NovelToon NovelToon
Senandung Sang Bunga

Senandung Sang Bunga

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Teen School/College / Karir / Fantasi Wanita / Chicklit
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Baginda Bram

Aidol atau idol. Adalah istilah yang lumrah di zaman ini karena kehadirannya yang telah masif.

Chandra Kirana adalah salah satunya. Ia yang mulai dari nol, tak pernah berpikir untuk menjadi seorang idol.

Namun, ia "terperosok" ke dalam dunia itu. Mulai saat itu, dunianya pun berubah.

Dunia yang dipenuhi estetika keindahan, ternyata banyak menyimpan hal yang tak pernah terduga sebelumnya.


(Update setiap hari selasa, kamis, Sabtu dan minggu.)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baginda Bram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Aku telah selesai menonton semua MV terbaru dari Flow. Tidak ada kalimat yang layak disandingkan kecuali kalimat pujian dan positif.

Di sini terlihat kalau pengalaman dan jiwa seni Miss Myeong terpapar jelas. Pengalamannya dalam dunia entertainment tidak bisa dipungkiri lagi.

Lalu kebetulan. Hari ini CD dan DVD dari single baru Flow yang berjudul "Kenapa ya?" rilis.

Dari judulnya memang aneh. Tapi setelah melihat MV-nya, aku baru paham kalau lagu itu menceritakan orang yang diputuskan kekasihnya dengan mendadak. Makanya, ia bertanya-tanya soal alasannya.

Menurutku video musiknya sangat bagus. Meski liriknya menceritakan tentang orang yang sedang dilanda patah hati, lagu ini disajikan dengan musik yang ceria, seolah ingin menyampaikan kalau patah hati dalam percintaan itu hal yang lumrah.

Dibawakan oleh anggota generasi pertama yang notabennya berpengalaman, berhasil membuat kesan cerianya tersampaikan dengan jelas melalui gerakan tari yang energik.

Tak hanya menampilkan MV saja, mereka pun juga mempromosikan single terbarunya dengan cara tampil di berbagai tempat. Termasuk dalam Garden Party.

Setelah mereka, giliran kami untuk tampil.

Kami di-briefing untuk tampil di acara Garden Party juga. Ini adalah penampilan perdana generasi ketiga sekaligus penampilan pertama kali tampil dalam acara televisi.

Acara TV? Betulan ini?

Tak pernah terbayangkan kalau seorang sepertiku bisa masuk TV.

Yah, meski hanya acara buatan manajemen sendiri, tak membantah fakta kalau ditayangkan dalam sebuah layar persegi.

Aku dan teman-teman diantarkan ke sebuah gedung stasiun televisi. Cukup dikenal, meski tidak masuk jajaran bergengsi. 

Sekilas, tak berbeda jauh dengan gedung pada umumnya. Hanya logo saja yang membuatku tahu kalau itu adalah stasiun televisi.

Begitu masuk lebih dalam, aku mendapati banyak ruangan yang mereka sebut dengan studio. Tempat syuting kami berada di studio 6. Ternyata berada di lantai tiga. Kami yang tidak tahu letak persisnya, lagi-lagi cuma bisa mengekori staf.

Dalam perjalanan, kami disapa oleh beberapa orang. Kami cuma membalas dengan "hai" atau "halo" yang diikuti lambaian tangan singkat.

Memasuki studio 6, kami mendapati alat syuting yang telah disiapkan, tempat bernuansa serba hijau yang sama persis dengan yang pernah kulihat.

Mungkin alasan mereka memilih nuansa hijau karena sesuai dengan judul acaranya. Garden Party, yang mana berarti pesta kebun.

"Kita akan mulai sepuluh menit lagi." Papar seorang staf.

Beberapa orang membuka bedaknya untuk bercermin. Ada yang menghilangkan gugup dengan mengobrol dan aku mengingat-ingat apa yang disampaikan staf ketika briefing tadi.

Kalau tidak salah, kami diberikan nomor untuk kursi. Mungkin agar tidak bingung ketika duduk nanti. Posisi kursinya mirip seperti kursi penonton pada umumnya. Semakin ke belakang, posisi kursi semakin tinggi.

Kami juga diberi mik yang terpasang di belakang telinga serta sebuah alat yang kami letakkan di belakang badan kami. Sepertinya alat itu untuk mengirimkan transmisi agar suara kami bisa terdengar.

Kami juga diberitahu soal yang akan dilakukan dalam acara. Pada sesi kali ini, kami disuruh untuk tampil, perkenalan diri lalu duduk saja di tempat. Menunggu pertanyaan yang dilontarkan oleh MC.

Katanya pertanyaan-pertanyaan ringan. Kuharap sih tidak ada pertanyaan seputar akademik, soalnya nilai akademisku belum sepenuhnya baik.

"Ayo siap-siap," Titah seseorang pria paruh baya yang terlihat berwibawa.

Tampaknya ia adalah orang terpenting di sini. Dengan sebuah kalimat saja, semua orang serentak mengambil posisinya masing-masing.

Kami pun diarahkan untuk segera bersiap.

"Ingat ya! Ketika disuruh untuk masuk, kalian harus ambil posisi. Nanti setelah perform, kalian berjalan pelan-pelan terus duduk di tempat yang sudah disediakan, kalian masih ingat nomornya 'kan?"

"Masih." jawab kami hampir serentak.

"Bagus. Kalau begitu, siap-siap ya! Oh ya, jangan lupa pasang mik kalian."

"Camera Roll, action!"

Ruangan mendadak hening. Pekikan barusan seakan pertanda dimulainya acara ini. Kedua orang telah duduk di tempat dengan kamera yang menyorot mereka berdua.

Merekalah pembawa acara ini. Seorang pria yang lumayan nyentrik dengan pakaian yang rapi. Di sebelahnya seorang wanita yang tampil cantik tak kalah rapinya. Membuka acara dengan kalimat-kalimat sapaan ringan.

Aku kenal mereka berdua, om Adrian dan kak Gina, merekalah presenter tetap untuk acara ini.

"Kita panggilkan, generasi ketiga dari Flow!" Seru mereka berdua serempak.

Waktunya kami in-frame. Kami berjalan dengan anggun. Membentuk formasi yang telah berkali-kali dilakukan dalam latihan.

Kutatap kamera yang sedang menyorot. Bersiap untuk memulai gerakan. Lagu mulai terdengar. Hatiku pun berdendang. Dag dig dug tak kalah kencang dengan musik.

Di saat yang sama, aku merasa senang. Akhirnya aku bisa masuk TV. Nanti akan kupamerkan sama mama ah ...

Gerakan pun dimulai, beriringan dengan musik. Untuk kali kedua kami menampilkan lagu yang sama di depan khalayak.

Seharusnya kami bisa tampil dengan baik kali ini. Hingga akhir, gerakan kami semua sesuai dengan ritme lagu. Syukurlah. Latihan kami berbuah dengan baik.

Kedua pembawa acara bertepuk tangan, nampak sumringah dengan penampilan kami.

"Bagus banget lho." Ucap Pak Adrian.

"Iya, mana cantik-cantik lagi." Puji kak Gina. Kami mengatur nafas. Berdiri menatapi kamera yang menyoroti.

"Baiklah. Sebelum itu, kita akan perkenalan dengan wajah-wajah baru ini." Ucap om Adrian. "Silakan."

Seperti yang disampaikan saat briefing, kami memulainya dari ujung sebelah kiri barisan pertama.

"Hai semua! Aku Cristine."

"Hai! Aku Octavia Viola, panggil aku Viola!".

"Halo, aku Julianna Fortune Gwendoline."

Hingga tiba giliranku.

Kamera bergerak menyoroti. Debaran makin intens. Sebelum memulai, aku mencoba tersenyum untuk menerbangkan rasa gugup.

"H-hai, aku Kirana."

Nadaku malah tersendat.

"Santai saja, Kirana! Memangnya kami sedang mengintimidasimu?" Sahut om Adrian menggodaku.

Aku tertawa hambar.

Setelahku kebagian jatah semua. Barulah kami bergerak kembali untuk mengisi kursi-kursi kosong yang telah tersedia.

Sesuai nomor, aku mendapat di bagian paling atas dari tiga baris. Berusaha duduk seanggun mungkin saat ditatap lensa kamera. 

Kami duduk serapi mungkin. Sudah seperti patung manusia yang sengaja dipahat dalam pose duduk.

Aku pun serupa. Mungkin kami merasa tegang akan ditanyai atau gugup karena pertama kali masuk televisi? Atau bahkan keduanya?

Kutarik nafas. Memejam untuk sesaat. Membuka mata bersamaan dengan embusan nafas.

Entah kenapa, setiap kali melakukan hal seperti ini, selalu membuatku lebih rileks. Lebih siap dengan yang akan kuhadapi.

"Itu dia tadi perkenalan dari anggota-anggota baru dari generasi ketiga."

"Lucu-lucu banget." Ujar kak Gina, "Jadi ingin tanya-tanya deh." Ujar kak Gina menimpali.

Inilah yang dimaksud sesi tanya jawab tadi. Mulai dari barisan awal, kami ditanyai.

"Tadi namamu siapa? Seingatku ultraviolet." tanya om Adrian ragu.

Orang-orang pun tertawa mendengar plesetannya.

"Bukan, Om. Yang benar Octavia Viola." Sanggah kak Gina

"Oh iya, maksudku itu." Kilahnya. "Oke Viola, Kenapa kamu ingin menjadi idol?"

"Emm ... Kenapa ya?" Ia memiringkan kepala. Tersenyum polos.

"Kan kami yang tanya, kenapa malah tanya balik?" Omel om Adrian dengan nada kesal yang dibuat-buat.

"Karena aku suka menyanyi."

"Kenapa kamu suka menyanyi?"

"Karena asik aja. Kupikir mendapatkan apa yang aku inginkan dengan hal yang aku sukai adalah impianku."

"Impian yang bagus, lanjutkan."

"Baik berikutnya." Kak Gina mengambil alih. "Hmm Kalau yang ini aku sudah pasti kenal." Tatapnya pada Anna. "Julianna 'kan?"

"Iya, betul. Seratus buat kakak." Jawab Anna dengan dibubuhi candaan.

"Aw makasih. By the way, panggilannya apa? Juli?"

"Aku biasa dipanggil Anna, Kak."

"Anna? Oh, ok. Anna, kenapa kamu memutuskan untuk menjadi idol?"

"Karena aku punya orang yang aku kagumi."

"Oh jadi orang itulah yang menginspirasimu begitu?"

"Iya begitu. Aku selalu ingin menjadi dirinya."

Kami ditanyai satu persatu bergiliran. Dari ujung ke ujung tanpa terkecuali. Di antara pertanyaan selalu ada hal yang membuat tertawa yang sebagian besar dipicu oleh lawakan om Adrian.

Pantas saja acara ini cukup menghibur. Selain bisa melihat keseruan seorang idol, kita juga bisa terpingkal-pingkal oleh lawakan-lawakan yang ada di dalamnya.

Giliranku tiba. Aku harus bisa memberi jawaban yang bagus. Kamera mulai menyorot. Pandangan keduanya pun turut serta.

"Nah, Kirana." tanya kak Gina. "Iya, Kak." kataku.

"Kenapa kamu ingin menjadi idol?"

Tidak mungkin aku menjawab "karena ingin balas dendam" 'kan? Karena itu, aku hanya memikirkan jawaban yang paling masuk akal menurutku.

"Karena aku tidak bisa apa-apa."

"Kenapa begitu?" Tanya om Adrian keheranan.

"Iya, aku berpikir dengan menjadi idol, aku bisa merubah diriku, yang tidak bisa apa-apa, menjadi seseorang yang memiliki arti."

"Jawabanmu puitis banget. Anak skena ya?" Ledek om Adrian.

Kami semua tertawa. Aku ikut tersenyum.

"Tapi betulan, Om. Aku membenci diriku sendiri."

"Kalau kamu benci dengan dirimu, seperti apa sosok ideal menurutmu?"

Aku kembali memutar otak. Sosok ideal menurutku adalah ibu. Tapi, kalau konteksnya dalam dunia idol, hanya sebuah nama yang terlintas dalam kepalaku.

"Yang seperti kak Olivia."

"Alasannya?"

"Karna dia adalah idol yang sempurna. Suara dan dance-nya bagus. Orangnya juga cantik."

"Oh berarti kamu bergabung dengan Flow karena ingin mencontohnya?"

"Kurang tepat kalau dibilang begitu."

"Terus?"

"Aku memang mengaguminya, tapi aku di sini bukan untuk menjadi dirinya tapi untuk bisa melampauinya."

Semua tampak tercengang dengan jawabanku yang spontan itu. Tapi, aku tidak bohong. Mungkin aku juga kelewatan karena terbawa suasana.

Sepertinya kata-kata Farrel juga memotivasiku untuk bilang kalimat berani barusan.

"Begini nih tipikal junior yang suka ngelawan juniornya," Celoteh om Adrian mencairkan suasana. Aku hanya bisa tersenyum getir.

Seperti yang sudah-sudah, giliran pun berlanjut hingga tak ada satupun dari kami yang tertinggal. Acara ditutup dengan Anna, Viola, Amel dan Ema mempromosikan single terbaru Flow.

Acara berakhir tanpa ada kendala sedikit pun. Rasanya lega. Aku pun cukup puas dengan penampilan kami. Rasanya tak sabar untuk menontonnya ketika sudah tayang nanti.

...----------------...

Single terbaru Flow berhasil mendapat predikat salah satu lagu yang paling sering di dengar untuk minggu ini. Penjualannya pun lancar. Bahkan beberapa sesi meet and great dari anggota tertentu telah ludes.

Sepertinya jumlah ini akan terus naik. Tapi, kalau kuperhatikan, penjualan nomor satu saat ini dipegang oleh girls group juga. Sebuah idol grup saingan Flow. Namanya Triple S.

Aku tahu sedikit hal tentang mereka saat Viola bercerita. Mereka girls group yang lebih besar dan lebih lama ketimbang grup kami.

Anggotanya pun tak kalah cantik dan menariknya. Tapi, tersebar kabar kalau mereka menolak jagoan kami saat audisi.

Entah kenapa, mereka tak meluluskan sosok kak Olivia yang begitu berbakat. Apa mungkin di sana terlalu banyak orang yang berbakat? Entahlah, aku tidak tahu.

Untuk nomor duanya sebuah lagu dari penyanyi solo yang memang suaranya merdu. Empat dan limanya adalah lagu band yang sedang nge-hits.

Flow termasuk jajaran sering masuk sepuluh besar chart nasional. Mengingat menjamurnya girls group di negara ini, sudah seharusnya aku bangga telah menjadi bagian dari mereka.

Followers-ku juga semakin bertambah paska penayangan. Walau sedikit demi sedikit. Komentar-komentar pun semakin banyak, tiap kali aku memposting sesuatu.

Kemarin saja, ketika aku memposting fotoku dengan Shanika. Telah mendapat 523 like dan 15 komentar. Jumlah yang tak akan pernah kudapatkan ketika sibuk di sekolah.

Kubacai komentar-komentar mereka. Kebanyakan memuji seperti, "Ih cantik banget ibu dari anak-anakku". Atau "Hai sayang". Semacam itu.

Ada sebuah komentar saja yang menyemangati, "Ini yang acara kemarin ya? Kamu di situ keren banget. Semangat terus ya!"

Jujur aku kurang suka dibilang keren. Tapi, di antara komentar-komentar itu, aku lebih suka komentar semacam ini. Kupencet tombol like sebagai apresiasi atas komentarnya.

Flow sendiri telah tampil di mana-mana. Stasiun televisi, streaming platform dan media lainnya untuk menampilkan single baru.

Tentu saja hanya generasi pertamanya saja. Karena lagu inti dari single ini adalah lagu yang mereka bawakan, sementara lagu lain hanyalah couple song, alias lagu pelengkap saja.

Jam terbang mereka sangat padat. Bertolak belakang dengan kami yang masih ingusan ini. Karena itu, ketika aku ada waktu luang, selalu menghabiskannya untuk latihan.

Akhir-akhir ini aku mulai intens belajar menyanyi. Aku mulai semangat ketika guru les vokal kami bilang kalau suara bagus itu bisa dilatih.

Semua orang dianugerahi oleh pita suara. Tinggal orangnya saja mau atau tidak mengolahnya. Aku pun merasa tergugah untuk memperdalam dunia tarik suara dengan arahan guruku itu.

Menurutku, suara adalah faktor penting mengingat dunia per-idol-an yang semakin gencar. Aku yakin, idol yang hanya jual tampang, tak akan bertahan lama. Terlebih telah banyaknya idol yang berbakat di luar sana.

Standar kualitas pun jelas meningkat. Kalau ingin bertahan, aku harus bisa menyanyi. Walaupun tidak merdu, setidaknya tidak terdengar sumbang.

Sebelum ada pengumuman, waktu latihan mandiri, sebagian besar kuhabiskan untuk mengolah suara. Setelah pengumuman kalau akan diadakannya sebuah acara aku mengurangi porsinya.

Seperti sekarang, ketika pengumuman akan generasi ketiga yang ikut meramaikan acara meet and greet.

Kali ini masing-masing dari kami memiliki sesinya tersendiri. Tak seperti anggota pentolan kami yang bisa memiliki sampai sepuluh sesi. Kami hanya memiliki satu sampai dua sesi.

Kebetulan aku dapat satu sesi saja. Yah, tidak heran. Namanya juga anak bawang.

1
SakiDino🍡😚.BTS ♡
Bagus banget deh, bikin nagih!
KnuckleDuster
Buat gak bisa berhenti baca!
Coke Bunny🎀
Gemesinnya minta ampun!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!