Cinta Terakhir Gus Hamzah

Malam harinya, di apartemen milik Gus Hamzah.

Kini kedua insan itu tengah membaca Al-Qur'an setelah selesai menjalankan ibadah sholat isya.

"Shadaqallahul adzim," ucap keduanya.

"Fatimah jangan dulu beranjak, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan," ucap Gus Hamzah pada istrinya itu, ketika istrinya itu hendak berdiri dari duduknya.

"Ada apa Gus?" tanya Fatimah, yang mengurungkan niatnya untuk berdiri.

"Begini ... Em ... Bagaimana kalau kita sholat sunah dua raka'at dulu," jawabnya.

"Sholat dua rakaat?" Beo Fatimah.

"I- iya, sholat sunah dua raka'at. Kamu pasti paham kan maksud saya," ujar Gus Hamzah.

Fatimah pun seketika mengerti apa yang dimaksud oleh suaminya, dan seketika pula ia pun menjadi gugup.

"Fatimah, kamu paham kan maksud saya meminta kamu untuk sholat sunah dua raka'at?" tanya Gus Hamzah, pasalnya istrinya itu diam saja dan malam menunduk.

"I- iya Gus," jawab Fatimah dengan gugup.

"Tapi apa Gus yakin, ingin melakukan nya malam ini?" tanya Fatimah seraya mendongkak ke arah suaminya.

"In syaa Allah saya yakin," jawabnya.

"Kalau gitu mari kita sholat dulu," lanjutnya.

"Iya."

Mereka pun kembali melakukan sholat sunah dua raka'at, sholat yang dilakukan ketika hendak melakukan hubungan suami-istri itu.

"Fatimah, kamu tunggu sebentar ya, saya mau ambil air minum dulu," ucap Gus Hamzah setelah mereka selesai melaksanakan sholat sunah dua raka'at.

"I- iya Gus."

Gus Hamzah pun beranjak dari duduknya, dan ia pun pergi ke dapur guna mengambil air minum.

Sementara Fatimah ia pun membuka mukena dan menaruh sajadah di tempatnya.

Setelah itu Fatimah pun mulai menyiapkan dirinya untuk malam ini, ia pun memakai parfum ke lehernya, dan merias dirinya.

"Masa pakai daster," gumamnya saat melihat dirinya hanya memakai baju daster.

"Tapi hanya ini saja yang terlihat agak seksi, yang lainnya hanya baju tidur biasa," gumamnya lagi.

"Sudahlah, lagi pula ini juga seksi kok," lanjutnya, ia pun lebih memilih untuk duduk di atas ranjang menunggu kedatangan suaminya.

Sementara itu di dapur, Gus Hamzah pun kini tengah gugup, bahkan ia pun deg-degan.

Gus Hamzah pun menghela napasnya dan ia pun mulai kembali ke kamarnya.

Saat Gus Hamzah membuka pintu kamarnya, ia melihat istrinya itu tengah duduk bersandar di atas ranjangnya.

Istrinya itu kini tengah memakai baju daster modern dengan tali spaghetti, dengan potongan dada sedikit rendah, dan panjangnya sebatas lutut.

Gus Hamzah pun kembali menghela napasnya, ia pun menutup kembali pintu kamarnya dan melangkah ke arah istrinya itu.

Gus Hamzah pun merangkak naik ke atas ranjangnya dan ia pun meminum air minum yang ia bawa untuk menghilangkan rasa kegugupan nya.

"Fatimah kamu mau minum?" tanya Gus Hamzah, seraya memberikan gelas yang air nya hanya tinggal separuh itu pada istrinya.

Fatimah yang tengah melamun itu pun menjadi tersentak dan sadar dari lamunannya.

"Eh. Iya Gus ada apa?" tanya Fatimah, seraya melihat ke arah suaminya itu.

"Mau minum." Gus Hamzah pun kembali menawarkan air minum pada istrinya.

"I- iya." Fatimah pun mengambil gelas itu dan mulai meminumnya sedikit.

Setelah itu ia pun menaruhnya di atas nakas, sementara Gus Hamzah, ia pun mencoba untuk memegang tangan istrinya itu.

Fatimah yang merasakan tangannya di genggam oleh suaminya pun hanya bisa menunduk, lantaran tidak berani untuk menatap wajah suaminya, dikarenakan kegugupan yang melanda dirinya.

Sama seperti Fatimah, Gus Hamzah pun merasakan kegugupan yang luar biasa, tapi ia pun mencoba untuk menetralkan rasa kegugupan nya.

Gus Hamzah pun perlahan mendekatkan dirinya pada sang istri, hingga saat jarak diantara keduanya begitu dekat, Gus Hamzah pun memegang dagu istrinya agar istrinya itu menghadap ke arahnya.

Fatimah pun mendongkak dan menatap kedua manik mata teduh namun tajam milik suaminya itu.

Mereka pun saling menatap satu sama lain, Gus Hamzah pun mengelus pipi istrinya, Fatimah yang mendapatkan elusan di pipinya pun memejamkan matanya.

Hingga, Fatimah pun merasakan ada sesuatu yang menempel di kedua bibirnya.

Fatimah pun membuka matanya, dan ia dapat melihat kedua manik mata milik suaminya yang juga tengah menatapnya.

Tak lama Gus Hamzah pun membaringkan tubuh istrinya itu, saat tubuh istrinya itu sudah berbaring terlentang, Gus Hamzah pun mulai mengukung tubuh istrinya.

Tak lupa Gus Hamzah pun menutup kedua tubuh mereka menggunakan selimut tebal.

Dan ... .

Apakah mereka akan melakukan malam pertama pada malam ini?

Dan apakah malam ini akan menjadi malam indah untuk keduanya?

So, nantikan terus ya guys, dan jangan lupa untuk selalu baca setiap kali aku update, serta jangan numpuk/nabung bab, apalagi di skip oke😂

Jangan lupa juga, like, komen, vote subscribe, beri hadiah berupa bunga mawar dan kopi serta beri ulasan bintang lima jika kalian suka dengan cerita "Cinta Terakhir Gus Hamzah" jika kalian tidak suka dengan cerita ini, jangan di kasih ulasan oke🤗

Thank you, and love u all❤️