Dapat melihat mahluk tak kasat mata, bukannlah impian dari semua orang. Begitu juga dengan seorang pemuda. Akibat menolong seseorang, pemuda itu harus mengalami musibah yang menyebabkan cerita hidupnya berubah seketika. Mendadak bisa melihat hantu, pemuda tersebut mengalami perjalanan hidup yang tidak biasa. Perjalanan hidup seperti apakah yang dialaminya?
**** ******. Bijak dalam memilih bacaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkembangan Yang Bagus
"Wahh, kalian sudah bisa memindahkan benda!" seru Ozil yang wajahnya langsung terlihat ceria. jika orang lain yang melihatnya, pasti sudah lari tunggang langgang melihat beberapa benda melayang saat ini. Tapi tidak dengan Ozil. Karena sudah sangat akrab dengan hantu, pemandangan seperti itu, justru terlihat mengejutkan bagi pria berusia dua puluh tiga tahun itu. "Kalian keren sekali! Nggak sia sia kalian keluyuran tiap malam."
"Iya dong, Bang. Ini yang namanya usaha tidak menghianati hasil," ucap Anggrek tanpa menoleh ke arah Ozil. Tatapannya sedang fokus ke arah botol yang sedang melayang dan dikendalikan oleh hantu wanita itu.
"Baguslah, aku ikut senang mendengarnya," ucap Ozil, lalu dia pergi menuju kamarnya karena dia baru saja pulang kerja, jadi Ozil harus mandi. Urusan makan malam, kali ini Ozil tidak pusing. Tadi dia sudah makan cukup banyak, berkat traktiran salah satu janda yang bekerja dalam satu kantor dengannya.
Di saat Ozil melepas semua yang melekat tubuhnya, matanya memandang benda yang dikelilingi rumput hitam nan lebat di bawah perutnya. "Kamu kenapa tegang, Bro? Ah iya, kamu memang selalu tegang sejak ada hantu cantik itu ya. Sayang sekali, mereka belum bisa megang kamu, Bro. Tapi kalau mereka bisa memegang kamu, apa kamu mau dipegang oleh hantu bro?"
Bukannya bergegas ke kamar mandi, Ozil malah duduk di atas kasur dengan salah satu tangan memegang dan memijat benda yang tegang itu. "Kamu masih bisa sabar kan, bro, untuk merasakan hangat tubuh wanita? Nggak mungkin kan kamu masuk ke dalam miliknya para hantu? Apa kamu mau masuk ke dalam lubangnya janda? Kalau kamu mau, bagaimana caranya, bro? Aku nggak bisa merayu wanita?"
Untuk beberapa saat Ozil hanya terdiam sembari memperhatikan tangan yang sedang memegang benda menegang miliknya sendiri. "Kamu nggak apa apa kan, Bro, jika masuk ke dalam bekas orang lain? Katanya jaman sekarang, cari yang masih tingting itu sulit, Bro. Kamu nanti mau ya, Bro, jika ada lubang bekas yang yang ngajakin kamu main. Nggak apa apa dapat bekas orang, yang penting masih enak dan nggak berpenyakit, oke?"
Tak lama setelahnya Ozil malah geli sendiri. Suara tawa kecilnya menggema dan dia bangkit, meraih handuk yang kemudian dililitkan ke pinggangnya, baru Ozil ke luar kamar menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi pun, Ozil masih membayangkan hal hal yang berhubungan dengan bawah perutnya. Meski begitu, Ozil tidak ada niat untuk main sendiri dengan tangannya.
Di malam yang sama, tapi ditempat lain, nampak dua orang pria dan wanita sedang ngobrol di atas ranjang. Tubuh mereka tertutup selimut. Pakaian mereka berserakan di lantai. Entah apa yang baru terjadi diantara mereka, yang jelas, saat ini tubuh keduanya saling menempel satu sama lain.
"Gimana urusan keuangan Laura, Sayang? Apa sudah ada titik terang?" tanya si wanita yang saat itu sedang menengglamkan kepalanya di dada bidang pria berwajah bule.
"Belum ada kejelasan, Sayang. Pihak Bank mau menyerahkan uang Laura, kalau jasadnya benar benar sudah ditemukan," jawaban si pria membuat waanita itu keluar dari dekapan si pria dan memandang spria itu dengan tatapamn kemarahan dan kekewaan.
"Kenapa bisa begitu? Masa pihak Bank nggak bisa diajak kerja sama?" wanita itu langsung menunjukan wajah kesalnya.
"Ya memang adanya seperti itu, Sayang. Uang bisa cair jika ada ijin dari Laura dalam sebuah surat tertulis dan bermaterai. Juga harus ada saksi dari pihak orng tuanya jika yang bersangkutan tidak bisa menemui pihak Bank."
"Kok Laura licik sekali sih? Harusnya uangnya dikasih sama kamu loh. Harusnya kamu bisa menuntut minta bagian."
Si pria mengehembsus nafasnya secara kasar. "Itu semua kan ada di bank, Sayang. Lagian,aku mana mungkin bisa menuntut Laura kalau aku sama dia aja belum nikah, malah sudah ributin harta gono gini? Yang ada aku nanti malah ditertawankann."
"Ya kamu cari cara lain dong untuk mendapatkan hartanya. Kamu kan pacarnya dan sudah menemani dia sejak tujuh tahun lamanya. Masa nggak bisa dapatin uang Laura? Terus biaya pernikahan kita nanti dapat dari mana kalau bukan dari tabungan wanita sombong itu?"
"Yang tenang dong, sayang. Aku juga sedang mikir. Lagian orang yang menculik dan membunuh Laura siapa sih? Pakai segala kartu Atm Laura dibawa semua. Kalau ada Atm kan jadi mudah, karena aku tahu sandinya." Pria itu terlihat sangat kesal.
...@@@@@...