Nyatanya, menikah dengan pria yang dicintai tak selamanya membuat Naomi bahagia. Baru beberapa bulan Naomi merasakan kebahagiaan menjalani biduk pernikahan dengan Gilang, badai besar datang menerpa rumah tangga mereka.
Melvina, adik ipar Naomi yang berstatus sebagai adik angkat Gilang, ternyata juga mencintai Gilang dan berusaha melakukan berbagai macam cara untuk memisahkan Naomi dan Gilang.
“Maaf, aku terpaksa harus menikahi Melvina menjadi istri keduaku untuk menyembuhkan rasa trauma di dalam hati Melvina.” Pernyataan Gilang malam itu berhasil membuat hati Naomi hancur berkeping-keping.
“Lebih baik aku pergi dari pada harus di madu dan merasakan sakit hati seumur hidup.” ~Naomi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPRT 33 - Memisahkan Naomi Dan Gilang
Sambil menahan sakit, Gilang bangkit dari posisi duduk. Menatap wajah Papa Niko dengan tatapan bingung.
“Kenapa Papa menamparku seperti ini?” Tanya Gilang ingin tahu alasannya.
“Kamu masih bertanya apa alasannya? Sungguh pertanyaan bodoh. Seharusnya tanpa kamu bertanya sekali pun, kamu sudah tahu jawabannya!”
Gilang tersentak. Dia sudah menebak alasan Papa Niko menamparnya. Pasti karena Naomi sudah memberitahu Papa Niko tentang masalah rumah tangga mereka saat ini.
“Maaf kalau sikapku mengecewakan papa hingga membuat papa menamparku seperti tadi. Tapi aku datang ke sini bukan untuk membuat keributan. Aku hanya ingin bertemu dengan Naomi untuk menyelesaikan permasalahan kami secara baik-baik.”
Papa Niko menatap wajah Gilang dengan sinis. “Masalah apa yang mau kamu selesaikan lagi. Saya rasa permasalahan kamu dengan anak saya sudah selesai sejak kamu memilih untuk menikahi adik angkat kamu itu. Satu lagi, untuk apa lagi kamu mau menemui Naomi. Apa kamu mau kembali menoreh luka yang belum sembuh di dalam hatinya, huh?!” Tak ada keramahan sedikit pun yang terlihat di wajah Papa Niko. Aura wajahnya nampak sangat tidak bersahabat. Seperti orang yang ingin menguliti Gilang hidup-hidup. Selama Gilang mengenal Papa Niko, baru kali ini Gilang melihat kemarahan Papa Niko.
“Masalah di antara kami belum selesai, Pa. Aku punya alasan kenapa aku ingin menikahi Melvina.” Gilang berusaha meredam amarah di dalam diri Papa Niko dengan memberikan penjelasan. Namun, Papa Niko sudah tak ingin mendengarkan penjelasan apapun lagi darinya.
“Bukannya saya sudah pernah bilang waktu itu kepadamu, jika kamu sudah tak lagi mencintai anak saya dan menginginkan anak saya terus hidup bersama kamu, kamu boleh mengembalikan Naomi kepada saya. Saya akan menerimanya dengan lapang dada. Saya juga tidak akan marah kepadamu.“
Gilang terdiam beberapa saat. Dia masih sangat mengingat pesan dari Papa Niko. “Aku masih mencintai dan mengharapkan Naomi, Pa. Aku harap Papa percaya itu. Mana mungkin aku mau mengembalikannya pada Papa di saat aku masih mencintai dan mengharapkannya!”
“Omong kosong. Kalau kamu benar mencintai anak saya, kamu tak akan menyakitinya seperti ini. Apa lagi sampai berniat menduakan anak saya!!”
Gilang terdiam seribu bahasa. Rasanya dia tak punya alasan yang lebih kuat untuk mematahkan perkataan Papa Niko.
“Sekarang pulanglah. Tak ada gunanya kamu tetap di sini. Saya tak akan memberikan izin kamu bertemu anak saya lagi. Kalau kamu masih bersikeras bertemu dengannya, kamu bisa bertemu dengan Naomi di persidangan perceraian kalian!”
Gilang terkesiap. Menggelengkan kepala tanda tidak setuju dengan perkataan Papa Niko barusan. “Sampai kapanpun itu aku gak akan pernah menceraikan Naomi, Pa!” Tegas Gilang.
“Jangan egois kamu, Gilang. Kamu tak mau menceraikan anak saya. Tapi kamu dan keluarga kamu terus menoreh luka di hati anak saya. Apa kamu berencana ingin membunuh anak saya secara perlahan jika terus hidup bersama kamu?!”
Gilang menggelengkan kepala. Membantah perkataan Papa Niko. Merasa kalau Gilang tak akan bisa diusir secara baik-baik, Papa Niko segera memanggil penjaga rumahnya. Meminta penjaga rumah untuk segera mengusir Gilang.
“Jangan bersikap seperti ini, Pa. Aku ingin bertemu Naomi!” Gilang memberontak saat tubuhnya diseret masuk ke dalam mobilnya.
Papa Niko menulikan telinga. Dia tak akan memberikan kesempatan pada Gilang untuk bertemu putrinya lagi.
“Papa harus ingat, aku akan datang ke sini lagi untuk menemui Naomi!” Seru Gilang sebelum masuk ke dalam mobil.
“Silahkan, lakukan saja apa yang mau kamu lakukan. Tapi jangan harap kamu bisa menemui Naomi di sini. Karena mulai tadi malam saya sudah membawa Naomi pergi jauh dari rumah ini dan tidak akan bisa kamu temukan!”
Gilang terkesiap mendengarnya. Perasaan mulai tidak enak. Gilang merasa kalau Papa Niko sangat serius dengan perkataannya. Bertanya dimana Papa Niko membawa Naomi pergi, Papa Niko hanya diam saja. Sama sekali tak berniat memberitahu Gilang.
“Pergi sekarang atau saya panggil polisi untuk menyeret kamu pergi dari sini!” Ancam Papa Niko. Dia sudah tak ingin lagi meladeni Gilang.
Gilang akhirnya beranjak pergi dari kediaman Papa Niko. Membawa sejuta pertanyaan dan kegelisahan di dalam hatinya.
“Naomi, apa kamu benar udah gak ada di rumah papa. Kalau perkataan papa itu benar, lantas dimana kamu berada saat ini?” Perasaan Gilang makin gelisah saja. Bukannya permasalahannya selesai dengan ia datang ke rumah orang tua Naomi, justru makin bertambah.
Di lantai dua rumah orang tuanya, Naomi dapat mendengar perdebatan antara Gilang dan Papa Niko. Air matanya luruh mendengar perkataan papanya pada Gilang tadi yang menyatakan jika sebelum ia dan Gilang menikah secara resmi, papanya sudah memberikan beberapa pesan pada Gilang sebagai bentuk kasih sayang papanya pada dirinya.
“Hanya papa pria yang bisa menyayangiku setulus hati. Hanya papa pria yang tidak akan mungkin menyakiti hati dan perasaanku.” Gumam Naomi. Saat ini Naomi berpikir sudah tak ada lagi pria yang bisa mencintainya dengan tulus dibandingkan papanya sendiri. Bahkan Gilang yang sudah berjanji akan mencintainya setulus hati pun melanggar janjinya.
Mendengar perkataan Gilang pada papanya tadi, membuat Naomi semakin yakin untuk berpisah dengan Gilang. Karena dari omongan Gilang menyatakan kalau Gilang sama sekali tak menarik niatnya untuk menikahi Melvina.
“Sudah cukup kamu sakiti hatiku, Mas. Aku sudah tak sanggup lagi hidup bersamamu meski aku masih sangat mencintaimu.”
Di depan rumah, Papa Niko kembali masuk ke dalam rumah setelah memastikan Gilang benar-benar pergi dari rumahnya dan tak akan kembali lagi.
“Papa, apa Gilang sudah pergi?” Tanya Mama Jelita. Dari tadi dia memilih diam di dalam rumah. Membiarkan suaminya yang menghadapi Gilang.
“Sudah. Papa akan memerintahkan orang untuk menjaga ketat rumah kita supaya dia gak bisa masuk ke halaman rumah kita lagi!”
Mama Naomi menarik nafas. Mendengar perkataan Gilang tadi, sebenarnya Mama Naomi merasa kasihan dan ingin mempertemukan Gilang dan Naomi walau sebentar. Namun, Mama Jelita mengilangkan rasa kasihannya. Karena Mama Jelita juga tak mendengar kalau Gilang membatalkan niatnya untuk menikah dengan Melvina.
“Apa Papa serius mau bawa Naomi pergi dari rumah ini, Pa?” Tanya Mama Jelita.
Papa Niko mengangguk. “Ya, Papa berencana membawa Naomi ke villa keluarga kita. Mungkin Naomi bisa tenang berada di sana dibandingkan di sini. Jika Gilang ingin bertemu kembali dengannya, dia bisa bertemu dengan Naomi di pengadilan perceraian mereka nanti.”
Mama Jelita terkesiap. Menatap wajah suaminya penuh tanya. “Apa Papa bakalan membantu Naomi menggugat cerai Gilang?”
Dengan cepat Papa Niko mengangguk. “Papa gak akan membiarkan Naomi hidup terlalu lama bersama pria bodoh seperti Gilang. Dari pada dia dan keluarganya membunuh anak kita secara perlahan nantinya, lebih baik Papa bertindak dengan cepat untuk memisahkan mereka!”
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Naomi dan Gilang, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
mama Ruby itu mamanya siapa sebenarnya...
yg anak angkat siapa...
apa GK mau anknya hidup bahagia...
GK mikir dg jlan pikiran ibu satu ini😩