Sudah empat tahun ini kebun pisang milik Raharjo menjadi tempat yang paling menakutkan bagi warga sekitar, jangan kan malam hari, siang saja tidak ada yang berani mau lewat sana.
Bahkan keluarga Raharjo juga menghilang begitu saja, membuat warga menduga keluarga tersebut punya pesugihan.
kemana kah Raharjo menghilang bersama keluarga nya?
siapa yang sudah menjadi hantu di kebun pisang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Ketahuan semua
Asri tambah tidak karuan saat karung gandum pertama sudah di keluarkan dan hanya berisi mainan anak anak saja, ini memang pemberian dari orang orang saat anak nya masih kecil yaitu ketika Nala bayi. pemberian dari orang memang di simpan oleh Asri, agar bisa awet dan kalau ada anak lagi bisa di pakai.
"Mainan semua ini isi nya." Kopsah yang mengecek sampai di keluarkan.
Bu Ita menarik satu karung gandum lagi untuk di lihat oleh yang lain, memang semua nya di keluarkan oleh Kopsah dan yang memasukan lagi kedalam karung adalah Mbak Nanda karena tidak enak pula cuma di serakan saja tanpa di masukan lagi kedalam karung nya.
"Bila ini nanti tidak kalian temukan juga maka aku akan membuat laporan!" Asri mulai mengancam.
Namun tidak di dengarkan oleh Kopsah yang sangat yakin memang ada di sini, sebab telinga nya memang mendengar langsung apa yang Udin katakan tadi pada Arka. jadi dia yakin ini memang ada di sini, bila memang terbukti maka akan mendapat nama bagus di kampung ini karena berhasil menangkap maling.
Lula yang berdiri itu juga berharap itu tidak ada, bukan mau melindungi orang tua nya, tapi dia berharap bahwa itu bukan lah kesalahan yang sudah Bapak dan Emak nya buat. sejak karung pertama hingga sekarang sudah karung kelima, jantung Lula tidak bisa tenang karena sudah berdebar debar tidak karuan.
"Tolong lah itu tidak nyata, semoga orang tua ku memang tidak mencuri." Lula membatin sambil meremas tangan nya sendiri.
"Masih ada berapa banyak lagi karung nya, Bu?" tanya Mayang pada Bu Ita.
"Ada empat lagi, itu sudah ada yang di temukan belum?" tanya Bu Ita balik.
"Belum ada, cepat lah kalau sudah tinggal sedikit." Mbak Nanda sungguh tidak enak berbuat begini.
"Ini apa?!" Kopsah berteriak ketika menuang karung keenam.
Seketika semua mata langsung menatap dengan pandangan kaget karena Kopsah sudah menemukan seuntai kalung emas dengan ukuran yang sangat besar, pasti nya kalau di jual ya jutaan harga nya karena emas sedang mahal. untuk orang ukuran Asri, jelas itu tidak mungkin bisa di beli nya.
"Ini emas asli, kira kira enam atau lima suku berat nya." Kopsah juga punya emas sehingga agak hapal akan warna nya.
"Itu memang milik ku, kau menuduh ku tadi kan banyak yang ku ambil jadi tidak mungkin cuma satu!" Asri langsung merampas kalung dari tangan Kopsah.
"Serius kau bisa beli kalung itu? untuk makan saja kau sering kelaparan!" Kopsah langsung berdiri.
"Sah, mungkin saja Asri menabung dan punya satu begitu bukan berarti dia mencuri." Nanda menahan tangan Kopsah.
"Mbak, itu benar apa yang di katakan Mbak Nanda." Mayang juga setuju.
"Kalian ini pikiran nya kemana sih, ndak mungkin Asri bisa beli emas sebesar itu!" Kopsah yakin sekali.
"Aku memang miskin, Sah! tapi bukan berarti aku sengsara dan tidak bisa beli apa apa." teriak Asri sambil menangis sedih.
Nanda dan Mayang agak percaya akan ucapan Asri, tapi Lula sendiri menyangkal ucapan Emak nya karena dia tau bagai mana hidup mereka yang amat sengsara jadi tidak mungkin bisa beli emas. jangan kan puluhan juta begini, yang setengah gram saja sudah pasti mereka tidak mungkin bisa beli.
Beras saja kadang kala tidak bisa mau beli, tahan cuma makan pisang mentah kukus dan juga ubi kukus, jadi rasa nya sangat tidak mungkin bagi Lula saat Emak nya bisa membeli emas sebesar ini. Nanda dan Mayang mungkin saja percaya, tapi tidak dengan dia.
"Jadi yang sekantong ini kau juga beli?" Bu Ita keluar dari bawah amben sambil membawa satu kantong gandum.
"Ya Allah ini emas semua!" Mayang sampai kaget melihat banyak nya emas tersebut.
"Gila, ini banyak sekali!" Lula menutup mulut nya karena syok melihat emas di dalam kantong gandum dengan berbagai macam bentuk.
"Kau tidak bisa mengelak lagi, Sri! kau memang mencuri dari rumah Raharjo dan suami mau jadi gila." Bu Ita menatap Asri.
"Emak!" Lula langsung menangis karena melihat wajah Asri yang panik.
"Ayo kita bawa dia kerumah Pak RT, biar mereka yang mengurus." ajak Mayang ngeri melihat emas tersebut.
"Jangan, ku mohon jangan lakukan itu! aku belum ada memakai atau menjual emas itu, sama sekali tidak ada." Asri langsung berlutut sambil memohon iba.
"Pokok nya bawa dia sekarang, aku tidak akan membela mu karena kau salah di sini!" Bu Ita sangat ngeri melihat Asri yang sudah senekat ini.
Asri pun tidak bisa mau berkutik lagi karena memang salah dia, sudah ketahuan pula dan sekarang harus di bawa kerumah nya Pak RT lagi. sudah pasti akan jadi perbincangan seluruh warga, mereka pasti akan membenci Asri dan juga seluruh keluarga nya karena sudah nekat mengambil barang orang dan sempat mengelak juga.
...****************...
"Kalian ini siapa kok bisa masuk rumah nya Raharjo?" tanya Pak RT menatap Radja dan Juwita.
"Saya Radja anak nya Raharjo, Pak." Radja mengenalkan diri pada Bambang.
"Oh Ya Allah anak nya Raharjo, ya sudah ayo kita kerumah mu sekarang." Bambang bergegas mengambil sandal dan juga peci nya untuk kerumah Raharjo.
"Loh ada Radja!" Anton yang baru keluar dari kamar ikut kaget.
"Hei Bro!" Radja bersalaman dengan teman lama nya.
"Pakde sama Radja mau kerumah Pak Lurah dulu, kamu mau ikut apa tidak?" tawar Bambang yang sudah buru buru.
"Ikut boleh lah, aku mau lihat lihat juga kawasan sini." Anton memilih untuk ikut saja.
Maka mereka pun segera bersiap untuk kerumah Pak Lurah, namun langkah mereka malah tertahan karena datang rombongan Ibu Ibu serta ada juga menantu nya Pak Lurah di sana. Asri yang di tarik paksa oleh Kopsah dan juga Bu Ita, tampak wanita tersebut menangis entah karena apa.
"Ada apa ini kok ribut sekali?" Bambang segera mendekati mereka.
"Aduh ini gimana sih, sudah di bilang ada mayat malah sibuk mengurus masalah lain!" geram Juwita tak sabar.
"Asri memang sudah maling di rumah nya Raharjo, Pak RT!" Kopsah yang duluan membuka suara.
"Astagfirullah, yang benar kamu?" Bambang agak kaget ini mendengar nya.
"Ini bukti nya, dia mengambil emas dari rumah itu dan seperti yang Sarjo katakan saat di kuburan." Mayang berkata sambil meletakan satu kantong kecil emas emasan.
Mata Juwita membulat setelah melihat emas yang sangat banyak itu, apa lagi tadi dia mendengar soal rumah mertua nya sehingga ini bisa dia miliki, maka semakin membara lah hati Juwita untuk mengorek semua harta yang ada di sana.
Selamat siang menjelang sore ya, jangan lupa like dan comen nya biar othor semangat.
ini dion siapanya nilam sih? 😭
bertambah kuat dia nanti
Si arka jdi bawel gegara bintari auto kena omel dah ma para member.
Pur dn membernya kecolongan tuh Krn di hantu birahi mlh datang kerumahnya Andi dn memperkosa nya 🤣🤣