Hanum Khumaira, seorang wanita soleha yang taat beragama, terpaksa menerima perjodohan dari kedua orangtuanya dengan seorang perwira polisi bernama Aditama Putra Pradipta. Perjodohan ini merupakan keinginan kedua orangtua mereka masing-masing.
Namun, di balik kesediaannya menerima perjodohan, Aditama sendiri memiliki rahasia besar. Ia telah berhubungan dengan seorang wanita yang sudah lama dicintainya dan berjanji akan menikahinya. Akan tetapi, ia takut jika kedua orangtuanya mengetahui siapa kekasihnya, maka mereka akan di pisahkan.
Diam-diam rupanya Aditama telah menikahi kekasihnya secara siri, ia memanfaatkan pernikahannya bersama Hanum, agar hubungannya dengan istri keduanya tidak dicurigai oleh orangtuanya.
Hanum yang tidak mengetahui rahasia Aditama, mulai merasakan ketidaknyamanan dengan pernikahannya ini.
Konflik dan drama mulai terjadi ketika Hanum mengetahui suaminya telah menikahi wanita lain, akankah Hanun tetap mempertahankan rumah tangganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masalalu Komjen pol Cahyo Pradipta
Seminggu berlalu begitu cepat, tapi pihak dari kepolisian masih belum menemukan titik terang, sedangkan Hanum sudah di perbolehkan pulang, dengan catatan harus selalu mengenakan kursi roda selama satu bulan, mengingat kondisi kaki kirinya sedang dalam masa pemulihan dan tidak boleh banyak bergerak, sedangkan bekas luka di kepalanya telah berangsur membaik dan perban yang selama ini melekat di sekitar kepalanya sudah di lepas, dan hanya menyisakan bekas luka jahitan di bagian atas kepalanya.
"Mas, maaf ya sudah merepotkan kamu, apa kamu gak terganggu dengan kondisiku yang seperti ini? Lantas bagaimana dengan pekerjaan kamu?" Tanya Hanum menatap lekat wajah suaminya yang kini tepat berhadapan dengannya sambil membungkuk.
Tama malah tersenyum tipis, kemudian ia mengecup pucuk kepalanya."Jangan pernah berkata jika kamu telah merepotkan aku, sudah menjadi kewajibanku sebagai suamimu, menjaga dan mengurus kamu Num, masalah pekerjaan sudah aku pikirkan secara matang, nanti aku akan mempekerjakan ART untuk membantu semua kebutuhan mu selama aku tugas, dan aku sudah mengatur jadwal sampai tiga bulan terakhir Num, aku tidak akan ada jadwal piket di malam hari." Ucapnya sambil memandangi Hanum.
Lalu Hanum berusaha melingkarkan kedua tangannya di leher suaminya, Tama pun tahu jika Hanum ingin memeluknya, dengan rasa bahagianya, ia bergegas memeluknya dengan erat.
"hiks... terimakasih Mas, kau sudah mau melakukan semua ini untukku, ini semua karena kesalahanku, aku yang terlalu ceroboh, andaikan pada waktu itu aku bisa menahan diri agar tetap selalu berada si sampingmu, mungkin peristiwa naas itu tidak akan pernah terjadi!" Tukasnya penuh sesal.
Sambil menepuk-nepuk punggungnya perlahan, Tama mulai memberikan penjelasan kepada Hanum.
"ini bukan sepenuhnya salahmu Num, aku juga ikut andil, coba saja aku gak ajak kamu ke warung soto sebrang taman Mabes, mungkin kau tidak akan pernah mengalami hal ini." Jawabnya semakin mengeratkan pelukannya.
'andai saja kau tahu jika Bella ada di balik semua ini, aku yakin kau pasti akan merasa syok.'
Kediaman Komjen Pol Cahyo Pradipta
Didalam ruangannya, Cahyo terus saja memikirkan isi pesan dari musuh bebuyutannya yakni Armando.
Flashback
"Arman, kau yakin mau ikut tes masuk sekolah kepolisian?" Tanya Cahyo meragukan Armando.
"Sangat yakin Yo, aku ingin mewujudkan cita-cita mendiang Ayahku!" Jawabnya dengan mata terpejam, Armando kembali teringat saat momen bersama mendiang Ayahnya, dimana sang Ayah selalu menceritakan kisah kakeknya yang dahulunya adalah seorang veteran, begitu banyak prestasi yang telah diraih oleh sang kakek, namun sayangnya Ayahnya Armando yakni Pak Malik tidak bisa melanjutkan keinginan Ayahnya karena memiliki sakit yang cukup serius, sampai akhirnya Pak Malik berharap putra satu-satunya bisa menjadi seorang Abdi Negara, dan kebetulan Armando lebih tertarik menjadi anggota polisi.
"eh Arman, seharusnya Zakaria juga ikut bergabung dengan kita, tapi dia malah lebih memilih menimba ilmu ke Mesir, dia memang lain dari pada yang lain, kita yang selalu di juluki tiga serangkai akhirnya harus merelakan perginya salah satu sahabat kita, padahal Zakaria sempat berkeinginan menjadi seorang Polisi, tapi sepertinya kedua orangtuanya tidak merestuinya." Sahut Cahyo sambil menyeruput kopi pahit miliknya.
"kau tidak tahu saja kalau keluarganya Zakaria itu sangat agamis, apakah kau tidak ingat saat kita menginap di pondok pesantren milik Ayahnya? behhh...garangnya kalau kita sampai telat solat ke mushola."
Mendengar Armando berkata seperti itu, Cahyo malah tertawa terbahak-bahak.
Sebulan berlalu begitu cepat, dan pengumuman kelulusan calon siswa Polisi pun telah di umumkan, dan hasilnya mereka berdua telah lolos dengan nilai yang sangat memuaskan.
Selama lima tahun terakhir keduanya telah di tugaskan di tempat yang sama, sampai akhirnya mereka berdua telah di pertemukan dengan seorang gadis kembang Desa, ternyata Armando sudah mengenal wanita tersebut sejak mereka kecil,ia pun sudah lama menaruh hati padanya, dan ia tidak menyangka jika dirinya akan di pertemukan dengan wanita pujaan hatinya di tempat ia sedang berdinas. Sedangkan wanita tersebut yakni Arumi lebih tertarik kepada Cahyo, menurutnya Cahyo sosok pria idamannya, cinta segitiga diantara mereka telah membuat persahabatan antara Cahyo dan Armando menjadi renggang, ditambah Armando mendesak kepada Ibu dan juga keluarganya untuk segera melamar Arumi, sontak Arumi pun menolaknya secara mentah-mentah.
"Abah, Ambu...Arumi sudah mencintai pria lain, kumohon batalkan rencana pernikahan ini!" Pinta Arumi sambil menangis
"maaf Arumi, kami tidak bisa membatalkan pernikahan ini, kau dan Armando sudah kami jodohkan sedari kecil apalagi mendiang juragan Malik sudah banyak membantu perekonomian kita, sudah saatnya kami membalas budi!" Sahut Abah yang tetap bersikukuh dengan keputusannya.
Akhirnya Arumi melakukan pertemuan secara sembunyi-sembunyi dengan Cahyo, ia menceritakan apa yang telah terjadi padanya, otomatis Cahyo tidak terima dengan semua ini, dan terlintas di dalam benaknya yakni suatu rencana untuk membuat Armando di keluarkan dari kesatuan.
"kamu tenang dulu Arumi, aku akan berusaha untuk menggagalkan rencana pernikahan itu." Ucapnya meyakinkan Arumi
Kemudian Arumi memeluk Cahyo, dengan sangat erat.
"Mas, aku hanya mencintaimu, dan hanya kamulah satu-satunya pria yang aku cintai di dunia ini, kalau bisa bawa aku pergi bersamamu, kumohon?" Arumi mencoba memaksa Cahyo agar menuruti keinginannya.
"Maaf Arumi, aku tidak bisa melakukan hal itu, walau bagaimanapun aku ingin menikahi mu dengan cara mendapatkan restu dari kedua orangtuamu, ku moho bersabarlah." Jawabnya meyakinkan Arumi
Arumi pun mengangguk pelan.
Di bawah guyuran hujan dan di dalam sebuah gubuk tua dekat perkebunan milik kedua orangtuanya Arumi, keduanya telah melakukan sesuatu yang seharusnya tidak boleh mereka lakukan sebelum keduanya resmi menikah.
"maafkan aku Arumi, seharusnya kita tidak melakukan hal ini." Cahyo benar-benar menyesali perbuatannya, sedangkan Arumi samasekali tidak, justru ia merasa sangat bahagia, dengan kejadian ini ia berharap rencana pernikahan dirinya dengan Armando bisa segera di batalkan.
Beberapa minggu kemudian rencana Cahyo telah berhasil ia telah membuat Armando di pecat secara tidak hormat dari kesatuan dan membuatnya harus mendekam di dalam jeruji besi, dan akhirnya dua sahabat yang dulunya begitu sangat dekat kini telah berubah menjadi musuh besar, itu semua disebabkan oleh seorang wanita.
Flash back off
"aku memang mengaku salah karena pada saat itu tidak berpikir panjang dengan apa yang sudah aku lakukan padamu Armando, kau dikeluarkan ari kesatuan atas tuduhan keterlibatan dengan seorang pengedar obat terlarang atas perintahku, aku sungguh sangat menyesal, seandainya pada waktu itu kau tidak memaksa Arumi untuk dinikahkan denganmu, mungkin itu semua tidak akan pernah terjadi." Monolognya sambil menatap langit-langit di dalam ruangan perpustakaan.
Keesokan harinya
Pihak dari kepolisian akhirnya mendapatkan titik terang mengenai pelaku, dimana telah ditemukannya sebuah mobil mini bus berwarna hitam telah terperosok masuk ke dalam jurang, dan setelah di selidiki mobil tersebut merupakan mobil yang telah menabrak Hanum, dan yang mengendarai mobil tersebut pun telah tewas di tempat, ciri-ciri korban sama persis dengan sosok pria yang berada di dalam kamera CCTV, kini kasus ini semakin rumit, ditambah pelaku telah menjadi korban kecelakaan tunggal.
"aarrkkhhhh, sial...kenapa malah menjadi seperti ini Dam?" Keluh Tama sambil mengepalkan kedua tangannya, ia benar-benar sangat kesal atas kejadian ini.
"Sabar dulu pak Kombes, kita tetap akan mencari bukti di sekitar TKP, aku yakin kita akan menemukan sesuatu yang kita cari di sana!" Imbuhnya meyakinkan Tama.
Tama pun mengangguk cepat, dan ia segera pergi ke TKP bersama Damar, berharap ia bisa menemukan apa yang ia cari.
'Aku tidak akan melepaskan mu, sampai ke ujung dunia sekalipun, kau akan aku kejar, kau telah berani mengusik kebahagiaan ku, camkan itu, Bella!' ancamnya dalam hati.
Bersambung...
⭐⭐⭐⭐⭐⭐
masa udah seneng seneng sama si Bella tapi setelah si Bella dia rasain trus dia malah balik ke si Hanum