Cinta Yang Tersembunyi

“Maksud kakak apa?” tanya Indra kaget dengan ucapan Deni

“Tidak ada! Silahkan duduk dulu saya akan panggil Kevin sebentar!” ucap Deni yang langsung meninggalkan Indra di sofa ruang keluarga disana untuk menemui Kevin, namun saat melihat Dea yang sampai di ruang tamu dia mengintip sebentar interaksi antara Indra dan Dea

“Kamu udah datang?” tanya Dea basa-basi pada Indra

“Iya! Mau kemana De?” tanya balik Indra melihat Dea berpakaian rapi sambil membawa tas kecil di pundaknya

“Mau keluar sebentar! Apa Kevin udah di panggil?”

“Udah sama kakak kamu!” jawab Indra dengan menatap Dea lekat-lekat, sedangkan Dea hanya berusaha bersikap biasa saja padahal di dalam sana jantungnya berdetak kencang, dia berusaha menghormati Indra sebagai tamunya, makanya dia menyapa Indra, jika tidak sudah di pastikan Dea akan pergi begitu saja tanpa memperdulikan sosok itu

“Ya udah aku pergi dulu ya!" pamit Dea, ingin segera pergi dari hadapan Indra

“Ya De! Hati-hati!" ucap Indra tersenyum

Di balik tembok nampaknya Deni tersenyum-senyum sendiri, melihat interaksi keduanya yang nampak kaku, apalagi dia melihat gelagat Dea yang malu-malu, tentu saja itu membuat Deni bisa menebak Dea memang benar-benar masih memiliki perasaan pada Indra

"Kenapa gue ngerasa dia berbeda ya? mau kemana sebenarnya dia?’ tanya Indra dalam hati ketika melihat Dea pergi menjauhinya

...****************...

“Kak ayo langsung latihannya!” ucap Kevin mengagetkan Indra yang masih menerka-nerka kepergian Dea

“Iya! Kamu tahu Dea mau pergi kemana Vin?” tanya Indra pada Kevin dengan hati-hati takutnya Kevin curiga padanya

“Katanya sih mau ketemu kak Nathan kak!” jawab Kevin mengikuti langkah Indra menuju tempat latihan mereka

“Nathan siapa dia?” tanya Indra penasaran dengan sosok Nathan yang dimaksud Kevin

“Calon suami kak Dea!” jawab Kevin santai

“Apa!” pekik Indra tanpa sadar, sampai Kevin yang mendengar pekikan Indra juga dibuat kaget olehnya

“Emangnya kenapa kak?” tanya Kevin heran atas reaksi yang diberikan Indra yang menurutnya berlebihan

“Ahh nggak papa Vin!” gugup Indra yang sebenarnya merasa sakit hati ternyata sosok pujaan hatinya sudah memiliki calon suami, memang Wisnu sudah menceritakan tentang ini kemarin-kemarin tapi Indra tidak menyangka kalau Dea sampai berani ketemu dengan calon suaminya, bukankah itu berarti hubungan mereka sudah serius?

...****************...

“Haii sudah lama menunggu?” tanya Nathan dengan senyum manisnya menatap Dea penuh binar kebahagiaan

“Baru sampai ko! Hm duduk dulu!” ucap Dea berbohong, padahal dia sudah menunggu sekitar 20 menitan, karena dia menghargai Nathan yang mau jauh-jauh menemuinya makanya dia mengatakan baru sampai, padahal kalau Ari yang membuat Dea menunggu 5 menit saja, Dea akan marah-marah pada sahabatnya itu

“Kamu cantik banget De!” puji Nathan menatap Dea penuh kekaguman, sejujurnya sudah lama Nathan menginginkan Dea menjadi miliknya, namun baru kali ini mendapat balasan dari perempuan itu yang tentunya membuat dia senang bukan main, hingga rela jauh-jauh hanya untuk menemui Dea seorang

“Terimakasih! Ada hal penting yang aku harus bicarakan denganmu!” ucap Dea to the poin seperti biasanya

“Aku sudah siap untuk menikah De, ayo menikah! Aku pasti akan buat kamu bahagia!” ucap Nathan dengan percaya diri, sedangkan Dea hanya bisa tersenyum atas perkataan Nathan yang menurutnya berlebihan, padahal dia belum mengatakan apa yang ingin dibahas laki-laki itu malah sudah menyimpulkan sendiri

“Ada hal penting yang ingin aku bicarakan, aku rasa sebelum kamu yakin menikah denganku kamu harus tahu ini!” ucap Dea menghela nafas berat, sungguh dia tidak ingin membuka masalah ini pada siapapun, namun kali ini, Nathan adalah calon suaminya dia hanya ingin Nathan tahu sebelum yakin untuk menikahinya

“Apa itu?” tanya Nathan penasaran, karena Dea yang mengatakan pernyataan yang akan dia katakan bisa membuat Nathan ragu untuk menikah dengan gadis yang sudah lama dia incar itu

“Sebenarnya aku sedang berusaha melupakan seseorang yang aku cintai, aku harap kamu jangan kecewa karena ternyata kamu belum bisa merebut hati aku darinya!” ucap Dea menunduk

“Jadi kamu mencintai orang lain? Tapi tidak masalah aku yakin bisa menggantikan dia saat kita nikah nanti, lagipula kamu bilang berusaha melupakan bukan?” ucap Nathan santai, selama ini dia sudah biasa meluluhkan hati perempuan jadi menurutnya hal kecil untuk meluluhkan Dea yang notabene gadis yang selalu ia jadikan perbandingan dengan gadis lain

“Ya! kalau kamu mau mundur, aku harap kamu mundur sekarang Nat! Aku nggak mau nanti kedua belah pihak keluarga akan menanggung akibatnya!” ucap Dea menatap Nathan dengan

“Tenang saja kau mengerti maksudmu, aku akan berjuang mendapatkan kamu semampu yang aku bisa De!” ucap Nathan tersenyum lembut pada Dea

"Terimakasih" ucap Dea seadanya

‘”Apa ada lagi yang ingin kamu sampaikan?” tanya Nathan pada Dea

“Untuk sekarang tidak! Kamus sendiri?” ucap Dea karena memang dia tidak memiliki hal lain yang ingin dibicarakan selain hal itu saja, awalnya dia takut Nathan akan marah padanya namun siapa sangka ternyata Nathan setenang itu saat dia menyampaikan apa yang dia rasakan

“Kita berbicara sambil jalan-jalan!” ucap Nathan mengajak Dea jalan-jalan, yang tentunya di setujui oleh Dea

“Jangan sentuh tanganku!” ucap Dea ketika Nathan ingin mengandeng tangannya

“Aku calon suamimu De!” ucap Nathan heran kenapa respon Dea demikian padahal dia hanya ingin menggandeng tangan Dea selayaknya pasangan pada umumnya

“Aku hanya tidak biasa bersentuhan dengan orang asing!” ucap Dea sungkan pada Nathan, takut membuat pria itu tersinggung

...****************...

Nathan akhirnya mengajak Dea jalan-jalan sambil sesekali bercanda, namun karena Dea memang bukan tipe orang yang suka bercanda, canda Nathan pun terdengar hambar untuk Dea, namun Dea berusaha ikut menikmati suasana dengan tertawa ataupun tersenyum untuk menghargai candaan Nathan, yang sama sekali tidak lucu menurutnya

Jam sudah menunjukan jam 6 sore, Dea meminta Nathan mengantarkan dirinya pulang, namun Nathan kekeh mengajak Dea menonton senja di pantai dekat rumah Dea, alhasil Dea hanya bisa menuruti permintaan Nathan meskipun dia kesal

“Kamu tahu nggak? Pas ibu aku bilang kamu setuju menerima perjodohan itu aku seneng banget! Aku merasa menjadi pria yang paling beruntung bisa dapetin kamu!” ucap Nathan tersenyum lebar, namun hanya di balas senyum kecil oleh Dea

“Kamu serupa dengan senja! Indah namun susah sekali untuk di lihat! Kamu selalu menghindar setiap ada pertemuan keluarga! Apa boleh aku tahu alasannya?”

“Hm hanya merasa tidak nyaman saja dalam keramaian!” ucap Dea karena memang benar hanya itu alasan dia hampir tidak pernah menjumpai acara keluarga terkecuali di adakan di rumahnya, itupun dia hadir hanya sekejap langsung melarikan diri

“Serius hanya itu saja? Kamu beneran nggak mau terbuka sama aku Dea?" tanya Nathan terkesan memaksa Dea untuk mengungkapkan alasan Dea tidak pernah ikut acara keluarga

“Kamu hanya calon suami aku, jaga batasanmu! Sejak tadi aku sudah menahan diri untuk menghormatimu! Sepertinya pertemuan ini cukup sampai disini! Aku pulang duluan! Kamu nikmati saja senja yang ada di sini!!” ucap Dea tegas

“Dea!! Dea!!”