Menjadi wanita single parent untuk anak laki-laki yang ditemukan di depan kosnya saat kuliah dulu membuat Hanum dijauhi oleh orang-orang terdekatnya bahkan keluarganya karena mereka mengira jika anak itu adalah anak Hanum dari hasil perbuatan di luar nikah.
Hanum hanyalah sosok figuran bagi orang di sekitarnya. Terlihat namun diabaikan begitu saja oleh mereka. Walau begitu Hanum tak mempermasalahkannya karena menurutnya cukup ada anak laki-laki itu di hidupnya itu sudah cukup membuatnya bahagia.
Menjadi sosok figuran ternyata terus berlanjut di hidup Hanum saat ia memutuskan menerima permintaan menikah dengan seorang pria anak dari Dekan fakultasnya yang telah membantunya menyelesaikan studynya saat kuliah dulu.
"Bagaimana bisa Mama memintaku menikahi wanita beranak satu itu?!" Pertanyaan berupa hinaan itu terdengar oleh telinga Hanum dari pria yang berstatus sebagai calon suaminya.
Kehidupan rumah tangga yang ia harapkan dapat bahagia ternyata justru sebaliknya karena pria yang telah menjadi suaminya itu hanya menganggapnya sosok figuran yang hanya terlihat tapi tidak dianggap.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta itu buta
Satu bulan berlalu, kini waktu yang diberikan Bu Shanty pada Dio telah habis. Dan hari ini juga Bu Shanty bersama suaminya berangkat ke Ibu kota untuk menghampiri Dio dan meminta jawaban atas usahanya selama tiga bulan belakangan ini.
Dio yang sepertinya sudah mengetahui jika orang tuanya akan datang menemuinya ke Ibu kota terlihat tengah mencari cara agar tak bertemu dengan kedua orang tuanya. Dio bahkan meminta Daniel untuk berbohong pada Bu Shanty nantinya jika saat ini mereka tengah ada pertemuan penting di perusahaan Daniel dan akan memakan waktu cukup lama.
"Pergilah. Sepertinya kedua orang tuamu sudah datang." Usir Daniel pada sahabatnya itu.
Dio mendecakkan lidahnya melihat Daniel dengan terang-terangan mengusir dirinya. "Aku tidak mau. Aku masih tetap ingin di sini." Tekan Dio.
"Kau ini... sebagai seorang lelaki kau seharusnya dapat mempertanggungjawabkan perkataanmu." Tekan Daniel.
"Diamlah! Kau tahu jelas jika aku tidak mengiyakan permintaan Mamaku beberapa bulan lalu." Ketus Dio.
"Walau pun begitu kau juga tidak membantah perkataan Mamamu itu. Itu sama saja dengan kau menerima tantangan yang Tante Shanty berikan." Ucap Daniel.
Dio menghela nafas panjang. Sudah tiga bulan terakhir ini ia selalu berupaya membawa Calista kembali ke tanah air namun usahanya berujung sia-sia karena Calista masih bersikeras untuk menyelesaikan pendidikannya lebih dulu.
"Dio, apa kau yakin jika di luar sana Calista setia padamu? Di umurnya yang sudah tak lagi muda sepertinya Calista tenang-tenang saja tidak memikirkan pernikahan di dalam hidupnya." Ucap Daniel hati-hati.
Mendengar pertanyaan Daniel sontak membuat Dio menatap Daniel dengan tajam. "Sudah aku katakan jika Calista setia kepadaku. Dia memang sangat terobesi pada pendidikan dan kariernya sehingga dia tidak terlalu memikirkan sebuah pernikahan." jawab Dio.
Mendengar jawaban Dio tentu saja membuat Daniel ingin tertawa namun tawanya itu ia simpan dalam hati.
"Dio... Dio..." Daniel memilih menggelengkan kepalanya. Bagaimana bisa seorang Dio yang terkesan bijak jika ada permasalan pada sahabatnya kini bersikap bodoh hanya karena seorang Calista.
Sudah jelas sikap Calista itu sangat egois karena tidak memikirkan umur Dio yang semakin bertambah dan sudah sangat layak untuk berkeluarga. Sebagai seorang pria yang dulunya juga cukup lama menjalin hubungan dengan Queen, Daniel dapat merasakan jika Calista tidak terlalu mencintai Dio terlihat dari caranya yang tidak ingin berdekatan dengan Dio. Berbeda dengan Queen dulu yang selalu berupaya agar dekat dengannya.
"Apa selama ini Calista pernah bersikap cemburu padanu?" Tanya Daniel ingin memastikan apa yang ia pikirkan saat ini.
Dio menggelengkan kepalanya. "Dia terlalu percaya padaku hingga tidak pernah bersikap seperti itu. Dia bahkan tidak pernah mempermasalahkan dengan siapa saja aku pergi." Jawab Dio tersenyum seakan sikap kekasihnya itu sangat membanggakan untuknya.
"Uhuk." Daniel terbatuk-batuk mendengarnya.
Dasar bodoh. Umpat Daniel pada Dio namun hanya dalam hati.
"Ada apa denganmu?" Tanya Dio sambil menyerahkan air putih ke depan Daniel.
"Tidak ada." Jawab Daniel lalu meneguk air putih yang diberikan Dio padanya.
Dio pun memilih diam tak melanjutkan perkataannya. Sementara Daniel kini menatap sahabat baiknya itu dengan tatapan tak percaya jika sahabatnya itu benar-benar dibutakan oleh cinta.
"Dio, apa kau masih mengingat bagaimana sikap Queen dulu di saat kami masih bersama?" Tanya Daniel kemudian.
***
Benar suatu kejahatan kan perbuatan tsb...
Kena gugup pak Irfan ???
Hanum tuh penderitaannya luar biasa, kalau Hanum sekarang bahagia punya suami dan keluarga suaminya menerima Hanum dengan penuh kasih sayang ya biarlah. Dasar Cita berhati busuk aja.