mengisahkan tentang seorang gadis bernama Safira, di malam dia bekerja di sebuah hotel, mahkotanya di renggut oleh laki laki yang tidak dia kenal. bukan itu saja penderitaan nya, dia usir oleh ibu dan saudara tirinya, bahkan bayi yang baru saja dia lahirkan diambil oleh Nadira saudara kembarnya, mereka membuang Safira di pinggir hutan.
Safira kembali ke kota menjadi seorang guru bagi sang pura, akankah Fira tahu kalau anak laki yang sering menyendiri adalah putranya, bagaimana dia bisa menemukan putranya dan menyelamatkan putranya, dari Nadira yang sudah mengaku sebagai ibunya selama ini.
Terima kasih sudah membaca, jangan lupa tinggal kan jejak positif, bagi yang tidak suka, skip saja, hargailah karya orang lain. 💕💕💕
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERUSUH KECIL
Bu Amin masih bingung dengan apa yang dikatakan Maria barusan, bahkan Aminah tidak pernah bertemu dengan dia sebelumnya, tapi suara dan cara bicara Maria mengingatkan dia pada seseorang.
" Bu...!" panggil Maria.
" Bu Amin ingat Fira, wanita polos yang dibawa Rayhan kemari dan dia jadikan istri karena wanita itu hamil anaknya?" tanya Maria.
Amin mengangguk pelan, siapa yang bakal melupakan wanita itu, seorang istri bos besar yang tidak pernah membedakan statusnya terhadap semua orang di mansion ini, bahkan menganggap semua saudara dia.
" Iya, dia nyonya di rumah ini, tapi putri saya. Semua orang merasa kehilangan saat dia di nyatakan hilang oleh tuan Ray, semua orang disini sangat kehilangan sosok wanita tersebut, apakan Anda mengenalnya? dimana dia nona? bagaimana keadaannya? kami semua merindukan dia, apalagi tuan. Tuan seperti orang gila mencari dia, bahkan dia mengusir wanita yang mirip dengan Fira kami." Aminah menceritakan semua yang terjadi setelah kepergian Fira.
Tak terasa Aminah menangis, mengingat semua itu.
" Lihat itu, foto nyonya Fira masih di pajang di sana, tuan begitu yakin suatu saat dia akan bertemu lagi dengan Nyonya yang asli." Aminah mendesah.
" Bu Amin, Fira mu sudah kembali, saya Fira Safira putri, istri Rayhan." Maria lalu menjelaskan semua yang terjadi padanya, tanpa ada yang di tutup-tutupi sama sekali.
Aminah menutup mulutnya yang menganga, dia tak percaya dengan penglihatannya, ternyata wanita yang sadari tadi dia bicarakan ada di depannya, dalam keadaan sehat wal afiat.
Kedua perempuan itu langsung berpelukan melepas semua rindu yang terpendam.
" MasyaAllah nyonya Fira, ternyata ikatan batin kalian bertiga tidak diragukan lagi, tuan muda mau bicara disaat anda datang, tuan juga menjadi lebih semangat dan banyak tersenyum ketika Anda kembali." Aminah menciumi semua wajah cantik majikannya tersebut.
Waktu mereka tiba-tiba terganggu oleh teriakan dan penampakan Rayhan dari atas, yang hanya mengenakan Handuk sebatas pinggang saja.
" Fira sayaang, mana pakaianku..!" Ray memanggilnya untuk mencarikan pakaian ganti.
Kedua wanita yang masih Asyik dengan obrolan mereka tersenyum geli melihat tingkah manja Rayhan yang kembali lagi seperti Fira masih ada.
Maria/ Fira menggelengkan kepalanya, lalu dia segera naik ke atas menghampiri lelaki tampan yang sudah mencuri hati dan pikirannya tersebut.
Aminah segera mengumpulkan koki Mansion, Aminah meminta menu istimewa, untuk menyambut nyonya mereka tng sudah kembali, dengan wajah baru, dan akan meramaikan kembali mansion ini.
Sementara di lantai atas. Ray langsung menarik Tubuh Maria di dadanya, laki-laki ini, memeluk pinggang ramping Maria.
" Pas sekali," kata Ray.
" Pas apanya hem?" tanya Maria dia harus mendongak dulu jika berbicara dengan Ray yang tinggi menjulang.
" Pas di pegang dan dipeluk, masih sama seperti dulu," goda Ray.
" Sama bagaimana? bukannya dulu aku bulat seperti bola, bahkan jalan saja susah," jawab Maria, dia memanyunkan bibirnya.
Tanpa ba bi bu lagi, Ray langsung melahap benda kenyal tersebut dengan lembut.
" Ih malu tahu, nanti dilihat orang." Maria menoleh ke kiri dan kanan takut ada Pelayan yang lewat.
"Meskipun kamu bulat tapi tetap seksi, itu karena kamu sudah mengandung buah hati kita sayang." Rayhan berbisik di telinga Maria.
Rayhan mengangkat tubuh Fira atau Maria ala bridal nya, membawa masuk wanita pujaannya tersebut ke kamarnya. Semua masih sama, tidak ada satupun yang berubah, hiasan, posisi dan semuanya, masih seperti dulu.
"Mas, kamar ini masih seperti dulu," kata Maria.
" Iya sayang, tidak ada yang berubah sedikitpun, baik rumah, kamar ataupun pemiliknya," jawab Rayhan.
Rayhan menurunkan tubuh Maria di ranjang kamar itu, Maria baru ingat kalau Ray cuma memakai handuk saja saat ini.
Maria buru- buru beranjak dari tempatnya, dia berdiri dengan segera dan kepalanya membentur rahang Ray. " Aughh." Ray mengaduh dan mengusap rahangnya yang rada ngilu itu.
Maria jadi salah tingkah, dia gugup jadi reflek berdiri tanpa melihat posisi Ray. Maria segera memeriksa rahang putih yang memerah tersebut.
Ray yang usil mulai mengganggu istrinya yang masih malu dan gugup tersebut, dia memajukan posisi badannya, Maria juga memundurkan posisinya, tapi sudah mentok, tidak ada celah, akhirnya Maria ambruk di ranjang.
Rayhan mulai membungkuk, dan menaikkan satu kakinya ke ranjang, tapi aktifitasnya terhenti oleh suara nyaring Jojo yang masuk begitu saja me kamar papanya.
"Papa, mau ngapain? jorok tidak segera ganti baju. Masuk angin awas lho." Bocah polos itu terus masuk sambil menasehati Papanya yang nakal.
Maria tersenyum dalam hati dia sangat berterimakasih kasih pada anaknya, yang sudah menolong dia dari harimau lapar ini.
Beda halnya dengan Ray, dia merutuki kebodohannya sendiri, kenapa tidak mengunci pintu, karena masih ada malaikat kecilnya yang sewaktu-waktu bisa masuk dan memergoki mereka, untung tadi belum terjadi apa- apa. "Dasar perusuh kecil," batin Ray.
Rayhan berdiri, di susul Maria, ibu satu anak itu segera berlari ke walk in closed. mengambilkan pakaian untuk suami manjanya untuk pertama kali setelah beberapa tahun lamanya.
"Ma, Jojo mau dimandiin mama ya, papa sudah besar biar saja dia memakai pakaian sendiri." Joko menyusul Maria ke ruang ganti tersebut meminta untuk dimandikan.
"Siap komandan kecil," jawab Maria sambil membawa satu set lengkap pakaian Untuk Ray.
Maria menggandeng tangan mungil tersebut, menuju ke sofa dimana Ray masih duduk santai di sofa kamar, memainkan gawainya.
" Nih pakaian papa, pakai sendiri ya! papa kan sudah besar, giliran Jojo yang dimandikan wlek." Bocah tampan itu mengejek papanya dan menjulurkan lidahnya.
" Awas kau ya!" Ray meraih pakaian yang dibawa Jojo, lalu meraih tubuh gembul itu dan menggelitik Jojo, Putra kecilnya ini sekarang jadi banyak bicara dan semakin pandai.
Jojo tertawa terpingkal-pingkal karena ulah sang papa, Maria yang baru keluar dari kamar mandi menyiapkan air untuk Jojo menghentikan kegiatan ayah dan anak yang masih saja tertawa bahagia.
"Sudah-sudah, ayo Jojo mandi dan papa segera pakai baju, awas itu burungnya lepas, dari tadi belum di kurung!' Maria memperingatkan Rayhan untuk segera memakai pakaiannya.
Jojo segera bangun dan bergabung dengan Maria ke kamar mandi, sementara Rayhan masih tersenyum bahagia, sungguh indah kalau keluarga kita lengkap dan berkumpul semua. Ada yang memperhatikan kita, ada yang membuat kita tertawa, rasanya semua lelah dan capek di kantor akan segera terobati jika berkumpul dengan keluarga kecilnya.
"Terima kasih ya Allah, kau pertemukan lagi aku dan istriku, kau kembalikan keceriaan anakku, aku berjanji akan menjaga keluarga kecilku ini dari semua marabahaya, aku akan meluangkan waktu untuk kebahagiaan mereka, segala kekayaan ini seakan tak ada artinya jika tidak ada cahaya dalam keluargaku." Rayhan bersyukur karena sudah berkumpul dengan keluarganya.
Besok dia akan mengadakan syukuran dan menyisihkan sebagian hartanya untuk kegiatan amal, bersyukur keluarganya kembali utuh.