Don'T Kill Me, Mr. Psycho

Pria itu perlahan mulai menjaga jarak. Anna yang sedang mengatur pikirannya tiba-tiba menghela napas panjang. Saat dia mengangkat kepalanya dan menatap pria itu, wajahnya kembali seperti semula.

"Kita sudah bertemu, jadi hentikan Maksimillianmu."

Anna berbalik untuk lebih berfokus pada Nikolai, disaat yang sama pria itu berjalan mundur dan duduk di atas ranjang. Anna memperhatikan Nikolai dalam diam. Pandangan acuh tak acuh terjadi di antara kedua belah pihak. Keheningan panjang terjadi setelahnya.

"Dari awal Maksimillian masih ada di tempatnya. Aku hanya membuat sedikit jebakan untuk menangkap kelinci yang berani melarikan diri."

Garis senyum di tarik dengan pasti. Anna hendak mengatakan sesuatu tapi menutup mulutnya. Ini sudah berakhir. Sekarang, tak akan ada yang berubah meski ia berdebat tentang ini dan itu. Faktanya, Anna memang sudah terjebak oleh Nikolai.

Anna memberikan pijatan pada kepalanya yang berdenyut. Alis yang selalu berkerut itu semakin berkerut. Ia tidak percaya, pria itu sampai harus membohongi dunia hanya untuk bisa bertemu dengannya.

"Sebenarnya, apa yang kamu mau dariku?" Tanya Anna tak habis pikir.

Pria itu memiringkan wajah dan menatap Anna dari kepala sampai ujung kaki. Entah apa yang sedang ia pikirkan, tapi hanya dengan melihat mata hitam pekat itu, anggota tubuh Anna seketika membeku. Tubuhnya seolah melayang di kehampaan dan tenggelam di bawah air setinggi tiga meter.

Tiba-tiba bibirnya membentuk senyuman lebar. Sepertinya pria itu sudah sampai pada pemikiran yang kotor. Ia kembali berdiri dan terus berjalan mendekat. Tapi di waktu yang sama, ponselnya bergetar dan membuat langkahnya terhenti.

Nikolai lalu mengangkat teleponnya. Dia tak langsung menjawab, memeriksa siapa penelepon. Bahkan saat dia menjawab telepon, dia tak menyapa dan hanya mendengarkan orang itu dalam diam. Saat itu, dia menatap Anna kembali. Anna tak tahu kenapa, tapi pria itu memasang ekspresi tak setuju. Tak diketahui apa artinya itu.

"Aku akan kembali. Jangan pernah berpikir untuk melarikan diri lagi."

Ia lalu berbalik dan kembali ke balkon. Anna perlahan mengikutinya, masih menjadi pertanyaan apa yang akan pria itu lakukan di atas balkon apartemennya.

Sebelum dia menaikan kaki ke atas pagar besi, sekali lagi dia berbalik untuk melihat Anna. Dia tidak mengatakan apa-apa, untuk sementara mereka hanya bertukar pandang.

"Pergilah dengan cepat."

Sekilas terdengar seperti ucapan semoga perjalananmu menyenangkan, namun lebih seperti ucapan segeralah menyingkir. Meski begitu, Nikolai menatap Anna dengan tatapan yang lembut.

Setelahnya, pria itu dengan santai terjun dari lantai dua seperti parasut. Tapi saat Anna meliriknya dari atas, sosok itu sudah menghilang seakan memang tidak pernah ada. Ini aneh, apa yang pria itu lakukan pada tubuhnya?

...***...

Ternyata Nikolai pergi untuk mendatangi jamuan makan malam di kediaman tuan Vladimir, salah satu petinggi Rusia. Ini bukan jamuan makan malam biasa, melainkan sebuah pertemuan untuk pembahasan tentang hilangnya Artyom. Keluarga Baranov sendiri tidak di undang, karena mereka di anggap penyebab dari hilangnya semua berkas penting dari terjalinnya sebuah kerja sama.

Disini Nikolai bermaksud untuk mencari tahu, siapa saja orang-orang penting yang memiliki keinginan yang sama, yaitu untuk merobohkan kekuasaannya.

Nikolai datang ke jamuan makan malam tersebut sebagai Baek Changmin, pria asal Korea dengan kemampuan coding yang luar biasa. Dia memakai wajah palsu yang dibuat mirip sedemikian rupa. Kebetulan Baek Changmin adalah salah satu orang yang ikut dalam pembuatan Artyom.

Alasan Nikolai datang ke bandara ternyata karena berniat menghentikan Baek Changmin, bukan karena dia yang akan pergi ke Amerika lalu meluncurkan senjata yang ia sembunyikan sejak lama. Saat Baek Changmin dengan senang hati turun dari pesawat, Nikolai langsung menculik dan membungkam mulutnya. Ia juga merasa dikhianati karena melihat nama pria itu ada dalam berkas penting Artyom.

*

*

*

Setelah tiba di kediaman Vladimir, Nikolai yang berwajah mirip Baek Changmin langsung di persilahkan masuk dengan mudah. Apalagi Baek Changmin belum pernah menginjakan kaki di Rusia, jadi wajahnya tidak begitu dikenali. Saat ia masuk ke dalam Mansion, beberapa pria yang ia kenal sedang asik meminum alkohol di temani seorang wanita.

"Apa anda tuan Baek Changmin?" Tanya seorang pria bertubuh cukup berisi, dengan beberapa cincin emas yang memenuhi setiap jari di tangannya.

"Itu benar."

Setelahnya Nikolai di ajak masuk lebih dalam untuk bertemu langsung dengan Vladimir. Saat dia masuk ke ruang makan, disana terdapat Oldav, Dominic dan tokoh terpenting yaitu Vladimir. Beberapa pria lain yang juga sangat familiar ikut berkumpul di meja makan dengan kapasitas empat puluh orang.

"Tuan Baek Changmin?" Vladimir berdiri untuk menyambut tamu asal Korea itu.

"Selamat malam, sepertinya saya sedikit terlambat?" Nikolai sedikit membungkuk.

Vladimir menggeleng pelan, "Mari duduk."

"Baik."

Sepertinya tempat duduk Baek Changmin sudah di tentukan. Itu tepat di sebelah Vladimir. Tidak ada keraguan bahwa itu adalah tempat di mana peralatan makan diletakkan. Pelayan yang segera muncul juga meletakkan makanan pembuka milik Baek Changmin disana.

Nikolai mengalihkan pandangannya dari Vladimir ke Dominic. Dia tidak berpartisipasi dalam percakapan dan hanya mengisi piring dan makan sampai kenyang.

"Bagaimana program peretasan yang kau gunakan di Korea?" Tiba-tiba Vladimir mengajaknya bergabung dalam pembicaraan.

"Semuanya stabil." Dia tampak mahir menyembunyikan pikiran buruknya dengan sikap tenang. Untuk menyembunyikan kebohongan, memang begitu lebih baik menyimpan kata-kata dari pada menggunakan bahasa yang ambigu.

"Lalu tuan Baek, baru sampai mana kamu melakukan peretasan tentang Maksimillian?" Oldav.

Mendengar nama senjatanya bergabung dalam rapat Artyom, Nikolai langsung sadar. Mereka benar-benar berniat mengalahkannya. Dia tersenyum palsu, menunjukan giginya yang rata, dan dengan santainya kembali mengunyah makanannya.

"Sepertinya belum ada perkembangan?" Oldav melanjutkan.

"Aku akan lebih berusaha. Tapi ngomong-ngomong, apa yang harus aku lakukan setelah berhasil meretas Maksimiliian?"

"Kita akan membuat cetak birunya."