NovelToon NovelToon
Married With Mr. Idiot

Married With Mr. Idiot

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Naaila Qaireen

Niat hati mencari suami kaya agar terbebas dari belenggu ibu tiri, membawa seorang Lilyana nekat mengait pria kaya yang ditemuinya di taman. Namun, apa jadinya jika pria itu mengalami keterbelakangan mental alias idiot.

"Ya, ayo menikah ...!" pria berpenampilan tuan muda bertepuk tangan dengan gaya khasnya yang seperti bocah.

"Oh, no!"

Bagaimana kelanjutannya? Yuk, simak ceritanya.

***

Jangan lupa juga baca novel author yang lainnya: (My Son Is My Strength, Sang Antagonis & Membalaskan Dendam Janda)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naaila Qaireen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ajakan Kirana

Selama menuju ke kamar mereka, Lily tak berhenti menangis. Memang tidak bersuara, tetapi air matanya terus mengalir membasahi dada pria itu.

Vian meliriknya, sebelumnya ia sempat menyelimuti tubuh gadis ini dengan handuk kimono yang tersedia di sana.

Tangisan Lily memunculkan berbagai dugaan di dalam benaknya. Salah satunya gadis ini tidak rela di sentuh olah dirinya yang idiot! Ya, wanita mana yang ingin di sentuh oleh orang gila? Tentu saja tidak ada! Begitu pikir Vian.

Vian membaringkannya di ranjang dengan pelan, lalu ia masuk ke dalam kamar mandi. Meninggalkan Lily yang masih setia dengan tangisnya.

Di dalam kamar mandi, Vian mengusap rambut frustasi. Melirik ke arah bawah yang masih tersisa ketegangan di sana. Tak kala kembali mengingat kemolekan tubuh gadis itu dalam balutan bikini sexy, adiknya menegang sempurna.

Vian berdecak, tidak ada cara lain selain menuntaskannya sendiri. “Akhhhhh... Lilyyyy! Kau membuat ku gilaaaa.” Vian semakin memacu pergerakan tangannya sembari membayangkan tubuh dan wajah gadis yang telah membangunkan, tetapi tidak menidurkan adiknya.

“Akhh... Lilyyyyy...!” erang Vian mencapai pelepasannya. Lalu segera bangkit dan menuju shower setelah mengatur suhu air yang paling dingin. Ia masih perlu menjernihkan otaknya yang makin ke sini, makin ke sana. “Jangan salahkan aku, ini semua salahmu!” Vian tidak akan menyalahkan dirinya karena telah menjadikan gadis itu objek bahan fantasinya.

Empat puluh menit kemudian barulah pria itu keluar dengan handuk yang hanya melilit di pinggangnya, jika di lihat-lihat wajahnya semakin kaku saja. Lily mengintip dan dengan cepat kembali menyembunyikan seluruh tubuhnya di balik selimut.

Vian membuang napas, ingin sekali langsung menerkam gadis itu. Namun, segala dugaannya kembali membuat akalnya jernih. Ia tidak boleh tergoda, tidak boleh! Karena bisa saja ini merupakan jebakan Kirana.

Vian masuk ruang walk in closet, Lily menghela napas lega. Dan segera berlari menuju kamar mandi.

***

Esok harinya, Lily merasa Vian semakin berbeda. Bahkan malam tadi keduanya tidak tidur dengan saling berpelukan, membuat tidur keduanya sama-sama tidak nyaman. Namun, gengsi untuk mengatakan.

Keduanya menuruni tangga dengan Vian yang kembali memasang wajah polos tanpa dosa, pria itu begitu mendalami perannya. Tidak seperti biasanya yang selalu berpegangan tangan, kini keduanya membentang jarak sejauh satu meter.

“Selamat pagi, Ayahhh!” Vian tampak ceria hari ini, berbanding terbalik sekali dengan hatinya. Namun begitu, ia tetap harus menampilkan sosok Vian yang selama ini mereka tahu.

“Pagi Ayah, Tante Kirana.” Sapa Lily dan menduduki kursinya.

“Pagi,” balas Arthur dan Kirana bersamaan.

Makanan telah terhidang di meja makan, walaupun terlihat sedang perang dingin. Lily tetap melayani Vian yang merupakan suaminya.

“Bang, mau sarapan pake apa?” tanya gadis itu, dibalik bibir yang menyunggingkan senyum tercipta kesedihan di sana.

Semalaman ia telah merenung perbuatannya yang termaksud menolak suaminya, hal itu membuat Lily merasa bersalah dan sedih.

Vian yang sudah bersiap mengambil sarapan sendiri menjadi urung, ia memandang wajah Lily lekat lalu menunjuk roti bakar yang dilapisi keju. Lily pun mengambilnya, dan menyodorkan segelas susu.

“Hm, Lily bisakah kali ini kamu menemani Tante berbelanja. Kebutuhan dapur sudah habis, Tante juga ingin membeli beberapa barang. Tetapi tidak ada teman yang menemani,” kata Kirana saat mereka menikmati sarapan.

Lily memegang erat sendoknya, melirik Vian yang tampak tenang. Padahal gadis itu berharap Vian membantunya menolak ajakan Kirana.

Lily sendiri merasa tidak enak jika selalu menolak ajakan Kirana, sudah sering sekali ia menolaknya. Apalagi sekarang Arthur juga tengah menatapnya, membuat Lily semakin sulit untuk menolak.

“Bagus juga jika kalian berbelanja bersama, tetapi bukankah hari ini jadwal kontrol Vian dengan dokter Cakra.” Ujar Arthur mengingat jadwal kontrol anaknya.

“Ah, iya Tante. Aku harus menemani Bang—“

“Mmmmm, nggak perlu Lily. Aku bisa pergi dengan Zaky. Kamu pergilah bersama Tante Kirana. Aku bisa sendiri kok,” potong Vian cepat membuat raut wajah sedih gadis itu terlihat jelas.

“Oh, benarkah begitu Vian?” tanya Kirana semringah.

“Eugh!” angguk Vian memalingkan wajah, tidak ingin melihat wajah sedih gadis itu. Ia takut berubah pikiran dan semakin jatuh dalam jeratnya.

Kirana bertepuk tangan, “Baiklah, kalau begitu kita akan menghabiskan waktu berdua hari ini Lily,” mau tidak mau Lily hanya bisa mengangguk dengan mata terus menatap pada Vian.

***

Lily pergi bersama Kirana dalam satu mobil, ia juga ditemani oleh Putra dan Brian atas perintah Vian. Bagaimana pun gadis itu telah menjadi tanggung jawabnya membuat Vian harus memastikan keamanannya juga. Bukannya berniat perhatian, tetapi ia juga ingin mengetahui apa saja yang gadis itu lakukan dengan ibu tirinya.

Tidak hanya mereka, Bi Erna dan dua pembantu lainnya juga ikut di mobil yang lain untuk berbelanja kebutuhan dapur.

“Bi Erna, kebutuhan rumah saya percayakan pada Bibi, ya. Saya dan Lily mau mencari pakaian dulu, dan pergi spa di salon.” Titah Kirana, saat rombongan mereka tiba di mall ibu kota. “Kalau sudah selesai, Bibi dan yang lain bisa pulang terlebih dahulu,” lanjutnya langsung meninggalkan mereka dengan menarik tangan Lily.

Brian dan Putra tetap mengikuti ke mana pun istri bos mereka pergi, membuat Kirana menghentikan langkahnya.

“Kalian berdua juga bantu Bi Erna, tidak usah mengikuti kami.” Kata Kirana mengusir Brian dan Putra. “Saya akan menjaga Lily, kalian tenang saja!” tujuannya mengajak Lily agar bisa berbicara dengan gadis ini tanpa gangguan apapun. Bagaimana pun caranya, gadis kampung ini harus berpihak padanya.

“Maaf, Nyonya. Kami tidak bisa meninggalkan pengawasan terhadap Nona Lily, ini sudah menjadi perintah Tuan Vian.” Sahut Putra dengan berani membantah ucapan Kirana.

Kirana mengepalkan tangan, namun walau begitu ia tetap berusaha tenang. “Hm, baiklah. Kalau begitu salah satu dari kalian boleh ikut!”

“Tapi, Nyonya—“

“Salah satu, atau tidak sama sekali. Dan saya mau kamu yang ikut dengan kita!” tunjuk Kirana pada Brian. Pengawal Vian yang tidak terlalu cerewet.

Mau tidak mau, Putra dan Brian pun setuju. Keduanya berpisah mengikuti rombongan masing-masing.

“Ayo Lily, kita mampir beli baju dulu!” Kirana langsung menarik Lily masuk ke dalam sebuah tokoh baju bermerek. Langkahnya yang cepat dan gesit sedikit membuat Brian kewalahan mengikuti mereka. Kalau boleh jujur, ia lebih baik menggadaikan urat malunya bersama Vian ketimbang mengikuti para wanita berbelanja.

Dengan cepat kedua tangan Brian telah di penuhi oleh belanjaan Kirana dan beberapa barang Lily yang dibelikannya, pergerakan Brian semakin lambat mengikuti mereka.

Kirana sendiri memang sengaja melakukan hal tersebut, agar pengawal Vian tidak bisa mengikuti mereka lagi.

“Nyonya, Nona Lilyyyy,” dan benar saja, baru saja mata Brian beralih sebentar ke arah lain. Kirana dan Lily sudah hilang dalam pandangan. Pria itu menghela napas, mendudukkan bokongnya pada meja besi dan menyeka keringat.

“Dimana mereka?” astaga, tangannya sudah pegal, dan kini ia harus mencari keberadaan mereka yang licin bagaikan belut.

***

1
Tantri Tantri
mana ni update yg baru
Lisa Kusmiran07
lanjut
R4Z1
up lagi Thor
Lisa Kusmiran07
Kirana penuh siasat
Lisa Kusmiran07
semangat up
Lisa Kusmiran07
Lily jangan terpengaruh sama nenek lampir,
Lovely_88
Hahahaha lucu 2 org yg sama2 polos ternyata 😅😅 lily otw unboxing nih
Lisa Kusmiran07
semangat kak up nya
Nurwana
keren...
Lovely_88
Bertindaklah lbh cerdas lili licik dibalas ama licik li kerjain jg tuh emak tiri'y Vian biar kapok loe kan cerdas li 😅😅klo perlu bikin kyk vian jg tu emaknya biar idiot.
Nur Afifah
😁😁😅
Lisa Kusmiran07
lanjut kak,,lucu menghibur
Naaila Qaireen: Siap Kak, makasih dukungannya❤
total 1 replies
Nurwana
Lily mo dikadalin....
Nurwana
dasar Nenek lampir Thu Kirana... gara gara obat itu Vian berubah total.
Nurwana
hahahaha 😂😂😂😂😂
Nurwana
jgan sampai nhe Vian pura pura idiot deh....
Lovely_88
kapan up'y kakak 😊g sabar nih
Lovely_88
aduh jgn2 yg ngebuat vian kecelakaan tuh semoga lili bisa nolongin Vian syukur2 bisa ngebuka deh y busuk'y paman'y 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!