Bumi serasa akan runtuh menerpa Kirana ketika dia mengetahui fakta bahwa Bryan, suaminya, ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Maudy.
Tak tebersit sedikitpun dalam benak Kirana kalau sahabatnya itu akan menjadi duri dalam rumah tangganya.
Sepuluh tahun menikah dengan Bryan kini diambang kehancuran. Tidak sudi rasanya Kirana berbagi suami dengan wanita lain apalagi wanita itu adalah sahabatnya sendiri hingga dia memutuskan untuk bercerai.
Lantas, bagaimana Kirana menghadapi hidupnya setelah berpisah dengan Bryan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 - Setan Apa Yang Merasuki Hati Bryan
Sejak semalam Bryan tampak gelisah memikirkan permintaan cerai Kirana. Dia sama sekali tak bisa menghubungi Kirana dan tak tahu di mana istrinya itu menginap.
Bryan bahkan tak fokus dengan acara yang digelar kantornya siang ini. Sebenarnya ia ingin secepatnya meninggalkan Surabaya dan kembali ke Jakarta. Tapi, dia akan menjadi salah satu pembicara siang nanti dan tak bisa meninggalkan tugasnya itu.
Semalam Bryan juga langsung meninggalkan Maudy dan kembali ke hotel. Terpaksa dia harus meninggalkan wanita yang menjadi selingkuhannya itu karena ia tak ingin kehilangan Kirana dan anak-anaknya.
***
Malam harinya ...
Kirana membawa anak-anaknya ke rumah Andrew. Karena Andrew adalah kakak dari Bryan, dia harus menyampaikan soal rencana gugatan perceraiannya, kepada kakak iparnya itu.
"Mas Andrew sudah datang 'kan, Mbak?" tanya Kirana ketika Winda mempersilakan dirinya duduk di sofa tamu.
"Sudah, Na," jawab Winda, "Bi, panggilkan bapak dulu, terus ambilkan minum sekalian." Winda memberi perintah pada ART-nya.
"Baik, Bu." ART langsung mengiakan dan berjalan masuk ke ruangan keluarga di mana Andrew berada.
"Abang sama adek mau nginap di rumah bude, ya?" Sembari menunggu suaminya tiba, Winda bertanya pada kedua anak Kirana. Dia tak berpikir jika hal yang ingin dibicarakan Kirana dengan suaminya adalah hal serius.
Ryan menoleh pada Kirana karena mendapat pertanyaan dari Winda, seakan mencari jawaban.
"Abang besok sekolah, Bude." Kirana menjawab dengan tersenyum.
"Kalau gitu, adek saja yang nginap di Bude, ya?" Winda membujuk Reva.
"Adek 'kan ikut full day, Bude." Kembali Kirana menjawab.
"Oh iya, Adek udah sekolah sekarang ya?" Winda membelai kepala Reva. "Abang sama Adek harus sekolah yang pintar, biar jadi kebanggaan papa mama." Winda menasehati kedua keponakannya.
"Iya, Bude." Hanya Ryan yang menjawab, semantara Reva lebih fokus dengan boneka di tangannya.
Kirana menatap nanar kedua putra-putrinya. Mereka masih polos untuk mengetahui apa yang terjadi dalam rumah tangga orang tua mereka. Sungguh, Kirana mengutuk apa yang dilakukan Bryan terhadapnya. Perselingkuhan Bryan bukan hanya menyakiti hatinya, tapi juga anak-anak mereka. Kenapa Bryan tak berpikir sejauh itu? sesal Kirana.
"Eh, ada anak-anak Papa Bryan ..." Suara Andrew yang baru masuk ke ruang tamu membuat semua yang berada di ruangan tamu termasuk Kirana menoleh pada Andrew.
Ryan dan Reva langsung bangkit dan mencium tangan Andrew. Kirana pun ikut menyalami kakak iparnya itu.
Andrew mengangkat tubuh Reva lalu menaruh dalam pangkuannya. "Papanya lagi tugas di luar kota, ya?" tanya Andrew pada anak-anak.
"Ke Surabaya, Pakde," jawab Ryan.
"Adek nangis nggak ditinggal papa kerja?" tanya Andrew membelai kepala Reva dengan rasa sayang.
Reva merespon dengan menggelengkan kepalanya sambil bersandar di dada Andrew.
"Anak pintar, Papa lagi kerja, lagi cari uang buat adek sama Abang," sambung Andrew.
Kirana langsung memalingkan wajah dengan senyum miris mendengar kata-kata Andrew yang mengatakan Bryan sedang bekerja mencari nafkah untuk anak-anak. Karena ia tahu kenyataannya seperti apa.
"Mbak mu bilang kamu mau bicara sama Mas, ada apa, Na?" Setelah bercengkrama dengan kedua keponakannya, kini Andrew menanyakan maksud kedatangan Kirana malam ini. Karena tak biasanya Kirana datang bermaksud ingin bicara dengannya, seperti ada hal penting yang ingin dibicarakan adik iparnya itu.
"Abang sama adek ikut sama Bibi dulu, ya! Mama mau bicara sama Pakde." Kirana tak ingin mengatakan masalah yang ia hadapi di hadapan kedua anaknya. Sehingga menyuruh mereka ikut dengan ART yang datang menyediakan minuman.
"Hmmm, Abang sama adek ikut bude saja, yuk!" Mendengar kata-kata Kirana, Winda cepat tanggap. Dia langsung bangkit dan mengajak kedua anak Kirana pergi dari ruangan tamu. Dia merasa ada hal serius yang ingin dikatakan Kirana pada Andrew.
"Ada apa, Na?" tanya Andrew kembali seraya mengambil gelas berisi kopi yang disajikan ART.
"Saya mau mengajukan gugatan cerai, Mas." Tak banyak panjang lebar, Kirana langsung mengatakan niatnya ingin berpisah dengan Bryan.
"Uhuuk uhuukk ...."
Andrew yang sedang menyesap kopi seketika tersedak dan terbatuk mendengar adik iparnya itu akan mengajukan gugatan cerai. Sementara bola matanya membulat karena terkejut.
"Ada apa ini, Na?" Andrew sampai menaruh kembali gelas kopi yang dipegangnya tadi. Hal yang ia dengar dari mulut Kirana adalah hal yang tak pernah terpikirkan olehnya.
"Mas Bryan selingkuh, Mas. Dengan sahabat saya sendiri yang tinggal di Surabaya. Mereka bahkan telah menikah siri." Kirana melaporkan kelakukan adik Andrew kepada kakak iparnya itu.
"Astaghfirullahal adzim!" Andrew semakin kaget dan tak percaya pada pendengarannya. Selama ini ia melihat rumah tangga adiknya baik-baik saja dan terlihat selalu harmonis. Selama berumah tangga, dia tak pernah mendengar ada pertengkaran di antara mereka berdua. Bagaimana mungkin Bryan bisa selingkuh? Itu yang membuat Andrew tak habis pikir.
"Apa kamu yakin, Na? Kamu tahu dari mana berita itu?" Bukan bermaksud membela adiknya. Tapi, Andrew berusaha bersikap bijaksana. Dia tak ingin Kirana tergesa-gesa mengambil keputusan sebelum mendapatkan bukti yang akurat. Karena ada anak di antara Kirana dan Bryan.
"Saya sudah mengumpulkan bukti-buktinya, Mas. Bahkan semalam saya sudah memergoki sendiri Mas Bryan dengan sahabat saya di apartemen sahabat saya itu di Surabaya." Kirana akhirnya menceritakan dari awal kecurigaannya pada Bryan, mulai dari gigitan cinta, bisnis fiktif dengan Andrew, perhiasan yang dibeli Bryan hingga kepergiannya ke Surabaya untuk menemukan bukti paling kuat.
"Astaghfirullahal adzim!" Andrew mengusap kasar wajahnya. Dia benar-benar tak menyangka sang adik bisa melakukan hal seperti itu. Bahkan sampai membawa-bawa namanya segala. "Setan apa yang merasuki hati Bryan sampai berbuat kebod0han seperti itu?!" geram Andrew yang kecewa dengan sikap dan perbuatan Bryan yang ia anggap mengecewakan dan mencoreng nama baik keluarganya.
"Saya juga nggak menyangka Mas Bryan tega mengkhianati saya, Mas," ucap Kirana lirih.
Andrew menatap Kirana dengan rasa penyesalan. Sebagai kakak kandung Bryan, dia malu beradapan dengan Kirana saat ini.
"Mas mengerti kekecewaan kamu, Na. Tapi, sebaiknya kamu pikirkan lagi, kalau sampai berpisah, bagaimana dengan anak-anak? Mereka masih kecil. Nanti Mas akan bicara pada suamimu yang nggak tahu diri itu untuk meninggalkan selingkuhannya itu." Andrew berusaha membujuk Kirana supaya tidak gegabah mengambil keputusan. Bahkan dia akan mendesak Bryan agar menjauhi dan meninggalkan Maudy.
Kirana menggelengkan kepala. Keputusannya sudah bulat. Tidak ada kata maaf bagi pengkhianat seperti suaminya.
"Mas Bryan sudah sangat menyakiti hati saya, Mas." Dengan merasakan sesak di dada, Kirana menegaskan dirinya tak akan memaafkan Bryan. "Mas Bryan tahu kalau dia sahabat saya, tapi dia tetap melakukannya sampai menikah siri. Saya nggak bisa menerima pengkhianatan ini, Mas!" pungkas Kirana.
Andrew menghempas nafas panjang. Sungguh, rasa kesal dan marah sepertinya akan dia tumpahkan jika bertemu dengan Bryan nanti. Seandainya saja Bryan ada di hadapannya saat ini, mungkin dia sudah menghujani tinju di wajah adiknya itu.
*
*
*
Bersambung ...
kayanya biarpun Bryan mengemis2 minta balikan
Kirana bakalan ogah2han
selingkuh itu penyakit yah
tat udah di maafkan di kasih kesempatan ke 2 malah di belakang selingkuh lagi,,
ogah lah balikan lagi sama laki² kayak Bryan.jangan jadikan anak² sebagai alasan .mereka akan baik² saja .
ayo na pergi bawa anak2 ke tempat yg gk bryan tau,,,,
Semua sudah jelas Bryan.
Jangan persulit kalau Kirana minta cerai
Ade ga punya otak
udah di kasih istri cantik dan baik masih aja kurang,,
ga tau aja kalo di luaran sana calon janda satu ini udah di gadang2 sama pakdud