Hidden Rich Man

Keduanya masih terlibat perdebatan di dalam apartemen sederhana milik Danesh. Namun Felly sudah tak lagi bersimpuh karena Danesh meminta Felly untuk duduk seperti biasa.

“Em ... aku sih tak masalah. Tapi, bisakah kau jangan mengaku pada Papaku jika pekerjaanmu seorang pelayan?” pinta Felly. Papanya yang sudah memberikan peringatan untuk memastikan sederajat pun terus terngiang di kepalanya.

“Maksudmu aku harus berbohong, seperti itu?”

Felly mengangguk membenarkan.

“Tidak, aku tak akan pernah berbohong,” tolak Danesh.

“Ku mohon, sekali ini saja berbohong demi kebaikan.”

“Sejak kapan bohong itu baik? Memangnya kenapa aku harus berbohong menutupi pekerjaanku?”

“Aku takut Papaku tak bisa menerimamu.”

Bagus, justru itu bisa menjadi alasan Danesh tak menikahi Felly. “Tidak, aku tetap akan mengatakan jika aku seorang pelayan. Semua tergantung orang tuamu. Jika mereka menerimaku yang bekerja sebagai pelayan, maka aku akan menikahimu. Tapi sebaliknya, jika aku tak diterima di keluargamu, maka lupakan tentang pernikahan itu.”

Percumah berdebat dengan Danesh, pria itu sangat teguh dengan pendiriannya. Felly hanya bisa mengiyakan saja. Felly akan memastikan Papanya agar mau menerima Danesh apa pun keadaannya. Yang penting, Danesh sudah mau menikah dengannya.

“Oke, aku setuju. Apa kau punya kertas HVS atau folio?” tanya Felly.

“Untuk?” Danesh menaikkan sebelah alisnya bingung.

“Untuk membuat surat perjanjian. Aku tahu, pasti kau tak memiliki printer, maka dari itu kita membuat perjanjian itu dengan tulis tangan,” jelas Felly.

Danesh mengangguk mengerti. Ia berdiri dari duduknya namun tak langsung melangkah pergi, ia menyeimbangkan tubuhnya terlebih dahulu. Lalu ia masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil kertas dan pena.

“Ini.” Danesh menyerahkannya pada Felly.

Felly meraihnya dan menuliskan isi perjanjian pernikahan yang mereka buat. Pernikahan sementara hingga anak yang dikandung Felly lahir, dan tidak boleh ada rasa cinta diantara keduanya.

“Ada yang mau ditambahkan?” tawar Felly memberikan kertas berisi tulisan itu pada Danesh agar dibaca oleh pria itu.

Danesh menggeleng. “Tidak, ku rasa sudah cukup.”

Felly mengeluarkan dompet dari dalam tasnya. Ia mengambil dua materai untuk ditempelkan pada kertas perjanjian itu. Sebagai penguat surat tersebut. Ia memang selalu berjaga membawanya, karena sewaktu-waktu ia membutuhkan untuk urusan bisnis.

“Tanda tanganlah.” Felly memberikan pena pada Danesh setelah ia selesai membubuhkan tanda tangannya.

Perjanjian selesai, masing-masing memiliki surat perjanjian tersebut.

“Bisakah kau datang ke rumahku untuk bertemu dengan Papaku?” pinta Felly setelah ia memasukkan kertas itu ke dalam tasnya.

“Harus sekarang?”

Felly mengangguk, batas waktu yang diberikan Papanya adalah hari ini. Ia hanya diberi waktu satu hari untuk membawa ayah dari anak yang ia kandung ke hadapan Papanya.

“Baiklah, aku akan bersiap terlebih dahulu.” Danesh kembali berdiri untuk masuk dan berganti pakaian.

Tak butuh waktu lama untuk Danesh bersiap. Ia hanya menggunakan kemeja dan celana kain yang ia miliki. Bukan pakaian mahal, hanya pakaian biasa tanpa merk.

“Ayo,” ajak Danesh.

“Apa kau baik-baik saja? Bukankah kau masih sakit?” Felly nampak tak enak hati pada Danesh. Pria itu terlihat masih pucat.

Danesh mengangguk menandakan dirinya masih kuat. “Aku tak apa. Bagaimana pun juga aku tetap harus bertemu Papamu. Sebagai seorang pria, aku harus mengakui kesalahanku.”

Mendengar penuturan Danesh, Felly tak yakin jika ia bisa menutup rapat hatinya. Ia sudah dibuat tersentuh dengan pria itu. Baginya, Danesh adalah seorang pria yang berani, jujur, dan setia. Buktinya, pria itu masih menunggu seseorang yang sudah pergi meninggalkannya. Bahkan berani mengakui kesalahan yang tak sepenuhnya salah Danesh.

“Sungguh beruntung wanita yang mendapatkan cinta seorang Danesh. Jika wanita itu adalah aku, pasti aku akan sangat bahagia,” gumam Felly sangat lirih.

Felly berjalan satu langkah di belakang Danesh. Ia memandangi punggung pria itu dengan perasaan kagumnya.

Felly dan Danesh berjalan menuju lobby apartemen. Felly memutuskan untuk menggunakan taksi daripada menghubungi supir pribadinya. Terlalu lama jika menunggu supirnya menjemput.

...........

Jangan lupa:

1. Like

2. Komen

3. Hadiah

4. Follow akunku

5. Follow instagram aku: heynukha