NovelToon NovelToon
Feathers

Feathers

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Cinta Beda Dunia / Iblis / Dunia Lain
Popularitas:768
Nilai: 5
Nama Author: Mochapeppermint

Mereka bilang aku adalah benih malaikat. Asalkan benih di dalam tubuhku masih utuh, aku akan menjadi malaikat pelindung suatu hari nanti, setelah aku mati. Tapi yang tidak aku tahu adalah bahaya mengancam dari sisi manapun. Baik dunia bawah dan dunia atas sama-sama ingin membunuhku. Mempertahankan benih itu semakin lama membuatku mempertanyakan hati nuraniku.

Bisakah aku tetap mempertahankan benih itu? Atau aku akan membiarkan dia mengkontaminasiku, asal aku bisa menyentuhnya?

Peringatan Penting: Novel ini bisa disebut novel romansa gelap. Harap bijak dalam membaca.
Seluruh cerita di dalam novel ini hanya fiksi, sama sekali tidak bermaksud untuk menyinggung pihak manapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mochapeppermint, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 The Fallen

Aku bisa mendengar gemeletuk geligi Amy. Gadis itu masih syok. Amy meringkuk di dinding dan memeluk kedua kakinya yang tertekuk rapat ke tubuhnya. Aku ingin- Sial! Aku sangat ingin menghiburnya, memeluknya namun apa yang ada di depanku tidak bisa kuabaikan sekarang ini.

“Jawab, Raz!” Pekik Kaliyah tidak sabar, suaranya menembus otakku hingga rasanya seperti sebilah belati tipis tertancap di pelipisku. Padahal baru detik yang lalu dia bertanya padaku apakah aku akan meninggalkan mereka berenam.

Dari belakangku aku mendengar suara pelan Amy. Kekuatan Kaliyah mulai mempengaruhi Amy. Seingin-inginnya aku menyingkirkan Kaliyah, aku tetap ingin bicara padanya sejenak. Aku menatap Sa’el sejenak sebelum aku menjawab.

“Aku tidak akan meninggalkan kalian.” Ucapku penuh penekanan, tapi kurasa jawabanku tidak cukup memuaskan Kaliyah karena dia masih berteriak frustasi sambil menjambak rambutnya. Kalau Kaliyah adalah manusia, dia akan menyesal menjambak segenggam rambutnya hingga membuat sepetak kulit kepalanya terlihat. “Kamu mau aku jawab apa?” Ucapku sama kesalnya.

Kaliyah menatapku dengan tatapan menggila. Kedua matanya tampak tidak fokus, namun kemarahannya, ketakutannya terlihat nyata. “Kamu nggak boleh meninggalkan kami!” Aku membuka mulutku untuk menjawabnya, namun Kaliyah memotongku. “Apakah kamu akan membunuhku saat waktunya nanti?” Kali ini suaranya lebih pelan seolah dia sedang merajuk, bibirnya bergetar.

“Kal.” Sa’el berusaha menarik Kaliyah menjauh dariku, namun Kaliyah menepisnya dan kembali ke tempatnya di hadapanku.

“Ak- Aku nggak bisa melawanmu, Raz.” Cicit Kaliyah. “Aku pasti mati kan?!”

“Hentikan, Kal!” Kali ini Sa’el lebih tegas dan dia menarik Kaliyah menjauh dengan sekuat tenaganya. Sa’el melingkarkan lengannya ke sekeliling tubuh Kaliyah dan mengangkatnya di bahunya. Kaliyah memekik, menendang, namun tetap saja Sa’el dengan mudah membawanya keluar dari kamar, meninggalkanku, Astar, yang masih mengamati seluruh gerak-gerikku dengan curiga, dan Amy, yang kini menghela nafas bergetar.

“Apa?” Tanyaku ketus pada Astar.

Kerutan di keningnya semakin dalam seolah pertanyaanku semakin membuatnya bingung. “Bagaimana kalau legion berbohong?”

Pertanyaan Astar membuatku menghela nafas lega. Kupikir dia akan sama paniknya seperti Kaliyah. “Aku nggak tahu.” Aku menggelengkan kepala.

Astar melihat ke balik bahuku, kearah Amy, sebelum kembali menatapku. “Lebih baik kamu mengembalikannya ke Gereja itu.”

Kemarahanku mulai merambat ke sisi-sisi penglihatanku, membuat apa yang kulihat berpendar kemerahan. “Kamu pikir aku akan membiarkannya tinggal di neraka itu lagi?” Tanyaku melalui rahang yang terkatup erat.

“Menurutmu bagaimana reaksi Kruz dan Ozzeus kalau mereka mendengar tentang ini?” Astar menunjuk Amy. “Mereka akan membunuhnya!”

Gigiku pasti sudah akan hancur kalau aku menggeretak terlalu kuat lagi. Dengan kesal aku menggoyang-goyangkan rahangku yang kaku. Aku berbalik dan melihat Amy. Gadis itu masih berjongkok di lantai dan kedua matanya yang memerah menatapku. Dia tampak seperti anak anjing tersesat dan lelah.

Astar benar. Mungkin yang dikatakan legion bisa jadi hanyalah kebohongan, tapi kalau Kruz mendengar hal ini, ini tidaklah bagus. Dia akan menggila seperti Kaliyah.

“Pastor Xaverius.” Ucap Amy dengan suara tersekat. Amy tampak ragu sejenak. “Dia… Mungkin dia bisa di percaya.”

Aku menekuk lututku, berlutut tepat di hadapan Amy dan menatapnya tepat di kedua matanya. “Kamu tidak akan kembali kesana.”

Ada kilas tekad kuat di kedua matanya sebelum dia berkata, “Aku pun juga nggak mau kembali kesana.” Ucapnya tegas. “Tapi pilihan apa yang aku punya? Aku… Aku rasa aku pun juga nggak akan sanggup kalau kalian…” Suaranya mengecil dan sedikit bergetar. “Kaliyah dan Deyna.”

Kekuatan kami. Tentu saja Amy tidak akan tahan. Deyna adalah kepahitan, sedangkan Kaliyah adalah kegilaan, belum kekuatan kami yang lain. Kemarahan membuat kami lepas kendali, masalah ini pun cukup membuatku pusing dan aku tidak ingin Amy berada di tengah-tengahnya.

Walaupun aku benci untuk mengakuinya, aku rasa Pastor itu memang bisa dipercaya. Aku menghela nafas berat dan mengangguk. “Aku akan menemuinya dulu.” Ucapku pada Amy sebelum berbalik pada Astar. “Bisa kamu menjaganya?”

Di antara seluruh teman-temanku, sebenarnya Astar bukanlah pilihan pertamaku. Sa’el pilihan pertamaku, tapi aku tidak yakin dengan Kaliyah. Sa’el terlalu menyayangi Kaliyah. Tapi bukan berarti Astar tidak cukup bagus, malah Astar lebih bisa di beri kepercayaan daripada yang lainnya. Hanya saja seringnya dia lebih mempercayai ototnya daripada otaknya.

Astar mengangguk dengan yakin. “Tentu, tapi cepat kembali. Aku nggak ingin berurusan dengan Kruz.”

Aku pun juga tidak ingin berurusan dengan Kruz. Jawabku dalam hati. Namun aku tetap mengangguk. Aku juga tidak ingin meninggalkan Amy terlalu lama.

Aku kembali menoleh pada Amy. “Tidak apa, aku tinggal?”

Amy tampak ragu sejenak sebelum mengangguk. Dia menyebut judul sebuah doa. “Pastor Xaverius mengajariku doa itu.”

“Bagus.” Ucapku getir. Sejak statusku berubah menjadi malaikat jatuh, aku membenci doa itu. “Aku tidak akan lama.”

1
🌺Ana╰(^3^)╯🌺
cerita ini benar-benar bisa menenangkan hatiku setelah hari yang berat.
Yue Sid
Gak sabar nunggu kelanjutannya thor, semoga cepat update ya 😊
Mochapeppermint: Thank you 😆
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!