Takdir membawaku dalam keadaan yang sungguh tak kuduga akan terjadi.
Widuri Lidyaningrum terpaksa menerima tawaran dari mantan kekasihnya bernama Bisma Arya Mahendra untuk menjadi simpanannya. Semua dilakukan Widuri demi menolong kakak kandungnya bernama Alamsyah agar tak dipenjara.
"Akan kubuat hidupmu menderita seperti di neraka, Wid. Kakakmu sudah membuat Vivian keguguran. Calon bayiku meninggal dan Vivian lumpuh. Karir serta mimpi Vivian hancur!" geram Bisma dalam hati.
Benci dan cinta bercampur dalam pekatnya permainan takdir keduanya.
"Sampai kapan aku harus jadi simpananmu?" tanya Widuri.
"Sampai aku benar-benar membuangmu dari muka bumi ini. Selamanya," jawab Bisma dengan raut wajah yang terlihat jelas kilat penuh amarah kebencian mendalam pada Widuri.
Bagaimana kehidupan Widuri menjadi wanita simpanan dari mantan kekasihnya yang sudah beristri?
Widuri dan Bisma juga melakukan sebuah pernikahan rahasia yang tidak diketahui oleh siapapun.
Bagian dari novel : Bening🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 - Terjebak Menjadi Simpanan Mantan Kekasih
Setelah berbincang dengan Widuri, Bisma memutuskan kembali ke rumah sakit. Sore ini Vivian akan pulang.
"Kenapa lama sekali jemputnya?" protes Vivian dengan nada suara terdengar merengek manja kala Bisma masuk ke dalam kamarnya.
Sejak tadi ia sudah siap dan tinggal menunggu Bisma menjemputnya di rumah sakit sesuai janji laki-laki itu. Vivian sudah menunggu satu jam lebih, Bisma baru datang.
"Maaf, Vi. Aku tadi bertemu Widuri dulu," jawab Bisma singkat.
"Katamu kemarin dia sudah bersedia jadi simpananmu. Lantas, sekarang kenapa lagi?"
"Aku takut dia mendadak kabur. Jadi aku sengaja memaksanya untuk bekerja di kantor," jawab Bisma terpaksa sedikit berbohong menutupi pernikahan rahasia antara dirinya dengan Widuri.
Ia tak ingin membuat kesehatan Vivian terganggu jika harus mendengar kabar buruk tersebut.
"Kamu pekerjakan dia bagian apa di kantor? Pelayan atau resepsionis?" cecar Vivian.
"Sekretaris," jawab Bisma. "Kamu tau kalau seminggu yang lalu Kikan baru saja melahirkan. Jadi, dia sedang cuti. Dhika kewalahan menghandle semuanya karena dia juga asisten pribadiku. Ya sudah, aku suruh dia kerja di kantor jadi sekretaris sementara sampai Kikan masuk."
"Nanti kalian pasti sering bertemu di kantor. Aku takut kalau kalian berdua_" ucapan Vivian pun terpotong karena jari telunjuk Bisma memberi kode berhenti di depan bibirnya.
"Buang pikiranmu itu jauh-jauh. Dia kan cuma jadi simpananku sesuai apa yang kamu mau. Gak lebih dari itu," sela Bisma.
"Iya juga sih. Ide itu juga dariku. Aku gak tega saja tiap malam kamu nahan diri, Honey. Aku tau kok tiap dini hari kamu sering bangun dan pergi ke kamar mandi," ucap Vivian terdengar lirih di ujung kalimatnya.
"Ah, itu aku hanya buang air kecil saja." Elak Bisma.
"Kamu pikir aku anak kecil!" seru Vivian terdengar merajuk.
Grep...
Bisma pun memeluk tubuh Vivian. Ia berusaha menenangkan sang istri yang tengah galau bercampur baper. Bisma tak ingin Vivian semakin membuka hal in_tim yang memang dilakukannya di tengah malam kala hasratnya datang. Ia takut menyinggung perasaan Vivian sebagai istrinya.
Maklum Bisma adalah pria tulen alias normal yang pasti butuh tempat untuk menyalurkan hasratnya. Walaupun ia terpaksa melakukan hal itu dengan media licin yang lain di kamar mandi alias bersolo karir selama Vivian hamil hingga mengalami keguguran.
Vivian akhirnya pulang ke apartemen mereka. Bisma juga berkata jujur pada Vivian perkara Widuri yang ia sewakan unit apartemen di gedung yang sama dengan mereka hanya berbeda lantai saja. Vivian tak mempermasalahkan hal itu.
☘️☘️
Jam saat ini menunjukkan tujuh malam. Bisma dan Vivian tengah makan malam. Di kediaman mereka terdapat seorang art paruh baya bernama Madam Lafonte yang biasa bertugas untuk memasak dan bersih-bersih.
Akan tetapi, Madam Lafonte tak menginap di sana. Wanita paruh baya tersebut biasa pulang setelah sang majikan selesai makan malam dan akan kembali ke apartemen pukul enam pagi.
Kini, Bisma menambah seorang suster bernama Berta untuk membantu Vivian karena dirinya juga harus tetap ke kantor dan berkutat dengan pekerjaan. Besok pagi Berta baru akan bekerja di kediaman mereka.
Usai makan malam, Vivian meminta Bisma memanggil Widuri untuk datang ke apartemen mereka.
Awalnya Bisma sempat menolaknya. Ia menyarankan nanti saja bertemu Widuri. Terlebih Vivian baru saja pulang dari rumah sakit. Tapi, Vivian bersikukuh ingin tau secara langsung sosok wanita simpanan suaminya itu lebih dekat. Bisma pun menyerah.
Kini mereka bertiga telah duduk di sofa ruang tamu apartemen pribadi Bisma dan Vivian. Madam Lafonte sudah pulang ke rumahnya
"Apa kabar, Mbak?" sapa Widuri ramah pada Vivian.
"Kabarku tidak baik-baik saja," jawab Vivian.
"Maaf," ucap Widuri singkat.
"Maafmu ku terima, asal kamu menjalankan dengan baik segala konsekuensi atas perbuatan kakakmu yang sudah membuatku cacat seperti ini!" desis Vivian.
"Baik, Mbak."
Vivian pun berbicara panjang lebar bahwa ia rela jika Bisma berhubungan in_tim dengan Widuri asal selama melakukannya tidak pakai perasaan.
Sedangkan pupil mata Widuri otomatis melebar tatkala ia mendengar ucapan Vivian perihal hubungan ranjang dengan Bisma. Padahal ia dan Bisma bersepakat tidak ada kontak fisik.
"Dasar suami-istri yang aneh! Suaminya bilang tidak ada kontak fisik. Sekarang istrinya bilang kalau menjadikanku wanita simpanan biar bisa memuaskan hasrat lakinya selama dia jadi pesakitan!" batin Widuri seraya menggerutu sebal.
Ia merasa terjebak dalam permainan sepasang suami-istri yang berseberangan tersebut. Bisma hanya mampu memijat pelipisnya sendiri yang pusing karena Vivian membongkar semuanya di depan Widuri perihal alasan menjadikan simpanan demi menyalurkan hasrat kelelakiannya.
Padahal Bisma sudah mati-matian berjanji dan berkata tegas pada Widuri bahwa tak ada kontak fisik selama kesepakatan ini berlangsung.
"Jangan pakai perasaanmu selama bermesraan dengan suamiku di atas ranjang. Apa kamu mengerti?"
"Baik, Mbak. Aku mengerti," jawab Widuri terpaksa mengiyakan permintaan Vivian yang sungguh konyol baginya. Ia sedang malas bertengkar dengan siapapun terutama Vivian dan Bisma.
"Kalian bisa melakukan hal itu, tapi bukan di sini. Kapanpun suamiku menginginkannya, kamu harus siap memuaskannya. Di apartemen yang disewa suamiku untukmu juga boleh sebagai tempat kalian menyalurkan hasrat," ucap Vivian seraya memberikan saran atau ide.
"Bisma benar-benar harus memberi penjelasan padaku soal ini!" geram Widuri dalam hatinya.
☘️☘️
Setelah berbicara panjang lebar, Widuri kembali ke apartemennya dengan hati yang sangat kesal.
Vivian sudah berbaring di atas ranjangnya. Sedangkan Bisma tampak gelisah karena rasanya ingin sekali ia pergi ke apartemen Widuri untuk menjelaskan, tapi ia bingung beralasan apa pada Vivian. Ia masih belum terbiasa dengan kondisi seperti ini.
Bisma tampak mengutak-atik ponselnya. Raut wajahnya terlihat cemas akan sesuatu.
"Honey, kenapa gak tidur?" tanya Vivian.
"Aku belum ngantuk. Tidurlah dulu,"
"Kalau malam ini kamu lagi pengin, samperin saja simpananmu itu ke unitnya. Tadi kan aku sudah kasih lampu hijau ke kalian,"
"Aku pergi sebentar, Vi." Bisma tak bisa lagi menundanya.
"Ke apartemen Widuri?"
"Ke cafe sebelah. Dhika nunggu aku karena ada dokumen yang perlu ku tandatangani," jawab Bisma terpaksa berbohong.
"Tumben asistenmu itu gak langsung ke sini,"
"Sekalian kita ngopi, jadi aku suruh dia tunggu di cafe sebelah."
"Oke, Honey. Aku bobo dulu. Kiss me,"
Cup....
Tanpa basa-basi Bisma langsung mendaratkan kecupan ringan di kening Vivian. Tak berselang lama, Bisma membuka pintu kamarnya secara perlahan lalu menutupnya.
Kedua mata Vivian yang sebelumnya memejam, perlahan terbuka. Ia menatap pintu kamarnya yang sudah tertutup rapat. Tak lama, ia mengambil ponselnya dan menekan salah satu kontak di ponselnya.
"Halo..."
Bersambung...
🍁🍁🍁
sampai kebawa mimpi gitu.... penasaran banget sebesar apa kesalahan mu pada si Bis Bis ini di masa lalu??????
awasss bikin ulah...