Melodi Asmara di kota Sakura
Rina Tamaki murid baru di sekolah SMU Negeri Sakura, menemui tunangannya Mitsuru Mugita, dengan membawa tugas dari keluarga, untuk menguak suatu misteri.
Namun, pertemuannya dengan tetangga depan rumah yaitu Taiga Yuki, di hari pertama, membuatnya terkesan.
Lalu, seperti apa kisah asmara yang di penuhi oleh gula? yuk ikuti kisahnya di kota Sakura yang penuh dengan misteri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitray Uni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istana Hijau
Rina dan Caesar kembali bergerak menyusuri hutan belantara, beberapa kali Rina memeriksa radar di telapak tangannya, untuk meyakinkan mereka tidak salah arah.
Menjelang malam mereka sampai di sebuah tembok raksasa.
"Aku hanya mendengar aliran air, suara air yang sangat banyak," bisik Rina pada Caesar yang tampak lelah.
Rina mengajak Caesar untuk duduk di sebuah pohon besar, yang dekat dengan tembok.
"Istirahat lah yang Mulia, nanti tengah malam baru kita masuk, biar lebih aman," kata Rina lagi.
Caesar bersandar pada pohon besar, mencoba untuk tidur, ia terlalu lelah, jiwa dan raga.
Rina menatap Caesar yang mulai mendengkur halus, hatinya teriris, dengan nasib yang membawanya menjadi pelarian.
Ia mengeluarkan ponsel pintarnya dan memeriksa berita apa yang saat ini sedang viral.
Palace, Istana Putih tidak menerima berita kematian Caesar, mereka meminta kedua jenazah untuk di semayamkan di Palace.
Namun, pihak Castle tidak mengizinkan. Satoru Nonomura bersikeras memakamkan kedua jenazah di pemakaman raja-raja Castle.
Pangeran rambut hijau yang ingin memberikan penghormatan terakhir pun, di larang masuk Castle.
Pengumuman
Dengan ini, kami Palace Grup menyatakan memisahkan diri dari Castle.
Hal-hal pemindahan kekuasaan akan di laksanakan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
TTD
Pangeran rambut hijau.
Yakuza Himawari
Kondisi ini tidak bagus untuk ketentraman dan keselamatan kota Sakura.
Yakuza Momo-gumi
Kami masih meninjau, kondisi selanjutnya.
Cat Butler
Selama kami tidak di sentuh, kami tidak akan bertindak apapun.
Castle, Perdana menteri Satoru Nonomura
Kami akan merangkul semuanya, untuk menciptakan perdamaian dan ketentraman di masa mendatang.
'Jadi saat ini tengah terjadi perpecahan antar Castle dan Palace. Pihak lain menjadi penonton, yang sewaktu-waktu akan menjadi provokator.' pikir Rina menutup ponsel pintarnya.
Rina mencoba memejamkan matanya sesaat, berharap rasa penatnya hilang.
Ingin istirahat, tetapi pikiran nya masih terus saja berputar.
'Hitohisa, apa benar kau mati om? Dan Arisa, dimana sekarang kau berada?' pikir Rina dengan matanya yang masih tertutup.
Pohon dengan akar besar, menjadi sandaran Rina saat ini. Dan pikirannya kembali melayang, pada foto Caesar dan Hitohisa yang terpampang di berita tadi siang. Foto Caesar jelas itu si paman servan yang ia pinjam pakaiannya. Wajah Hitohisa tidak begitu jelas, karena tubuhnya miring, jadi wajahnya tidak terlihat dengan jelas.
Srek...
"Bangun, siapa kalian?" suara berat membangunkan Rina yang hanya memejamkan mata sesaat.
Wajah Rina tertusuk benda dingin yang tumpul, ia membuka matanya, dan mendapati seekor beruang besar berwarna kuning.
"Maaf tuan, kami hanya pengembara, yang membawa paket bisnis usaha yang akan kami tawarkan ke pada pihak tuan," jawab Rina bangkit perlahan, menjauh kan bambu runcing dengan ujung besi berwarna kuning, tetapi nyata sekali itu bukan emas.
Beruang besar itu tampak berfikir, memperhatikan gadis di hadapannya dan seorang lelaki dewasa dengan pakaian pengawal yang sudah kusam dan compang-camping, yang saat ini masih tertidur kelelahan.
"Kalian ingin menawarkan paket bisnis?" tanya beruang itu memastikan.
"Iya benar tuan, bisnis usaha yang sangat menguntungkan," jawab Rina cepat.
"Baiklah, ikuti aku," ucap beruang besar itu beranjak meninggalkan tempat itu.
Rina tak berpikir panjang, tubuh Caesar ia bopong dan berlari mengikuti langkah beruang yang sangat besar.
'Kenapa dia ceroboh sekali, percaya begitu saja dengan kata-kata ku, bagaimana kalau kami ini orang jahat?, bisa mati kalian semua,' pikir Rina sepanjang perjalanan mengikuti tuan beruang besar yang terlihat tidak begitu cerdas.
Beruang kuning membawa mereka berjalan berputar, melewati wahana air yang sangat luas dan berisik. Namun, Rina berdecak kagum, itu wahana air yang indah. Bertemu dengan dinding yang tinggi, mereka terus berjalan mengitari dinding, hingga akhirnya mereka sampai di taman yang luas bersih dan tertata rapi.
Istana hijau, ornamen gold berpadu dengan hijau terang. Rina mengingat radarnya, wahana air dan istana hijau ini tidak ada di dalam radar. Yang ada hanya Amusement park. Berarti istana ini adalah lokasi yang tersembunyi atau di rahasiakan pemiliknya.
"Beruntung sekali aku malam ini," bisik Rina meneliti bangunan istana yang begitu megah, bahkan sangat indah di waktu malam hari.
Di halaman yang luas dengan lantai berkilap licin, tampak dua beruang warna sama dengan yang diikuti Rina, berdiri berjaga.
"Ada dua pengembara membawa paket bisnis usaha, datang menghadap, tuan Cat Butler," ucap beruang besar yang membawa mereka.
"Silahkan," ucap penjaga tanpa pemeriksaan apapun terhadap tamu mereka malam itu.
"Paman beruang, bisakah kami istirahat dulu, ayahku sudah terlalu lelah," ucap Rina menahan langkah kaki beruang yang membawanya masuk ke istana hijau yang mewah itu.
"Tidak bisa, tuan kami saat ini sedang berada di tempat, kau harus menemuinya sekarang, atau tidak sama sekali, oh ya, panggil saya dengan nama Teddy kuning," ucap beruang besar itu melanjutkan langkahnya yang besar.
Rina terpaksa mengikuti setengah berlari, dengan Caesar yang masih tertidur pulas di pundaknya.
'Ah, ini sangat melelahkan, bisa saja aku menggunakan Jetpack yang akan membawaku terbang, tanpa rasa lelah, tetapi itu akan membuat masalah baru,' pikir Rina lagi.
Terpaksa ia bersabar hati, mengikuti paman Teddy kuning yang melangkah santai seakan tiada lelah.
Menaiki tangga dan terus berjalan melewati jembatan yang juga indah, memanjakan mata. Akhirnya mereka sampai di sebuah ruang besar, yang kosong tanpa perabotan apapun.
"Masuklah," perintah paman Teddy kuning memberi ruang kepada Rina untuk melangkah maju melewati pintu geser yang terbuat dari kaca.
Rina masuk dan menurunkan tubuh Caesar. Beberapa saat Rina meregangkan otot yang terasa kaku, matanya meneliti ruangan besar dengan dinding kaca, apapun kegiatannya di dalam sini akan terlihat jelas dari luar sana, begitu juga sebaliknya.
"Selamat datang di istana hijau," suara lembut yang berat mengalihkan pandangan Rina.
Seekor kucing besar, tetapi, lebih pendek dari Teddy kuning tadi. Berjas butler warna pink lengkap dengan topi.
"Terimakasih tuan," ucap Rina membungkuk memberi hormat pada seseorang yang ia pastikan adalah kalangan elite.
"Saya Cat Butler, penguasa kawasan bisnis elite ini, kalian siapa," tanya kucing berjas pink itu dingin.
"Saya Nana Kiki, dan ini ayah saya Cesa Kiki," ucap Rina santun menunjuk Caesar yang tengah mendengkur di lantai dingin tanpa alas apapun.
"Baiklah, bisnis apa yang akan kalian tawarkan," tanya cat butler lagi.
"Paket usaha, sate kambing kaki lima untuk kaum menengah ke bawah, sate kambing bintang lima untuk kaum menengah ke atas, dan sop kambing Sultan untuk kaum elite," ucap Rina lancar.
"Hmm, itu nama baru, saya belum pernah mendengar," begini saja, kalian silahkan istirahat, kita bertemu besok pagi, dan bawakan contoh makanan yang kau sebutkan tadi," ucap cat butler dan melangkah pergi meninggalkan Rina yang tampak bingung.
Kebingungan Rina tidak bertahan lama, Teddy kuning datang menjemput, dan mengajaknya menuju kamar untuk para tamu seperti mereka.
Lalu .....?
Bersambung...
Minta votenya kawan, trims yaa🙏🙏🙏
semangat terus
ijin follow yaaa dan jangan lupa follback /Smile/