NovelToon NovelToon
Possesif BADBOY

Possesif BADBOY

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Romansa
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Abil Rahma

Pertemuan pertama yang tak disangka, ternyata membawa pada pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya. Membuat rasa yang dulu tak pernah ada pun kini tumbuh tanpa mereka sadari.

kehidupan seorang gadis bernama Luna yang berantakan, membuat seorang Arken pelan-pelan masuk ke dalamnya. Bahkan tanpa Luna sadari, setiap dia tertimpa masalah, Ken selalu datang membantunya. Cowok itu selalu dia abaikan, tapi Ken tak pernah menyerah atau menjauh meski sikap Luna tidak bersahabat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 19 Nikah?

Ken menatap Luna tak percaya. "Lo bilang apa?" tanyanya memastikan, sebab ucapan Luna tadi cukup pelan meski dia sebenarnya mendengar perkataan gadis itu.

"Gak jadi, Lo pergi aja!" jawab Luna, dia terlalu gengsi mengakui jika takut berada di apartemen sendirian. Sebenarnya bukan takut, tapi belum terbiasa saja.

"Hm, gue balik ke markas," ucap Ken.

Luna menghela napas, "Ck, nyebelin banget," celetuknya.

Dia kembali menghabiskan makan malamnya yang tinggal beberapa suap. Ingin segera masuk ke dalam kamar, karena jujur dia merasa sedikit takut. Mungkin jika sudah di dalam kamar akan lebih baik. Tapi saat sampai di ruang tamu, dia terkejut mendapati Ken masih berada di apartemen.

"Lo masih di sini?" tanyanya heran.

Ken yang sedang bermain ponsel pun kini mendongak, "Hm, gue gak tega ninggalin Lo sendiri di sini, takut ntar malem nangis karena gue tinggal," jawabnya.

"Ck gak bakalan. Lo kalau mau pergi ya pergi aja, gue berani sendirian," sahut Luna yang akan masuk ke dalam kamar yang pernah dia pakai sebelumnya.

"Lo gak mau di sini dulu? Gak mau berterimakasih gitu sama gue?" sindir Ken.

"Lo ikhlas gak nolongin gue?" Luna membalas tatapan Ken.

"Lo takut ya, deket sama gue? Takut kalau jatuh cinta, ngaku gak Lo?" tanya Ken, mengabaikan ucapan Luna. Dia mengatakan hal itu supaya Luna mau duduk di sana bersama dengannya.

"Ck, Lo emang nyebelin ya! Yaudah gue duduk, buat buktiin kalau gue emang gak bakalan jatuh cinta sama Lo!" Luna memilih berjalan mendekat ke arah Ken dan duduk di salah satu sofa yang kosong.

Ken tersenyum, "Serius Lo gak mau ucapin apa gitu ke gue?" tanyanya menatap wajah cantik Luna yang kini memilih memalingkan wajahnya.

"Hm, thanks dan bantuin gue," sahut Luna. Sebenarnya dia gengsi mengucapkan terimakasih pada Ken, padahal dia sangat berterimakasih dengan pemuda itu karena telah menyelamatkannya.

Ken mengangguk, "Gue minta Lo disini dulu untuk beberapa hari kedepan. Jangan keluar apartemen kalau gak sama gue, karena gue yakin Herdi masih ngincar Lo, tunggu situasi aman dulu baru pulang, ngerti kan maksud gue?" tanyanya.

"Tapi Lo gak akan macem-macem sama gue, kan?" tanya Luna memastikan, dia hanya takut Ken memanfaatkan keadaan hanya untuk kepentingannya sendiri.

"Lo tenang aja, gue emang brengsek tapi gue gak akan menyakiti seorang perempuan," sahut Ken.

Luna mengangguk percaya, "Gue mau tahu, kenapa Lo nolongin gue? Kenapa gak ngebiarian gue di bawa sama tuh om-om?" tanyanya, kini dia menatap kedua bola mata Ken sepenuhnya. Ingin mengetahui jawaban seperti apa yang akan pemuda itu berikan.

Ken terdiam sebentar, "Gue harus jawab jujur atau bohong nih?" tanyanya.

"Ya jujurlah, ngapain bohong segala?" sahut Luna sedikit kesal.

"Tapi kalau gue jawab jujur, Lo jangan pernah ngejauh atau menghindar dari gue, tetep seperti ini, kalau bisa sih lebih bersahabat ya sama gue, gak ketus gitu," sahutnya, dia tersenyum menggoda Luna, sebab gadis itu memang seringkali bersikap ketus padanya.

"Hm, cepetan jawab!" Luna tak sabar mendengar alasan Ken.

Kali ini wajah Ken terlihat serius, dia menatap Luna penuh, "Alasannya karena gue sayang sama Lo Rel. Gue gak mau orang yang gue sayang dalam bahaya dan bahkan hampir saja dilecehkan sama orang asing. Andai saja itu terjadi, gue gak akan bisa maafin diri gue sendiri. Maaf kalau Lo keberatan akan perasaan gue, tapi gue serius sayang sama Lo, entah sejak kapan gue juga gak tahu," jelas Ken sejujurnya.

Luna terkejut mendengar jawaban Ken, meski tadi Raka sempat mengatakan hal yang sama, tapi mendengar langsung dari Ken membuatnya salah tingkah. Dia bingung harus bereaksi seperti apa, sebab ucapan Ken terlihat serius dan tulus dari hatinya. Akhirnya dia memilih beranjak dari sana.

"Mau kemana? Katanya gak akan menghindar kalau gue jujur? Ini kenapa malah mau pergi?" Ken melayangkan protes saat Luna akan beranjak dari sana.

"Gu-e mau ke kamar," jawab Luna gugup. Jujur, ini pertama kalinya ada seorang lelaki yang mengatakan rasa suka sedalam itu padanya dan terlihat serius, sama sekali tak ada kebohongan di kedua bola matanya.

"Temenin gue dulu bentar ya, gue masih mau ngobrol," sahut Ken tak ingin Luna pergi dari hadapannya saat ini.

"Gue udah ngantuk," kilah Luna tak berani menatap wajah Ken.

"Pasti Lo mau ngehindar dari gue, kan?" tebak Ken tepat sasaran.

Luna menggeleng meski tebakan Ken benar adanya.

Melihat Luna yang seperti itu membuat Ken beranjak dari duduknya, dia mendekat ke arah gadis itu. "Yaudah sana kalau Lo mau tidur, Lo tenang aja gue di sini," ucapnya.

"Iya, gue ke kamar." Luna bernapas lega saat Ken membiarkan dia pergi, meski sempat gugup karena Ken mendekatinya.

"Rel, gak apa-apa Lo sekarang menghindari gue, tapi gua kan berusaha buat Lo memiliki perasaan yang sama ke gue," ucap Ken sebelum Luna benar-benar beranjak dari sana.

Luna tidak menyahut, dia cukup terkejut mendengar ucapan pemuda itu.

"Selamat malam calon istri," bisik Ken tepat di depan telinga Luna, bahkan gadis itu tak menyadari sejak kapan Ken sudah berdiri tepat di sebelahnya. Bukan hanya itu, Ken bahkan mengacak puncak kepala Luna dengan gemas.

"Lo terlalu percaya diri!" celetuk Luna dan berlalu dari sana.

"Gue tahu Lo salting kan?" sahut Ken sedikit berteriak sebab Luna sudah masuk ke dalam kamar. Pemuda itu terkekeh melihat sikap Luna yang seperti itu.

"Lucu banget sih dia, pengen gue peluk, tapi takut ngamuk," ucapnya disela-sela tawanya.

Luna yang sudah masuk ke dalam kamar, merutuki dirinya sendiri, "Ck, bego banget! Kenapa gue salting sih? Sialan emang si Ken!" umpatnya pada Ken.

Luna menyentuh dadanya yang tiba-tiba jantungnya berdetak tak beraturan, "Gak, gue gak boleh kaya gini!"

"Ck, sialan emang!" umpatnya lagi. Jujur dia tidak mengerti akan perasaannya sendiri. Dia yang selalu menolak kehadiran Ken, tapi kenapa sekarang jantungnya seperti ini. Ah, membuatnya frustasi saja.

☘︎☘︎☘︎

Pagi menjelang, setelah bangun tidur Luna merasa perutnya sangat lapar. Akhirnya dia memilih keluar kamar dan mencari makanan di dapur, tapi saat sampai di sana, tak menemukan makanan yang bisa di masak. Hanya roti tawar yang entah sejak kapan ada di dalam kulkas, dia takut jika roti itu sudah lama di dalam sana.

Dia menghela napas saat tak menemukan apapun, lalu memilih membuat teh hangat saja.

"Rel, Lo mau masak?" tanya Ken yang entah sejak kapan ada di dapur.

"Gak, lagian gak ada apapun, mau masak apa?" sahut Luna tanpa berani menatap Ken.

Ken mengangguk meski Luna tidak melihatnya, "Ntar gue belanja," ucapnya.

"Gak perlu, gue mau balik nanti," sahut Luna.

Ken menghela napas panjang, "Lo tetap di sini Rel, gak boleh kemana-mana. Gue cuma gak mau Lo kenapa-napa, please nurut untuk kali ini ya," ucap Ken memohon.

"Gak bisa! Gue yakin mereka udah melupakan hal semalam," sahut Luna tak begitu yakin.

"Lo salah Rel, asal Lo tahu Bang Satria baru nelpon gue, katanya nyokap Lo masih di hotel itu, jadi tawanan Herdi," beritahu Ken pada akhirnya.

Luna cukup terkejut, dia bahkan berbalik menatap Ken, "Lo serius? Dia gak bakalan nyakitin nyokap gue, kan? Ah sialan si Anton! Dasar laki-laki brengsk! Bisa-bisanya dia nyerahin istrinya sendiri!" umpat Luna. Dia kesal sekaligus marah dengan Papanya sendiri.

Ken menatap Luna iba, tapi dia tidak akan membiarkan gadis itu menyerahkan diri pada Herdi hanya untuk menggantikan mamanya. Biarkan dia dibilang egois untuk saat ini.

"Ken, Lo bisa tolongin nyokap gue, gak? Gue emang gak suka sama orang tua gue yang sengaja mau jual gue ke Herdi, tapi gue juga gak mau kalau nyokap gue kenapa-kenapa." Luna menatap Ken penuh permohonan.

"Akan gue usahain, tapi Lo gak boleh kemana-mana, Lo tetap di sini, ngerti?" ucap Ken pada akhirnya.

Luna mengangguk, "Iya, gue di sini," putusnya.

"Bagus, nanti ada yang bakalan datang ke sini, bawa baju ganti buat Lo. Untuk sementara nanti dia yang akan nemenin Lo disini," beritahu Ken.

Luna hanya mengangguk saja. Untuk saat ini dia akan mengikuti ucapan Ken.

"Sekarang mau sarapan apa? Kita pesen makanan aja, gue juga laper soalnya," Ken menyerahkan ponsel miliknya, supaya Luna memesan makanan yang dia inginkan.

"Samain aja kaya Lo," jawab Luna tanpa menyentuh ponsel milik Ken.

"Hm, oke."

"Lo mau kopi?" tanya Luna, dia berinisiatif membuatkan minuman untuk Ken, sebagai ucapan terimakasih pada pemuda itu.

"Boleh," jawab Ken tersenyum menatap Luna. "gue berasa punya istri sekarang,"

"Ck, gak jadi. Lo bikin kopi sendiri aja!" sahut Luna kesal.

"Eh, gue becanda kali Rel, gitu aja ngambek, entar cantiknya ilang kalo ngambek," sahut Ken sambil tersenyum menggoda Luna.

"Lo sih ngeselin!" meski begitu Luna tetap membuatkan kopi untuk Ken.

Ken terkekeh melihat tingkah Luna.

Tak lama Luna meletakkan kopi buatannya ke hadapan Ken yang kini duduk di meja makan.

"Terimakasih calon istri, jadi makin sayang deh," celetuk Ken tak mau berhenti menggoda Luna.

Luna hanya memutar bola matanya malas.

"Gimana kalau kita nikah aja? Biar tiap pagi ada yang buatin gue kopi kaya gini," celetuk Ken tiba-tiba.

"Gak usah ngarep!"

1
Felycia R. Fernandez
udah biarin aja Ken,lama lama gue Gedeg juga ma Luna.udah di tolong pun,klo gak hidupnya bakalan kelar kemaren.udah dibantuin juga.
Felycia R. Fernandez
Payah,Luna tipe pembangkang tapi gak bisa bela diri...keras kepala tapi payah...
ntar ujung ujungnya Ken juga yang repot
Felycia R. Fernandez
Dania dapat karma ini,niat hati menjual anaknya malah dia yang dijual suami tersayangnya😆😆😆
Felycia R. Fernandez
jahil banget si Ken 😆😆😆😆
Felycia R. Fernandez
mampus la,yang bela bela suami...
bucin tolol,rasain lho kan udah kek LC dibuat suami sendiri
Felycia R. Fernandez
menjijikan 🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
Felycia R. Fernandez
untung ada Satria
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Felycia R. Fernandez
karena ada pujaan hatinya disekolah Bun Yah 😆
Felycia R. Fernandez
tadi juga udah mau ditolong Ken,kamu aja yang sok
Felycia R. Fernandez
rasain
Felycia R. Fernandez
pedes apa perih
Felycia R. Fernandez
apa sebelum ini ada novel lain kk Thor,kayak udah kenal banget Ken dengan Luna
Kim Rahma💜: ada, tapi cuma cuplikan doang,
total 1 replies
RaVaNieZka
Ini karya yg sama sprt *Bad Boy Tampan itu Suamiku*
Kim Rahma💜: beda kak, ini kisah lain, dri abang mereka, terimakasih udah mampir🙏😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!