NovelToon NovelToon
WARS OF SYSTEMS

WARS OF SYSTEMS

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Epik Petualangan
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: 05 BAGAS LINTANG NUGRAHA

Ketika kampus memasang sistem di tubuh setiap mahasiswanya untuk mengontrol fokus mereka dalam berkuliah dan mencegah adanya gagal lulus. Mahasiswa yang berhasil luput dari pemasangan sistem itu, berjuang untuk melawan sistem yang telah memperbudak dan membunuh perasaan para mahasiswa yang kini bagaikan robot akademik. Apakah para mahasiswa itu berhasil mengalahkan kampus dan sistemnya ? Atau justru kampus akan semakin berkuasa untuk mengontrol para mahasiswa nya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 05 BAGAS LINTANG NUGRAHA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

NETO

Jo dan Ayu duduk di sofa yang berhadapan dengan Neto, yang kini memerhatikan mereka dengan tatapan serius. Tentu dengan pandangan seperti itu, Jo dan Ayu tak bisa berkutik. Keduanya sangat menjaga kesunyian dalam ruangan itu dengan tidak mengatakan apapun.

Neto jelas bingung. Ia berharap mereka sebagai tamu akan mengutarakan maksudnya lebih dulu, tapi ternyata memang harus dipancing. “ Kalian ke sini mau apa ? Pasti ada sesuatu. “

Ayu langsung menyenggol siku Jo, yang sadar bahwa itu desakan untuk berbicara. Jo sebenarnya juga mau meminta Ayu yang berbicara, tapi ia kalah cepat. Jadilah, ia yang harus melaksanakan tugas itu. “ Karena ini, Professor. “ Jo menyerahkan buku besar yang ia pegang selama ini.

Neto mengamati buku itu. Dasar-dasar Elektronika dan Instrumentasi. Ia tahu betul bahwa buku ini bukanlah sembarang buku karena didalamnya berisi tentang rahasia perakitan senjata terlarang. “ Kalian.. bagaimana bisa mendapatkan buku ini ? “ tanyanya dengan nada curiga.

“ Rekan kami yang mendapatkannya dalam sebuah misi, “ jawab Jo setenang mungkin. Ia berusaha untuk tidak panik dan gelisah agar bisa lebih dipercaya oleh Neto, yang dari awal pastinya memiliki banyak pertanyaan dalam dirinya.

“ Siapa yang mengutus kalian ke sini ? “ Neto kembali bertanya. Ia tak puas hanya dengan menanyakan satu pertanyaan.

“ Sebuah surat. “ Jo menunjukkan surat yang dimaksud. “ Dari Jean. “ Ia pun menyerahkan surat itu kepada Neto, yang langsung membukanya. Di surat itu telah tertulis jawaban atas kode-kode yang memang benar berisi tentang pesan untuk menyerahkan buku itu kepadanya.

“ Kenapa dia menulis surat ini ? “ Neto tampak kosong setelah membaca surat itu. Ia punya sebuah dugaan tentang alasan ditulisnya surat ini, tapi ia tetap butuh validasi dari mereka. Ia ingin kebenaran yang senyata-nyatanya.

Jo dan Ayu sendiri sebenarnya dapat membaca wajah Neto yang terpukul. Mereka tahu betul bahwa Neto masih tak percaya bahwa surat itu adalah sebuah tanda perpisahan dan kematian. Ayu, yang sedari tadi diam memilih untuk menunjukkan simpatinya. “ Beliau sudah tiada, Professor. Dalam sebuah kebakaran saat misi mengambil buku ini, Jean meninggal di tempat. “

Dada Neto seketika terasa sesak. Ia merasa bersalah karena baru tahu berita kematian sahabatnya itu. Ia benar-benar hancur saat mengetahuinya. “ Waktu begitu cepat.. aku tak bisa melihatnya di pemakaman.. “ Ia mencurahkan segala rasa penyesalannya di depan Ayu dan Jo, yang cuma bisa mendengarkannya. Tak hanya itu, bahkan Neto pun mulai untuk bercerita tentang persahabatannya dengan Jean.

“ Jean lebih dari sekadar sahabat. Dia adalah sosok penting dalam hidupku. “ Neto memejamkan matanya, mengingat kembali momen pertemuan pertamanya dengan Jean.

“ Saat pertama kali aku bertemu dengannya, aku langsung menyadari bahwa kami memiliki banyak kesamaan. Meski kami berbeda fakultas, tapi pemikiran dan visi misi kami tentang dunia yang sempurna adalah sama. Aku seolah menemukan diri lain-ku dalam dirinya. “

Neto benar-benar mengingat semua kenangannya dengan Jean hingga tiap detailnya tak satupun terlewatkan. Tanggal, kejadian, dan tempatnya pun ia ceritakan dengan nada yang meyakinkan seolah-olah ia tak pernah melupakannya sedikitpun.

“ Dua tahun lalu, aku dan Jean mencoba untuk melawan sistem dengan cara bawah tanah. Dengan bantuan seorang mahasiswa pemberani dari fakultas yang sama dengan Jean, kami hampir saja mengalahkan sistem itu. Tapi.. ternyata.. “ Ia terdiam, mengingat lagi peristiwa yang dimaksud. Peristiwa yang menurutnya sebagai penyebab keterpurukannya saat ini.

“ Mahasiswa itu tertangkap. Dan akhirnya pihak kampus menaruh kecurigaan kepada semua civitas kampus, termasuk para dosen. Bahkan dosen dari Fakultas Teknik lebih dicurigai lagi. Jadilah, aku dan seluruh dosen di Fakultas Teknik tidak diperbolehkan meninggalkan kampus selama enam bulan. “ Wajahnya tampak lesu. Ia sungguh menyesali kejadian tersebut.

Dan Jo yang penasaran, kemudian bertanya, “ Apa yang terjadi pada mahasiswa itu setelah tertangkap ? “

“ Sudah pasti dibunuh, “ celetuk Ayu, yang membuat Jo seketika pucat. Namun, Neto memberikan jawabannya.

“ Tidak ada yang tahu pasti. Aku pun tak tahu kabarnya karena aku tak pernah keluar dari fakultas ini selama dua tahun belakangan. “ Spekulasi dalam diri Jo semakin liar mengenai mahasiswa tersebut. Hatinya pun goyah dalam rencana ini karena kecemasan terhadap dirinya sendiri bila sampai mengalami nasib yang sama dengan mahasiswa tersebut.

“ Kejadian itu sempat membuatku terpukul, aku pun akhirnya terjebak dalam penyesalan sampai hari ini. “ Neto menghela nafas, lalu mengembalikan lagi buku itu. “ Aku sepertinya tidak bisa membantu kalian. Aku tidak ingin kalian kenapa-kenapa. “

Jo sebenarnya merasa sedikit lega, tapi ia pun tak enak dengan teman-temannya yang berharap banyak padanya. Ia lalu melirik pada Ayu, yang juga menatapnya dengan penuh kebingungan. “ Kau harus meyakinkannya, “ bisik Ayu yang kemudian memelototinya.

“ Aku tak mau. “ Jo menggeleng dalam bisiknya. Ia punya ketakutan akan resiko ke depannya, dan juga ia pun tahu bahwa ia tak memiliki bakat untuk meyakinkan orang. “ Kau saja, Ayu.. “

Ayu merasa kesal. Karena mereka tak mungkin saling lempar-lemparan, maka Ayu pun yang akhirnya mengambil tanggung jawab itu. “ Ehm, Professor. Saya pikir situasinya sekarang berbeda. “

Neto mengerutkan keningnya. “ Beda bagaimana ? Apa maksudmu ? “ Ia memberikan perhatiannya untuk mendengarkan Ayu lebih lanjut.

“ Ya, saat itu, anda tidak punya modal yang cukup untuk melawan sistem. Anda hanya mengandalkan keberanian saja. “ Ayu mengangkat bahu. “ Saya bisa menjamin bahwa kami memiliki modal yang lebih baik, tapi butuh mentor yang berpengalaman. Saya pikir itulah anda, Professor. “

Sekarang situasinya jadi lebih hening. Jo tahu betul bahwa apa yang dikatakan oleh Ayu sama sekali tak bisa dibuktikan. Mereka pun tak tahu bagaimana dua tahun lalu Jean dan Neto melawan sistem. Apakah dengan gerombolan orang ? Atau dengan orang-orang yang bergerak dengan sistem gerilya ? Ia pun berusaha menyiapkan kata-kata, mengantisipasi bila Neto meresponnya dengan keras.

“ Kau benar.. “ Di luar dugaan sama sekali, Neto ternyata sependapat dengan Ayu. Jo terkekeh diam-diam, menatap Ayu dengan rasa tak percaya. Gadis itu mengejutkan, batin Jo yang kagum padanya.

“ Kami terlalu percaya diri padahal persiapan kami sama sekali belum matang, “ jelas Neto yang memegangi dagunya, menjelaskan alasan kegagalannya dalam perlawanan terhadap sistem. “ Kami bertindak terlalu sembrono dan begitu percayanya bahwa sang pemberani akan mengalahkan sistem. Tapi, memang sebenarnya ekspetasi kami tak dibarengi dengan keadaan yang ada. Kami gagal karena kesalahan kami sendiri. “

Ayu mengangguk. “ Kami mengerti, Professor. “ Ia pun memberikan kembali buku yang tadi sempat dikembalikan oleh Neto. “ Kami ada berlima, dan sejauh yang kami tahu, kami adalah prajurit yang dapat diandalkan. Tapi, tanpa seorang mentor seperti anda, kami takkan jadi apa-apa. Jadi, saya mohon, bimbinglah kami, Professor.. “

Ayu pun langsung menundukkan kepala, sementara Jo malah bingung sendiri. Melihat itu, Ayu tak segan-segan untuk mendorong paksa kepala Jo agar dia pun juga ikut menunduk. Jo kaget, tapi segera mengerti maksudnya. “ Mohon bantuannya, Professor.. “ katanya dengan segenap penghormatan.

Neto yang melihat ini merasa tersentuh. Ia menepuk pundak mereka, memintanya agar mengangkat kepala. “ Aku tak menyangka bila Jean punya kemajuan yang pesat. Dia berhasil membentuk kelompok yang lebih baik. “

Ayu tersenyum mendengarnya. “ Ini semua berkat Jean. Dialah yang mempersatukan kami. “ Jo yang tak benar-benar mengenal Jean ikut mendukung pendapat Ayu dengan jawabannya sendiri. “ Pak Jean adalah sosok pemimpin dan mentor yang hebat. Tapi, kami pun butuh anda setelah kehilangan beliau. “

“ Aku sebenarnya tak mau, tapi setelah kedatangan kalian.. “ Neto pelan-pelan tersenyum, memandang mereka dengan penuh harapan yang besar. “ Aku sepertinya telah kembali. Untuk misi yang tertunda, untuk membalas dendam atas kematian sahabatku, dan untuk menghukum mereka yang merebut kebebasan. Dan, ya ! Aku akan membantu kalian ! “

Ia kemudian mengambil secarik kertas, menuliskan sesuatu disana sebelum akhirnya melipatnya dan memberikannya kepada mereka. “ Berikan ini kepada teman-teman kalian. Kita akan melanjutkan pembahasan ini dengan formasi lengkap. “

Ayu dan Jo tersenyum. Mereka menerima kertas itu dan berjanji akan menyampaikannya pada teman-teman mereka. Ketika hendak pamit, Ayu memberi bungkus yang ia pegang selama ini. “ Ini untuk anda. Spesial dari saya. Dijamin aman, Professor. “

Neto sumringah mendengarnya. “ Wah, terimakasih sekali, ya.. “ Ia pun mengintip bungkus itu, dan tercium lah bau makanan yang begitu sedap. “ Kalian tahu saja, saya lagi lapar. “ Ayu dan Jo hanya tertawa, lalu keluar dari ruangan, meninggalkan Fakultas Teknik dengan membawa kabar gembira.

~~

1
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
piyo lika pelicia
semangat ☺️
Acelinz: semangat juga kak
total 1 replies
piyo lika pelicia
hhhh 😂
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
Weh jangan 😫
piyo lika pelicia
semangat ☺️
Acelinz
tapi dia pun tak bisa keluar begitu saja karena situasinya
Acelinz
Memang pada dasarnya itu adalah sifat aslinya
Acelinz
Seperti itulah manusia, mudah tergiur akan sesuatu yang menarik tapi sebenarnya tidak jelas.
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
piyo lika pelicia
hah tak guna egois 😒
piyo lika pelicia
sebenar nya guru ini manfaatin mereka gak sih kok di fikir fikir gitu 🤔
Acelinz: benar, meski sebenarnya ada simpati dan harapan dari dosen tersebut kepada para mahasiswa nya
total 1 replies
piyo lika pelicia
hhhh 😂
piyo lika pelicia
ya gak usah kuliah kalau mau bebas diam aja di hutan
piyo lika pelicia
murit yang nakal
piyo lika pelicia
semangat adik ☺️
piyo lika pelicia
bukan kekanakan marah lah di tinggal gitu aja bahkan apa yang dia bilang enggak di dengerin.😒
Acelinz: lebih kepada kecewa, hanya saja dia juga butuh
total 1 replies
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!