Dihari ulang tahunnya yang ke 23 tahun Marlena Susianti atau yang sering di panggil Lena berharap hadiah spesial dari sang kekasih. Namun ternyata yang dia dapat tidak sesuai apa yang diharapkan. Lena justru mendapati kekasihnya sedang melalui malam panas dengan sahabatnya sendiri, Sherin. Karena kecewa, Lena pun berlari keluar dari apartemen kekasihnya secepat yang ia bisa untuk menghindar dari kenyataan pahit itu.
Rasa kecewa dan sakit hati membuat Lena pun putus asa hingga ia masuk ke sebuah club malam. Terlalu banyak menenggak alkohol membuat Lena akhirnya menghabiskan malam dengan seorang pria tampan yang tidak dia kenal sama sekali.
“Sayang.. Kamu milikku sekarang.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8
Suara ketukan pintu membuat Lena yang sedang memasak mie instan harus mengecilkan api di kompornya. Ya, setelah berpikir cukup lama, kini Lena sadar bahwa dirinya tidak seharusnya terus memikirkan Alex yang sudah mengkhianatinya. Lena juga semakin merasa yakin bahwa keputusannya mengakhiri hubungan dengan Alex adalah keputusan yang tepat. Alex sudah mengkhianati dan menghancurkan kepercayaan Lena. Dan menurut Lena, Alex bukan pria yang tepat untuknya.
Lena melangkah menuju pintu dan segera membukanya. Dia terdiam sesaat begitu mendapati Alex yang berdiri disana.
“Kamu..” Hela napas Lena merasa muak melihat Alex yang ber ekspresi seolah dirinya sedang sangat kalut itu.
“Tas dan handphone kamu ketinggalan di apartemen aku. Jadi aku anterin kesini.” Ujar Alex tersenyum samar.
Lena melirik tas selempangnya yang memang tidak dia ingat sama sekali. Saat itu memang Lena meletakkannya diatas meja makan karena dirinya yang begitu sibuk menyiapkan alat makan untuknya dan Alex.
Dengan kasar Lena meraih tas yang berada di tangan Alex kemudian berniat kembali menutup pintu kontrakannya namun dengan segera di tahan oleh Alex.
“Lena aku mohon.. Tolong dengarkan penjelasan aku dulu.. Kasih aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya.” Pinta Alex dengan nada memohon.
Namun Lena terus saja berusaha menutup pintu tersebut dengan mendorongnya kuat kuat. Apa yang Lena lihat sudah cukup jelas menurutnya. Dan Lena tidak ingin mendengar apapun pembelaan Alex pada dirinya maupun Sherin. Lena sudah merasa sangat hancur dengan apa yang Alex dan Sherin lakukan. Dan kehancuran itu menumbuhkan rasa benci pada Alex juga Sherin, orang yang selalu Lena anggap baik bahkan sudah Lena anggap seperti kakaknya sendiri.
“Aku nggak mau ketemu lagi sama kamu. Lebih baik sekarang kamu pergi Alex.” Lena terus mendorong pintu itu sekuat tenaganya. Bahkan tas yang semula dia pegang dia jatuh kan agar tenaganya semakin kuat mendorong pintu kontrakan yang dia huni itu.
“Lena aku nggak mau kehilangan kamu. Tolong Lena.. Tolong dengarkan penjelasan aku dulu..” Alex terus memaksa.
Aksi dorong dorongan pintu itu terus terjadi. Baik Lena maupun Alex keduanya sama sama tidak mau mengalah dan terus mengerahkan tenaga.
“Ada apa ini?” Hingga akhirnya suara berat Erlan membuat Lena menyingkir dari pintu yang mengakibatkan pintu tersebut langsung terbuka lebar dan Alex terjerembab ke lantai dengan posisi yang sangat memalukan.
Erlan hampir saja tertawa melihatnya. Namun Erlan tau akan sangat tidak sopan jika menertawakan rekan bisnisnya itu. Karena bagaimanapun juga perusahaan mereka menjalin kerja sama yang cukup lawas.
Lena langsung mendekat dan berdiri tepat di samping Erlan. Lena tidak ingin di paksa oleh Alex dan memilih mendekat meminta perlindungan pada Erlan. Lena yakin Alex tidak mungkin berani padanya jika ada Erlan.
Alex mengeram kesal kemudian segera bangkit dari posisi tengkurapnya akibat dari Lena yang menyingkir begitu saja dari daun pintu saat Erlan muncul.
“Ini urusan saya dengan Lena, pacar saya. Jadi saya harap anda tidak ikut campur tuan Harrison.” Ujar Alex dengan nada sedikit menekan serta tatapan kesal pada Erlan.
Mendengar itu Erlan mengeryit. Pria itu menoleh menatap pada Lena yang hanya diam saja. Erlan sudah mendengar sendiri saat di depan makam kedua orang tua Lena bahwa Lena sudah mengakhiri hubungannya dengan Alex.
“Maaf.. Tapi Lena adalah calon istri saya. Dan bukanka Lena sudah mengakhiri hubungannya dengan anda saat di makam tadi siang? Memangnya apa yang Lena katakan tidak cukup jelas tuan Alex?”
Rahang Alex mengeras mendengar itu. Kedua tangannya pun ikut mengepal erat sampai buku buku jarinya memutih sakiny emosinya mendengar apa yang Erlan katakan dengan begitu tenang.
“Aku akan menikah dengan Erlan satu minggu lagi Alex. Tolong jangan ganggu aku dan hargai keputusan aku. Hubungan kita sudah selesai.” Lena bersuara mendukung apa yang Erlan katakan. Lena benar benar tidak ingin lagi ada hubungan apapun dengan Alex. Bahkan Lena juga sudah memikirkan tentang niatnya untuk mengundurkan diri dari perusahaan Alex.
Alex menggelengkan kepalanya menatap tidak percaya pada Lena. Apa lagi Alex juga yakin Lena tidak benar benar mengenal Erlan, rekan bisnis Alex.
“Lena, jangan berbicara seperti itu. Kamu belum benar benar mengenal Erlan. Semua ini masih bisa kita bicarakan baik baik.” Alex berusaha terus memaksa Lena.
Lena tersenyum sinis. Bagaimana mungkin Alex begitu gampang mengatakan semuanya bisa di bicarakan secara baik baik setelah apa yang dia lakukan dengan Sherin.
“Enggak Alex. Semuanya sudah jelas. Aku sudah melihat sendiri apa yang kamu lakukan dengan Sherin di belakang ku. Itu sudah cukup membuktikan bahwa hubungan kita memang tidak layak untuk di pertahankan.” Lena tetap bersikeras. Lena sudah tidak ingin lagi berhubungan apapun dengan Alex.
“Lena tapi...”
“Hem maaf saya menyela. Tolong anda hargai keputusan Lena. Dia sudah tidak ingin lagi bersama anda dan lebih memilih saya sebagai calon suaminya. Jadi tolong anda mengerti.” Ujar Erlan yang tidak ingin Lena terus di paksa oleh Alex.
Alex menatap tajam pada Erlan. Mereka berdua sudah kenal lama bahkan sudah beberapa kali menjalin kerja sama antar perusahaan. Alex tidak menyangka jika Erlan yang akan hadir di tengah antara dirinya dan Lena.
Tidak mau sampai salah bicara dan hubungan kerja samanya dengan Erlan gagal, Alex pun memilih untuk menahan emosinya yang sudah memuncak itu. Alex kemudian memilih berlalu begitu saja meninggalkan Erlan dan Lena.
Sedangkan Lena, dia menghela napas merasa lega karena akhirnya Erlan datang dan membuat Alex tidak terus memaksanya.
“Untung saja kamu datang. Kalau tidak, mungkin Alex akan terus memaksaku. Terimakasih Erlan.” Lena mendongak menatap Erlan yang jauh lebih tinggi darinya. Bahkan Erlan juga sedikit lebih tinggi dari Alex, mantan kekasih Lena.
Erlan tersenyum geli mendengar Lena yang mengucapkan terimakasih padanya.
“Tidak perlu berterimakasih sayang.. Aku hanya melakukan apa yang memang harus aku lakukan. Yaitu melindungi kamu dari siapapun.” Katanya.
Lena hanya diam saja. Rasanya aneh sekali karena Erlan bersikap seolah mereka berdua adalah pasangan yang saling mencintai. Padahal pada kenyataannya mereka bahkan baru bertemu dan saling mengenal, itupun karena ketidak sengajaan.
“Lebih baik sekarang kita pergi sayang.. Sebentar lagi malam. Kamu nggak boleh sampai telat makan. Ayoo..”
“Eh tapi aku belum siap siap..”
Erlan kemudian menatap penampilan Lena dari atas sampai bawah. Lena hanya mengenakan kaos pendek warna pink dengan kerah tinggi sampai menutupi lehernya yang di padukan dengan celana pendek yang memperlihatkan kaki jenjang nan mulusnya.
“Tidak perlu berdandan sayang. Begini saja sudah cantik kok. Ayoo..” Ajak Erlan lagi.
Lena yang tidak bisa menolak hanya mengangguk saja kemudian mengunci pintu kontrakannya kemudian berlalu dengan Erlan menuju mobil mewah pria itu. Lena bahkan tidak ingat bahwa dirinya meninggalkan kompor dalam keadaan menyala karena saat Alex datang Lena sedang merebus mie.
Erlan hbat y,pdhl baby'ny blm staun...tp udh otw yg k 2....🤭🤭🤭