NovelToon NovelToon
GADIS YANG DIJUAL PADA BOS MAFIA

GADIS YANG DIJUAL PADA BOS MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Storyku_

warning!!
terdapat umpatan dan **** ***** bijaklah dalam berkomentar
karya ini merupakan karya asli author!
jika ada kesamaan tempat, nama dan waktu itu bukan kesengajaan!!
Aurora steffani Leandra, seorang gadis yang terpaksa menerima takdir jika dirinya telah dijual oleh sang ibu tiri demi uang, dirinya dilelang pada sebuah perkumpulan mafia dan bos besar. hingga akhirnya seorang mafia kejam bernama Liam Emiliki Kyler membelinya. bagaimana nasib Aurora??
silahkan membaca kelanjutanya berikut..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Storyku_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 20

Aurora terdiam, setiap kali ia mengingat penyiksaan didalam ruangan itu kembali nafasnya terpacu cepat. Liam yang melihat itu sontak mendekat, memangkas jarak diantara mereka. Menarik wanitanya masuk kedalam pelukannya.

****************

"apa kau sangat takut saat itu???" anggukan dari wanitanya terasa pelan "tak ada yang bisa melakukan itu lagi padamu, ingat disini kau lah ratunya"

Liam melepaskan pelukan nya, membingkai wajah cantik yang masih tersisa bekas luka sayatan pisau. Matanya menatap dalam manik coklat yang indah "aku memang membelimu dari pelelangan itu, tapi kita pernah bertemu sebelum itu, apa kau bisa mengingatnya??" aurora menggeleng "aku laki laki yang ada didalam mobil yang kau berhentikan malam itu.

Aurora tersentak mendengar penuturan liam alisnya bertautan "kenapa kau tak menolongku saat itu kau benar benar jahat" merasa kesal, aurora berniat menjauh dengan cepat liam menarik tangan nya. "andai malam itu aku menolong mu, maka akhirnya kau juga akan berada dimansion ini, karna aku tak akan melepaskan mu"

 keduanya saling menatap dengan pemikiran masing masing. Liam kembali memangkas jarak diantara mereka.

CUPP

sebuah kecupan lembut mendarat pada kening aurora. Ia menutup matanya merasakan kecupan yang begitu dalam. Kecupan yang sama seperti yang dulu ia rasakan dan dapatkan dari sang ayah.

Seketika air mata aurora menetes membasahi telapak tangan liam, membuat laki laki itu melepaskan kecupan nya dan menatap manik indah yang kini sudah memerah.

"kau menangis?? Kenapa? Aku menyakitimu lagi??" aurora menggeleng "lalu kenapa?"

"aku hanya rindu ayahku, kau mencium ku seperti dulu ayah selalu memberiku kecupan selamat malam"

Liam menarik tubuh aurora kedalam pelukannya "kalau begitu aku akan memberikan kecupan yang sama sebelum kau tidur, tapi jangan menganggap ku layaknya ayahmu karna aku masih muda"

Aurora mendongak menatap liam yang tertawa "apa nanti setelah enam bulan aku masih ingin pergi kau benar akan melepaskan ku ?"

"ya... Seorang mafia tak melanggar janjinya aku akan melepaskan mu"

Tiba tiba pintu kamar itu kembali terbuka hanya saja tak ada ketukan sebagai pertanda. Terlihat bianca kini berdiri menatap liam yang kini telah memeluk aurora. hatinya benar benar terbakar cemburu namun sebisa mungkin ia akan bersikap tenang.

"Berani sekali kau masuk tanpa mengetuk pintu apa kau ingi mati hah??" teriak liam yang kini melepaskan pelukan nya dan melangkah hendak memberi tamparan pada bianca. Namun dengan cepat aurora beranjak dan berjalan kearah liam memegang tangan yang kini sudah terangkat dengan bianca yang hanya diam menatap dengan perasaan emosi.

"jangan aku mohon, mungkin dia tak sengaja jangan selalu bermain dengan kekerasan untuk masalah kecil... Tamparan itu sakit" ucap aurora dengan wajah mendongak menatap liam yang emosi.

Laki laki tampan itu menatap balik aurora tangannya kini turun kembali dan mengulur menyentuh wajah wanitanya, mengecup lembut pipinya.

Bianca memalingkan wajah nya tak mau melihat hal yang membuatnya muak.

"istirahatlah laila akan menemani mu" aurora mengangguk pelan.

Liam yang masih bertelanjang dada itu keluar kamar diikuti bianca. Meninggalkan aurora yang masih berdiri terpaku didalam kamarnya.

Sementara itu diluar

"ini kali pertama dan terakhir kau masuk kedalam kamarku tanpa menggetuk!! Kau mengerti bianca!" teriak liam.

"baik, tapi kau calon suamiku, bukankah aku memiliki hak?"

liam menghentikan langkahnya, menatap pada bianca. Dengan cepat mencengkram wajah gadis itu. Membuat bianca merasakan sakit pada rahangnya.

"kau tak memiliki hak apa pun disini, ingat aku belum menyetujui permintaan laki laki tua itu, bianca jangan buat aku membunuhmu. Lakukan saja tugasmu dengan profesional" ucap liam pelan penuh penekanan.

Ia melepaskan cengkraman nya dengan kuat, membuat bianca tertoleh. Lalu masuk kedalam ruang kerjanya meninggalkan bianca yang kini meneteskan air matanya.

"Brengsek.... Ini kali pertama kau menyakitiku liam, semua karna gadis sialan itu... Aku tak akan membiarkannya bahagia"

Menghela napas sesaat, bianca menyeka air matanya dan masuk kedalam ruangan kerja liam. Terlihat sudah ada dori didalam sana.

ketiga membahas masalah yang berada di Colombia. Hingga pintu besar itu terbuk, menghadirkan brixton dan beberapa pengawal pribadinya. Liam menatap dengan kesal.

"untuk apa kau datang kesini" ucap liam kesal.

"come on, this is my business to. Aku juga berperan dalam hal ini aku mengenal alfonso bagaimana bergerak, kau tak bisa hanya mengurus beberapa tangan kananmu. Kau harus terjun langsung liam, seperti yang aku lakukan dulu pada ayahnya"

"aku memang akan pergi tapi hanya beberapa saat saja"

"kenapa?? Apa kau tak bisa meninggalkan jalang itu dalam waktu yang lama??" brixton menatap liam dari balik kaca mata hitamnya.

Liam yanh mendengar brixton kembali menghina wanitanya sontak emosi ia mengambil senjata apinya..

"BERHENTI MENGHINA WANITAKU!!"

Dori melangkah dengan cepat menenangkan majikannya. Tangannya mengulur dan menurunkan dengan pelan senjata yang ada ditangan liam.

"tuan jangan emosi bersikaplah dengan tenang. Kita tengah mengambil solusi terbaik dalam masalah ini"

"Hahahah.... Kau ingin membunuhku hanya karna gadis yang kau beli dari pelelangan itu ??? DASAR BODOH!! Jika kau membunuhku maka akan ku pastikan kau juga ikut mati liam dan katakan selamat tinggal pada bisnismu" ancam brixton.

"sudah cukup kita sedang ada masalah, kenapa kalian selalu bertengkar" teriak bianca.

Keduanya kembali duduk masing masing merendam emosinya dan kembali membahas tentang rencana yang akan mereka ambil perihal alfonso yang kini ada dalam satu negara dengan mereka.

"alfonso ada disini,"

"aku akan menghancurkan markas yang ada di colombia, dengan begitu dia akan kembali kesana. Karena jika aku melakukan nya disini, maka tidak menutup kemungkinan dia akan melancarkan aksi sama disini. Dan aku tak ingin terjadi apa apa dengan mansion ku"

"sial kau liam, bahkan kau masih memikirkan gadis itu ditengah rencana yang kita susun. Apa kau tak bisa bersikap profesional" sindir bianca.

"aku sudah bersikap profesional bianca, urusan pribadiku tak akan aku tarik kedalam dunia kelam ini"

"oke, kau pergi kesana liam dan jangan kembali sebelum semuanya beres dan kau bianca tetap disini. Dimansion ini, kau ambil alih bisnis liam yang ada. Jangan sampai pihat kepolisian ikut campur"

"tidak, bianca tidak boleh tinggal disini" tolak liam

"ayolah liam apa kau fikir aku akan menyakiti wanita itu, dia bukan levelku dia terlalu lemah" jawab bianca sombong sambil bersedekap dada.

"baiklah, kau boleh tinggal disini selama aku tak ada" liam berdiri dan mendekat pada bianca "ingat wanita yang kau anggap lemah itu bahkan mampu menjinakkan singa" ucap liam berbisik lalu melangkah keluar dari ruangan diikuti dori.

Bianca mengepalkan tangan nya hatinya benar benar sakit. Semua rencana nya hampir berhasil namun harus hancur gara gara kehadiran aurora.

Brixton tertawa nyaring melihat bianca terbakar api cemburu.

"hahahah... Apa kau cemburu dengan gadis muda itu bianca??

Bianca berdecih "aku tak cemburu sama sekali, aku bisa menghancurkannya dengan mudah"

"Brixton mendekat pada Bianca jika kau yakin bisa menghancurkannya maka lakukanlah hahaha...."

Brixton melangkah keluar dan diikuti oleh beberapa pengawalnya meninggalkan Bianca sendirian dengan segala kesalahannya

"Aku akan membuatmu pergi dari sini, Semut Kecil tak akan bisa menggigitku SIALLLL"

Waktu beranjak malam, Aurora berdiri di balkon kamar gaun tidur panjang itu, bergerak mengikuti hembusan angin dingin malam itu, musim dingin yang mulai datang kini membuat udara semakin menusuk.

Tapi entah mengapa Aurora ingin menikmati Angin Malam, Lili berdiri di belakang dengan sebuah mantel, namun pakai mantel itu Aurora tak mau

Pintu kamar terbuka, Layla yang berdiri di posisi belakang menoleh dan ternyata Liam masuk, dan ia memberikan isyarat pada Layla untuk diam dan keluar dari sana, ia mengambil mantel yang Layla pegang lalu melangkah dekat pada Aurora yang masih tenggelam Dalam dunianya sendiri.

Dengan lembut ia meletakkan mantel pada punggung Aurora "Aku tak mau memakai mantel, Laila Tolong Jangan Paksa Aku" ucap Aurora yang belum sadar jika itu adalah liam yang masuk untuk berpamitan

Mantel itu terjatuh liam meraihnya dan kembali memasang nya lagi pada Aurora

"Laila aku..." kata-kata Aurora terhenti saat ia berbalik dan menatap jika bukan layla yang melakukannya Iya kembali membalikkan badannya, hadap ke depan menghadap pada langit yang kelam tanpa adanya bintang-bintang

ia memeluk Aurora dari belakang, meletakkan wajahnya pada leher wanitanya, saat ini adalah kali pertamanya ia merasa berat dan tak ingin pergi turun sebagai seorang mafia. Aurora membuatnya ingin selalu berada di Mansion ini yang dulunya terasa sepi.

"Aku akan pergi sebentar, tapi aku tak tahu Kapan aku akan pulang, aku akan mengusahakan secepatnya, Apa kau akan menungguku pulang?"

"Tentu saja, bukankah kita terikat perjanjian, aku juga bukan orang yang mengingkari janji"

"Apa kau sangat membenciku"

"Aku tak membenci siapapun, Aku membenci diriku sendiri, Aku membenci keadaan yang selalu menyudutkan ku, Aku benci hidupku" suara Aurora terdengar bergetar Aurora menangis saat ini entah apa yang dipikirkan wanitanya yang jelas itu pasti memori menyedihkan nya.

"Kau membenci dirimu, tapi aku sangat menyukai hidupmu dirimu, aku akan membuatmu tak ingin pergi dari sini, kau akan menjadi pemilik Mansion ini, pemilik diriku"

Tak Ada Jawaban Aurora terdiam ia tak tahu apa maksud dari semua ucapan Liam. cinta?? Aurora tak percaya jika cinta datang secepat itu, muncul dari sebuah kejadian pahit. Aurora merasakan Hatinya sudah mati untuk sebuah cinta itu terasa sudah asing.

dua orang laki-laki sudah pergi dari kehidupannya, dua orang laki-laki yang sangat ia sayangi dan ia belum siap untuk menerima sosok baru.

"Apa kau mau ikut aku"

"Tidak"

"Ya mana mungkin aku mengajakmu, karena aku pergi untuk urusan yang sangat mengerikan. Tetaplah menjadi wanita manis selama aku tak ada, lakukan apa saja yang ingin kau lakukan, aku sudah menyuruh dua Bodyguard khusus untuk menjagamu."

"Terima kasih"

"tak usah Berterima kasih, sudah Seharusnya aku melakukan itu untuk wanitaku" ia membalikkan tubuh Aurora untuk menghadapnya menatap manis indah yang sudah memerah.

"Aku pergi ya" Aurora mengangguk kembali ia memberikan kecupan pada kening Aurora membuat Gadis itu memejamkan matanya

Aurora merasakan perasaan yang aneh di hatinya, ini kali kedua ia mengecup keningnya begitu hangat tak ada nafsu di sana tapi terasa akan kasih sayang yang besar. Iya tak menyangka jika laki-laki yang awalnya menyiksanya begitu parah ini malah memperlakukannya dengan lembut.

ia menggendong Aurora masuk di luar "berbaring saja di dalam" Aurora hanya diam tak berkata hingga ia membaringkan di atas tempat tidur.

1
partini
menarik
partini
awal yg menarik
Storyku_
rekomdasi untuk para pembaca
Max Goof
Wah, ceritanya keren banget. Lanjutin dong thor 🤩
Storyku_: jangan lupa follow ya
total 1 replies
Elain
Jangan biarkan kami terlalu lama menunggu next chapter 🥺
Storyku_: jangan lupa follow ka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!