Muhammad Rizky Diandra seorang remaja pria yang penuh dengan sisi negatif yang tidak pernah menghabiskan waktunya untuk hal yang menguntungkan, menjadikan waktu hanya untuk main-main saja.
Berbanding terbalik dengan Syaqila Sakhi Dianti, gadis polos yang tertutup dengan dunia luar yang selalu menghindar ketika bertemu dengan sosok seseorang yang dianggap tidak baik di sekitarnya.
Dan sekarang gadis polos itu di pertemukan dengan pria yang penuh dengan sisi negatif, yang menjadikannya harus terus berinteraks setiap harinya, dari mulai saling cuek sampai akhirnya satu sama lain memiliki perasaan aneh yang merasuki hati mereka masing-masing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon It's me kiki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pak Rully
Weekend hari minggu Qila habiskan dengan berkumpul dengan ayahnya. Ya memang setiap hari juga ia selalu berkumpul dengan keluarganya. Tapi entah kenapa hari Minggu menjadi hari yang panjang untuk ia bisa bercengkrama bersama kedua orang tuanya. la bisa bermanja lebih lama dengan keluarga terutama ayahnya. Ya walaupun Qila sudah kelas Tiga SMA ayahnya tetap menganggap putrinya itu seperti anak kecil. Di tambah Qila memang anak satu satunya oleh karena itu mereka selalu mengganggap Qila adalah anak kecil mereka, tapi saat sedang asik mengobrol dengan kedua orangtuanya terdengar ada suara motor yang masuk ke pekarangan rumahnya.
Siapa? Batin Qila
Penampilannya sangat casual celana jeans, sepatu converse tak lupa jaket jeans yang dikenakan, kacamata hitam dan helm yang menutupi semua wajahnya, yang selalu di bilang helm fullface.
Apa mungkin itu Rizky? Biasanya ia akan mengabari terlebih dahulu sebelum datang bertamu kerumah Qila tapi sepertinya itu bukan Rizky karna motor yang pria ini kenakan sangat berbeda dengan motor milik Rizky, lantas siapa yang datang sepagi ini kerumahnya. Dia tidak ada janji dengan siapapun hari ini. Tidak mungkin juga kalau yang datang adalah teman ayahnya karna terlihat dia masih sangat muda dari penampilannya.
"Siapa nak?" tanya ibu penasaran
"Qila juga gak tau bu. Qila gak ngenalin bu" jawab Qila bingung
"Memangnya itu bukan Rizky nak?" Tanya ibu Qila lagi
"Bukan kayanya deh bu. Motornya aja Qila baru liat sekarang, lagian Rizky kalo mau kesini pasti selalu ngabarin Qila terlebih dulu bu"
Tapi kenapa ayahnya langsung menghampiri pria itu, apa mungkin itu Rizky karna hanya ada satu pria yang langsung ayah hampiri tak lain adalah Rizky. Tapi mana mungkin dia kesini, apalagi sudah beberapa hari ini ia dan Rizky tidak saling sapa.
Tapi tunggu, dia bukan Rizky dia adalah pak Rully guru Matematika Qila di sekolah, untuk apa dia kesini? Apa dia mengenal ayah Qila karna sekarang mereka sedang berbicara cukup dekat.
"Nak ada guru bukannya salaman malah bengong aja gitu" ucap ayah Qila
Qila yang kikuk langsung memberi salam pada gurunya itu dan mempersilahkan dia masuk ke dalam rumah.
Sebenarnya kenapa ayah Qila bisa sedekat itu dengan pak Rully Qila masih belum menemukan jawabannya karna sekarang dia sudah siap dengan peralatan mandinya.
30 menit dia berada di dalam kamar dan memutuskan keluar setelah ayahnya memanggil, kali ini Qila berpakaian lebih sopan di banding tadi karna tadi Qila hanya mengenakan celana pendek sedangkan sekarang dia sudah mengenakan celana jeans tak lupa kaos mungilnya.
Qila duduk di samping ibunya sedangkan pak Rully berada di sebrang dia.
"Ko diem-dieman gitu sama pak guru" ucap ayahnya
"Ayah" ucap Qila memperingati
"Ayah sama ibu mau ke dalam sebentar ya, kamu temenin guru kamu"
Sebenarnya Qila ingin menolak dan ikut pergi ke dalam kamar tapi dia tidak mau membuat orangtuanya kecewa.
"Saya kesini atas undangan ayah kamu" jelas pak Rully sontak membuat Qila membulatkan matanya, memangnya dalam rangka apa orang tua Qila mengundang pak Rully sedangkan dia tidak ada masalah dalam pelajaran Matematika.
"Ayah?" Ucap Qila ragu
"Kemarin saya membantu ayah kamu waktu mobilnya mogok di jalan jadi ayah kamu menyuruh saya untuk kesini hari ini" jelas pak Rully lagi
"Oh begitu, iya pak gapapa" jawab Qila kikuk
Sementara kini pak Rully sedang asik memainkan ponselnya, sangat asing bagi Qila berada di situasi seperti ini karna dia tidak pernah mengobrol berdua dengan gurunya.
"Santai aja, saya juga bisa jaga sikap ko kalo di sekolah memang saya killer tapi kalo di luar sekolah saya bisa bedain, jadi gak perlu tegang kaya gitu" jelas pak Rully lagi
Qila yang mendengar jawaban itu justru malah gelagapan dan sekarang sedang meremas kaos mungil yang ia kenakan. Dia tidak gelagapan hanya saja sedikit kikuk dengan jawaban yang pak Rully berikan, karna ia begitu terkenal Guru paling Killer di sekolah. Sehingga Qila sedikit takut, ita takut kalau salah bicara pada gurunya itu.
"Mmmm iya pak" jawab Qila kikuk
Tidak ada percakapan antara Qila dengan gurunya, Qila sibuk dengan ponselnya begitupun Rully dia sedang asik membalas pesan di grup whatsapp miliknya.
"Ko diem-dieman gini si. Emang kalo di sekolah kalian berdua gak pernah berinteraksi gitu" ucap ayah Qila yang muncul dari balik dapur
Sementara Rully hanya membalas dengan senyuman sedangkan Qila bingung harus menjawab apa.
"Tamunya di diemin gitu si nak gak di ajak ngobrol" ucap ayah Qila
"Ayah" Jawab Qila
"Nak jadi kan nanti siang" ucap ayah Qila pada Rully
Rully hanya menganggukan kepalanya.
Memangnya mereka mau kemana, bukannya ayah mengajak Qila pergi ke rumah neneknya nanti siang, apa ayahnya membantalkannya begitu saja. Bagaimana kalau nenek kecewa bukankah ayah juga sudah memberitahu nenek akan bertamu hari ini.
"Kita makan dulu yuk" ucap ayah Qila lagi
"Gak usah pak terimakasih" jawab Rully
"Gapapa udah ayo ibunya Qila udah nyiapin makanan buat kamu spesial katanya" ucap ayah Qila sehingga membuat Rully mau mengikutinya
Sebenarnya Qila masih penasaran, apa mungkin hanya karna pak Rully membantu ayahnya bisa langsung sedekat ini, tapi tidak biasanya ayah Qila bisa langsung begitu dekat dengan orang yang baru dia kenal.
"Makan yang banyak nak ibu udah masakin kamu yang enak" ucap ibu Qila kali ini pada Rully
"Iya bu trimakasih semuanya sangat enak bu" jawab Rully sangat sopan
"Kamu kenapa Sya?" tanya ayahnya
"Enggak yah" jawab Qila santai padahal jelas dia sangat penasaran
"Rully ini anaknya sahabat ayah, mangkanya ayah bisa deket sama dia karna ayah emang udah kenal sama dia. Bahkan dari Rully masih kecil ayah udah tau dia" jelas ayahnya
"Tapi kata pak Rully dia membantu ayah kemarin"
"Ya memang, tapi sebelumnya kita memang sudah saling kenal bahkan ayah mengenal Rully dari dia masih SD. Benarkan Rully" jelas ayahnya lagi
Pak Rully hanya menjawab dengan menganggukan kepalanya.
Pantas saja mereka bisa sedekat ini, tidak mungkin ayah Qila seperti ini kalau belum mengenal baik pada seseorang kecuali dengan Rizky, karna entah kenapa ayahnya bisa langsung dekat kalau dengan pria itu. Setelah acara makan siang selesai Qila memutuskan pergi ke kamar untuk berganti pakaian karna ayahnya memberi tahu kalau sekarang mereka akan pergi kerumah neneknya tapi tidak menggunakan mobil melainkan Qila akan di bonceng oleh pak Rully.
Sepertinya rasa gugup akan menguasai hati Qila, bagaimana tidak ia harus duduk di bonceng oleh guru killernya, jangankan duduk bersama di tatapnya saja sudah membuat Qila berdebar karna takut.
Qila sudah siap dengan pakaiannya, celana jeans sepatu Vans dan kemeja yang ia kenakan tak lupa tas gendong kecil yang ia pakai, hari ini dia mengikat rambutnya karna perjalanan kerumah neneknya yang lumayan jauh tidak mungkin rambutnya ia biarkan tergerai begitu saja apalagi ia harus menggunakan helm.
"Jam 1 kita berangkat ya" ucap ayah Qila yang masih asik dengan coffenya sedangkan pak Rully hanya Qila buatkan minuman rasa jeruk.
***
Tepat jam 1 siang mereka melajukan motornya, ayah berangkat terlebih dulu sedangkan Rully berada di belakang tidak jauh memang.
"Bapak ko mau di suruh ayah saya" tanya Qila memulai pembicaraan
"Gak suka?" tanyanya dingin
"Bukan gitu pak. Kan bapak bukan siapa-siapa saya jadi ko mau di suruh suruh gitu sama ayah" jawab Qila malah gemetar niatnya ia ingin mencairkan suasana tapi sifat dingin pak Rully nyatanya malah membuat dia gugup
"Saya tidak mungkin menolak ajakan ayah kamu, karna bagaimanapun saya sangat menghormati ayah kamu. Kamu harusnya paham akan hal itu" jawabnya sangat formal padahal bisa saja dia berkata santai dengan Qila.
"Oh makasih pak" jawab Qila
Dan langsung memilih diam, tidak sibuk dengan ponsel tapi justru sibuk melihat kemacetan yang dia lalui.
Rully membelokkan motornya ke salah satu gang sempit yang berada di pinggir jalan, sebenarnya Qila ingin menanyakan ini tapi tampaknya pak Rully mengarahkan motor menuju jalan tikus untuk menghindari kemacetan yang lebih parah buktinya ayah Qila juga sudah berada di depan sana.
"Kata bu Mega kamu ngajar Rizky ya?" tanya Rully
"Ah enggak, cuma bantuin ngerjain tugas aja pak. Soalnya kata bu Mega nilai Rizky banyak yang kosong di mata pelajaran itu" jawab Qila
"Gampang gak bantuin dia. Ya bukan hanya bu Mega, di pelajaran saya juga banyak nilai dia yang masih kosong bahkan sepertinya kosong semua?" tanyanya lagi masih dengan nada ketusnya
"Lumayan pak. Memang iya pak?" jawab Qila penasaran. Memang ia kuga tau Rizky pasti tidak banyak memiliki nilai apalagi di pelajaran Matematika.
"Sebenernya nilai dia itu bagus di pelajaran saya, hanya saja sikapnya yang seperti itu membuat semua guru juga kesal pada dia. Setiap ulangan nilai dia selalu sempurna, mangkanya saya gak pernah mempermasalahkan nilai dia yang kosong, asal absensi di mata pelajaran saya bagus"
"Bella juga pernah cerita sama saya pak. Kalo nilai matematikanya di atas rata-rata. Tapi saya sempat ragu"
"Kenapa ragu? Nilai dia memang bagus di Matematika, hanya saja bolos, tawuran berantem itu yang membuat dia tidak baik bagi guru lain. Dia sudah di cap jelek dari kelas Satu" jelasnya
"Saya pikir juga gitu pak, tapi dia itu....."
"Kamu pacarnya?" pertanyaan Rully kali ini justru membuat Qila terkejut dan malah menepuk punggung Rully.
"Maaf pak" ucap Qila gelagapan karna takut guru killernya itu akan marah.
"Saya gak pacaran ko sama dia pak hanya teman saja sama seperti yang lain" jawab Qila jujur
"Tapi kayanya dia suka sama kamu ya. Keliatan dari gestur dia juga si kalo dia ada rasa sama kamu" ucap Rully
"Bapak apaan si, gak ada yang suka atau di suka ko pak. Kita hanya berteman gak lebih dari itu" jawab Qila
Mendapat jawaban seperti itu Rully hanya tersenyum.
"Gak usah di jelasin kaya gitu juga. Itu semakim menandakan kalo ada sesuatu di antara kalian" Ucap Rully so tau
"Enggak pak"
"Ya lagian gapapa juga kalo kamu pacaran sama dia. Siapa tau kamu bisa ngerubah sikap jeleknya itu menjadi lebih baik lagi iya kan, jadi gak ada salahnya juga selagi itu bisa membawa ke arah yang lebih positif" Jelas Rully
"Susah kayanya pak ngerubah dia mah" Jawab Qila jujur
Memang sangat susah merubah sikap Rizky apalagi yang sudah di cap jelek oleh para guru. Bahkan sekarang Qila pun sudah mulai menjauh lagi dari Rizky mana mungkin ia bisa merubah sikapnya itu yang sudah menempel akan susah di lepaskan.
"Iya pasti susah tapi tetap saja saya yakin dia bisa berubah di tangan kamu. Faktor keluarga si yang bikin dia kaya gitu, kalo keluarganya harmonis dia pasti gak bakalan ngelakuin hal-hal negatif lagi saya yakin"
"Emang saya pesulap pak" Jawab Qila sekenanya membuat Rully menampilkan senyum manis nya.
"Memang banyak yang bilang begitu pak. Rizky ngelakuin semua itu karna mau di perhatiin sama orangtuanya"
"Iya kan. Karna semua anak itu butuh kasih sayang orangtua, ya walaupun anak nya sudah besar tapi tetap saja perhatian itu sangat berarti bagi anak-anak"
Qila menjawab dengan menganggukan kepalanya mengerti.
Tak butuh waktu lama untuk sampai di rumah nenek Qila buktinya mereka sudah memarkirkan motornya disana.
Ya rumah masa kecil Qila menjadikan rumah ini penuh dengan kenangan. Dulu ia sangat bermanja pada neneknya karna kedua orangtuanya kerja tapi kali ini Qila sudah lama tidak bertemu dengan nenek kesayangannya itu.
la langsung memeluk erat neneknya itu bahkan ia juga menitikan air mata saking kangen dan rindunya pada sosok nenek.
"Nenek Qila kangen banget sama nenek" ucap Qila tulus dan tak hentinya memeluk sang nenek.
"Sama nenek juga kangen nak"
"Ini siapa?" Tanya nenek melihat ke arah Rully
"Ini calon mantu kamu?" Tanya nenek lagi pada ayah
Bisa-bisanya nenek menganggap Pak Rully adalah calon menantu ayah. Mana mungkin itu terjadi tidak mungkin bukan.
"Bukan bu. Kenalkan ini Rully gurunya Qila di sekolah. Dia anak dari sahabat saya bu, mangkanya saya ajak kesini buat nemenin Qila" Jelas Ayah
"Oh nenek kira ini calonnya Qila"
Rully datang menghampiri dan langsung menyalami nenek Qila. Ya dia memang seorang guru attitudenya pun sangat baik.
"Saya Rully nek. Gurunya Qila disekolah senang bertemu dengan nenek" Ucap Rully
"Iya. Jagain Qila ya kalo di sekolah" Ucap Nenek kali ini
Rully hanya menjawab dengan mengangguk dan menampilkan senyumnya manisnya.
Cukup lama mereka bebincang-bincang disana di rumah nenek Qila rumah yang selalu Qila rindukan tiap waktunya. Sampai waktu sudah menunjukan pukul 17:0 0 WIB.
"Bu kita pamit ya" Ucap ayah Qila
"Iya bu nanti kita kesini lagi ya" Ucap Ibu Qila kali ini
"Iya gapapa. Tapi nanti kalian kesini lagi ya terutama kamu nak Qila jangan pernah lupa buat kesini oke" Ucap nenek tulus
"Iya pasti nek. Kan Qila selalu kangen sama nenek"
Nenek memang tidak tinggal sendiri ia tinggal bersama tante Qila tante Yasmin namanya. Kebetulan hari ini sedang keluar bersama keluarga kecilnya.
Setelah bersalaman merekapun memutuskan untuk pulang karna haripun sudah mulai gelap.
---sama Aldo, Ruly ayo SM Rizky???🤔🤔