NovelToon NovelToon
Identitas Suami Miskin

Identitas Suami Miskin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Kaya Raya
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Halu

Anesha dan Anisha adalah kakak beradik yang terpaut usia tiga tahun. Hidup bersama dan tumbuh bersama dalam keluarga yang sama. Namun mereka berdua dibesarkan dengan kasih sayang yang berbeda. Sebagai kakak, Nesha harus bekerja keras untuk membahagiakan keluarganya. Sedangkan Nisha hidup dalam kemanjaan.

Suatu hari saat mereka sekeluarga mendapat undangan di sebuah gedung, terjadi kesalah pahaman antara Nesha dengan seorang pria yang tak dikenalnya. Hal itu membuat perubahan besar dalam kehidupan Nesha.

Bagaimanakah kehidupan Nesha selanjutnya? Akankah dia bahagia dengan perubahan hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Makanan Mahal

Menjelang petang Nisha baru pulang. Tapi Fandi hanya mengantarnya sampai depan gang karena ada urusan mendadak katanya.

Dengan menenteng sebuah kresek berlogo sebuah restoran, Nisha masuk ke dalam rumah. Pak Edi dan Bu Rumi duduk menonton sinetron setelah melaksanakan sholat maghrib.

"Apa itu, Nis?" Bu Rumi melihat ke tangan Nisha. Lalu perempuan itu mengangkat lebih tinggi kantong tersebut.

"Makanan mahal, Bu", ujar Nisha sambil nyengir. "Mas Fandi yang belikan", imbuhnya.

"Waah baik banget mantu ibu", puji Bu Rumi sambil membuka bungkusan itu, berisi Gurami asam manis.

"Iya, dong. Mantu ibu yang satu ini kan kaya, banyak duit", Nisha sedikit meninggikan suaranya agar terdengar oleh Nesha yang ada dikamar.

"Tapi jangan minta yang berlebihan, Nak. Kalian kan harus mempersiapkan tabungan untuk pernikahan", ujar Pak Edi sambil mencomot sepotong daging gurami yang bertepung.

"Bapak nggak usah khawatir. Mas Fandi itu banyak duit. Buat beli segini mah, kecil." Nisha menjentikkan ibu jari dan kelingkingnya. Sengaja ia mengatakannya dengan lantang karena melihat Nesha dan Garvi keluar kamar. Ia bermaksud untuk menyindir keduanya.

"Apa itu, Bu?" Tanya Nesha penasaran dengan bungkusan yang ada di depan Bu Rumi.

"Ini makanan mahal, dibelikan Mas Fandi. Suamimu pasti nggak akan bisa beliin!" ejek Nisha sambil berlalu masuk kamarnya.

"Memangnya apa itu, Bu?" Nesha pun penasaran.

"ini gurami asam manis yang ada diresto terkenal itu", pamer Bu Rumi sambil mencomot beberapa potong daging.

Mendengar nama makanan yang disebut, membuat Garvi menahan tawa. Makanan yang biasa ia makan di bilang mewah oleh calon menantu yang dianggap kaya dan berduit. Ia pun penasaran sekaya apa calon adik iparnya itu.

"Mari makan, Mas. Tadi aku udah masak semur ayam", ajak Nesha sambil berjalan ke ruang makan, diikuti Garvi dibelakangnya.

"Nes, suamimu ambilkan ini buat lauknya," ujar Pak Edi sambil menunjuk dengan dagunya.

"Lho, jangan, Pak. Ini kan punya Nisha. Nanti kalau dia nyariin, gimana?" Celetuk Bu Rumi sambil membungkus kembali gurami yang sudah berkurang beberapa potong itu.

"Nggak usah, Pak. Saya lebih suka makanan yang dibuat sama Nesha", jawab Garvi sambil tersenyum. Pak Edi pun hanya bisa mengangguk.

"Maafin ibu, ya, Mas. Jangan dimasukin hati.", ucap Nesha sambil mencentong nasi untuk Garvi.

"Nggak apa-apa, Nes. Aku nggak sakit hati kok", Garvi menerima sepiring nasi dengan lauk semur ayam.

Kedua suami istri itu pun makan dengan khidmat.

"Masakan kamu emang enak, Nes", ujar Garvi sambil melahap suapan terakhir. "Makasih, Mas", Nesha pun tersipu karena ada orang lain yang memuji masakannya selain bapaknya.

"Sini aku yang cuci piring", Garvi meraih piring kotor yang ada dihadapan Nesha.

"Nggak usah mas, biarin saya aja", Nesha merebut kembali piring tersebut.

"Dahlah cuci berdua aja! Toh sama-sama babu!" celetuk Nisha yang akan masuk ke kamar mandi.

"Yang sopan kalau ngomong, Nis!" Tegur Nesha sambil melotot.

"Emang kenapa? Kamu tersinggung?" Nisha berkacak pinggang sambil membalas melotot.

"Kamu boleh-boleh aja menghinaku. Tapi jangan menghina Mas Garvi."

"Pasangan hina kok nggak mau dihina!" Nisha melayangkan tatapan sinis.

"Zina teriak hina", sindir Nesha sambil berlalu menaruh piring kotor di tempat cuci piring. Ia ingin segera pergi dari hadapan Nisha.

"A-apa maksudmu?!"

"Pikir aja sendiri", Nesha menarik tangan Garvi dan masuk ke dalam kamar.

Nesha mempercepat langkah kakinya karena merasa kesal. Ia tak terima jika suaminya ikut menjadi bahan olokan Nisha.

Sesampainya di kamar, Nesha mendudukkan dirinya dengan keras diatas ranjang. Bibirnya tak berhenti menggumamkan sesuatu, namun tak terdengar dengan jelas apa yang diucapkannya.

"Kamu baca mantra?"

"Hah, mantra?" Nesha bingung maksud Garvi.

"Tuh mulut kamu komat-kamit", ledek Garvi sambil tertawa kecil.

"Aku sebal, Mas."

Garvi terdiam dan suasana menjadi hening sejenak.

"Kamu nggak bahagia hidup disini?"

"Aku bahagia kok, Mas. Aku tumbuh dan besar bersama Nisha. Hal seperti ini sudah lumrah. Kami sering berdebat kecil seperti tadi. Tapi kami sama-sama nggak pernah masukin hati, kok", beber Nesha.

"Tapi sepertinya ibumu lebih sayang dan selalu membela adikmu".

"Wajar aja sih. Karena dia kan anak bungsu. Pasti selalu dimanja".

Garvi hanya manggut-manggut memahami ucapan Nesha.

Tiba-tiba ponsel Garvi bergetar, ada panggilan masuk. Setelah mengecek nama dilayar, Garvi segera minta ijin keluar untuk menerima telepon tersebut.

Garvi menerima panggilan tersebut di halaman belakang rumah. Karena dirasa tak ada yang memperhatikan.

Cukup lama Garvi berbicara ditelepon. Setelah selesai, ia segera kembali ke kamar.

Saat melewati depan kamar mandi, bertepatan dengan Nisha yang baru selesai mandi. Hampir saja ia menabrak tubuh Nisha. Untung reflek Garvi sangat bagus. Dengan cepat kakinya berhenti dan mundur beberapa langkah.

Nisha pun tak kalah terkejut. Namun beberapa detik kemudian keterkejutannya berubah menjadi terpesona dengan wajah tampan Garvi.

"Awas ada lalat yang masuk mulutmu!" ejek Garvi sambil meninggalkan Nisha yang melongo menatap dirinya.

Seketika Nisha sadar dan mengerjap beberapa kali. "Rasanya aku pengen jadi pelakor aja!", batin Nisha sambil menggigit bibir bawahnya. Mungkin dia sudah membayangkan hal-hal mesum lagi.

"Sudah selesai, Mas?" Tanya Nesha saat Garvi masuk kembali dalam kamar.

"Iya". Jawab Garvi singkat sambil mengulik ponselnya. Entah apa yang sedang ia kerjakan.

"Besok Mas udah mulai ngojol lagi?"

"Hah?!" Garvi bingung dengan pertanyaan Nesha. Lalu beberapa detik setelah loading, otaknya kembali nyambung dengan maksud pertanyaan istrinya itu.

"Ah, iya." Garvi lupa kalau Nesha tahunya kalau dia adalah tukang ojol dari jaket yang pernah ia pakai.

"Tapi tadi aku kok enggak lihat jaket ojol kamu, Mas?"

"Ee.. Aku lupa bawa. Kemarin masih dicuci sama Mamaku, Nes". Mendengar jawaban Garvi, Nesha mengangguk beberapa kali tanda paham.

"Ya udah, ayo tidur, Mas", tanpa sadar Nesha melontarkan ajakan yang kemudian membuat dirinya sendiri malu. "Emm.. Maksud saya anu—", ia ingin meralat ucapannya, tapi bingung sendiri akan meralat dengan kalimat apa.

"Tau ah.. Saya tidur dulu!" Nesha segera merebahkan diri diatas kasur dan menghadap tembok karena malu. Karena malam ini adalah malam pertama mereka menjadi suami istri.

"Iya, aku tahu. Kamu pasti lelah. Tidurlah duluan", Garvi mencoba menenangkan kegugupan Nesha. Ia pun tahu apa yang istrinya itu pikirkan.

Mengingat bahwa malam ini adalah 'malam pertama' bagi mereka, jantung Nesha berdebar dengan kencang dan pikirannya kacau. Haruskah dia 'melayani' suaminya malam ini? Pertanyaan itu terus berputar-putar dalam benaknya. Hingga akhirnya ia pun terlelap.

Garvi menatap intens istrinya yang terlelap. Ia tak menyangka kalau akan menikah dengan perempuan yang baru dua kali ia temui.

1
Yogya Sasmito
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!