NovelToon NovelToon
Sarjana Terakhir

Sarjana Terakhir

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Spiritual / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:12.8k
Nilai: 5
Nama Author: Andi Budiman

Siang ini udara panas berembus terasa membakar di ruas jalan depan gerbang Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Matahari meninggi mendekati kulminasi. Suara gaduh di sekeliling menderu. Pekikan bersahut-sahutan, riuh gemuruh. Derap langkah, dentuman marching band dan melodi-melodi bersahutan diiringi nyanyian-nyanyian semarak berpadu dengan suara mesin-mesin kendaraan.

Rudi salah satu laki-laki yang sudah tercatat sebagai mahasiswa Unsil selama hampir 7 tahun hadir tak jauh dari parade wisuda. Ia mengusap peluh dalam sebuah mobil. Cucuran keringat membasahi wajah pria berkaca mata berambut gondrong terikat ke belakang itu. Sudah setengah jam ia di tengah hiruk pikuk. Namun tidak seperti mahasiswa lain. Pria umur 28 tahun itu bukan salah satu wisudawan, tetapi di sana ia hanya seorang sopir angkot yang terjebak beberapa meter di belakang parade.

Rudi adalah sopir angkot. Mahasiswa yang bekerja sebagai sopir angkot....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andi Budiman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Sosok Misterius

Langit masih gelap. Intan sudah membaur dalam kerumunan. Bus telah berjejer. Satu per satu para mahasiswa masuk ke dalam bus kelas masing-masing. Gadis itu dalam antrian kelas C. Tiba-tiba sebuah SUV berhenti tak jauh. Edgar keluar. Pria itu belum menyerah, ia menghampiri Intan dan menawarkan lagi tumpangan. Intan berpikir, mungkin dengan naik mobil Edgar ia punya kesempatan bicara supaya Rudi mendapat toleransi. Intan pun membicarakan dengan teman-temannya sekalian memohon izin. Meski berat teman-temannya setuju.

Intan pun ikut bersama Edgar menempuh perjalanan. Empat buah bus pun melaju, dimulai dari kelas A, B, C kemudian selang beberapa lama, sedikit terlambat bis kelas D pun melaju, menyusul sedikit tertinggal beberapa kilometer di belakang.

Selama perjalanan Intan hanya diam, sesekali menimpali obrolan Edgar. Begitu ada kesempatan Intan segera bicara :

“Pak, maaf saya boleh bertanya?”

“Silahkan!”

“Sehubungan ada satu orang dari kelas C yang tidak ikut dalam perjalanan kuliah lapangan taksonomi.”

“Siapa yang tidak ikut?”

“Namanya Rudi Pak, sakit karena kecelakaan, apakah… bisa mendapat toleransi?”

Edgar terdiam sesaat. Tampak rahangnya mengeras, kemudian menjawab :

“Saya berharap semua mahasiswa disiplin! Saya memandang itu karena kesalahannya sendiri. Jika saja lebih hati-hati mungkin hambatan seperti itu tak akan pernah terjadi. Kamu pun pasti memahami maksud perkataan saya!”

Intan menghela nafas, menahan diri.

“Iya Pak!”

“Saya tidak berjanji untuk memberi toleransi!”

Intan menahan air matanya.

“Kecuali…”

“Kecuali apa Pak?”

“Kecuali kamu memberi saya kesempatan…”

“Kesempatan?”

“Tentu kamu memahami maksud saya.”

Intan terdiam, air matanya nyaris terjatuh.

Habis itu tak ada lagi pembicaraan, kecuali hanya cerita-cerita gemilang Edgar, prestasi-prestasi Edgar. Pengalaman-pengalaman Edgar yang membanggakan. Perjalanan studinya selama di luar negeri, dan kisah-kisah kehebatan Edgar lainnya yang Intan dengar sepanjang jalan, seolah tiada habis-habisnya.

Dalam dua jam rombongan bis tiba di salah satu ruas jalan Kampung Samarang. Sesuai izin yang telah diurus sebelumnya bis-bis diparkir di sebuah tanah lapang milik penduduk setempat. Habis itu seluruh mahasiswa berbondong-bondong naik pickup yang sudah disediakan untuk menempuh perjalanan kedua sekitar sepuluh kilometer menuju Kampung Adat Kuta.

Dua puluh menit kemudian mereka sudah tiba, sekitar jam tujuh lewat. Tampak pelataran parkir dekat area pesawahan menghijau. Tak jauh dari pelataran tampak balai pertemuan dan lumbung-lumbung padi. Rumah-rumah panggung beratap ijuk berdinding anyaman bambu berimpitan. Bersih, asri dan terawat. Air pun mengalir bening di selokan-selokan.

Acara pembukaan dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan sholawat, dilanjutkan sambutan dari ketua adat. Habis itu kuliah lapangan dimulai. Pengabsenan dilakukan di kerumunan kelas masing-masing. Selesai pengabsenan semua mahasiswa berangkat bertelanjang kaki menyusuri hutan lindung.

Intan diminta Edgar mendampingi sebagai asisten. Tak dapat menolak Intan mengikuti Edgar selama perjalanan di dalam hutan bersama para mahasiswa lain.

Medan yang dilalui merupakan medan yang sama. Turun naik berkelok dan tanah sedikit berbatu atau mengandung akar bersilangan. Tetapi setiap mahasiswa berbeda anggapan tergantung kesiapan fisik dan mental. Ada yang mengangap ringan, sedang, bahkan sulit. Bahkan ada juga yang menganggap perjalanan itu suatu perjalanan yang sangat berat. Mungkin yang terakhir itu berlaku bagi seorang mahasiswa bertopi hitam yang tampak selalu tertinggal karena kesulitan menempuh perjalanan. Tetapi meski begitu ia dapat menangkap setiap materi yang disampaikan Edgar dan dapat mengerjakan setiap tugas yang diberikan.

Tidak ada tugas kelompok, semuanya tugas individu. Edgar percaya bahwa tugas kelompok hanya akan membuat mahasiswanya leha-leha.

Tubuh Intan mengikuti arus mahasiswa bersama Edgar. Namun pikiran dan hatinya tak terbawa arus itu. Terkadang melamun, terkadang berpaling memikirkan Rudi. Langkahnya pun sempat tak tentu, menginjak batu atau akar hingga luka-luka kecil. Luka tusuk dan sayatan terasa perih. Tapi gadis itu pura-pura tak merasakan. Ia menahan perih di kakinya selama berjam-jam.

Pukul sebelas siang kuliah lapangan selesai. Para mahasiswa kembali dari hutan lindung ke Kampung Adat Kuta. Laki-laki menunaikan sholat Jum’at di mesjid kampung sementara rombongan perempuan menunaikan sholat dzuhur setelahnya. Selesai sholat beralih ke acara makan bersama di sekitar rumah Ketua Adat.

Setelah acara makan bersama, ada pembahasan kuliah lapangan di balai pertemuan, disambung pengenalan Kampung Adat Kuta oleh ketua adat. Sore harinya diadakan acara penutupan, sekaligus pengumpulan lembar kerja yang sebelumnya telah dikerjakan para mahasiswa selama di hutan dan selama di balai pertemuan, dilanjut ke do’a bersama.

Saat itu setiap orang mengira acara telah tuntas semua. Namun setelah sesi do’a bersama tiba-tiba  muncul satu acara lain di luar rencana. Edgar tampil memegang microphone. Ia meminta Intan tampil ke depan.

Edgar akan memainkan kartunya. Kartu kunci yang sudah ia yakini akan membuatnya berhasil. Saat berbincang dengan Intan di mobil, ia berjanji akan meluluskan Rudi asal ia diberi kesempatan, asal pernyataan cintanya diterima Intan. Meski saat itu Intan hanya diam, pria itu dengan sigap menangkap kesempatan yang mungkin dapat terjadi itu.

Di hadapan lebih dari seratus mahasiswa tiba-tiba Edgar menyatakan cinta kepada Intan. Dan ia menunggu penerimaan dari gadis itu.

Intan tercekat kaget. Mungkin inilah yang dimaksud Edgar dengan memberi kesempatan itu. Edgar akan meluluskan Rudi di mata kuliah taksonomi asal Intan menerima cintanya. Sungguh sebuah permainan kotor yang membingungkan.

Intan gugup dan bimbang. Ia menyisirkan pandang pada teman-temannya. Teman-temannya tegang dan bengong, seolah tak percaya. Tiba-tiba Intan melihat seseorang di baris belakang.  Lalu ia pun melihat di barisan tengah Adit dan Evita membuat isyarat tangan. Gadis itu mengerti, maka dalam sekejap bimbangnya lenyap.

“Bagaimana?” tanya Edgar.

Edgar yakin kali ini ia akan berhasil. Ia sudah menggenggam kartu kunci. Tak akan lepas lagi. Ia yakin, seribu persen.

Semua mahasiswa tegang menyaksikan. Tak ada suara sedikit pun. Hening seperti di tengah-tengah kuburan. Kuburan di tengah hutan yang tak lagi dijamah manusia.

Intan menghela nafas kemudian bicara dengan intonasi lembut dan santun sambil merapatkan kedua tangan depan dada :

“Mohon maaf Pak, saya tidak dapat menerima!”

Semua mahasiswa riuh, mengemukakan opini masing-masing. Mereka saling tatap dengan wajah tak percaya.

Edgar menghempaskan microphone di tangannya. Ia merasa tak percaya pada pendengarannya. Tampak raut wajahnya pun menyimpan marah dan malu. Sang MC menjadi sangat gugup karena peristiwa itu. Dengan terbata-bata ia pun menyampaikan acara paling akhir lantas mengakhiri tugasnya.

Selesai sholat ashar pickup-pickup kembali berduyun-duyun menyusuri jalan sejauh sepuluh kilometer hingga Kampung Samarang. Intan tak lagi bersama Pak Edgar, ia bergabung bersama para perempuan kelas C. Tiba di parkiran bus, mereka semua turun. Kembali diabsen, kemudian masuk ke bus masing-masing.

Bus mulai melaju satu per satu meninggalkan tanah lapang. Tinggal satu bus tersisa, yaitu bus kelas C. Bus itu melaju sebentar. Masih di tanah lapang, habis itu mati. Dihidupkan lagi tapi tak ada gejala mau hidup lagi. Setelah diperiksa kemungkinan Bus harus diperbaiki hingga esok hari.

Edgar menghampiri Intan. Saat itu ia coba menawarkan tumpangan lagi agar Intan mau pulang berdua naik mobil mewahnya ke Tasikmalaya. Intan menolak dengan halus. Meski hari sudah petang, gadis itu memilih menunggu bersama teman-temannya sampai bus mereka pulih kembali. Mungkin tak butuh waktu lama, tak seperti perkiraan, bus akan segera dapat melaju lagi. Selain itu Intan sangat mengkhawatirkan teman-temannya.

Edgar mundur kembali ke dalam mobilnya. Dari kejauhan Edgar beradu pandang dengan seseorang. Seseorang yang sama sekali tak diduga. Ia pun menjadi sangat kesal. Edgar lekas pulang membawa mobilnya mengikuti bus-bus yang sudah pergi ke Tasikmalaya.

1
Sera
kalau sudah jodoh pasti akan bertemu lagi
Sera
ayo sadar intan. abang sudah datang
Sera
semangat author
Sera
jadi inget angkot yang bersliweran
Sera
sampai di panggil fakultas karna kelamaan cuti ini
Was pray
demam panggung di rudi, jadi ngeblank...hilang semua ilmu kepalanya. sepintar apapun kalau kena mental duluan maka akan jadi orang bodoh rajanya bodoh termasuk si rudi itu pad sidang skripsi,
Fatkhur Kevin
lanjut thor. crazy up thor
Fatkhur Kevin
langkah awal kemenangan BR
Fatkhur Kevin
takdir yg tk pernah diduga
Was pray
takdir telah menyatukan intan dan rudi sejauh apapun tetap akan bersatu
Fatkhur Kevin
hei kpn kamu sadar intan
Fatkhur Kevin
intan seperti putri tidur
Was pray
takdir berjodoh intan dan rudi, skenario Allah itu. terbaik bagi manusia
Fatkhur Kevin
sangat mengharukan
Fatkhur Kevin
lanjut besokx🤣🤣🤣
Was pray
semoga saja prof. Pardiman saidi mau menyelidiki penyebab rudi du DO tiba-tiba dan mau membantu agar rudi bisa meraih gelarnya
Fatkhur Kevin
berjuang dapatkan intan
Fauzan Hi Ali
Luar biasa
Andi Budiman: Terimakasih buat bintanya
total 1 replies
Fatkhur Kevin
sama sama merendahkan diri 👍👍👍
Was pray
kesalahan rudi fatal karena membohongi diri sendiri, sehingga menyuruh intan menerima lamaran edgar, rudi cerdas otaknya tapi tidak cerdas hati dalam menilai perasaan seseorang, mau berkorban demi kebahagiaan intan tujuannya, tapi hasilnya membuat intan tersiksa lahir batin, intan wanita yg santun jadi tidak mungkin menyuruh langsung untuk melamarnya, permintaan intan disampaikan ke rudi dengan sikap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!