Zayn adalah seorang pemuda yang bekerja sebagai sopir Nona Aleta yaitu Putri dari keluarga Arizal, suatu hari dia harus menggantikan calon suami dari Nona Aleta karena pria tersebut entah lari kemana.
dan Zayn terpaksa harus menjadi suami pengganti Nona Aleta.
"ingat kamu hanyalah suami pengganti jadi jangan harap kamu bisa memilikiku."
"aku tahu Nona, lagi pula aku sadar bahwa aku tak pantas untukmu."
lalu apakah Aleta akan mengedepankan egonya untuk menunggu kedatangan Kekasihnya atau dirinya Lebih memilih Zayn yang jelas-jelas selalu ada di sampingnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Fr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 23. Rumah Kakek.
"cantik sekali, kenapa ada orang bodoh yang berani meninggalkan ibu."
Saat Zayn lalu apa yang di sebelas kiri itu adalah Nenek.
"Benar Nak, yang di sebelah kiri itu adalah nenek kamu."
"oh ya maaf kek, kalau memang kakek itu orang kaya kenapa ibu hidup serba kekurangan."
"Maafkan aku sebelumnya nak, pada saat ibu kamu masih muda Kakek dan Ibu kamu terpisah karena banyak musuh yang mengincar Posisi ayah sebagai pimpinan Perusahaan Alexander Grup."
"berkali-kali para musuh menyerang Kakek lalu kakek terpaksa membawa pergi ibu ke tempat yang lebih jauh lalu aku memberikan sebuah uang dan meninggalkan begitu saja di jalan berharap ada orang yang menampungnya. Aku ingin dia hidup dengan aman tanpa ada orang yang berani mencelakainya."
"nenek kamu yang mendengar hal tersebut dia langsung marah pada kakek karena putri satu-satunya harus di buang karena adanya sebuah konspirasi."
"Hingga beberapa tahun kemudian semuanya berjalan dalam kondisi yang aman, Kakek mencoba mencari informasi tentang Ibu kamu tapi yang di dapat Adalah Ibu kamu telah meninggal dan meninggalkan Seorang anak tapi Kakek tak pernah tahu siapa anak tersebut."
"Sekarang Kakek bertemu denganmu dan Kakek pasti akan menebus semua kesalahan Kakek."
"Kakek jangan pernah menebus sebuah kesalahan karena kakek tak bersalah sama sekali, orang yang seharusnya disalahkan adalah orang-orang yang memisahkan ibu dengan Kakek."
"lalu bagaimana dengan ayahmu, apa kamu tidak ingin mencarinya." Tanya Xavier.
"Jangan pernah menyebut nama itu di depan ku kek, aku sangat membencinya, apa kakek tahu dia pergi meniggalkan kami bertiga begitu saja dan kemudian dia kembali lagi mengusir kami karena rumah yang harusnya di tempati untuk kami bertiga malah di sita oleh pihak Bank demi melunasi hutang-hutangnya. Kami hidup seperti seorang pengemis jalanan tak ada siapapun yang mau menolong kami, hingga akhirnya aku dan adikku melihat ibu bunuh diri tepat di depan mataku sendiri."
Kakek Xavier langsung menangis dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya, ternyata Putrinya hidup dengan sangat menderita, entah kenapa nasib malang menimpa putrinya hingga dia nekat melakukan hal seperti itu dan meninggalkan kedua anaknya.
"Nak, Kakek pasti akan mencari keberadaan orang itu dan membalas perbuatan ibu kamu karena Kakek ingin ibu kamu bisa hidup dengan tenang di sana."
"Bahkan dari dulu hingga sekarang aku tak tahu di mana si bajingan itu berada."
"Lalu selama ini kamu tinggal di mana nak?" Tanya Xavier.
Zayn lalu menceritakan bahwa dirinya tinggal di panti asuhan dia hingga umur dua puluh tahun dia menjadi seorang supir pribadi keluarga Arizal.
"Nak, mulai sekarang kamu berhenti menjadi supir pribadi Keluarga Arizal karena aku ingin kamu mewarisi perusahaan Kakek."
"Sebelumnya aku ucapkan terimakasih kek atas tawarannya, aku merasa senang kakek menawari hal tersebut padaku tapi aku belum bisa kek Karena ada seseorang yang harus aku jaga."
"Baiklah jika kamu belum bisa menjadi pemimpin perusahaan tapi kakek akan terus menunggu hingga kamu setuju."
"Terimakasih Kek."
"Lalu di mana Cucu perempuan saya di rawat, kakek ingin segera menemuinya dan Kakek akan memindahkan dia ke rumah sakit terbaik."
Zayn memberikan alamatnya ke rumah sakit jiwa tempat adiknya di rawat, Zayn dan Kakek Xavier kini berangkat menuju ke rumah sakit tersebut.
Singkat Cerita Zayn dan Xavier sudah sampai di rumah sakit tersebut dan mereka segera masuk ke ruangan Liona, mereka berdua bisa melihat kondisi Liona yang terlihat stress dan selalu memanggil-manggil nama ibunya.
"Kondisinya belum benar-benar pulih tuan, kadang-kadang dia tertawa kadang dia tersenyum kadang dia marah dan kadang dia menangis." ucap dokter yang menangani Liona.