NovelToon NovelToon
Cinta Ceo Posesif

Cinta Ceo Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Time Travel / Persaingan Mafia
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Desfitri

**Karlina/Lina**: Seorang pekerja kantoran yang berdedikasi untuk ibunya yang sakit. Saat mengunjungi ibunya di rumah sakit, Karlina kecelakaan fatal dan meninggal. Rohnya kemudian bertransmigrasi ke tubuh Alia, yang dikenal sebagai Lia, di dalam buku novel romantis yang sedang populer. Karlina memiliki tekad kuat untuk mengubah alur cerita yang mengarah pada kisah tidak bahagia dalam novel tersebut.

**Alia/Lia**: Protagonis utama wanita, siswi SMA yang cerdas dan berbakat. Dia adalah target cinta dari Langit, pacarnya yang memanfaatkannya dan dari Dora, antagonis wanita yang iri padanya. Setelah diselamatkan dari penculikan oleh Levi, Lia jatuh cinta pada pandangan pertama. Perjalanan cintanya dengan Levi penuh dengan rintangan, termasuk pernikahan tidak bahagia dengan Keyla yang dipaksa oleh situasi.

**Levi Nata Samudra**: Protagonis pria, CEO muda yang cerdas dan posesif terhadap Lia. Dia adalah anak dari seorang pemimpin mafia luar negeri, Dafi, dan menemukan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desfitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 29

**Malam di Apartemen Levi**

Malam itu, setelah kejadian yang menegangkan, Lia duduk di sofa apartemen Levi, masih berusaha menenangkan dirinya. Levi berada di dapur, membuat teh untuk mereka berdua. Langit telah pergi setelah memastikan Lia aman, meskipun rasa cemas masih terlihat di wajahnya.

Levi membawa dua cangkir teh dan duduk di samping Lia. Dia menyerahkan cangkir kepada Lia dan menatapnya dengan penuh perhatian. “Kamu masih terlihat gemetar. Apakah kamu ingin membicarakan apa yang terjadi?”

Lia memegang cangkir teh dengan tangan yang masih sedikit gemetar, mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab. “Aku tidak pernah menyangka Dora akan sejauh itu. Dia benar-benar mencoba mencelakakan aku.”

Levi menghela napas, meletakkan tangannya di pundak Lia, memberikan kenyamanan. “Aku juga tidak menyangka dia akan bertindak sekejam ini. Tapi jangan khawatir, Lia. Aku akan memastikan dia tidak akan pernah bisa melukai kamu lagi.”

Lia mengangguk, menatap Levi dengan mata berkaca-kaca. “Terima kasih, Levi. Kamu selalu ada untukku.”

Levi menatap Lia dengan penuh cinta. “Kamu adalah prioritas utamaku. Aku akan melakukan apa pun untuk melindungimu.”

Mereka duduk dalam keheningan, hanya suara detak jam di dinding yang terdengar. Kehangatan dari teh membantu mengusir rasa takut yang masih menggelayut di hati Lia. Dia merasa lebih tenang dengan kehadiran Levi di sisinya, merasa aman dalam pelukannya.

**Sore di Kediaman Langit**

Sementara itu, di kediaman Langit, suasana jauh berbeda. Langit duduk di depan mejanya, matanya tertuju pada laporan yang dia terima tentang serangan Dora. Meski lega karena Lia aman, dia merasa cemas tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Pikirannya terusik oleh perasaan bersalah dan penyesalan. Dia pernah mencoba memanfaatkan Lia untuk keuntungannya sendiri, tetapi melihat Lia dalam bahaya membuatnya menyadari betapa dalam perasaannya terhadapnya.

Dia menghela napas panjang, menatap foto Lia yang ada di mejanya. “Aku hanya ingin kamu bahagia, Lia. Aku tidak akan membiarkan siapa pun melukai kamu lagi, bahkan jika itu berarti aku harus menjauh.”

Langit menyesap kopinya, mencoba fokus pada pekerjaannya, tetapi pikirannya terus melayang ke kejadian di apartemen Lia. Dia merasa terjebak antara keinginannya untuk melindungi Lia dan kenyataan bahwa Lia sudah memilih Levi.

**Pagi di Kantor Nata Samudra Corp**

Keesokan paginya, di kantor Nata Samudra Corp, Levi dan Ervin sedang melakukan briefing dengan tim mereka. Mereka membahas langkah-langkah keamanan tambahan yang akan diambil untuk memastikan keselamatan Lia dan mengamankan operasi mereka dari serangan lebih lanjut.

“Dora mungkin di tahanan sekarang, tetapi kita tidak bisa lengah,” kata Levi dengan tegas. “Kita harus memperkuat sistem keamanan dan memantau setiap aktivitas yang mencurigakan.”

Ervin mengangguk setuju, menunjukkan beberapa diagram di layar. “Kita juga perlu meningkatkan enkripsi pada komunikasi kita dan mengamankan server utama. Aku sudah menghubungi beberapa ahli keamanan untuk membantu kita.”

Levi menyetujui rencana itu. “Bagus. Aku juga ingin ada tim yang selalu siap siaga untuk menangani situasi darurat. Kita tidak bisa membiarkan siapa pun merusak apa yang telah kita bangun.”

Setelah briefing selesai, Levi kembali ke kantornya, duduk di meja dan membuka beberapa file. Pikirannya kembali kepada Lia, merasa khawatir tentang keselamatannya meskipun dia sudah berusaha untuk melindunginya.

**Siang di Universitas Harapan**

Di kampus, Lia sedang berusaha menjalani hari seperti biasa, meskipun masih merasakan bayang-bayang ancaman Dora. Dia duduk di perpustakaan, bekerja pada proyeknya dengan Rina dan Abi, mencoba fokus pada tugasnya.

“Kamu baik-baik saja, Lia?” tanya Abi dengan nada khawatir. “Kamu terlihat sedikit pucat hari ini.”

Lia tersenyum tipis, berusaha menenangkan mereka. “Aku baik-baik saja. Hanya merasa sedikit lelah.”

Rina menatap Lia dengan simpati. “Jika kamu butuh istirahat, kita bisa menunda proyek ini sebentar. Kesehatan kamu lebih penting.”

Lia menggelengkan kepala, berusaha tetap kuat. “Tidak, kita harus menyelesaikan ini. Aku tidak ingin menghambat kita semua.”

Mereka melanjutkan bekerja, tetapi perhatian Lia terus terpecah oleh pikirannya tentang Levi dan apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia tidak bisa mengusir rasa cemas yang terus menghantuinya.

**Malam di Apartemen Levi**

Malam itu, Lia dan Levi duduk bersama di apartemen, mencoba menghabiskan waktu dengan menonton film. Meskipun berusaha terlihat santai, ada ketegangan yang masih terasa di antara mereka. Levi terus memantau berita tentang Dora dan perkembangan situasi.

“Apa yang kamu pikirkan, Levi?” tanya Lia sambil menyandarkan kepala di bahu Levi.

Levi menghela napas, menatap layar televisi tanpa benar-benar melihatnya. “Aku hanya khawatir tentang keselamatanmu. Aku tidak bisa berhenti memikirkan apa yang bisa terjadi jika aku terlambat datang malam itu.”

Lia menggenggam tangan Levi, mencoba memberikan kenyamanan. “Kamu datang tepat waktu, dan itu yang penting. Kita bisa mengatasi ini bersama.”

Levi menatap Lia dengan mata penuh cinta dan kekhawatiran. “Aku tidak akan membiarkan apa pun terjadi padamu lagi. Kamu adalah segalanya bagiku.”

Lia tersenyum, merasakan kehangatan dari kata-kata Levi. “Aku juga merasa aman ketika kamu ada di sini, Levi. Kita akan menghadapi semuanya bersama.”

**Di Rumah Sakit**

Di rumah sakit, Abi duduk di samping tempat tidur ayahnya, yang masih dalam perawatan intensif. Meski kondisi ayahnya stabil, Abi merasa cemas tentang masa depan. Dia menghabiskan waktu berbicara dengan dokter dan perawat, memastikan bahwa ayahnya mendapatkan perawatan terbaik.

“Kondisi ayahmu perlahan membaik, tapi dia masih butuh banyak istirahat,” kata dokter sambil memeriksa catatan medis. “Kami akan terus memantaunya.”

Abi mengangguk, merasa lega dengan kabar baik itu. “Terima kasih, Dokter. Aku akan terus berada di sini untuk memastikan dia mendapatkan yang terbaik.”

Saat Abi duduk kembali di kursinya, dia menerima pesan dari Lia yang menanyakan kabar tentang ayahnya. Dia merasa bersyukur atas perhatian Lia, meskipun hatinya masih dipenuhi kekhawatiran.

“Lia bilang dia berharap ayah segera sembuh,” kata Abi kepada ibunya yang duduk di sebelahnya. “Aku merasa sangat beruntung punya teman sebaik dia.”

Ibunya menatap Abi dengan senyum penuh kehangatan. “Lia memang gadis yang baik. Kamu harus menjaga hubungan baik dengannya.”

Abi tersenyum tipis, merasa sedikit terhibur oleh dukungan dari teman-temannya. “Aku akan, Bu. Aku akan.”

**Di Ruang Tahanan**

Di ruang tahanan, Dora duduk dengan wajah penuh kemarahan. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa rencananya telah digagalkan. Dia terus memikirkan cara untuk membalas dendam pada Lia dan Levi.

“Aku tidak akan membiarkan mereka menang,” bisik Dora pada dirinya sendiri, matanya berkilat dengan kebencian. “Aku akan menemukan cara untuk keluar dari sini dan menyelesaikan apa yang sudah aku mulai.”

Polisi yang menjaga pintu tahanan melihat Dora dengan penuh waspada, memastikan dia tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri atau melakukan lebih banyak kerusakan. Namun, kebencian di hati Dora terus membakar, membuatnya bertekad untuk melawan hingga akhir.

**Di Kantor Pusat Keluarga Mafia Rival**

Di markas keluarga mafia yang menjadi pesaing Nata Samudra Corp, Don Fernando duduk di ruang rapat yang besar, dikelilingi oleh para bawahannya. Mereka sedang merencanakan langkah selanjutnya setelah kegagalan Dora.

“Kita harus memikirkan strategi baru,” kata Don Fernando dengan nada tegas. “Mereka berhasil menggagalkan upaya Dora, tapi kita tidak bisa mundur sekarang. Kita harus menemukan kelemahan mereka dan menyerang dengan lebih cerdik.”

Salah satu bawahannya, seorang pria dengan wajah keras, mengangguk setuju. “Kami akan terus mencari cara untuk merusak operasi mereka. Kita tidak bisa membiarkan mereka terus menguasai wilayah ini.”

Don Fernando mengangguk, matanya menyala dengan tekad. “Kita akan menemukan cara untuk menghancurkan mereka. Mereka tidak akan bisa lolos dari kita.”

Bersambung_-

1
Giuliana Antonella Gonzalez Abad
Gua setia nungguin update lo, thor! jangan bikin gua kecewa 😤
♥\†JOCY†/♥
Bikin susah move-on, semoga cepat update lagi ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!