Dipaksa Menjadi Istri Ke 2

Setelah mengetahui jika ada wanita yang mengkhawatirkan suaminya, Naura kesal sendiri. Tidak Naura sadari, ide gila yang dia buat ternyata menyakiti hatinya sendiri.

Jika bisa merubah, Naura akan kembali seperti dulu saat Bayu merayunya agar melayani di tempat tidur. Naura tentu akan terus melayani, maka cinta Bayu masih utuh untuknya dan tak akan terbagi seperti sekarang. Tetapi tidak Naura sadari justru memberikan suaminya dengan suka rela kepada Bening. Kini api yang Naura kobarkan telah membakar dirinya sendiri hingga hangus tak berbentuk.

"Tidak! Tidak mungkin jika Bayu mencintai gadis buruk rupa itu!" Batin Naura menepis anggapannya sendiri.

"Semua sudah terjadi, aku akan hadapi! Bayu adalah milikku, dan terus akan menjadi milikku!" Monolog Naura dalam hati.

"Naura... pesanan sudah datang, sarapan dulu yuk," Panggil Bayu dari pintu.

"Iya..." Dengan tidak semangat, Naura membututi suaminya ke ruang tamu.

"Kamu kenapa?" Tanya Bayu, melirik Naura ketika mereka sudah di meja makan. Naura tiba-tiba berubah tidak seperti tadi ketika di dalam kamar.

"Tidak apa-apa kok, ayo makan," Kilah Naura.

Bayu tidak lagi bicara fokus dengan makanan di hadapannya, tentu tidak begitu lahap tetapi hanya karena mengganjal perutnya yang sangat lapar. Makanan yang dia santap tidak seenak masakan istri keduanya, karena lidahnya sudah dimanjakan dengan masakan Bening.

"Bening..." Batin Bayu, seketika senyum terukir di bibirnya. Bayu tidak tahu jika istri pertamanya itu tengah mengerutkan kening, lantaran memergoki suaminya senyum-senyum sendiri.

"Mas Bayu kenapa?" Tanya Naura pada akhirnya.

"Uhuk-uhuk" Bayu tersedak mendadak dia amnesia jika ada istri pertamanya di sebelah. Segera ia ambil gelas di depanya meneguk air putih hingga habis setengahnya.

"Pelan-pelan dong Mas," Naura menyeringai, sudah tidak salah lagi jika ada yang membuat suaminya itu bahagia selain dirinya.

"Kamu sendiri kenapa tidak makan?" Bayu menatap piring Naura tidak disentuh sama sekali.

"Aku belum lapar," Sahut Naura lalu beranjak meninggalkan makanan tersebut. Ia pindah tempat duduk di sofa, lalu menyalakan televisi. Melihat hal itu Bayu membersihkan mulutnya dengan tisue kemudian menyusul Naura.

"Sarapan dulu Ra, kamu kan lagi sakit," Kata Bayu perhatian, memberikan kotak makanan yang ia bawa pada Naura.

"Suapin" Rengek Naura manja.

Tidak banyak bicara Bayu menyuapi istrinya itu, hingga makanan pun habis.

"Kamu minum obat supaya lekas sembuh" Bayu mengingatkan sambil berlalu membuang sampah bekas makan yang tidak jauh dari tempat itu.

"Tolong sekalian ambilkan obatnya di laci itu Mas," Naura menunjuk laci meja yang untuk menyimpan peralatan syuting.

"Ya" Bayu membuka laci tersebut ambil obat menelitinya ternyata hanya vitamin dan obat flu saja, lalu kembali sekaligus membawa minum.

Naura tersenyum menatap Bayu yang tengah membuka obat di depanya. Ada rasa bahagia di hati Naura, ingin Bayu terus begini memanjakan dirinya seperti yang dulu.

"Ini diminum, terus kamu istirahat Ra, setelah tiga hari kamu sudah sehat benar, kita kembali ke Indonesia,"

"Kok tiga hari? Nggak mau!" Bantah Naura mengatakan bahwa ia hanya minta izin istirahat sepekan, selebihnya Syuting kembali.

"Aku tidak bisa lama-lama disini Ra, pekerjaan aku di Jakarta banyak," Tolak Bayu halus, membujuk Naura agar mau pulang ke Indonesia.

"Pekerjaan kamu banyak! Apa karena ada wanita lain Mas?!" Suara Naura meninggi, gondok yang dia tahan akhirnya keluar juga.

"Lah, kok kamu lucu sih Ra? Ya jelas ada wanita lain. Kamu kan tahu selain kamu ada Bening di Indonesia yang menunggu aku," Jujur Bayu, membuat hati Naura memanas. Bukan jawaban itu yang Naura mau. Boleh Bayu mencicipi tubuh Bening tetapi hati Bayu tetap untuknya.

"Kalian istri-istriku, sebisa mungkin aku akan berlaku adil terhadap kalian." Bayu harus belajar hidup poligami, walaupun itu sulit. Dia akan belajar dari Bening tentunya. Karena Bening sendiri guru yang sudah memberi Bayu banyak pelajaran hidup, padahal belum ada satu bulan bersamanya.

Bening dengan Naura memang bagai langit dan bumi. Jika Naura diberikan kecantikan yang tidak Bening milikki, tetapi Bening mempunyai hati seluas samudera. Tidak Bayu sadari lagi-lagi tersenyum, dan tertangkap oleh mata Naura.

"Jadi... kamu mencintai Bening Mas?!"

"Loh, kenapa kamu jadi marah Ra?" Potong Bayu.

"Apa kamu lupa ketika memaksa aku agar menikahi Bening? Atau kamu pura-pura lupa. Bahkan kamu tidak menjaga perasaan aku sedikitpun, menjodohkanku dengan wanita lain," Bayu mengeluarkan uneg-uneg, karena Bayu berpikir, Naura menjodohkan dirinya karena sudah tidak ada cinta lagi di hati Naura. Karena Naura hanya mencintai pekerjaan.

"Terus... setelah aku nyaman dengan Bening, kamu seolah menyalahkan aku." Bayu sebenarnya memuji Bening tetapi tentu tidak mau membandingkan dengan Naura. Biar bagaimana Bayu masih menjaga perasaan Naura.

"Hihihi... selera kamu rendah sekali Mas?!" Naura sangat kecewa.

"Tunggu-tunggu! Sebenarnya apa tujuan kamu menikahkan aku dengan Bening Ra? Ternyata kamu tidak ikhlas. Jawab Ra?! Apa tujuan kamu?!" Wajah Bayu merah padam.

...~Bersambung~...