NovelToon NovelToon
Tidak Pernah Ada Kata Perpisahan Antara Kita

Tidak Pernah Ada Kata Perpisahan Antara Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Poligami / Lari dari Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: jnxdoe

Selama 2 tahun menjalin mahligai rumah tangga, tidak sekali pun Meilany mengucapkan kata 'tidak' dan 'tidak mau' pada suaminya. Ia hanya ingin menjadi sosok seorang isteri yang sholehah dan dapat membawanya masuk surga, seperti kata bundanya.

Meski jiwanya berontak, tapi Mei berusaha untuk menahan diri, sampai pada akhirnya ia tidak bisa menahan lagi ketika suaminya meminta izinnya untuk menikah lagi.

Permintaan itu tidak membuat Mei marah. Ia sudah tidak bisa marah lagi ketika sudah kehilangan segalanya. Tapi ia juga tidak bisa tinggal di tempat yang sama dengan suaminya dan memilih pergi.

Selama 7 tahun Mei memendam perasaan marah, sampai pada suatu ketika ia menemukan kebenaran di dalamnya. Kebenaran yang sebenarnya ada di depan matanya selama ini, tapi tidak bisa ia lihat.

Bisakah Mei memperbaiki semuanya?

*Spin off dari "I Love You, Pak! Tapi Aku Takut..."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jnxdoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 9 -

\= Salah satu restoran fine dining di kota J. Jam 7 malam \=

Tampak empat orang pria yang tadinya duduk itu berdiri berbarengan saat melihat tamunya mendekat.

"Conrad. Syukurlah kau datang. Aku kira kau menolak undanganku malam ini."

Jabatan tangan Conrad ke Stanley mengerat dan pria itu menoleh pada tiga pria lainnya di sana.

"Tuan Hagen. Tuan Herman. Saya senang akhirnya bertemu kalian semua."

Menepuk tangan Conrad, pria bermata kelabu di depannya tersenyum ramah.

"Jangan terlalu formal, Conrad. Kita sudah cukup akrab selama ini, meski belum pernah bertemu."

Pria itu terkekeh dan ia pun menjabat tangan Herman.

"Kau sudah dengar kata Hagen tadi kan? Jadi jangan terlalu sopan pada kami."

"Oh, aku tetap saja harus sopan, Herman. Karena aku membawa seorang wanita malam ini."

"Oh? Siapa ini, Conrad? Calonmu?"

Pertanyaan Hagen dijawab Conrad dengan tawa kecil.

"Aku juga berharap begitu. Tapi ini sekretaris yang paling aku andalkan. Meilany."

Tangan lelaki itu di punggung Mei dan mengarahkan wanita itu bersalaman dengan para pria di depannya.

"Selamat malam, pak. Saya Meilany dan tolong jangan dengarkan kata-kata dia tadi. Saya ini hanya sekretaris yang dia bayar tinggi untuk mengurus perusahaan."

Entah siapa yang mengaturnya, tapi saat duduk di meja bulat itu, Mei berada di tengah-tengah Conrad dan juga Aslan yang sejak tadi hanya diam memperhatikan. Raut lelaki itu tampak datar dan dingin.

Makan malam itu berlangsung lancar. Selain makanan yang lezat luar biasa, obrolan pun berlangsung akrab dan menyenangkan. Cukup mengherankan, pria yang ia sangka pendiam dan kaku di sebelahnya, ternyata bisa membawa diri dengan luwes dan ramah.

Tanpa sadar, hati Mei perlahan mekar. Saat ia menatap pria itu, ia menyadari kalau ia belum pernah melihat sosok Aslan di luar rumah. Selama ini, ia hanya tahu lelaki itu sebagai suaminya saja dan bukan seseorang dengan profesi dan juga karir menjanjikan di luar sana.

Ketika menerima Aslan dulu sebagai suaminya, tidak sekali pun pernah terbersit dalam benak Mei mengenai pekerjaan atau pun gaji pria itu. Saat tahu lelaki itu sudah menjadi karyawan tetap dan juga memiliki rumah, keduanya telah cukup menyakinkan dirinya kalau pria itu sosok yang bertanggungjawab. Ia pun sama sekali tidak mempermasalahkan penghasilan lelaki itu yang dulu sedikit lebih rendah dibanding dirinya.

Ia tidak pernah menuntut apapun, sampai pada akhirnya ujian itu datang.

Ujian yang tidak bisa ia lalui dengan baik. Ia bahkan memilih untuk menghindar dibanding menghadapinya.

Tenggorokannya yang seret, membuat Mei meminum airnya tergesa dan membuatnya sedikit tumpah.

"Oh!"

"Mei!"

Beberapa pasang mata tampak membesar, saat melihat lelaki di sampingnya sigap membersihkan gaunnya.

Pria itu masih belum sadar banyak orang mengamatinya, sampai Mei menghentikannya.

"Sudah cukup pak... Ini cuman air putih kok. Tidak akan membekas."

Gerakan tangan Aslan di gaunnya terhenti mendadak, pria itu menengadah. Tampak jakunnya naik-turun saat ia baru menyadari perilakunya yang tidak biasa.

Canggung, lelaki tinggi itu berdiri. "Maaf. Saya permisi ke toilet sebentar."

Ketika sosok jangkung itu menghilang, terdengar suara Conrad di sampingnya.

"Ini perasaanku saja, atau bawahanmu itu memang sedikit... aneh?"

"Aneh?"

Pertanyaan dingin Herman membuat Conrad sedikit tidak enak.

"Maaf. Aku tidak bermaksud menyinggungmu, Man. Sepertinya memang hanya perasaanku saja."

"Tidak. Tidak, Conrad. Aku justru ingin mendengarnya. Kenapa kau anggap Aslan aneh?"

Kata-kata Stanley membuat Conrad menatap Herman, dan ternyata pria itu mengangguk kaku. Anggukan yang juga diberikan pria tampan bermata kelabu di depannya.

"Ya. Kami semua ingin mendengarnya. Katakan saja."

Suara serak Hagen pada akhirnya membuat Conrad menghela nafasnya panjang.

"Aku tidak bisa menjelaskannya. Tapi ada sesuatu yang sepertinya disembunyikan orang itu, dan membuatku sedikit tidak nyaman saat berinteraksi dengannya. Tapi selain itu, anak buahmu itu sangat kompeten."

Ketiga pria di depannya saling berpandangan penuh arti, sampai terdengar suara serak Hagen kembali.

"Kau memang benar, Conrad. Kau punya mata yang cukup tajam. Sejak bergabung dengan TJ Corp. hampir tujuh tahun lalu, Aslan tidak pernah mendaftarkan keluarganya di data perusahaan. Ia hanya bilang dirinya telah menikah dan punya anak, tapi tidak ada yang tahu siapa nama isterinya atau anaknya."

Penjelasan itu membuat jantung Mei berdebar kencang di d*danya. Satu tangannya mengepal kuat.

"Banyak gosip kurang enak beredar di kantor. Karena kau bisa nilai sendiri. Pria itu tampan dan fisiknya oke, jadi cukup banyak karyawan wanita menaksirnya. Tapi statusnya yang tidak jelas, justru membuat mereka menyangka yang tidak-tidak. Ada yang bilang orang itu stress dan menjadi halu karena ditinggal isterinya. Ada juga yang bilang dia sebenarnya g*y, dan menyembunyikan kondisinya dibalik alasan sudah menikah. Tapi ada juga gosip mengatakan dia imp*ten. Intinya, tidak ada yang tahu siapa dia sebenarnya."

Perasaan Mei campur aduk di dalam. Ia sangat ingin membela lelaki yang masih berstatus suaminya, tapi tidak mungkin melakukannya terang-terangan.

"Mungkin dia hanya ingin menjaga privacy-nya. Atau bisa jadi pasangannya orang kantor juga?"

Perkataan pelan wanita itu membuat Hagen menatapnya sedikit intens. Pria itu perlahan tersenyum.

"Apa yang kau katakan bisa jadi benar, Mei. Kami juga tidak pernah mempermasalahkannya, selama Aslan menunjukkan performa maksimal dan tidak membuat masalah di perusahaan. Apapun kehidupan pribadi pria itu di luar kantor, bukan jadi urusan kami semua. Tapi memang, ada larangan hubungan romantis antara karyawan. Itu bisa jadi alasan yang kuat kenapa sampai sekarang Aslan menyembunyikan keluarganya."

Mata kelabu itu menatapnya lembut, seolah menembus jiwanya. Tidak nyaman, Mei segera menunduk.

Jantungnya masih berdebar keras, sampai seseorang kembali duduk di sampingnya.

"Maaf."

"Toiletnya di mana, Ash? Aku kebelet!"

Tangan Aslan menunjuk ke satu lokasi dan Stanley segera berdiri, yang diikuti dua pria lainnya. Tinggallah mereka bertiga dalam meja bundar yang besar itu.

Menumpu satu tangannya di meja, Conrad menatap pria di sebelah Mei.

"Apa kau minum, Aslan?"

Pertanyaan itu membuat Aslan terdiam sejenak, sebelum ia menjawab dengan senyuman.

"Tidak, Tuan Conrad. Saya tidak minum, tapi saya bisa menunjukkan Anda satu klub yang bagus di kota ini."

Jawaban yang tidak disangka itu membuat raut Conrad sumringah.

"Ini yang aku butuhkan! Kau ikut aku, Ash! Aku butuh pria sejati yang bisa menemaniku sampai aku teler!"

1
Sri Mulyati
lanjut Thor ceritanya seru
Anis Rohayati
jujur gua malah jiji klu smpe mei balikan lagi sma si smpah aslan ingat laki2 modelan kya gini ga harus di pertahan kan pantes di buang
Sunaryati
Segera urai kesalahpahaman kalian, mulai dari awal jika sudah kembali bangun komunikasi yang baik jangan ada hal yang harus ditutpi
Harun Gayam
hadeuh muter² tetuss
Sunaryati
Itu akibat tak ada komunikasi yang jelas tujuh tahun yang lalu
Sunaryati
Dobell up Thoot makin menarik ceritanya
Sunaryati
Makin ada kejelasan, tapi tetap saja penyebabnya Ashlan telat menjelaskannya pada Mei sehingga Mei menyimpulkan jika Ashlan bersedia menikahi Cristine apalagi dugaan itu dikuatkan dengan kebersamaan Ashlan dan Cristine di kedai kopi dan terlihat Ashlan memegang tangan Cristine
Sunaryati
Itu sepenuhnya bukan salahmu, karena Ashlan tidak menjelaskan setelah kamu kecelakaan yang menyebabkan keguguran, seharusnya waktu itu mengurai kesalahpahamanmu memergoki Ashlan dan Cristine di kedai, karena sebelumnya Ashlan minta izin menikah
Ma Em
Aku kasihan pada Aslan kalau memang Aslan tdk menikah dan tdk pernah tidur dgn Cristine bilang sama Mei dan buktikan agar Mei percaya
Ma Em
Luar biasa
Sunaryati
Selidiki duli Mei, dan kamu Ashlan jika kamu tidal menikahi Cristine buktikan. Kesalahan kamu dulu minta izin menikahi Cristine, dua kamu ketemuan sama Cristine yang dipergoki Mei sehingga Mri kecelakaan dan keguguran
kesalahau besar Ashlan
Sunaryati
Lanjuut donel up Thoor, ceritanya semakin seru dan menarik
Sunaryati
Jelaskan dulu Ashlan Mei dan pembaca juga penasaran, kamu jadi menikahi Cristine? Jika ya kabulkan permintaan Mei untuk menceraikannya, jika tidakk kejar dan perjuangkan cintami, karena Mei sangat setia padamu
Sunaryati
Ceritanya menarik jika berkenan tolong up tiap hari Thoor
Sunaryati
Jika Ashlan tidak jadi menikah dengan Cristin, kembalilah. Namun jika sudah menikah lebih baik mundur dari pada sakit hati
Sunaryati
suka, jika penasaranku terjawab ttg Cristine tak kasi bintang 5
Sunaryati
Lanjuut fobel up, ya
Sunaryati
Bagaimana pernikahan Ashlan dengan Cristine, Thoor, bukankah kepergian Mei karena Ashlan akan menikahi mantannya itu
Sunaryati
Oh ternyata Mei keguguran ketika kecelakaan saat melihat Ashlan dan Cristin di Cafe, kasihan Mei
jnxdoe: Terima kasih kak buat komentarnya... Tetep baca sampai tamat ya... 🥰🙏
total 1 replies
Sunaryati
Sebelum pergi kan mengabarkan kehamilan Mei pada Ashlan, mana anak Mei?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!