NovelToon NovelToon
Amanah Cinta Yang Ternoda

Amanah Cinta Yang Ternoda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Konflik etika / Selingkuh
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: FR Nursy

Naya seorang istri yang sedang hamil harus menerima takdir ditinggal suaminya karena kecelakaan. Pada saat sedang dalam perjalanan ke kampung halaman, suaminya yang bernama Ammar jatuh dari Bus antar kota yang ugal-ugalan.

Sebelum Ammar tewas, dia sempat ditolong oleh sahabatnya yang kebetulan mobilnya melintas di jalan tol. Tak disangka Ammar menitipkan amanah cinta kepada sahabatnya bernama Dikara yang berprofesi sebagai dokter.

Padahal saat itu Dikara sudah bertunangan dengan seorang wanita yang berprofesi sama dengannya.

Akahkah Dika menjalani amanah yang diberikan sahabatnya? Atau dia akan tetap menikahi tunangannya?

Apakah Naya bersedia menerima Dikara sebagai pengganti Ammar?

Cinta adalah amanah yang diberikan Allah SWT terhadap pasangan. Namun bagaimana jadinya jika amanah itu dinodai oleh pengkhianatan?

Yuk lah kita baca selengkapnya kisah ini!

Happy reading!💕

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FR Nursy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19 Menemui Orang Tua

Keesokan harinya, Dika pulang ke rumah orang tuanya, tidak langsung ke rumah sakit. Ia ingin orang tuanya mengetahui keputusannya terlebih dahulu. Memberi pengertian kepada kedua orang tuanya sangatlah penting sebagai dukungan atas pilihan hidupnya.

"Assalamualaikum...Maaa...Mama!" Dikara membuka pintu utama rumahnya dengan kesiapan mental yang sudah ditata.

Ia berharap pertemuan dengan orang tuanya akan memberikan jalan untuknya menguatkan keputusan yang sudah ia ambil. Sepi. Tidak ada orang di ruang tamu. Dikara mencari keberadaan orang tuanya ke setiap sudut ruangan ternyata tidak ada juga. Terakhir ia mencarinya di taman belakang rumahnya, ternyata mereka memang ada di sana.

"Assalamualaikum Maa...Paaa,"

Dika menghampiri kedua orang tuanya yang sedang duduk sambil membaca buku. Seraya tersenyum

"Waalaikumussalam. Dika! Ya ampun, Nak. Kamu ke mana saja?" Mama Nindi memeluk anaknya dengan hangat dan mencium keningnya. Begitu pun dengan papanya, Fahmi Hulaimi.

Dikara merasa sedikit lega dan nyaman dengan sambutan ibunya. Ia membalas pelukan ibunya dan mencium tangannya sebagai tanda hormat.

"Akhir-akhir ini Dika sibuk, Mam. Makanya Dika baru sempat datang ke sini," ujar Dika beralasan.

"Oiya bagaimana rumah sakit setelah dipegang sama kamu, Sayang?" tanya Papa Fahmi ingin tahu perkembangan rumah sakit milik keluarganya yang dikelola langsung oleh anaknya sendiri.

"Alhamdulillah aman terkendali, Pa. Semua dokter, perawat dan karyawan bisa diajak kerja sama,"

Papa Fahmi tersenyum bangga mendengar laporan Dika tentang perkembangan rumah sakit.

"Itu bagus, Sayang. Kamu memang memiliki bakat dalam mengelola dan memimpin. Semoga rumah sakit kita bisa terus berkembang dan menjadi rumah sakit terbaik di kota ini," kata Papa Fahmi dengan nada yang penuh harapan.

Mama Nindi juga mengangguk setuju dan menambahkan, "Ya, Dika. Kamu harus terus berusaha dan tidak menyerah. Tidak salah kami memilihmu untuk mengelola rumah sakit. Mama dan Papa percaya padamu, Sayang,"

Dika tersenyum dan merasa bangga dengan kepercayaan orang tuanya.

"Terima kasih, Ma, Pa. Aku akan terus berusaha agar rumah sakit kita menjadi yang terbaik di kota ini. Aku tidak ingin mengecewakan kepercayaan kalian," kata Dika dengan nada yang penuh semangat.

Ia merasa bahwa kepercayaan orang tuanya memberinya motivasi yang kuat untuk terus berusaha dan berkembang.

"Dika inginnya membawa para dokter refreshing, misalnya ajak jalan-jalan. Family gathering bareng ke pantai atau ke pegunungan,"

"Ya ampun Dik. Rumah sakit itu engga ada liburnya. Kalau mau ajak jalan-jalan dijadwal saja. Yang penting mereka kebagian buat refreshing. Jangan lupa ajak Mama dan Papa!" tegas Mamanya.

"Kalau buat Mama dan Papa itu khusus, nanti liburan bersama keluarga kecilku, ups," terangnya ngawur sambil menutup mulutnya.

"Apa, keluarga kecilmu?" tanya Mama Nindi mengerutkan keningnya, heran.

"Eh anu...Gini Mam, aku kan sebentar lagi mau nikah nih. Nanti Mama aku ajak refreshingnya bareng istri Dika aja," ujar Dika nyengir, seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ooh Mama pikir, kamu sudah menikah tanpa bilang-bilang kita. Kalau itu terjadi, jangan harap kamu jadi bagian keluarga Hulaimi lagi!" ujar Mama Nindi mendengus kesal.

Papa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat interaksi ibu dan anak.

"Ya engga mungkin lah Mam. Restu orang tua itu nomor satu. Justru Dika datang ke sini ingin berbicara dengan Papa dan Mama tentang sesuatu yang penting, berkaitan dengan masa depan Dika," kata Dikara dengan suara yang serius, ia memeluk Mamanya dari belakang.

Mama Nindi membalikkan badan, kemudian memandangnya dengan rasa ingin tahu dan mengangguk.

"Boleh. Ayo, kita bicarakan di ruang keluarga!"

Dikara mengikuti Mamanya ke ruang keluarga, sementara Papanya mengekor dari belakang sambil membawa buku bacaan.

Mereka duduk di sofa dengan posisi berhadapan. Mama Nindi berada di samping Papa Fahmi. Mama memulai pembicaraan dengan suara lembut.

"Apa yang hendak kamu bicarakan Dika? Bikin Mama penasaran saja,"

Dikara mengambil napas dalam-dalam dan memulai pembicaraannya.

"Papa, Mama, aku ingin membicarakan tentang hubunganku dengan Amanda. Aku sudah memikirkan ini dengan matang dan aku telah memutuskan untuk..," Dikara berhenti sejenak, mencari kata-kata yang tepat untuk melanjutkan pembicaraannya.

Papa dan Mama memandangnya dengan rasa ingin tahu dan sedikit khawatir.

"Untuk apa, Nak? Kamu tidak ada masalah apa pun dengan Amanda, kan? Kalian sudah tunangan. Sebentar lagi kalian akan menikah," tanya Mamanya dengan suara yang lembut.

Dikara mengambil napas dalam-dalam lagi dan melanjutkan pembicaraannya.

"Memang kami sudah bertunangan tapi karena hal lain aku memutuskan untuk tidak melanjutkan hubunganku dengan Amanda. Aku tahu ini mungkin tidak disangka-sangka, tapi aku merasa bahwa ini adalah keputusan yang tepat untukku." Dikara berhenti dan memandang Papa dan Mamanya, menunggu reaksi mereka.

Ayahnya memandangnya dengan ekspresi yang serius, tapi tidak marah. Sedangkan Mamanya sangat kaget mendengar kabar ini.

"Apa alasanmu, Nak? Apa yang membuatmu memutuskan untuk tidak melanjutkan hubunganmu dengan Amanda? Padahal Papa lihat kalian pasangan yang serasi. Amanda sangat cantik, sangat cocok bersanding denganmu yang tampan rupawan. Amanda juga seorang dokter. Jadi apa yang kurang dari Amanda sehingga kamu ingin memutuskan hubungan dengannya?" tanya Papanya dengan suara yang lembut.

Mamanya juga memandangnya dengan rasa ingin tahu, menunggu jawaban Dikara. Dikara mengambil napas dalam-dalam lagi dan memikirkan jawaban yang tepat.

"Amanda memang cantik, menarik, berdedikasi tinggi, tapi Dika tidak bisa melanjutkan hubungan ini Pa, Ma. Ini karena...,"

Dika kembali diam. Ia merasa sulit untuk memulai cerita tentang kejadian yang menimpa sahabatnya, Ammar. Tapi ia harus mengungkapkannya.

"Papa Mama masih ingat dengan Ammar?"

"Ammar sahabatmu yang waktu di Garut?" tanya Mama Nindi dengan tatapan heran.

"Iya Mama benar,"

"Kenapa dengan Ammar? Apa hubungannya dengan rencana pernikahanmu?" tanya Papa ingin tahu.

"Ammar sudah meninggal Pa," Dika menunduk.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun," ucapnya bersamaan.

"Ammar tewas terjatuh dari bus. Beliau meninggalkan istri yang sedang mengandung. Sekarang istrinya sudah melahirkan anak perempuan yang cantik,"

Papa dan Mamanya ikut sedih mendengarkan cerita Dika yang tragis.

"Sebelum Ammar meninggal, beliau memberikan amanah pada Dika untuk..."

"Untuk apa Dika?" tanya Papanya penasaran.

"Menikahi istrinya. Beliau menitipkan istri dan anaknya pada Dika. Awalnya Dika mau protes, Pa, tapi Ammar keburu meninggal,"

Mereka terhenyak bukan main. Mama Nindi menatap Dika dengan tajam.

"Apa, menikahi istrinya?" tanya Mamanya menatap tak percaya.

Dika mengangguk. Ia kemudian mengambil ponsel untuk menunjukkan video Ammar yang terakhir.

Papa dan Mamanya menyimak video itu dengan serius. Mereka menghela nafas dengan pelan.

"Papa mengerti, Nak. Papa tahu kamu pasti sudah memikirkan hal ini dengan matang. Apa dengan alasan ini, kamu memutuskan hubungan dengan Amanda?"

"Iya Pa," jawab Dika tanpa berani menatap keduanya.

"Tidak bisa. Mama tidak setuju kalau Dika menikahi wanita itu!" tolak Mamanya dengan tegas. Ia sulit menerima keputusan Dika.

1
𓆉︎ᵐᵈˡMurni𝐀⃝🥀
yang sabar ya Amanda, jangan patah hati berlarut-larut masih banyak diluar sana pria yang mengharapkan cintamu.
𓆉︎ᵐᵈˡMurni𝐀⃝🥀
Dikara nggak akan merasa terjebak karena menikahi mantan istri Amar karena sebelum dia mengambil keputusan dia telah meminta petunjuk kepada yang maha kuasa.
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Karena akan mendapat kabar buruk 🥺
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
akhirnya jujur juga, jadi gak beban lagi kan
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Akhirnya Dika jujur ini, cepat atau lambat semua juga akan tahu. semoga Amanda bisa mengerti keadaan mu Dika dan tidak jadi pendendam
🍒⃞⃟🦅🥑⃟puyobocahᵖᶦˢᶜᵉˢ☠️⃝⃟ⱽᴬ
jdi lki hrus satsetttt dong, jdi prmpuan jga ga trllu lma di phpin ny/Facepalm/
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Si ibu keterlaluan ini main menuduh anak selingkuh aja, nanti kalau anakmu selingkuh beneran bagaimana, anakmu itu lagi rapuh baru di tinggal suaminya, seharusnya hiburlah dia jangan main fitnah aja
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
awalnya aja gak setuju giliran dengar penjelasan baru ACC, harusnya dengar dulu penjelasan jangan langsung lari
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
semangat Naya, semoga mamanya Naya mau terima amanah dari Ammar ya🙏
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
kalau aku jadi Naya, aku langsung jawab iya, kapan lagi coba ada kesempatan seperti ini/Determined/
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
Naya oh Naya sebentar lagi dapat suami baru /Chuckle/
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Semoga kalian menjalaninya dgn ikhlas
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Sabar,tenang dulu Bu 😌
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
Ais lama kali kasih tau Amanda, seperti sinetron aja deh, yuk cepat kasih tau Amanda /Determined/
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
aduh bahaya Amanda sudah mulai ada rasa curiga, cepat kasih tau biar tidak lama
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
aduh mace nya cerewet bah, semoga mamanya itu terima dengan lapang dada nanti ya🙏
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
semoga Amanda menerima keputusan mu, walau sakit 🥺
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
Irwan harusnya kamu bisa mendukung temanmu itu bukan jadi kompor lah
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
hmmm gimana ya tanggapan Naya tentang amanah suaminya itu
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
aduh tolong dong ganti kata, yang lebih tepat kayaknya sangat menyayanginya bukan mencintainya 😭
Ñůŕšý: Terima kasih kk😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!