Pembalasan Mantan Istri

Betapa terkejutnya Olivia ketika membuka amplop tersebut, "Apa maksudnya ini? dia memberikan sahamnya di Brata grup buat aku? dia serius dengan apa yang di katakan," gumam Olivia.

Olivia mencoba menghubungi Elard, namun Elard tidak menjawabnya dan justru mengirimkan pesan pada Olivia.

Kamu pikirkan dulu, kalau kamu terima saham itu maka aku akan segera mengurusnya.

"Gila, pasti mahal banget ini saham. Brata grup? sebenarnya ini cukup menguntungkan buat aku balas dendam ke Albert, tapi nanti jatuhnya aku malah manfaatin Elard lagi. Apa aku harus terima ini ya," gumam Olivia.

Namun, Olivia tidak ingin mengambil keputusan secara sepihak, Olivia memutuskan untuk kembali ke ruang kerja Papa Adrian, mau bagaimanapun ia harus membicarakannya dengan Papa Adrian.

"Ada apa kamu kesini?" tanya Papa Adrian.

"Ada yang mau Oliv bahas sama Papa," ucap Olivia.

"Soal?" tanya Papa Adrian.

Olivia menaruh berkas tentang pemindahan saham Brata yang diberikan Elard padanya di meja kerja Papa Adrian.

"Apa ini?" tanya Papa Adrian lalu membukanya.

"Elard ngasih saham Evandra grup yang ada di Brata grup ke Oliv, menurut Papa gimana?" tanya Olivia.

Papa Adrian tentu saja terkejut dengan apa yang dilakukan calon menantunya itu, "Segitu cintanya ya Elard sama kamu sampai mau ngasih saham Evandra grup ke kamu," ucap Papa Adrian.

"Terus gimana ini, Pa?" tanya Olivia.

"Kamu sendiri mau gak?" tanya Papa Adrian.

"Mau sih, tapi ya gimana gitu. Belum juga nikah masa udah dikasih saham aja," ucap Olivia.

"Kalau gitu kamu mau aja, kamu bisa gunakan kesempatan ini buat balas dendam ke Albert dan keluarganya," ucap Papa Adrian.

"Menurut Papa gitu ya," ucap Olivia dan diangguki Papa Adrian.

Setelah menerima beberapa saran dari Papa Adrian, Olivia pun kembali ke ruang kerjanya. "Apa aku terima ini, lagipula kan Elard yang ngasih bukan aku yang minta," gumam Olivia.

Sore harinya, Olivia bersiap untuk pulang. Namun, begitu ia sampai di parkiran, ia melihat Elard yang tengah menunggunya.

"Kamu ngapain kesini?" tanya Olivia.

"Mau jemput calon istri, mau ajak dia jalan-jalan," ucap Elard.

"Aku kan udah bilang kalau kamu gak boleh ketemu aku untuk sementara ini sampai kita nikah nanti," ucap Olivia.

"Gak bisa, aku satu jam gak ketemu kamu rasanya aku gila tau," ucap Elard.

"Kamu terlalu berlebihan, kalau rekan kerja kamu tau sikap manja kamu ini, aku pastikan mereka bakal tertawa," ucap Olivia.

"Kalau sampai mereka tertawa, mereka bakal bangkrut," ucap Elard.

"Mulai deh," ucap Olivia.

"Lagipula aku manjanya cuma sama kamu, nanti kalau aku galak kamu sendiri yang takut," ucap Elard.

"Hehehe, jangan dong. Gapapa deh kamu manja gini, jangan nakutin," ucap Olivia.

Olivia pun masuk kedalam mobil Elard, "Emangnya kita mau kemana?" Tanya Olivia.

"Gak tau, kamu mau kemana?" Tanya Elard.

"Kita ke taman kota aja yuk, biasanya kalau malam gini disana bagus banyak lampu-lampu gitu, aku juga udah lama gak kesana," ucap Olivia.

Seperti yang di sarankan Olivia, saat ini Elard dan Olivia berada di taman, mereka menikmati suasana taman yang cukup ramai dengan ditemani jagung bakar dan teh hangat yang mereka beli tadi.

"Kamu sering kesini?" tanya Elard.

"Dulu sebelum nikah hampir setiap minggu aku pasti kesini, tapi sejak nikah aku gak pernah kesini dan ini pertama kalinya aku kesini lagi," ucap Olivia.

"Kalau kamu pernah kesini?" tanya Olivia.

"Ini pertama kalinya aku kesini," jawab Elard.

"Kamu belum pernah kesini? kok bisa?" tanya Olivia yang cukup terkejut mengetahui fakta jika ini adalah pertama kalinya bagi Elard pergi ke taman kota.

"Ya bisa, buktinya aku ini," ucap Elard.

"Masa kamu sama temen-temen kamu gitu gak main keluar sih," ucap Olivia.

"Kita main keluar kok, tapi gak ke taman," ucap Elard.

"Terus kemana?" tanya Olivia.

"Ke luar negeri, ke luar kota, atau gak biasanya kalau males ke luar negeri kita pergi ke mall gitu," jawab Elard.

Jawaban Elard membuat Olivia terdiam tidak bisa berkata-kata, "Kamu kenapa?" tanya Elard.

"Maksudku main keluar pas hari-hari biasa gitu bukan pas liburan atau apalah itu, selain mall ya," ucap Olivia.

"Ya emang kalau mau liburan harus nunggu hari-hari tertentu, aku sama temen-temenku kalau mau liburan yaudah kita langsung liburan," ucap Elard.

"Udah jangan diterusin, kalau diterusin jiwa miskinku menangis," ucap Olivia.

"Setelah kamu nikah sama aku, kamu bisa liburan sepuasnya bahkan kalau kamu mau jalan-jalan terus, aku bolehin kok. Nanti kamu bisa ajak sahabat kamu jalan-jalan dan aku yang bakal tanggung semua biayanya," ucap Elard.

"Pria idaman," ucap Olivia dan Elard hanya tersenyum mendengarnya.

Ketika mereka tengah menikmati suasana taman dan mengobrol tentang banyak hal, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara bentakan seorang perempuan, mereka pun mencari sumber suara.

Tak jauh dari tempat mereka berada, banyak orang berkerumun disana dan tengah memarahi seseorang, entahlah Elard dan Olivia tidak tau siapa tang dimarahi Ibu tersebut karena orang-orang sudah ramai disana.

"Ayo kesana," ajak Olivia.

"Gak usah ikut campur, biarin aja mereka selesaikan urusan mereka, kita disini aja," ucap Elard.

"Tapi, aku penasaran," ucap Olivia lalu menarik tangan Elard dan pergi ke tempat tersebut.

Olivia berusaha membelah kerumunan orang yang ada disana, ia juga penasaran dengan apa yang terjadi. Sedangkan Elard, yang melihat Olivia semakin maju ke keramaian tersebut lantas mendekatkan dirinya pada Olivia hingga dada bidangnya mengenai punggung Olivia, lalu kedua tangannya berada di samping kanan dan kiri Olivia dan memeluknya dari belakang, apa yang dilakukan Elard adalah untuk memblokir orang-orang agar tidak menyentuh atau bahkan mendorong Olivia.

Akhirnya perjuangan Olivia berhasil, ia sudah berada di depan. "Ada apa, Bu?" tanya Olivia pada Ibu-ibu yang juga melihat kejadian tersebut.

"Oh ini ada badut yang ketahuan mencuri kalung Ibu itu," ucap Ibu-ibu tersebut.

"Oh mencuri," ucap Olivia.

Terlihat jelas jika pria yang memakai pakaian badut itu marahi habis-habisan oleh seorang Ibu-ibu, sang pria hanya bisa menunduk tidak membalas perkataan kasar yang dilontarkan padanya.

Ketika suasana mulai tenang, pria itu mendongak dan menatap Ibu-ibu tersebut lalu meminta maaf, ketika pria tersebut melihat ke sekelilingnya pandangannya tertuju pada Olivia, bukan Olivia lebih tepatnya Elard yang berada di belakang Olivia.

"Kamu kenal dia? dia kok lihat kamu terus? jangan-jangan dia suka sama kamu," bisik Olivia.

"Ayo kita balik, jangan ikut campur urusan orang apalagi maling," ucap Elard dan mengeraskan suaranya ketika mengatakan 'maling'.

.

.

.

Bersambung.....