"Pergi kamu! Jangan pernah datang ke sini lagi! Bapak dan ibuku bukanlah bapak dan ibu kamu!" usir kakak sulungku yang ucapannya bagaikan belati menusuk hati, tapi tidak berdarah.
Kakak kandungku mengusir aku yang datang menemui bapak dan ibu kandungku, tapi bapak dan ibuku hanya diam tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Inilah kisahku. Kisah seorang gadis yang terjebak dalam konflik keluarga. Memaksa diriku yang masih kecil berpikir dewasa sebelum waktunya.
Aku berusaha menjalani hidup sebaik yang aku bisa dan melakukan apapun semampuku. Selalu berusaha berpikir positif dalam setiap masalah yang menderaku. Berjuang keras menahan semua penderitaan dalam hidupku. Berusaha tetap tegar meskipun semua yang aku hadapi tidak lah mudah.
Bagaimana caraku, menghadapi kemelut dalam keluargaku yang berpengaruh besar dalam hidupku?
Yuk, ikuti ceritaku!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Tidak Percaya
Aku, Cempaka dan Yoga menatap Zayn yang sedari tadi tidak memberikan hadiah pada Khaira, bahkan belum mengucapkan selamat ulang tahun pada Khaira.
"Ah, aku tidak tahu, kalau hari ini Khaira ulang tahun," sahut Zayn menyengir bodoh.
"Haisss..payah sekali kamu ini,"sahut Yoga menghela napas panjang.
Aku melihat Khaira tersenyum samar mendengar pengakuan Zayn. Ah, rasanya aku nggak percaya kalau Zayn tidak tahu hari ini adalah hari ulang tahun Khaira. Karena aku merasa Zayn ada hati sama Khaira dan Khaira sepertinya juga menyukai Zayn. Khaira seperti agak nggak suka setiap kali aku di beri sesuatu sama Zayn.
"Khaira, pacar kamu ganteng banget. Dia cowok dari sekolah mana?" tanya salah seorang teman sekelas kami tiba-tiba, membuat aku dan semua siswa di kelas ini menatap siswi itu.
Apa benar Khaira jadian sama cowok lain? Lalu Zayn? Aku menatap Zayn dan Khaira bergantian.
Suasana kelas tambah heboh saat seorang siswi menunjukkan foto-foto Khaira dan seorang pemuda tampan yang memberikan hadiah pada Khaira.
Ada perasaan tidak percaya sekaligus kecewa dalam hatiku, karena aku kira Khaira menyukai Zayn, tapi nyatanya malah pacaran dengan cowok lain. Sepertinya Cempaka dan Yoga juga kecewa seperti aku. Sedangkan Zayn terlihat biasa saja.
Bel istirahat sudah berbunyi dan aku tetap diam di kelas seperti biasanya. Anehnya Khaira tidak keluar dari kelas seperti biasanya. Bahkan Zayn juga tidak keluar dari kelas. Saat ini hanya ada kami bertiga di dalam kelas ini. Kami sama-sama diam seolah tenggelam dalam lamunan kami masing-masing.
"Indah, hari ini kamu ada ekskul nggak?" tanya Zayn tiba-tiba memecah keheningan di antara kami bertiga.
"Enggak. Kenapa?" tanyaku menatap Zayn.
"Aku ingin merayakan sesuatu setelah pulang sekolah nanti. Kamu ikut, ya!" pinta Zayn.
"Merayakan apa? Di mana?" tanyaku.
"Nanti juga kamu bakal tahu. Kita akan merayakannya di kafe dekat sini. Kamu taruh dulu sepeda kamu di sini. Nanti aku pesankan taksi online buat kamu sama Cempaka dan juga Yoga," ujar Zayn tersenyum tipis.
"Sama Cempaka dan Yoga juga?" tanyaku merasa senang.
Namun sekilas aku melirik Khaira yang bangkunya berada tepat di depan bangku Zayn. Aku melihat Khaira nampak diam tertunduk dengan wajah yang terlihat sendu, Apa Khaira tidak di ajak sama Zayn? Apa Zayn merasa sakit hati, setelah tahu Khaira jadian sama cowok lain? Apa Zayn merasa di PHP-in sama Khaira? Entahlah. Aku juga tak tahu.
Sebenarnya aku merasa tidak enak hati melihat Khaira yang tertunduk dengan wajah sendu, tapi aku bingung harus bagaimana. Terus terang, aku merasa kecewa saat tahu Khaira sudah memiliki kekasih dan kekasih Khaira itu bukanlah Zayn.
"Hum. Rencananya begitu. Cuma, aku belum memberitahu Cempaka dan Yoga. Tapi aku yakin, mereka pasti mau. Apalagi kalau ditraktir makan," sahut Zayn terkekeh kecil.
Aku pun ikut terkekeh kecil mendengar apa yang dikatakan oleh Zayn. Jangankan di traktir makan, Zayn memberikan aku roti dan permen saja Cempaka pasti minta juga pada Zayn. Bisa dipastikan, kalau ditraktir makan, Cempaka pasti mau. Sedangkan Yoga yang merupakan anak kos, pasti juga mau kalau ditraktir makan.
*
Sebelum bel tanda jam pelajaran dimulai, Cempaka sudah kembali ke dalam kelas. Begitu pula dengan Yoga. Zayn pun langsung memanggil mereka berdua.
"Ada apa?" tanya Yoga.
"Pulang sekolah nanti, aku ingin mengadakan perayaan kecil di kafe dekat sini. Kalian mau ikut nggak? Jangan khawatir, aku bakal traktir kalian makan sampai kenyang. Mau nggak?" tanya Zayn menatap Yoga dan Cempaka bergantian.
"Mau,"
"Mau, dong!"
Sahut Cempaka dan Yoga bersamaan terlihat antusias. Bahkan teman-teman sekelas kami yang mendengar Zayn akan mentraktir kami di kafe pun heboh ingin ikut. Tapi.. dengan tegas Yoga bicara.
"Kalian bukan circle kami. Jadi, nggak ada kuota buat kalian," celetuk Yoga membuat teman-teman sekelas kami terdiam, karena apa yang dikatakan oleh Yoga memang benar.
"Okey. Kalau begitu, ntar aku pesankan taksi buat kalian bertiga," ucap Zayn tersenyum tipis.
Akhirnya setelah pulang sekolah kami bertiga naik taksi yang di pesan Zayn untuk pergi ke sebuah kafe. Kami juga mendapatkan kaus yang sama bertuliskan "Always together" dari Zayn. Namun warna kaus Yoga berwarna hitam, sedangkan warna kaus ku dan Cempaka berwarna putih.
Setelah menunggu beberapa menit di kafe aku terkejut melihat Khaira masuk ke kafe ini dengan seorang pemuda yang ada di foto yang ditunjukkan oleh teman kami di kelas tadi. Semua pengunjung kafe sepertinya juga menatap Khaira dan pemuda yang datang bersama Khaira karena mereka cantik dan tampan. Sungguh pasangan yang serasi.
Namun sesaat kemudian aku teringat sesuatu. Kenapa Khaira datang ke sini sama cowoknya? Lalu, mana Zayn? Khaira memakai kaus yang sama dengan aku dan Cempaka. Sedangkan kaus cowoknya Khaira sama kayak kaus yang dipakai Yoga. Ini..apa artinya semua ini? Aku benar-benar tidak mengerti dengan situasi saat ini.
Benakku semakin dipenuhi tanda tanya saat Khaira dan cowoknya terus berjalan menuju meja kami.
"Sorry, udah buat kalian nunggu lama," ucap pemuda yang bersama Khaira tersenyum tipis seraya menarik salah satu kursi untuk tempat duduk Khaira, lalu pemuda duduk di sebelah Khaira.
Suara ini..kenapa suara ini mirip suara Zayn? Aku sudah cukup lama berteman dengan Zayn. Suara pemuda ini benar-benar mirip Zayn. Ini aneh sekali.
"Sampai kapan kalian akan menatap aku seperti itu? Kalian masih belum mengenali aku?" tanya pemuda yang datang bersama Khaira masih tersenyum tipis.
Aku menatap Khaira yang mengulum senyum melihat aku, Yoga dan juga Cempaka. Sungguh situasi ini sangat membingungkan buat aku.
"Zayn, kamu benar-benar ganteng. Kamu bakal jadi gula kalau berpenampilan seperti ini di sekolah. Dan semutnya adalah para siswi," ujar Yoga yang kali ini menatap Zayn dengan tatapan kagum.
"Z....Zayn..?" tanya ku tergagap. Aku ragu kalau cowok yang datang bersama Khaira ini adalah Zayn. Tapi suaranya benar-benar mirip Zayn.
"Ka..kamu Zayn? Be..beneran Zayn?" tanya Cempaka dengan tatapan tidak percaya.
"Benar, aku Zayn. Teman kalian," sahut Zayn kembali tersenyum tipis.
"Astagaa..kamu beneran Zayn teman kami?" tanya Cempaka masih terlihat tidak percaya.
"Jadi foto-foto di kafe itu...kalian berdua?" tanyaku juga masih belum percaya.
"Hum. Yang di kafe itu memang kami. Aku sengaja ngundang kalian ke sini buat ngerayain jadian kami. Kami udah jadian kemarin," ucap Zayn seraya menggenggam jemari tangan Khaira yang ada di atas meja.
Khaira membalas genggaman tangan Zayn dan menoleh ke arah Zayn dengan senyuman lembut menghiasi bibirnya.
"Astagaa.. Zayn, kalau.. kamu cakep seperti ini, kenapa kamu malah berpenampilan cupu saat di sekolah? Bahkan, tadi pagi kamu di bully habis-habisan sama para siswa karena kamu berpenampilan cupu," ujar Cempaka.
Sepertinya Cempaka tidak mengerti, kenapa Zayn malah berpenampilan cupu, kalau aslinya sangat tampan.
"Nanti aku cerita. Sekarang kita makan dulu. Kalian pesan aja makanan dan minuman yang pengen kalian makan dan minum. Jangan sungkan, pesan aja yang kalian pengen. Tapi, pastikan jangan ada yang nggak kemakan," ucap Zayn, lalu memanggil waiters.
Aku sungguh tidak menduga kalau teman sebangku aku begitu tampan. Tapi aku senang karena ternyata Khaira nggak PHP-in Zayn.
*
Sepanjang jalan pulang dari kafe, aku masih terbayang dengan kejadian di kafe tadi. Rasanya sampai sekarang aku masih belum percaya kalau aku punya teman seganteng Zayn.
Beberapa menit kemudian, aku sudah tiba di rumah sederhana yang aku tinggali bersama nenekku.
"Indah, bapak dan ibumu pulang," ucap nenek saat aku baru saja memarkir sepedaku.
...🌸❤️🌸...
.
To be continued
trus kabarbindah yg dijodohkan dan udah nikah bagaimana ??
apa akan di lanjutkan di cerita indah yg sudah dewasa nanti ??
terimakasih author.ditunggu karya berikutnya