perjalanan seorang anak yatim yang berusaha menjadi pendekar untuk membalaskan dendam atas kematian pamannya karena perampokan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tewasnya Datuk Elang
Perlahan aura dari Datuk Elang meningkat drastis, menandakan tenaga dalamnya juga meningkat, Arya kini mulai serius , karena tekanan aura itu hampir menyamai kekutan tenaga dalam nya bila di kerahkan secara maksimal , yang artinya gabungan tenaga dalam mereka hampir menyamai tenaga dalam yang berlatih 70 tahun .
perlahan Aura Arya ikut membesar bersamaan Arya mengeluarkan tenaga dalamnya secara penuh .
" he he he pantas saja kau bertingkah , ternyata kau ada isi yang lumayan,!" seru Datuk Elang tertawa kecil .
" hanya mengandalkan tenaga gabungan bangga " ejek Arya ,membuat kelimanya menjadi merah karena malu dan murka.
Hiaaaat
Datuk Elang bergerak menyerang setelah penyaluran tenaga dalam itu selesai.
wuuut
Jurus Cakar Datuk Elang kini mengeluarkan kesiur angin tajam.
Arya mengalirkan tenaga dalamnya pada seruling Naga , membuat seruling naga itu berpendar seperti bercahaya .
Wuuuung
wuuung
saat Arya menggerakkan serulingnya suara seperti ratusan tawon keluar dari lubang seruling
wush
Dhuaaar
jurus cakar milik Datuk Elang di tangkis oleh Arya, membuat ledakan besar saat pertemuan dua tenaga dalam itu beradu.
" semoga kak Arya menang " di dalam kamar Tantri berdoa .
karena getaran ledakan tenaga dalam itu terasa sangat kuat di dalam rumah
" kamu tenang lah, nak Arya pasti bisa memenangkan pertarungan ini" ibu Tantri berkata menghibur Tantri yang gelisah.
sementara di luar keduanya terdorong mundur beberapa langkah , hanya saja Datuk Elang, mundur dua langkah lebih jauh yang menandakan tenaga masih kalah seurat dengan tenaga dalam milik Arya
" kurang ajar, terima ini!"
" Hiaaaaat"
Datuk elang dengan cepat memberi serangan susulan.,kali ini ia tak hanya menggunakan cakar, namun juga dirinya melambung seperti Elang yang akan menyambar mangsanya.
wuuung
wuuung
suara tawon kembali menggema saat Arya mencoba mengeluarkan jurus tongkat namun memakai suling sebagai gantinya.
hiaaaaat
wuuut
Heaaaah
Wuuuung
Arya dan Datuk elang bergerak bersamaan
plaaak
plaaak
booom
Kali ini, ledakan lebih keras terdengar , Datuk elang yang menyerang dari atas terpental kembali , ia bersalto untuk menetralisir tenaga dorong dari tabrakan tenaga dalam itu, sedangkan Arya hanya diam di tempat, namun kakinya melesak ke dalam tanah keras itu semata kaki.
" kalian bantu aku!" teriak Datuk elang yang kesal belum bisa juga melumpuhkan Arya padahal tenaganya sudah meningkat beberapa kali lipat..
" hiaaat"
Keempatnya serentak bergerak mengepung Arya, Arya tersenyum ini saatnya ia menggunakan ilmu meringankan tubuhnya.
wuut
wuut
Wush
plaaak
desh
Aaargh
Saat mereka bergerak menyerang Arya dengan cepat berkelebat menyongsong serangan mereka , ia berhasil menjatuhkan satu lawan dan memusnahkan tenaga dalamnya .
anak buat Datuk Elang menjerit dan pingsan saat pusat tenaga dalamnya di hancurkan oleh pukulan Arya,
" matilah!" Datuk Elang langsung menyerang dengan ganas saat melihat keempat anak buahnya berjatuhan .
wush
wuuuung
Blaaaar
duuuum
kesiur angin dan ledakan tenaga dalam yang bertemu membuat pekarangan rumah itu seperti di Landa bencana alam , Arya yang melihat itu merasa membahayakan Tantri dan ibunya perlahan menggeser tempat pertarungan dengan memancing Datuk Elang menjauh, Datuk Elang yang tak sadar, di pancing berpindah tempat terus menyerang Arya dengan penuh emosi , hingga mereka akhirnya sampai di hutan dekat sungai yang jauh dari rumah penduduk
" he he he, tenaga mu sudah habis yah, dari tadi kau hanya menghindar dan berlari terus" ucap Datuk Elang tertawa senang.
" he he he, kamu yang bodoh, elang Bondol , aku tak ingin kamu merusak rumah di sana makanya aku memancing mu kemari. " Arya terkekeh dengan nada nada mengejek, membuat Datuk elang murka .
" kurang Ajaaaar"
" Hiaaaaat"
mendengar itu Datuk elang menjadi murka , ia mengerahkan tenaga dalamnya sampai puncak, dan mengeluarkan. Jurus andalan yang jarang di gunakan.
" jurus Cakar Neraka!" teriak Datuk Elang , perlahan jemarinya yang membentuk cakar memerah seperti besi membara.
" creeeesh"
" Creeeesh"
" grooosak"
" bruuuk"
Datuk elang mencakar pohon besar itu dan batang pohon itu seperti terpapas saat ia mencakar membuat pohon itu tumbang dengan suara keras.
Arya dengan cepat mengerahkan tenaga dalamnya hingga puncak, sinar merah mendadak mengelilingi tubuhnya membuat Datuk elang terkejut
" ilmu apa yang kau pakai!" teriaknya kaget , Arya tak menjawab pengerahan tenaga dalam membuat aliran darah ke otak nya mengalami hambatan ia tak ingat siapa siapa lagi, hanya ingat di depannya musuh yang harus di musnahkan.
Datuk Elang bergidik melihat tatapan mata Arya yang tajam dan menakutkan .
" Matilah "
Arya berteriak dan melesat , telapak tangan nya meluncur dengan cepat menyerang Datuk Elang .
" hiaaaaat"
Arya berteriak saat sudah dekat dengan Datuk Elang, Datuk elang tergagap dengan segenap tenaga ia menangkis serangan Arya.
Wuuut
Wuuut
blaaaar
Arya dan Datuk elang terpental saat tenaga mereka bertemu, Arya merasa dadanya sesak.
" uhuk"
" uhuk"
" Hoek"
Arya terbatuk dan muntah darah , di sisi lain Datuk Elang merasa badannya sangat panas seperti terbakar, perlahan kulit tangan nya berubah menjadi merah, ia kaget
" kau...kau Naga Beracun" ucapnya sebelum tewas dengan tubuh memerah, Arya sedikit tersadar saat ia muntah darah, aliran ke otaknya menjadi sedikit lancar , namun belum sepenuhnya sadar ,
Dengan menggunakan pedang ia menggali lubang untuk mengubur Datuk elang, ia tak mau nantinya tubuh Datuk elang yang beracun di makan binatang buas di hutan itu ,pastinya akan banyak binatang buas yang keracunan , dan itu menandakan keberadaan dirinya pada dunia persilatan .
" ah, kepalaku," Arya mengeluh dengan menjambak rambutnya sendiri, kepalanya seperti di tusuk ribuan jarum.
Byuuur
Melihat aliran sungai Arya menceburkan diri ke sungai, ia berharap dingin nya air sungai mampu mengobati sakit kepalanya.
ternyata cara itu lumayan jitu, walau tak spontan sembuh tetapi secara perlahan sakit kepala nya berangsur mereda dan akhirnya hilang sama sekali.
Arya keluar dari sungai setelah di rasa ia sudah sehat ,dan ingat akan ke empat anak buah Datuk hitam ya b masih berada di pelataran rumah Tantri, ia takut terjadi apa apa pada Tantri dan ibunya, walau ia telah melumpuhkan tenaga mereka tetapi fisik mereka jauh lebih kuat di bandingkan dengan Tantri dan Ibunya , apalagi ibu Tantri sedang sakit.
Arya bergerak cepat dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuh agar cepat sampai di sana, dan benar saja mereka berempat sedang menggedor pintu rumah Tantri , mereka yakin jika Arya telah tewas di tangan Datuk Elang , apalagi dengan gabungan tenaga dalam mereka.
" buka pintunya cepaat, kalau tidak kalian akan ku telanjangi dan ku perkosa di depan umum!". Salah satu dari mereka berteriak menakut nakuti Tantri dan ibunya .
" Tidaaak, kalau kalian nekat masuk ,kami akan bunuh diri!" teriak Tantri, mendengar itu Arya berteriak agar Tantri tenang.
Arya bergegas mendekat
" Wuut "
" desh"
" desh"
" Aaaargh"
" Aaaargh"
Arya menghajar ke empatnya ,dengan suling karena jika langsung susah di pastikan mereka akan tewas .
" Tantri, jangan takut aku sudah datang !" teriak Aya setelah menghajar ke empat anak buah Datuk Elang
" kau ....kau masih hidup!?" tanya salah satu dari mereka .
" ya, Datuk Elang ,sudah mati, pergilah dan jadilah orang baik baik!" ucap Arya ,ke empatnya tertunduk lesu, tenaga mereka jelas tak bisa kembali jika Datuk elang telah tewas .
" kak Arya?" tanya Tantri ragu dari dalam rumah
" ya ini aku, ayo kita sembuhkan ibu mu " sahut Arya ,tak lama pintu terbuka dan Arya masuk ke dalam rumah.