🌶Boleh Skip Part Boncabe🌶
Niat hati bekerja menjadi guru bimbel untuk menambah pendapatannya, justru Rini berada di situasi rumit yang membuatnya terjebak pada duda dingin yang juga dosen di kampusnya.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
"ingat, pernikahan ini hanya demi Adam. jangan harap ada cinta atau pun hubungan suami istri yang sebenarnya." Kalimat menusuk dari suami yang baru dinikahinya seketika membuatnya kecewa.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang.
Namun di suatu malam,
"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
Pria itu terus menjamah seluruh tubuh Rini, bahkan semua pakain Rini telah disobek dan dibuang entah kemana.
"Aku tahu kamu istriku sekarang. Lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya ditrobos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Masa Lalu Dean
Siang semakin mendekat membawa terik matahari yang menyengat bumi. Sementara dapat dilihat di bawah salah satu pohon yang rindang, Adam masih menikmati aktifitas bermainnya.
"Sayang, ini sudah hampir siang. Mataharinya mulai terik. Bagaimana kalau kita masuk ke vila lagi?"
"Baik, Ma. Tapi kita masih akan bermain ke sinj lagi kan?"
"Adam mau main pasir lagi?"
"Bukan, Adam mau main air."
"M... Mama belum bisa temani Adam kalau main air" Rini sedikit ragu untuk menolak putranya.
Nampak raut sedih dan kecewa di wajah Adam. Hati Rini merasa iba melihatnya. Ia menghembuskan nafasnya pelan dan memutuskan untuk melakukan sesuatu.
"Besok saja ya, sayang. Mama akan minta Papa buat temani Adam bermain air."
"Benarkah itu, Ma?" Wajah Adam berubah ceria seketika.
Rini menganggukkan kepalanya dan berucap, "Iya, sayang. Adam bisa main dengan Papa."
"Terimakasih, Mama."
Senyum bahagia Adam membuat hati Rini menghangat. Setidaknya sedikit menurunkan ego, bisa membuat bahagia putra kecilnya.
****************
Suasana kamar yang sedari tadi diamati Dean mulai hening. Setelah sebelumnya, Rini dan putranya asyik bercengkrama dan bercanda tawa. Karena lelah, mereka akhirnya memutuskan untuk tidur siang.
Melihat suasana yang telah hening, Dean memutuskan untuk melangkahkan kakinya menghampiri dua orang yang dicintainya.
Ceklek
Pintu dibuka, ia melangkahkan kakinya mendekati sang putra dan mencium dahinya. Beralih pada wanita yang sangat dicintainya, ia mendekat dan mencium keningnya.
Dibaringkan tubuhnya disamping sang istri. Dipandanginya wajah sang penguasa hatinya. Direngkuhnya tubuh itu hingga mereka berpelukan.
"Tidurlah, sayang. Aku akan menemanimu"
Pelukan itu membuat tidur Rini semakin nyaman. Ia mengeratkan pelukan pada suaminya dan menikmati aroma suaminya.
"Mas Dean..."
"Bahkan dalam tidur pun kamu bisa mengenaliku."
Dean tersenyum sambil memeluk mesra istrinya yang masih terlelap. Ia mengikuti istrinya untuk menjelajah mimpi.
Tak terasa sore tiba. Rini mulai mengumpulkan kesadarannya dengan mata yang masih tertutup.
"Eugh... Kenapa seperti parfum Mas Dean?" Rini bergumam setengah sadar.
Dean yang juga terbangun semakin mengeratkan rengkuhannya pada sang istri.
Rini yang merasakan pelukan Dean lantas membuka matanya kaget.
"Mas Dean?"
"Kenapa sayang?" Dean masih mengeratkan rengkuhannya tanpa membuka mata.
"T-Tungu, sejak kapan Mas Dean disini?"
"Jangan bergerak, Sayang. Aku masih merindukanmu." Dean berusaha menahan Rini yang ingin melepaskan diri dari belitan suaminya.
"Mas... Ada Adam disini. Jangan begini."
"Adam sudah keluar, sayang. Dia sudah bangun tadi. Sekarang tinggal kita yang disini. Aku masih merindukanmu." Dean merapatkan kepalanya pada ceruk leher sang istri.
"Huh..." Rini menghembuskan nafasnya, ia menyerah karena sulit untuk keluar dari rengkuhan suaminya.
"Bagaimana kabar bayi kita? Apa dia rewel?" Dean mengusap lembut perut sang istri.
"Mas Dean sudah tahu?"
"Hm... Adam sudah memberikan hadiah yang kalian siapkan. Aku menyukainya. Ini hadiah ulang tahun terindah untukku. Terimakasih, sayang."
"Mas Dean tidak keberatan dengan anak di kandunganku?"
Dean kaget mendengar pertanyaan istrinya. Ia lantas mengubah posisi mereka agar bisa duduk berhadapan.
"Kenapa aku keberatan?" tanya Dean bingung.
Rini menatap lekat sang suami, "Apa Mas Dean mau memiliki anak dariku?"
"Apa kamu ragu karena sikapku yang dingin kepadamu?"
Rini mengangguk, takut salah menjawab di depan suaminya.
"Maafkan aku, sayang." Dean menggenggam tangan istrinya.
"Maaf karena sudah bersikap dingin padamu. Tapi yang perlu kamu tahu, aku mencintaimu. Maaf karena ketidakmampuanku untuk mengendalikan pikiran burukku kepadamu, justru aku menyakitimu."
"Ada yang Mas tutupi dari Rini?"
"Maaf, sebenarnya aku terlalu takut kehilanganmu." Dean sedikit menjeda kalimatnya. "Aku takut kamu akan seperti Mama kandung Adam."
"Ceritakan kepadaku, Mas. Aku belum bisa mengerti semua ini."
"Baiklah, Aku akan menjelaskan kepada kamu mulai dari Mama Adam."
...FLASHBACK ON...
...DEAN DAN MANTAN ISTRINYA...
Dean berlari dengan menggendong sang putra yang menggigil namun badannya sangat panas.
"Dokter, tolong anak saya."
Seakan dunianya akan runtuh, Dean tak bisa melihat Putra pertamanya dalam kondisi yang sangat lemah. Di tengah kemelut hatinya, ia terus berusaha menelfon sang istri meski tak kunjung diangkat.
Dean : Lis, kamu dimana? Adam demam.
Dean mencoba mengirin pesan kepada istrinya. Tak lama kemudian ia mendapatkan balasan.
Lisa : Aku sedang sibuk, beri obat yang ada di laci. Kalau masih belum turun, bawa ke dokter.
Dean terperangah dengan jawaban yang dikirin istrinya. Bagaimana bisa dia seolah tidak khawatir dengan putranya yang baru bersia satu tahun.
Karena sudah terlanjur kesal, Dean tak ingin lagi menghubungi istrinya. Ia ingin fokus pada kesembuhan sang putra.
Beberapa menit berselang, dokter memberi kabar agar Adam dirawat dirumah sakit. Dengan dibantu Bejo, supir sekaligus asisten andalan Mamanya, Dean fokus menjaga putranya tanpa memikirkan urusan administrasi.
"Permisi Tuan, saya mau pamit ke bandara untuk menjemput Nyonya Bella." Bejo pamit kepada Dean.
"Pergilah. Terimakasih atas bantuanmu." Dean menepuk pelan pemuda yang masih berstatus mahasiswa karena dibiayai sekolah oleh Mama Bella.
Dean masih menunggu putranya yang terlelap. Salah satu suster tiba-tiba masuk untuk mengecek kondisi Adam.
"Suster, bisa saya minta tolong jaga anak saya sebentar? Saya ingin membeli air mineral."
"Silahkan, tuan."
Dean berjalan menyusuri koridor yang sangat sepi. Menyadari kehadiran sesosok wanita yang tak begitu jauh darinya membuatnya tersenyum. Namun tiba-tiba senyum itu luntur saat seorang pria menyambutnya dengan pelukan hangat dan kecupan bibir.
Kedua manusia itu tak menyadari adanya Dean.
"Kenapa lama, sayang?" Suara pria itu membuat mata Dean terbelalak. Ia berusaha menyembunyikan diri dibalik tembok untuk mengetahui apa yang terjadi.
"Maaf, Aku tadi masih pemotretan. Bagaimana kabar putra kita?"
Deg
"Putra? Apa Lisa punya anak sebelum bersamaku?" Batin Dean.
"Dia sangat sehat dan masih di sekolah. Dia sangat merindukanmu, sayang. Sama sepertiku yang selalu merindukanmu."
"Apa kamu belum puas setiap hari aku selalu mampir ke apartemenmu untuk berpeluh bersama?"
"Aku ingin setiap saat bersamamu, sayang."
"Tunggu sampai karirku berada di puncak. Aku masih membutuhkan Yoga untuk membantu karirku. Lagi pula, aku lakukan ini untuk kebahagiaanmu dan putra kita."
"Baiklah, aku ikuti saja permaiananmu. Asalkan kamu tetap mencintaiku, aku tidak masalah."
"Pasti, aku sangat mencintaimu."
Tanpa malu dua insan itu berpelukan dan berciuman mesra di tempat umum.
"Sayang, kita lanjutkan nanti di apartemen. Kita harus bertemu dokter sekarang." Lisa masih bersikap manja pada pria itu.
"Baiklah, aku sudah membuat janji dengan Dokter. Aku tidak mau kamu kebobolan lagi. Bagaimana bisa kamu memiliki anak dengan pria lain. Meski dia suamimu. Tapi kamu hanya milikku. Kamu hanya boleh bercinta dengannya sesekali agar dia tidak curiga."
Dean mengepalkan tangannya. Dia tidak menyangka wanita yang selama ini dicintainya berkhianat dibelakangnya.
...FLASHBACK OFF...
bukan partner ranjang ?
ok ok kalau ketemu face to face ga sengaja kamu berani to the point langsung ngmng ke dia jangan lagi lagi berbuat seperti itu
good job ra
jangan Kya rea di Pendem sendiri nangis sendiri Weh ,jangan myek2 jadi wanita be strong
lanjut /Good/
kelihatannya bagus