Menceritakan tentang Mahasiswi yang mencintai dosennya. mahasiswi itu bernama Anisa Zahra. Anisa mencintai seorang pria tampan saat pandangan pertama di kampusnya. dan pria itu ternyata Dosen baru di kampusnya.
Karena Anisa penasaran dengan sosok dosen itu, Anisa pun terus mencari tau tentangnya. sampai akhirnya Anisa tau kalau ternyata Dosennya itu adalah seorang duda.
Gimana kisah cerita cinta pandangan pertama Anisa Zahra pada dosennya, yuk kita lanjut baca aja..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuti yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Blokir
Esok harinya Anisa sudah sembuh. Dan Anisa akan berangkat kuliah. Setelah selesai bersiap, Anisa keluar dari kamarnya dan turun ke bawah.
"Pagi Mah, Pagi Pah, pagi Abang."
Anisa langsung duduk dan mengambil piring untuk ambil nasi goreng.
"Adek sudah sembuh?"
"Sudah Pah."
"Mau kuliah?"
"Iya Pah."
"Sudah siap ketemu sama Pak Dosen Benaya?" kata Abang yang membuat Anisa langsung menatapnya.
"Siap. Memangnya kenapa kalau ketemu sama Pak Ben?"
"Ya siapa tau belum bisa move on dari kejadian kemarin malam."
"Sudah dong Bang. Cuman gitu saja kok ngga bisa move on."
"Ya sukur deh kalau gitu."
Tapi Mamah melihat perkataan Anisa seperti beda di mulut beda di hati. Mamah sudah sangat paham sama Anisa.
Anisa makan seperti tidak berselera. Tapi Anisa terus memaksa makan.
Selesai sarapan Anisa pamit duluan untuk pergi kuliah. Mamah lalu bilang ke Papah dan Abang kalau sebenarnya Anisa masih terlihat sedih.
"Adek sudah besar Pah, Mah. Biarkan dia yang menyelesaikan masalahnya. Kita hanya bisa mendoakan yang terbaik buatnya saja," kata Abang. Papah dan Mamah pun mengerti.
Anisa sudah sampai di kampus. Mobil sudah terparkir tapi Anisa belum turun juga dari mobilnya. Rupanya Anisa sedang mengumpulkan rasa keberaniannya untuk menghadapi Pak Ben nanti.
"Ayo Anisa kamu pasti bisa. Jangan sampai gara gara masalah ini, kuliah kamu jadi berantakan."
Anisa bicara sendiri dan setelah itu Anisa tarik nafas. Akhirnya Anisa keluar dari mobilnya dan berjalan kearah kelasnya.
Saat Anisa baru tiga langkah dari mobilnya, Anisa melihat Pak Ben yang keluar dari mobil.
Anisa berhenti berjalan lalu langsung bersembunyi di samping mobil orang. Anisa sambil mengintip. Setelah Pak Ben berjalan menjauh dari mobilnya, Anisa keluar dari persembunyiannya.
"Ya Tuhan, kenapa aku jadi sembunyi gini."
Anisa bicara pelan. Setelah itu Anisa keluar dari persembunyiannya dan lanjut jalan menuju kelas.
Sampai kelas Anisa menuju bangkunya. Ternyata Anggi belum datang. Tidak lama Anggi pun datang. Anggi saat melihat Anisa terlihat senang.
"Kemarin kamu kenapa ngga masuk Nis?"
"Aku sakit, Nggi."
"Sakit! Sakit apa? Sekarang sudah sembuh kan?"
"Sudah kok. Aku sudah sembuh."
"Sukur lah. Soalnya kemarin Pak Ben nanyain kamu."
"Serius nanyain aku. Nanya apa dia?"
"Nanya kamu kenapa ngga kuliah."
"Trus kamu jawab apa?"
"Aku jawab ngga tau. Memang aku ngga tau karena kamu ngga bisa di hubungi."
"Iya. Hp ku dari kemarin habis baterai."
"Trus kamu kenapa ngga ngabarin Pak Ben kalau lagi sakit. Kamu juga ngga kerja dong kemarin?" Anisa menggeleng.
"Aku lagi malas. Sudah lah jangan bicarakan dia lagi. Aku lagi ngga mut."
"Kenapa memangnya? Kamu lagi ada masalah sama dia?" Anisa mengangguk.
"Masalah apa? Cerita dong."
"Panjang. Sudah lah gampang nanti aku cerita kalau kita di kantin. Sekarang jangan di bahas dulu. Soalnya orangnya sebentar lagi datang."
Benar saja Pak Ben masuk ke kelas. Mata Pak Ben langsung menatap ke Anisa. Anisa yang tau di tatap Pak Ben pura pura sibuk dengan bukunya.
Sampai di bangku nya, Pak Ben masih melihat ke Anisa.
"Nis, dia menatapmu terus tuh," kata Anggi pelan.
"Biarkan saja," jawab Anisa pelan juga.
Pak Ben lanjut mengabsen. Saat nama Anisa di panggil, Anisa jawab hadir pun masih tetap menunduk.
Setelah mengabsen, Pak Ben memberi materi. Anisa mendengarkan penjelasan yang Pak Ben jelaskan. Anisa terpaksa melihat ke depan karena Pak Ben sedang menjelaskan materi di papan tulis.
Mata Anisa dan Pak Ben sekilas bertemu, tapi Anisa cepat cepat melihat ke buku. Sebenarnya Anisa dari tadi sangat tersiksa karena menahan rasa ingin menatap Pak Ben. Tapi Anisa terus menahannya karena Anisa ingin jaga jarak Pak Ben.
Dua jam akhirnya berlalu dan sudah habis waktunya Pak Ben mengajar. Pak Ben lalu keluar dari kelas. Pak Ben melirik ke Anisa tapi Anisa terus menunduk.
Pak Ben sudah ada di ruanganya. Pak Ben langsung duduk dan menyandarkan kepalanya di sandaran kursi sambil memejamkan matanya.
Pak Ben terlihat gelisah karena merasa di cuekin oleh Anisa.
"Ya Tuhan, ada apa denganku ini. Kenapa aku gelisah seperti ini. Apa Anisa marah padaku sampai dia dari tadi terus mengacuhkan ku."
Anisa bersama Anggi sedang di kantin. Anisa lalu menceritakan semua dari kejadian awal sampai kejadian kemarin malam. Anggi yang dengar cerita Anisa hanya bisa geleng kepala.
Siang harinya Pak Ben menunggu Anisa di kantor. Pak Ben berharap Anisa tidak mendengarkan ke keinginannya yang menyuruhnya mengundurkan diri. Rupanya Pak Ben menyesal.
Sampai jam 2 siang, Anisa belum juga datang. Pak Ben melihat ke hp nya dan melihat kontak Anisa. Pak Ben ingin mengirim pesan, tapi ternyata ada laporan no telfon nya di blokir.
"Anisa memblokir no ku. Ya Tuhan."
Saat Pak Ben sedang tidak percaya dengan apa yang di lihat, lalu terdengar suara ketukan pintu ruanganya.
Siapa kira kira yang datang ya, apakah Anisa. Lanjut besok...
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih..
Semangat ka Tuti di tunggu karya selanjutny 🫢🫢🫢🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Semangat dan sukses buat ka Tuti 🙏🏻🙏🏻🙏🏻