedua tangannya di meja kerja, Ia berharap Raden akan luluh.

"Anggap saja saya berbaik hati karena kamu sahabat ku, Bas."

Bastian mengangguk mengerti. Ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

___

Pintu kamar Riri terbuka. Rahayu, Mamanya muncul dengan satu nampan berisi makanan dan juga minuman.

Ia berjalan santai lalu meletakkan bawaanya ke atas meja.

"Mama!!! Mama tuh apa-apaan sih? Kenapa ngunciin aku kayak tadi? Aku harus kerja Ma." ucap Riri bersungut-sungut karena kesal.

"Makan." ucap. Rahayu singkat, tanpa menjawab satupun pertanyaan Riri."

"Mama!!! aku tuh lagi ngomong sama Mama, kenapa sih diem aja gitu.?" Riri semakin kesal karena di cueki oleh sang Mama.

"Ma..." Riri mendekat ke arah Mamanya yang akan keluar dari kamar.

Nihil, Mamanya tetap dia membisu seolah tak mendengar apapun perkataan Riri.

"Jangan kunciin aku lagi, Ma." Suara Riri terdengar mengiba.

"Aku minta maaf kalau udah bikin Mama kecewa, tapi tolong mengerti Ma. Ini perasaan Riri. "

"Riri cinta Ma sama Om Bas." Riri menundukkan wajahnya. ia yakin dengan perasaannya tapi ia takut menatap mamanya.

"Tau apa kamu soal cinta Riri?" suara Rahayu terdengar sinis.

"Mama tanya sama kamu, tau apa kamu soal cinta?"

Kali ini, Riri yang membisu.. Ia bahkan bisa mendengar amarah di setiap ucapan Mamanya.

"Mama peringatkan sama kamu, Riri. Kalau kamu masih anggap Papa dan Mama ini orangtua kamu, tolong turuti semua ucapan kami. Tapi kalau memang kamu mau hidup bebas semau kamu, silahkan kamu pergi dari rumah ini." Rahayu kira saat mengucapkan ancaman itu, perasaan Riri akan goyah.

Riri meremas jari-jarinya sendiri, air matanya menggenang mendengar setiap kata yang di ucap oleh Mamanya. Ternyata lebih sakit mendapat tentangan dari orangtua sendiri dibandingkan dari oranglain.

"Mama tau kan, Om Bas itu orang baik." Suara Riri terdengar bergetar.

"Mama dan Papa sendiri kan yang bilang kalau hidup kita seperti sekarang ini, karena banyak mendapat bantuan dari Om Bastian." Riri mengingat bagaimana Papa dan Mamanya saat mereka antusias menceritakan seperti apa Bastian.

"Tapi bukan berarti kamu boleh berpacaran dengan dia Riana!!!" bentak Rahayu pada putrinya.

"Salah aku apa Ma? Salah aku dimana? Apa salah kalau aku jatuh cinta? Om Bastian itu single, dia tidak memiliki hubungan dengan siapa, lalu kenapa? Kenapa aku gak boleh sama dia, Ma?"