NovelToon NovelToon
Di Tandai Duda Ganas

Di Tandai Duda Ganas

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda
Popularitas:363.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Yulianti Oktana

Pertemuan pertama di toko roti, membuat hidup Anjani selalu dihantui oleh seorang duda dingin bernama Kendra.
Anjani tak tahu bahwa Kendra adalah atasannya di tempat Anjani bekerja sebagai office girls.
Kendra yang kesal pada Anjani karena mengatainya pria impoten ketika sedang berebut sepotong roti, membuat Kendra bertekad akan balas dendam pada gadis berlesung pipi itu. Apalagi dia tahu bahwa Anjani adalah karyawan di kantornya.
"Akan ku buat kau seperti di neraka, kucing kecil" seringai mematikan dari bibir Kendra.
Akankah Anjani bertahan bekerja di kantor milik Kendra??...
Ataukah akan terjadi bibit cinta antara keduanya???
Baca terus ya novelku..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kendra datang

Tangan Anjani tak sampai untuk mengambil minuman kaleng yang terletak di paling atas, tetapi tiba-tiba sebuah tangan menggapai minuman kaleng itu. Anjani spontan mendongak siapa gerangan pemilik tangan itu.

"Devan!" gumam Anjani.

"Hai, kita ketemu lagi" ucap Devandra dengan senyum menawannya.

Devandra segera menaruh minuman kaleng itu di troli belanjaan Anjani.

"Terimakasih loh, jadi merepotkan" ucap Anjani malu-malu.

"Tidak sama sekali nona manis. Yasudah kita bareng saja belanjanya" Devandra berkata sembari mata tak lepas mengamati paras ayu Anjani.

Anjani tidak menolaknya, ia pun membeli kebutuhannya sembari berbincang ringan dengan Devandra.

"Senang bertemu lagi denganmu Anjani. Apa kamu sudah bekerja?" tanya Devandra.

"Ya, aku sudah bekerja Dev!" jawab Anjani.

"Dimana tempat kamu bekerja? Aku akan ke tempatmu" tanya Devandra.

Anjani seketika diam, ia merasa malu jika mengatakan ia bekerja di sebuah tempat pijat.

"Aku kerja di salon kecantikan, ya salon kecantikan" jawab Anjani.

Ia terpaksa berbohong pada Devanda karena takut di cap lain hal jika ia mengatakan bekerja di panti pijat.

"Sebenarnya aku sedang butuh pegawai di resto ku.."

"Aku mau Dev, aku mau kerja di resto mu kalau bisa sebagai apa saja" Anjani langsung menyerobot ucapan Devandra walau pria itu belum menyelesaikan ucapannya.

Devandra langsung tersenyum sumringah.

"Serius?" tanya Devandra memastikan..

"Iya Dev" balas Anjani.

Sesi belanja pun selesai, Devandra tak rela jika harus kehilangan lagi jejak Anjani.

"Ayo aku antar pulang" pinta Devandra.

"Aku bisa pulang sendiri" balas Anjani tidak mau merepotkan pria tampan di hadapannya.

"Sayangnya aku tidak menerima penolakan" ungkap Devandra yang langsung memasukkan belanjaan milik Anjani kedalam bagasi mobilnya.

"Dasar Tuan pemaksa" gerutu Anjani yang masih bisa di dengar oleh Devandra.

Pria pemaksa itu mengingatkan Anjani pada sosok Kendra. Pria yang masih sangat ia cintai itu tetapi membuat ia terluka. Kadang jika sedang sendiri, Anjani kerap menangis karena merindukan Kendra.

Anjani Rindu wajahnya, rindu senyumannya, rindu ketika Kendra merayunya dan satu lagi Anjani rindu hal mesum yang Kendra lakukan dan itu cukup menyiksanya.

"Dimana tempat tinggal mu?" tanya Devandra.

"Belok kiri nanti ada kontrakan berwarna biru muda" balas Anjani.

"Dia tinggal di tempat seperti ini" ucap Devandra dalam hatinya.

Ia merasa tidak terima jika Anjani tinggal di tempat yang terkesan liar, hatinya gundah.

Mobil itu berhenti di halaman kontrakan Anjani. Devandra langsung sigap membuka pintu dirinya kemudian beralih membuka pintu bagian samping.

Devandra juga langsung mengeluarkan belanjaan milik Anjani yang sudah Devandra bayar. Walau Anjani menolak, tetapi Devandra memaksa.

"Dev terimakasih ya!" Anjani merasa tak enak dengan si tampan di hadapannya.

"Terimakasih untuk apa ya? Aku tidak melakukan apa-apa padamu, nona cantik" balas Devandra sembari tertawa.

Ia sengaja ingin menggoda Anjani. Ia sungguh gemas dengan gadis di hadapannya.

"Dev" Anjani seolah memelas, ia kesal dengan Devandra.

"Yasudah aku pulang dulu ya, besok aku jemput kamu untuk mulai bekerja. Jaga kesehatan ya" ucap Devandra sembari mengusek kepala Anjani dengan lembut membuatnya merasa tertegun.

Devandra pun pamit dari hadapan Anjani. Tetapi mereka berdua tidak tahu bahwa sedari tadi seseorang mengawasi sembari mengepalkan tangannya.

"Awas kamu baby, seberapa lama lagi kamu bisa menghindar dari ku" geram Kendra yang sungguh merasa cemburu.

Kendra yang tadinya ingin langsung menemui Anjani ketika baru pertama tiba di bandung, merasa di kejutkan dengan pemandangan menyesakan di hadapannya.

Kendra pun kini kembali lagi ke dalam hotelnya. Malam nanti ia akan memberi kejutan pada Anjani....

Malam harinya, Lilis mengetuk pintu kontrakan Anjani untuk mengajaknya berangkat bekerja.

"Anjani hayu berangkat!" Lilis memanggilnya dari balik pintu.

"Ayo Teh!" jawab Anjani lalu segera membuka pintu kontrakannya.

Terlihatlah Anjani dengan make-up yang natural.

"Hayu kita cari nafkah!" ajak Lilis.

"Ayo teh!" balas Anjani.

Kendra dari kejauhan memantau apapun yang di lakukan Anjani.

"Mau kemana kau baby?" geram Kendra.

Anjani dan Lilis pun berjalan beriringan karena tempat pijat itu tidak jauh dari kontrakannya.

"Weekend biasanya tamu rame, aku pernah dapat lima juta semalam" ungkap Lilis senang.

"Tapi jalur surga tidak akan sebanyak itu kan Teh?" tanya Anjani.

"Gak sih, tapi tamu orang bener juga banyak kok" jawab Lilis.

Mereka pun kini tiba di tempat pijat dan segera mengganti baju biasa dengan seragam dinas.

Tamu pun datang memasuki tempat itu. Jalur neraka sudah penuh, sementara Anjani dan temannya belum mendapat tamu.

Seseorang masuk dengan menggunakan topi dan masker di wajahnya.

Deg!!!! Hati Anjani mendadak resah melihat pria yang duduk di kursi tamu.

"Saya mau kamu!" tunjuk pria itu.

Anjani pun mengiyakan keinginan tamu itu. Ia segera mengajak pria itu ke bilik terapi.

Anjani dan kedua orang itu pun diam saling pandang, tetapi Anjani belum tahu siapa sebenarnya pria itu.

Tetapi postur tubuhnya mengingatkan pada Kendra.

Pria itu membuka topinya kemudian masker di wajahnya di buka. Anjani yang melihat itu menjadi syok lantas memundurkan langkahnya.

"Kamu" Anjani tergagap.

"Ya Baby" Kendra berkata sembari mendekat Anjani.

"Mau apa kamu kemari Mas?" tanya Anjani.

"Aku ingin pijat, karena katanya ada ladies yang cantik di sini" balas Kendra.

"Pulang sana Mas, kamu bisa minta pijat sama kekasihmu itu. Ngapain kamu kesini, kita sudah selesai" tandas Anjani meluapkan kekesalannya.

"Sepertinya kamu sudah salah paham Anjani" ucap Kendra yang akan meluruskan semua ke salah pahaman yang terjadi.

"Dengan berpelukan mesra, begitu? Aku rasa tidak ada yang salah paham di sini. Aku sadar diri Mas, pergi saja sana" Anjani semakin kesal.

Grepp!!!

Kendra tanpa aba-aba langsung meraih tubuh Anjani dan memeluk nya dengan sangat erat.

"Lepas. Lepas ku bilang" Anjani meronta.

"Tak akan aku lepaskan. Diam, atau aku telanjangi kamu di tempat ini" ancam Kendra yang membuat Anjani ciut.

Dalam pelukan Kendra itu terdengar isak tangis dan getaran suara Anjani. Kendra tahu sang kekasih tengah menangis.

Dengan lembut Kendra mendudukkan diri di atas ranjang, ia pun lalu mengangkat wajah Anjani.

"Maafkan Mas, sayang. Kamu sudah salah paham. Wanita itu mantan istri Mas, dia datang untuk mengajak kembali tetapi Mas menolaknya. Dia memaksa lalu tiba-tiba memeluk Mas dari belakang. Ketika Mas ingin melepaskan dia, kamu datang ke ruang kerja Mas dan salah paham. Maafkan Mas ya, jangan pergi lagi. Kamu tahu, aku seperti orang gila mencari mu" Kendra terus menjelaskan semuanya.

Tak kuat untuk berlama-lama menatap wajah Anjani apalagi bibirnya yang ranum itu, Kendra segera mendaratkan bibir hangatnya pada bibir Anjani.

Anjani tidak melawan, jujur saya ia juga merindukan sentuhan itu. Ia segera membuka mulutnya supaya Kendra bisa mengeksplor lidahnya.

"Eughhhhh" suara Anjani yang seksi itu akhirnya keluar juga membuat Kendra semakin bernafsu.

Tangan Kendra tak tinggal diam, ia mengusap apa saja yang bisa di usap. Lalu meraih kancing baju milik Anjani.

Selang beberapa detik, baju itu sudah terlempar jauh entah kemana menyisakan Anjani yang sudah polos bagian atasnya.

Kendra dengan gemas segera meraih dua gundukan ranum itu lalu melahapnya. Dua titik merah muda milik Anjani selalu menjadi candu untuk Kendra hisap.

1
susi ana
thor, aq ngakak dewe baca nama pesantrennya. hehehehe
Rafilah Ariefiansyah
Luar biasa
Duda Fenta Duda
waduh thor
Ida Miswanti
Lumayan
shadowone
hahahahhahaha
Karil Laviqne
otak mereka berdua pada gresek y....
Karil Laviqne
begini nih anak zaman sekarang pacaran pantas banyak yang hamil duluan
mau smp/sma sama saja
Elly Rasmanawati
Luar biasa
Anie Baelah
Cukup bagus
shadowone
astaga jahatnya...
shadowone
hahahahahhahahaha
shadowone
whahahahahaha
Yulianti Oktana
itu sebagai perumpamaan saja kak
rama
air mata kejantanan?
rama
Luar biasa
rama
/Curse//Curse//Curse/
rama
bab pertama yg bagus, dan penggunaan bahasa sehari-hari yg mudah dicerna
Yulianti Oktana: terimakasih kakak... Sengaja Author tidak menggunakan banyak bahasa yang level tinggi, karena author ingin menciptakan novel yang bahasanya ringan saja....
total 1 replies
rama
bisa aja otor ini
Yulianti Oktana: hehehe.....
total 1 replies
Mimi Lingo
Luar biasa
Ass Yfa
anaknya merkaos anak orang malah seneng haduhhh.... mak...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!